Beranda / Romansa / Istri Bayaran Sang CEO / Bab 44 Sentuhan Pertama

Share

Bab 44 Sentuhan Pertama

Penulis: Dhesu Nurill
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-13 19:12:12

Darren tidak menjelaskan apa tujuannya menemui Aluna. Pria itu memilih untuk menarik lengan sang gadis, membuat Aluna terkesiap.

"Kenapa tangan saya ditarik? Lepaskan dulu! Bapak mau ngapain saya?!" seru Aluna karena saat ini dia takut kalau Darren melakukan sesuatu yang tidak baik kepadanya.

Aluna berusaha melepaskan diri dari genggaman Darren, tetapi pria itu semakin kuat mencengkeram lengannya. Entah apalagi yang akan dilakukan pria ini, dia pun langsung turun ke basement untuk menuju parkiran.

Setelah masuk kendaraan, Aluna menciut. Pria itu pun masuk ke mobil. Selama perjalanan dari kamarnya ke parkiran, banyak sekali yang melihat. Tetapi tidak ada yang berani menghentikan Darren karena melihat ekspresi pria itu yang terlihat tegas dan garang.

Darren langsung menjalankan mobilnya, 10 menit dari hotel itu sang pria pun akhirnya membuka suara.

"Sorry, kalau aku mencekal lengan kamu. Tapi ini kulakukan karena kamu itu selalu saja mengajukan protes. Lebih baik seperti ini, kan? D
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Eri
sedang bagus cerita nya bonus habis
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 45 Saya Bukan Monica

    "Monica," ucap Darren di sela-sela lumatan itu, membuat Aluna yang sebelumnya terbuai dengan sentuhan pria itu pun langsung mendorong Darren hingga terpojokkan ke pintu mobil.Pria itu pun sama-sama kagetnya hingga melotot. "Apa yang kamu lakukan, Aluna?!" seru Darren dengan spontan, karena dia pun kaget dengan pergerakan Aluna. Gadis itu langsung menutup bibirnya sembari menggosok-gosokkan dengan cepat. Dia baru menyadari apa yang sudah terjadi barusan, lebih mengagetkan lagi kala Darren mengucapkan nama Monica. Aluna menatap nyalang kepada Darren. Ada genangan air mata yang siap tumpah, membuat pria itu terdiam sejenak, seperti sedang menganalisis apa yang sebenarnya terjadi saat itu."Maaf, Pak. Saya bukan Monica," ucap Aluna tiba-tiba membuat Darren membulatkan mata. Pria itu langsung kelabakan. Dia hendak menyentuh lengan Aluna, tetapi gadis itu menepisnya. Aluna tampak sekali ketakutan dan berjaga-jaga kalau saja Darren melakukan hal yang seperti tadi. "Aku minta maaf. Bukan

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-15
  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 46 Itu Ciuman Pertama

    "Bapak tahu? Itu adalah ciuman pertama saya!" seru Aluna akhirnya menoleh juga, membuat Darren terdiam.Pria itu bahkan sampai memberhentikan mobil di pinggir jalan, kaget dengan semua yang diucapkan oleh Aluna. "Ciuman pertama? Kamu sama sekali belum pernah pacaran?" tanya Darren, spontan membuat hati Aluna yang sebelumnya kesal bertambah kesal. Menurutnya, memang apa yang salah kalau misalkan seorang gadis belum pernah berpacaran? Lagi pula, dia harus belajar dengan baik agar bisa membanggakan orang tua, saat dia sudah lulus kuliah tiba-tiba saja orang tuanya ditimpa masalah. Sang Ayah meninggal, mewariskan banyak utang. Tentu saja Aluna tidak punya pemikiran untuk berpacaran, karena bagiannya semua itu butuh waktu dan kesiapan hati juga mental.Jika dia berpacaran, maka Aluna pasti akan mengabaikan tentang utang dan tanggung jawabnya sebagai seorang anak. Ibunya tidak punya lagi anak lain, hanya satu-satunya harapan Amalia. Akhirnya Aluna memilih untuk sendiri sampai semua tujuan

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-17
  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 47 Bolehkah Selingkuh?

    Keesokan paginya, pagi-pagi sekali Darren dan Aluna pun sarapan di restoran yang ada di hotel itu. Mereka sama-sama tidak membicarakan hal lain. Keduanya saling diam, seolah tidak mau membahas tentang masalah kemarin.Aluna juga malas jika harus bertanya perihal pekerjaan hari ini. Biar saja, Darren akan memerintah baru dia juga akan menjawab. Setelah itu mereka pun langsung bertemu dengan kolega yang ada di Malaysia. Pertemuan itu sangat lancar. uUntungnya tidak ada halangan sama sekali. Aluna maupun Darren tidak memperlihatkan kalau mereka itu tidak akur. Aluna berusaha bersikap profesional, sembari memperlihatkan senyuman. Di saat itu, Darren baru tahu ternyata Aluna bisa tersenyum sebaik itu dan semanis itu. Tetapi sayangnya jika di depan Devan, Aluna itu benar-benar menjelma seperti seorang gadis yang garang dan penuh dengan emosi. Di akhir pertemuan, Darren pun langsung memperkenalkan Aluna sebagai calon istrinya. Kontan gadis itu kaget, karena dia pikir Darren tidak akan mem

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-19
  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 48 Oleh-oleh Calon Menantu

