Jika itu dulu, Melvina sepertinya akan merasa sangat senang karena dia bisa melihat Michael sedekat ini. Namun, sekarang dia hanya ingin meninggalkan tempat ini secepatnya."Sudah datang, ya," kata Michael dengan cuek.Melvina memasang ekspresi sedih sambil bertanya dengan hati-hati, "Tuan Michael, kenapa kamu memanggilku ke sini?"Irene juga tampak heran, dia juga tidak mengetahui alasan Michael memanggil Melvina ke rumah sakit.Michael tersenyum sambil berkata pada Irene, "Kakak nggak tahu, 'kan? Pada malam tanggal 2 Januari, temanmu yang bernama Leni bertemu dengan Nona Melvina dan Nona Melvina mencari masalah dengan temanmu."Mendengar ucapan Michael, Irene tercengang sesaat. Namun, dia langsung mengetahui alasannya. Hari itu, saat mereka sedang berselisih di pusat perbelanjaan itu, Leni terus membelanya, jadi Melvina tahu bahwa Leni adalah temannya. Jika Melvina bertemu dengan Leni, dia pasti akan melampiaskan amarahnya pada Leni.Mendengar Michael memanggil Irene dengan panggilan
Melvina masih berusaha untuk menjelek-jelekkan Irene.Namun, Michael malah hanya memainkan jari tangan Irene dengan santai sambil berkata, "Terus kenapa? Aku hanya menyuruhmu untuk mengelap sepatu seorang penyapu jalanan. Hari ini, meski putrinya wali kota mengelap sepatu Irene, Irene juga pantas menerima perlakuan seperti ini!"Melvina seketika terdiam, tentu saja dia tidak bisa dibandingkan dengan putrinya wali kota."Nona Melvina, silakan cepat dilakukan. Tuan Michael nggak punya banyak kesabaran," desak Charles yang berada di satu sisi. "Kalau kesabaran Tuan Michael habis, kamu nggak akan hanya mengelap sepatu."Melvina menggigit bibirnya dengan tidak rela, tetapi apa yang bisa dia lakukan? Dia hanya bisa melangkah menghampiri Irene, lalu berlutut di hadapan Irene, mengambil tisunya dan mulai mengelap sepatu yang memang sudah bersih di kaki Irene.Irene menatap Melvina yang berlutut di hadapannya dengan tatapan tercengang. Dia sama sekali tidak pernah membayangkan bahwa akan ada su
Namun, Michael malah sama sekali tidak menatap Melvina. Dia hanya berkata pada Irene, "Kak, menurutmu? Sudah cukup, belum?"Masalahnya sudah sejauh ini, jadi sebenci apa pun Melvina terhadap Irene, dia juga hanya bisa memohon pengampunan pada Irene."Irene, aku ... aku sudah tahu salah, aku nggak seharusnya memperlakukan temanmu seperti itu. Aku ... aku bisa meminta maaf pada temanmu. Kumohon, maafkan aku," kata Melvina.Irene menatap Melvina yang sedang menangis, dia tahu jelas bahwa Melvina memohon padanya karena Michael, bukan karena dirinya sendiri.Melihat Melvina seperti ini, Irene malah sama sekali tidak merasa kasihan. Begitu dia teringat bahwa sebelumnya Leni juga pernah diperlakukan seperti ini oleh Melvina, dia juga merasakan kebencian terhadap Melvina dan menyalahkan dirinya sendiri.Dia lebih memilih untuk menerima penghinaan ini sendiri daripada membiarkan Leni menderita seperti ini.Demi dia, Leni sudah mengorbankan banyak hal. Alhasil, setelah dia keluar dari penjara, d
Jika Michael benar-benar membantu Irene balas dendam pada Keluarga Susanto, Keluarga Susanto akan langsung hancur. Pada saat itu, sepertinya Keluarga Susanto akan dikeluarkan dari kelompok keluarga kaya di Kota Cena."Tuan ... Tuan Michael, saya ...." Martin bergegas ingin membela diri.Namun, Irene langsung memotong ucapannya dan berkata pada Michael, "Nggak perlu. Setelah kami berpisah, dia sudah menjadi orang asing bagiku. Setidaknya, aku harus bersyukur bahwa kecelakaan itu bisa membuatku melihat hubungan itu dengan baik."Ekspresi Martin menjadi masam, tapi wajahnya juga memucat. Dia merasa malu. Saat Irene mengucapkan kata-kata ini, Irene sama sekali tidak menatap Martin."Baiklah kalau begitu." Michael berdiri dan berjalan ke hadapan Martin, lalu menepuk bahu Martin dengan pelan dan berkata, "Kamu harus berterima kasih padanya karena dia nggak ingin balas dendam padamu. Kalau nggak, tahun depan, sepertinya perusahaannya Keluarga Susanto nggak akan terlihat lagi di Kota Cena."Ma
