Irene sebenarnya sudah terbiasa dengan orang seperti ini. Di dunia ini, ada banyak sekali orang yang merendahkan petugas kebersihan. Terkadang-kadang, ada orang yang bahkan tidak sengaja menabrak seorang petugas kebersihan, tetapi dia malah menyalahkan petugas kebersihan itu."Sudahlah, Kak Shanti. Aku nggak apa-apa, kok," kata Irene sambil terus menyapu jalanan dengan Shanti. Setelah pekerjaan mereka selesai, saat Irene sedang berganti pakaian, dia tiba-tiba menyadari sebuah gelang perak kecil di dalam kantong bajunya.'Sejak kapan gelang ini berada di dalam kantongku?' pikir Irene dengan kebingungan. Karena sudah malam, tidak ada banyak orang di Pusat Sanitasi Lingkungan. Jadi, Irene hanya bisa menyimpan gelang ini untuk sementara. Besok, dia baru akan melaporkan gelang ini sebagai barang hilang.Sepulangnya ke kamar kontrakannya, tempat ini gelap dan hening.Sebelumnya, saat Irene pulang setelah bekerja pada malam hari, kamar ini akan terang benderang karena ada Mike yang menunggu k
Irene mencari ponsel di sisi ranjangnya, lalu melihat jamnya. Waktu menunjukkan pukul tiga subuh, jadi Irene masih bisa tidur beberapa jam lagi.Saat dia hendak memejamkan matanya, dia tiba-tiba tersadar. Dia langsung duduk, kedua matanya yang bulat terbelalak dan ekspresinya tampak tidak percaya.Seorang pria sedang duduk di depan meja kecil di kamar kontrakan Irene sambil memainkan gelang perak yang sebelumnya Irene temukan di dalam kantongnya.Di bawah cahaya lampu yang redup, pria ini terlihat seperti sebuah lukisan, seakan-akan dia dilukis dengan kuas dan tinta yang paling bagus di dunia ini. Alisnya tebal, hidungnya mancung, bibirnya tipis. Matanya sangat indah, dengan sudut matanya sedikit terangkat. Tatapannya membawa aura yang sangat dingin.Saat pria ini menatap Irene, Irene merasa seakan-akan pria ini tidak nyata.Apakah pria ini benar-benar berada di dalam kamarnya? Apakah Irene sedang bermimpi?!"Sudah bangun, ya?" Suara pria ini memecahkan keheningan di dalam kamar.Irene
Sebentar .... Irene tiba-tiba menyadari sesuatu. Dia pun menatap pria itu dengan tatapan kebingungan. Bagaimana pria ini bisa tahu bahwa gelangnya berada di tempat ini?Irene menemukan gelang ini di kantong bajunya saat dia pulang kerja.Sedangkan pria ini malah mengetahui bahwa gelangnya berada di tangan Irene. Kemudian, dia harus mencari tahu tempat tinggal Irene dan menyelinap masuk tanpa bersuara ....Siapa sebenarnya pria ini? Mengapa dia bisa melakukan hal-hal seperti ini?"Karena kamu sudah memungut gelang ini, apa imbalan yang kamu inginkan? Asalkan nggak keterlaluan, aku bisa memberikan apa pun untukmu," kata Kris sambil menunduk dan menatap wanita di hadapannya ini.Sebenarnya, Kris bisa langsung pergi dengan gelang ini. Namun, saat dia melihat wanita yang sedang terlelap ini, dia memutuskan untuk tetap berada di dalam kamar ini.Dia pikir, mungkin dia ingin melihat mata wanita ini dalam keadaan terbuka.Sedangkan sekarang, wanita ini sudah membuka matanya. Matanya bulat, san
Irene pernah mendengar nama Kris Geraldo.Bagaimanapun, Keluarga Geraldo, tokoh besar di dunia hiburan, menguasai banyak industri di dunia hiburan. Ada yang bahkan mengatakan bahwa di dunia hiburan, Kris bisa membuat siapa pun menjadi terkenal dan bisa membuat siapa pun tidak bisa muncul lagi di dunia hiburan selamanya.Hal ini menunjukkan sebesar apa pengaruh Kris di dunia hiburan.Dulu, saat Irene masih berpacaran dengan Martin, dia juga pernah mendengar Martin mengungkit nama ini. Meskipun Keluarga Susanto termasuk keluarga kaya di Kota Cena, Keluarga Susanto masih kalah dari Keluarga Geraldo.Martin juga tentu saja tidak berkualifikasi untuk berteman dengan Kris.Irene juga pernah mendengar gosip beberapa wanita di Pusat Sanitasi Lingkungan tentang Kris. Katanya, meskipun Kris sangat dingin dan susah didekati, dia selalu gonta-ganti pacar.Selain itu, dia juga selalu membuat pacarnya terkenal. Namun, begitu mereka berpisah, dia akan bersikap sangat tegas dan bahkan bisa dibilang ke
