Saat Irene berjalan keluar dari perusahaan tempat dia mengikuti wawancara lagi, dia tidak bisa menahan diri dari tersenyum getir.Dia mengira bahwa dia sudah melakukan persiapan mental. Bahkan ada beberapa perusahaan yang sama sekali tidak memberikan gaji pokok dan dia juga bersedia melakukan pekerjaannya, tetapi dia malah ditolak.Sudah hampir tengah hari, jadi Irene mencari tempat makan kecil di pinggir jalan dan memesan seporsi mi seharga 20 ribu.Mi ini sudah merupakan mi paling murah di tempat makan ini.Di dalam tempat makan ini, terdapat sebuah televisi lama. Pada saat ini, berita sedang diputar di televisi ini. Berita ini adalah tayang ulang dari kemarin. Awalnya, Irene hanya mendengarnya dengan iseng. Namun, akhirnya, saat Irene mendengar nama sebuah perusahaan yang tidak asing, dia tiba-tiba mengangkat kepalanya.Berita ini adalah berita tentang perusahaan tempat Irene pertama kalinya mengikuti wawancara untuk pekerjaan pengantaran makanan, yaitu perusahaan di mana bosnya men
"Nggak mengganggu, kok, anakmu imut sekali," kata Irene. "Tapi, dia terus melihat mi ini, sepertinya dia ingin makan mi.""Kalau kamu benar-benar memberinya makan, dia juga nggak tentu akan makan. Dia hanya suka mengikuti keramaian," kata wanita itu, lalu dia menggerakkan kedua tangannya di hadapan anak laki-laki ini.Irene seketika tercengang. Kemudian, dia menyadari bahwa gerakan wanita ini adalah ... bahasa isyarat!"Anak ini ..." kata Irene.Wanita itu berkata, "Dia tidak bisa mendengar, tapi dia sudah mengetahui beberapa bahasa isyarat, jadi dia bisa memahami beberapa gerakan tangan."Kemudian, sambil menggerakkan tangannya, wanita itu pelan-pelan berkata, "Minta maaf pada bibi ini."Irene pun melihat anak laki-laki itu membungkukkan badannya pada Irene, seakan-akan sedang meminta maaf.Irene mengelus kepala anak ini. Anak sekecil ini malah tidak bisa mendengar apa pun? Apakah suara di dunia ini tidak ada baginya?Wanita ini membawa anak laki-laki ini pergi, sedangkan Irene terus
"Oh iya, namaku Yuna Cahya, panggil saja Kak Yuna. Kalau kamu?" tanya bos itu."Aku Irene Linardo, Kak Yuna bisa memanggilku Irene," kata Irene. Kegelapan di tatapannya seketika seperti menghilang.Yuna menatap Irene dengan tatapan yang agak goyah.Irene meninggalkan namanya dan nomor teleponnya sebelum dia pergi. Pada saat ini, seorang wanita berusia 50-an tahun berjalan ke sisi Yuna dan bertanya, "Apa yang kamu bicarakan dengan orang itu?""Dia melamar menjadi pengantar makanan di sini, aku menyetujuinya, jadi besok dia akan mulai kerja," jawab Yuna."Di usia semuda itu, dia mau menjadi pengantar makanan? Pasti ada masalah, deh. Biasanya, bukankah gadis seperti dia akan mencari pekerjaan kantoran?" tanya wanita paruh baya itu. Gaji sebagai pengantar makanan rendah. Dalam beberapa hari terakhir, orang yang menanyakan tentang pekerjaan ini juga hanya beberapa orang sekitar 50-an tahun, tetapi orang-orang itu juga tidak bersedia melakukan pekerjaan ini karena gajinya rendah dan jam kerj
Reaksi pertama Irene adalah bahwa Michael akan menyerang restoran kecil itu. Sebuah perusahaan yang maju dan dianggap menjanjikan bagi orang-orang bisa memiliki takdir yang tidak jelas dan bahkan bisa benar-benar bangkrut karena Michael, apalagi restoran kecil itu."Aku ... aku nggak berpikiran seperti itu," gumam Irene. Dia tidak ingin restoran kecil milik Yuna terkena masalah karena dirinya. Bagaimanapun, dia bisa melihat bahwa Yuna adalah orang baik. Selain itu, Yuna juga memiliki seorang putra dengan gangguan pendengaran, jadi beban hidupnya pasti lumayan berat."Baguslah kalau nggak. Kalau begitu, Kakak bisa tinggal di sini dengan tenang," kata Michael sambil tersenyum.Sementara itu Irene hanya membungkam.Michael meraih kedua tangan Irene dan menempelkan telapak tangan Irene di pipinya sambil berkata, "Kalau kamu bersikeras untuk mencari pekerjaan sendiri, aku akan terima. Tapi, selarut apa pun kamu pulang tiap malam, kamu tetap harus mengucapkan selamat malam padaku, oke?"Iren
