Sebodoh apa pun Amanda, dia juga tahu bahwa dia sudah melakukan kesalahan besar.Sejak kapan Irene kenal dengan pria setampan dan sekaya ini? Kecemburuan meluap dalam hati Amanda. Kemudian, dia menyadari bahwa wajah pria ini tampak familier, seakan-akan dia pernah melihat pria ini sebelumnya.Tiba-tiba, mata Amanda berkilau. Dia pun berseru, "Kamu ... gigolonya Irene, 'kan?"Begitu dia mengucapkan kata-kata ini, ekspresi manajer restoran ini seketika berubah, sedangkan Johan hampir terjatuh. Pada saat ini, Johan berharap dia tidak pernah mengenal orang seperti Amanda.Di seluruh Kota Cena, orang yang berani mengatai Michael seperti ini sudah tidak menginginkan nyawanya lagi!Michael menatap Amanda dengan tatapan yang sangat dingin sambil tersenyum sinis."Amanda, jangan asal bicara. Orang ini Michael Yunata, presiden direktur Grup Yunata!" kata Johan.Amanda langsung membelalakkan matanya dengan tidak percaya.Pria ini ... Michael Yunata?!Mustahil! Bagaimana mungkin Michael bisa bersa
Gerakan seakrab ini membuat manajer restoran dan Johan yang berada di satu sisi merasa terkejut.Kata orang, Michael tidak pernah terlihat dengan wanita lain. Michael dan Helen, mantan calon istrinya, juga bersikap sopan dengan satu sama lain. Michael tidak pernah terlihat sedekat ini dengan seorang wanita!Dia bahkan membela seorang wanita di hadapan umum?Amanda pun berlutut sambil berkata dengan suara bergetar, "Irene, aku ... aku sudah bersalah. Aku nggak seharusnya berbicara seperti itu padamu. Ke ... ke depannya, aku nggak akan melakukannya lagi. Tolong maafkan aku!"Melihat Amanda seperti ini, Irene sama sekali tidak merasa simpati. Bagaimanapun, Amanda juga tidak pernah merasa simpati terhadap dirinya. Irene bukanlah malaikat yang bisa merasakan simpati terhadap seseorang yang hanya bisa menghina dirinya.Hanya saja, dia tidak menyukai cara penyelesaian masalah seperti ini. Meskipun Amanda berlutut seperti ini, Irene juga sama sekali tidak merasa gembira."Kak, apakah kamu mau
Sejak saat itu, Michael sebenarnya sudah mendukung Irene!...Irene mengikuti Michael ke dalam ruangan. Setelah mereka duduk, Michael menyuruh manajer itu membawakan beberapa makanan pembuka terlebih dahulu."Ayo makan sedikit dulu untuk menahan rasa lapar. Makanan pembuka di sini lumayan enak," kata Michael sambil mengambil sepotong makanan dan menyodorkannya pada Irene.Sambil menatap makanan itu, Irene ragu-ragu sesaat. Kemudian, dia pun menerima makanan itu dan memakannya.Michael meletakkan menu makanan di hadapan Irene dan berkata, "Kak, coba lihat, ada yang mau kamu makan, nggak?""Nggak apa-apa, kamu pesan saja, nggak ada yang ingin kumakan," kata Irene. Meskipun pada saat ini dia sedang memakan makanan pembuka yang enak, dia merasa seakan-akan dia sedang mengunyah lilin, dia tidak merasakan rasa makanan yang enak.Michael memicingkan matanya dan menatap Irene.Dalam sekejap, udara di sekitar seakan-akan menjadi dingin.Napas manajer yang masih berada di dalam ruangan juga tert
Tubuh Irene menegang sepenuhnya. Tanpa disadari, dia memalingkan wajahnya, dia tidak ingin membiarkan pria ini melihat ekspresinya sekarang."Tapi, pernahkah kamu berpikir? Justru karena aku Michael, tadi, saat teman lamamu menghinamu seperti itu, aku bisa membuatnya berlutut dan meminta maaf padamu. Aku bisa membuatmu nggak perlu memedulikan perasaan orang lain lagi ke depannya, bisa membuat orang-orang yang meremehkanmu merendahkan diri mereka di hadapanmu," kata Michael dengan santai."Terus kenapa? Aku juga bukan mengandalkan kekuatanku sendiri," kata Irene."Memangnya nggak boleh, ya? Kamu bisa menggunakan kekuatanku. Bagaimana menurutmu?" kata Michael sambil bersandar dengan malas di kursi. Dia menatap Irene dengan sangat santai, seakan-akan mereka sedang membahas sesuatu yang sangat biasa.Irene menatap pria ini dengan tatapan kebingungan. Dia mengira bahwa setelah hari itu Michael menolak permintaannya, mereka tidak akan berhubungan lagi sama sekali.Bagaimanapun, bagaimana mun
Pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu ruangan.Michael langsung berkata dengan santai, "Masuk."Pintu ruangan dibuka, manajer dan pelayan restoran pun membawa pesanan mereka ke dalam ruangan. Tanpa disadari, Irene ingin menarik kembali tangannya, tetapi Michael malah menahan tangannya dengan erat sambil berkata, "Jangan gerak, masih dingin."Dalam sekejap, tatapan manajer dan para pelayan restoran ini pun tertuju ke tangan kedua orang ini. Irene hanya merasa wajahnya sangat panas.Sedangkan Michael malah tetap menghangatkan tangan Irene, seakan-akan tidak ada orang lain selain mereka di dalam ruangan.Apakah ini benar-benar Michael? Michael yang katanya bisa langsung mempermalukan seorang wanita yang sengaja menggodanya?Katanya, Michael tidak tertarik pada wanita mana pun. Namun, sekarang, dia malah bersikap selembut ini terhadap seorang wanita yang terlihat biasa saja!Sungguh mengejutkan!Untung saja, manajer ini tersadar terlebih dahulu. Dia berdeham dan bergega
"Sampai aku puas," jawab Michael.Irene menggigit bibirnya dan menurunkan tatapannya untuk menatap gelas anggur di tangan Michael. Lampu di dalam ruangan ini menyinari wajah Irene, bulu matanya yang agak bergetar entah mengapa membuatnya terlihat cantik.Seakan-akan bisa membaca pikirannya Irene, Michael berkata, "Kamu takut aku akan memanfaatkanmu kalau kamu mabuk? Aku memiliki banyak sekali cara untuk mendapatkan hati seorang wanita, jadi aku nggak memerlukan cara ini. Kalaupun sekarang aku menindasmu di sini, sepertinya semua orang juga akan diam saja."Benar juga. Dalam hatinya, Irene mentertawakan dirinya yang sudah berpikir terlalu jauh.Dia menerima gelas anggur itu dan langsung mengangkat kepalanya untuk meminum anggur merah itu.Anggur ini terasa pahit, tetapi juga manis.Irene sebenarnya tidak pandai minum-minum. Dulu, saat dia harus bersosialisasi untuk pekerjaannya, dia juga hanya minum sampanye.Karena pada saat itu dia masih berpacaran dengan Martin, tidak ada orang yang
Irene menyelesaikan kalimat ini dengan terbata-bata."Iya," jawab Michael. Bagaimanapun, dia sudah menjanjikan hal ini. Dia sudah melihat Irene mabuk, jadi tentu saja dia harus mewujudkan keinginan Irene dan melepaskan orang-orang itu.Michael mengambil gelas anggur dari tangannya Irene dan meminum anggur yang tersisa di dalam gelas tersebut.Irene benar-benar sudah mabuk. Kalau tidak, dia tidak mungkin memanggil Michael dengan panggilan "Mike".Namun, Michael tidak menyadari betapa dia menyukai panggilan "Mike". Saat Irene memanggilnya "Mike" dengan suara yang lembut itu, dia merasa seakan-akan seseorang sedang menjaganya dalam kegelapan malam.Irene tersenyum lagi. Senyumannya sangat manis. Kemudian seakan-akan tugasnya sudah selesai, dia langsung bersandar ke tubuh Michael sambil merangkul leher Michael dengan kedua tangannya. "Mike, aku ... aku lelah sekali. Aku ingin ... tidur ...." gumam Irene.Kemudian Irene benar-benar langsung terlelap dalam pelukan Michael.Michael menundukka
"Terkadang, sebaiknya kamu nggak begitu penasaran," kata Kris sambil menarik kembali tatapannya dan menyalakan mesin mobil."Iya, aku mengerti," kata Elena dengan gaya yang sangat patuh.Elena sudah pernah mencari tahu bahwa Kris menyukai wanita yang patuh. Makin patuh seorang wanita, dia bisa berpacaran makin lama dengan Kris. Sedangkan para wanita yang mendapatkan kasih sayang Kris, yang bersikeras untuk menjadi "pengecualian" dan ingin menjadi "satu-satunya" bagi Kris, akan ditinggalkan oleh Kris secepat mungkin.Meskipun Elena juga ingin menjadi "pengecualian" dan "satu-satunya", dia tidak akan terburu-buru. Dia akan melakukannya pelan-pelan. Selangkah demi selangkah, dia akan memasuki hatinya Kris."Kris, terima kasih untuk kalung yang kamu berikan padaku hari ini, aku sangat menyukainya. Tapi, aku takut aku jarang punya kesempatan untuk memakai kalung secantik dan semewah ini," kata Elena dengan ekspresi senang, lalu menjadi agak sedih.Namun, dia tidak tahu bahwa sandiwaranya ya