"Aku nggak bisa menolak, ya?" tanya Irene.Mata Michael agak berkilau. Senyuman di wajahnya pelan-pelan menghilang. Kemudian, dia menegakkan tubuhnya dan menatap Irene dari posisi dominan sambil berkata, "Nggak, kamu bisa menolak, aku bisa memberimu hak untuk menolak, tapi ...."Michael terdiam sebentar, lalu tersenyum dengan paksa sambil menatap Irene dan bertanya, "Kakak benar-benar mau menolak?"Irene hanya merasa bahwa pada saat ini, udara di sekitarnya seakan-akan membeku. Jika dia menyetujui keinginan Michael, dia memang bisa mendapatkan banyak sekali keuntungan dan bahkan bisa mengubah takdirnya.Jika orang lain mengucapkan kata-kata ini padanya, dia mungkin akan langsung setuju.Hanya saja, ini Michael .... Irene takut pada pria ini. Pria ini memang tidak pernah benar-benar menyerang Irene, tetapi satu patah kata dari pria ini bisa langsung membuat Irene menderita di dalam penjara.Selama tiga tahun di penjara, bahkan saat persidangan pun tidak ada yang berani menerima kasus in
"Asalkan Tuan Michael setuju, Nona Irene bisa keluar dari rumah sakit," kata dokter itu.Irene tiba-tiba merasakan sesuatu yang tidak bisa dia jelaskan dengan kata-kata. Sekarang, dia bahkan memerlukan persetujuan dari Michael untuk keluar dari rumah sakit?"Baik, aku mengerti," kata Irene.Setelah dokter dan perawat itu meninggalkan ruangan, Irene berjalan memasuki kamar mandi dan menatap bayangannya yang terpantul di cermin. Dia melihat wajahnya yang lembut dan cantik, dengan alisnya yang melengkung, matanya yang bulat, hidungnya yang cantik dan bibirnya yang berwarna merah muda. Di bawah cahaya lampu, wajahnya seperti bercahaya.Wajah seperti ini termasuk cantik di antara orang biasa. Namun, di sisi Michael, selalu ada wanita cantik, sedangkan Irene sama sekali tidak menonjol dibandingkan dengan orang-orang ini.Apa yang sebenarnya Michael sukai dari dirinya? Irene tersenyum getir. Karena awalnya Irene salah paham dan mengira bahwa Michael adalah seorang gelandangan, Michael merasa
"Baiklah," jawab Charles sambil mengikuti Michael keluar dari Kediaman Yunata dan pergi ke rumah sakit.Saat Michael berjalan memasuki ruang rawat, dia melihat Irene yang sedang duduk dengan patuh di sofa.Benar, "patuh", inilah yang dirasakan Michael. Irene duduk dengan sangat tegak, kedua tangannya diletakkan di lututnya, seperti cara duduk yang diajarkan pada masa sekolah."Kamu mau keluar dari rumah sakit?" tanya Michael."Ya," jawab Irene. Tanpa disadari, tatapannya tertuju ke syal yang terlilit di leher Michael. Syal itu adalah hasil rajutannya sendiri untuk Michael. Pada saat itu, dia khawatir Michael akan kedinginan dan dia berharap agar Michael bisa merasa lebih hangat.Namun, sebenarnya, Irene sama sekali tidak perlu melakukan hal seperti ini. Michael sama sekali tidak kekurangan syal dan sama sekali tidak akan merasa kedinginan. Dia sama sekali tidak memerlukan syal rajutan Irene."Aku bisa memberimu satu kesempatan untuk memilih lagi. Pikirkan baik-baik, lalu berikan aku ja
Tubuh Irene menegang. Benar, sekarang, meskipun dia berteriak, siapa yang bisa menyelamatkan dirinya?Siapa yang akan sebodoh itu untuk menyelamatkannya dan berselisih dengan Michael?Sedangkan saat pikiran Irene sedang melayang, bibir Michael langsung menyentuh bibirnya.Jangan! Irene tidak menginginkannya!Tanpa disadari, Irene tiba-tiba menggigit dengan kuat.Dalam sekejap, Irene merasakan rasa darah dalam mulutnya. Irene pun terkejut. Itu ... darahnya Michael. Tadi, Irene menggigit lidahnya Michael.Meskipun begitu, Michael masih terus mencium bibir Irene dan memaksa Irene untuk menelan darahnya!Entah berapa lama kemudian, saat ciuman ini berakhir, bibir Irene mati rasa, rasa darah dalam mulutnya juga sangat kuat."Enak, nggak?" tanya Michael dengan pelan sambil tersenyum, dengan darah segar menetes dari sudut bibirnya.Senyuman kecil Michael, dengan darah yang berwarna merah gelap, terlihat sangat memesona.Rasa darah dalam mulut Irene masih terasa sangat kuat, air liur bercampur