Yuna berkata, "Maaf, ya. Biasanya, Brian nggak seperti ini, sepertinya dia sangat menyukaimu.""Nggak apa-apa, aku juga menyukai Brian," kata Irene sambil menggendong anak laki-laki ini.Brian tidak meronta, dia sangat penurut. Saat Irene menggendongnya, dia bahkan tersenyum lebar pada Irene.Senyuman Brian malu-malu, tetapi juga terlihat menyanjung, membuat Irene entah mengapa merasa sedih. "Halo, Brian," kata Irene sambil mengelus kepala anak ini.Hanya saja, Brian sama sekali tidak bisa mendengar suara Irene. Karena dia tidak mengetahui apa yang Irene katakan, dia hanya menatap Irene dengan tatapan kebingungan.Melihat putranya dengan Irene, Yuna yang berada di satu sisi tiba-tiba tampak sedih. Apakah Brian menganggap Irene sebagai orang itu? Jadi Brian terus mendekati Irene .... Sayangnya, orang itu tidak akan pernah terlihat lagi selamanya."Kak Yuna, ke depannya, bisakah kamu mengajarkanku sedikit bahasa isyarat? Aku ingin berkomunikasi dengan Brian," kata Irene pada Yuna.Yuna s
Selain itu, bosnya ini tetap melakukan segala pekerjaan, dari menjadi kasir, membereskan piring, hingga mengelap meja. Pada jam sibuk, bosnya juga sama sekali tidak punya waktu luang.Kemampuannya mungkin terbatas, tetapi dia memberikan semuanya yang terbaik untuk anaknya ini.Pada pukul tiga lewat, restoran ini menerima sebuah pesanan roti manis dan teh susu.Hanya saja, saat Irene menerima lokasi pemesanan ini, dia agak tercengang.Setelah Yuna mempersiapkan pesanan itu dan memberikannya pada Irene, dia menyadari bahwa Irene sedang terbengong sambil menatap salinan pesanan itu. Yuna pun bertanya, "Kenapa? Ada masalah, ya?""Nggak apa-apa," jawab Irene sambil menerima roti manis dan teh susu itu.Lokasi pemesanan barusan ternyata adalah firma hukum tempat Irene bekerja sebelumnya. Sekarang, jika dia mengantarkan pesanan ini, dia tentu saja akan bertemu dengan mantan rekan kerjanya.Dulu, Irene sangat terkemuka di tempat kerjanya, tetapi nanti, dia pasti akan sangat dipermalukan.Keget
Namun, lengan Irene ditahan. Kemudian, dia langsung ditarik dengan kuat dan terjatuh dalam sebuah pelukan yang lebar.Tanpa disadari, dia ingin melepaskan dirinya dari pelukan ini, tetapi Michael malah memeluknya dengan makin erat."Kak, ucapan selamat malam ini terdengar nggak ikhlas!" bisik Michael di samping telinga Irene.Tubuh Irene seketika menegang. Dia bisa merasakan napas Michael di telinganya, sedangkan seluruh tubuhnya seperti diselimuti dengan hawa Michael."Lepaskan ..." kata Irene dengan wajahnya yang memerah."Kalau begitu, sebaiknya Kakak ceritakan dulu, bagaimana hari pertamamu di tempat kerja baru?" tanya Michael."Aku hanya mengantarkan makanan seperti biasa. Kalau ada yang memesan makanan, aku mengantarkannya ke sana," kata Irene. Dia hanya merasa bahwa jantungnya terus berdetak dengan sangat kencang, bahkan darahnya juga seakan-akan mengalir makin cepat."Oh ya? Kalau begitu, apakah hari ini Kakak makan dengan teratur?" tanya Michael lagi."Iya, aku makan dengan bo
Pada pagi buta, saat Irene masih terlelap, pintu yang menghubungkan antara dua kamar itu pelan-pelan terbuka. Sebuah sosok yang tinggi berjalan memasuki kamar Irene.Pada saat ini, sepasang mata yang biasanya dingin itu menatap wanita yang berbaring di atas ranjang, tetapi tatapannya penuh akan kerinduan."Selamat malam, Kak." Suara yang rendah dan elegan itu keluar dari mulut pria itu, penuh akan nostalgia dan juga sejenis keinginan yang tidak bisa dijelaskan....Pada siang hari, di hari kedua Irene bekerja di restoran kecil ini, mereka mendapatkan sebuah pesanan besar, sebanyak 30 porsi.Biasanya, dalam sekali jalan, Irene akan mengantarkan tujuh hingga delapan pesanan secara bersamaan. Sementara 30 porsi kira-kira sudah setara dengan jumlah pesanan dalam satu siang di restoran kecil ini.Yuna bergegas mempersiapkan pesanan itu, lalu berkata pada Irene, "Nanti, tolong antarkan pesanan ini, ya.""Kalau begitu, bagaimana dengan pesanan lainnya?" tanya Irene. Bagaimanapun, jika dia men