Beberapa hari lagi, bekas luka ini juga akan memudar. Seperti hubungan Irene dengan Michael yang akhirnya akan memudar seiring dengan berjalannya waktu, seakan-akan segalanya tidak pernah terjadi.Irene mengepalkan tangannya dengan pelan dan berjalan keluar dari Pusat Sanitasi Lingkungan.Hanya saja, sebelum dia bisa pergi jauh, sebuah mobil Porsche berwarna perak menghalangi jalannya. Sebuah sosok yang tinggi turun dari mobil. Sosok ini ternyata adalah Kris, topik utama dalam pembicaraan beberapa gadis di Pusat Sanitasi Lingkungan."Ada apa?" tanya Irene."Aku mau traktir makan, sebagai ucapan terima kasih," kata Kris sambil langsung membuka pintu mobilnya, supaya Irene naik ke mobil."Aku nggak melakukan apa pun dalam pencarian gelangmu, jadi kamu nggak perlu berterima kasih padaku," kata Irene sambil melangkah melewati pria ini.Namun, baru saja dia mengambil satu langkah, Kris mengangkat tangannya untuk menghalangi jalan Irene. Dia menatap lekat-lekat ke arah Irene, tetapi tatapann
Hanya saja, sambil memakan makanan ini pun Irene masih saja tidak mengerti apa yang sebenarnya ingin Kris lakukan. Apakah Kris benar-benar hanya mentraktirnya makan untuk berterima kasih padanya?Saat mereka sedang makan, Kris tiba-tiba bertanya, "Nona Irene mantan pacarnya Martin Susanto, ya?"Tangan Irene yang memegang sendok tiba-tiba menjadi kaku. Dia menundukkan kepalanya dan mengiakan ucapan Kris. Seperti yang diduga, sebelum makan dengan Irene, orang seperti Kris pasti sudah menyelidiki latar belakang Irene."Alasan kamu berpisah dengannya karena kecelakaan mobil pada saat itu?" tanya Kris lagi."Terus kenapa?" Irene mengangkat kepalanya dan bertanya, "Tuan Kris, dulu orang yang kutabrak itu calon istrinya Michael Yunata. Di Kota Cena, siapa yang masih berani berpacaran denganku?""Aku berani," kata Kris.Irene seketika tercengang. Dia menatap pria di hadapannya dengan tatapan kebingungan, pikirannya seketika menjadi kosong."Bagaimana? Maukah kamu mencoba untuk berpacaran denga
Plak!Terdengar suara tamparan yang nyaring.Tamparan ini terlalu mendadak, sehingga Irene sama sekali tidak sempat bereaksi. Saat pipinya terasa sakit, barulah dia menyadari apa yang terjadi."Dasar wanita licik!" Orang yang menampar Irene berseru, "Nggak kusangka, kamu malah menyuruh Kris untuk membawamu makan di tempat seperti ini. Kamu hanyalah seorang artis kecil-kecilan kelas bawah, kamu kira kamu bisa menjadi pacarnya Kris? Biar kuberi tahu, nggak lama lagi, kamu akan dibuang olehnya!"Irene mengangkat kepalanya dan mengenali orang yang menamparnya!Orang ini adalah Rovida Claudia. Awalnya, Rovida adalah seorang artis kelas menengah yang sering memerankan beberapa peran sampingan. Namun, setelah berpacaran dengan Kris, dia menjadi terkenal berkat bantuan Kris.Sebelumnya, ada juga orang yang menebak-nebak apakah Rovida akan menjadi pacar terakhirnya Kris atau tidak. Bagaimanapun, Rovida berhasil mempertahankan posisinya paling lama di sisi Kris.Hanya saja, tak disangka, akhirny
Hanya saja, kali ini, Irene-lah yang menampar Rovida.Rovida memegang pipinya dengan ekspresi tidak percaya dan berseru, "Kamu ... kamu menamparku?!""Kalau kamu bisa menamparku, kenapa aku nggak bisa menamparmu?" tanya Irene. Bahkan jika dia harus bertanggung jawab atas perbuatannya, Rovida juga tidak ada bedanya."Memangnya kamu siapa?! Kamu hanyalah artis kecil-kecilan kelas bawah, atas dasar apa kamu menamparku?!" Rovida hampir menggila karena amarahnya.Meskipun Irene bukanlah "artis kecil-kecilan" yang dikatakan Rovida ...."Kalau kamu? Atas dasar apa kamu menamparku? Kamu juga hanya artis kecil-kecilan. Dulu, kalau bukan berkat Kris, kamu kira kamu bisa menjadi seperti sekarang? Hari ini, kamu datang ke sini dengan penuh amarah juga hanya karena kamu takut kamu akan kehilangan semuanya yang kamu miliki setelah putus dengan Kris. Segalanya yang kamu miliki juga hanya didasarkan atas apa yang pria ini sudi berikan padamu. Kamu kira kamu lebih mulia dariku?" kata Irene.Ucapan Iren