    Aluna diam sesaat. Sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu. Itu adalah pertanyaan jebakan untuknya. Kalau salah ucap pasti Darren akan mengomeli, tetapi daripada harus menyerahkan diri kepada seseorang yang tidak pernah dia cintai ataupun tidak pernah mencintai, sebaiknya Aluna memilih untuk mengikhlaskan Darren bersama wanita lain. Karena baginya pernikahan ini hanyalah sebuah perjanjian di atas kertas, tidak lebih. "Karena aku tidak mencintai Bapak dan Bapak juga tidak mencintai saya, jadi lebih baik Bapak mendapatkan anak dari wanita lain saja," ucap Aluna wajahnya terlihat santai sekali, tidak tampak keseriusan ataupun rasa sesal dari setiap ucapan yang dilontarkan oleh wanita itu. Darren terperangah. Dia menatap Aluna dengan tak percaya, lalu pria itu menggeleng-gelengkan kepala. Sungguh di luar dugaan. "Oke, Aluna. Dengar, aku tahu kamu tidak mencintaiku dan aku juga tidak mencintaimu, tapi apakah kamu tidak merasa takut kalau misalkan pernikahan ini didasari dengan perselin

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-20
  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 49 Pikiran Kotor

    Hari sudah menjelang sore. Saat ini Amar sudah ada di depan rumah Aluna. Pria itu benar-benar nekat untuk mendatangi gadis impiannya. Ini karena dia tidak sabar mendengar bagaimana kabar Aluna setelah bekerja ke luar negeri dengan Darren. Apalagi hari ini Aluna tidak masuk kerja setelah pulang dari Malaysia.Alika juga sebenarnya sangat menyesal karena memberikan alamat rumah Aluna. Dia melakukan ini karena terpaksa, tidak mau sampai Amar melukainya. Setelah nanti bertemu dengan Aluna, Alika akan meminta maaf sebesar-besarnya karena sudah melakukan hal seperti itu. Tetapi dia benar-benar takut juga sebab diancam oleh Amar. Sementara itu, Aluna sedang ada di rumah sendirian. Amalia sedang menghadiri acara pernikahan di tetangga yang jaraknya beberapa meter dari rumahnya. Sehingga Aluna benar-benar sendiri. Gadis itu juga merasa ini adalah waktu yang tepat untuk beristirahat, jadi dia tidak berpikiran buruk sama sekali dan juga tidak mengunci pintu depan. Sebab, bisa saja ibunya pulang

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-22
  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 50 Dipojokkan

    "Dia ini masuk ke rumah Ibu dan menemui Aluna," ucap Darren begitu frontal membuat Amar terkesiap dan juga Aluna hanya bisa memejamkan mata, pasrah. Kalau berurusan dengan Darren memang seperti ini, harus siap mengambil segala risiko karena Darren itu tidak akan pernah main-main dengan ucapannya jika berkaitan dengan hal serius. Amalia yang mendengar itu pun langsung terperangah. Dia menarik Aluna dan melihat dari ujung kaki sampai ujung kepala. "Kamu tidak apa-apa, kan?" tanya Amalia dengan khawatir.Aluna langsung menggelengkan kepala, memberi isyarat kalau dia baik-baik saja. Tetapi wajahnya itu tampak sekali ketakutan dan Amalia hafal jika ekspresi anaknya seperti ini, berarti Aluna sedang tidak baik-baik saja. Ternyata wanita paruh baya itu pun langsung menoleh kepada Darren dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Mungkin saat ini Aluna masih syok sampai tidak bisa mengatakan apa-apa. "Maaf, Nak Darren kalau misalkan Ibu lancang, tapi apakah Nak Darren bisa ceritakan apa yan

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-25
  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 51 Rencana yang Berubah

    "Hah, lusa?! Yang benar saja, Pak. Memangnya kita menikah karena kecelakaan? Saya tidak mau, Pak," ucap Aluna tiba-tiba aja berubah drastis dan wajahnya kembali seperti biasanya, begitu cuek dan jutek kepada Darren. "Loh, iya. Benar, itu yang paling baik, kan? Aku juga bingung kalau memecatnya, kamu berpikir kalau aku ini tidak punya hati nurani. Kalau misalkan tidak memecatnya, kamu akan terus-terusan diganggunya. Agar kamu tetap aman, ya segera menikah denganku. Aku yakin, Amar tidak akan mau berdekatan denganmu. Setidaknya kalau dia punya rasa malu, pasti dia akan menjauh darimu. Apalagi kamu nanti akan menjadi istriku. Iya, kan?" papar Darren memberikan ide. Sebenarnya dia juga tidak mau bergerak seperti ini, apalagi belum menikah secara resmi dengan Aluna. Tetapi melihat kondisi Aluna yang terus diganggu oleh karyawannya, jadi pria itu pun memilih mempercepat pernikahan. Mungkin saja dia akan berbicara langsung kepada Danita dan akan memperkenalkan secara resmi di hari pernika

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-28
  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 52 Emas Kawin Impian

    Keesokan paginya, seperti yang sudah diduga, Aluna benar-benar disibukkan dengan persiapan untuk pernikahannya besok. Gadis itu bahkan tidak masuk kantor karena dilarang oleh Darren.Sebenarnya dia tidak mau jika harus berduaan dengan Darren sepanjang hari, mengingat kalau dia masih marah kepada Darren sebab tiba-tiba saja memajukan pernikahan tanpa persetujuannya. Tetapi, setelah dipikir-pikir karena ibunya setuju dan mungkin ini yang terbaik, akhirnya Aluna pun mengalah. Hanya saja yang menjadi pikirannya adalah bagaimana nanti kalau misalkan Ibu mertuanya tidak suka dengan keberadaan Aluna? Mengingat kalau dia itu bersikap tidak baik kepada Darren selama ini. Sepanjang perjalanan juga Aluna sama sekali tidak mau mengobrol dengan Darren. Dia memilih untuk melihat pemandangan di luar. Benaknya benar-benar rancu, memikirkan antara bagaimana nasibnya setelah menikah? Bagaimana bersikap dengan mertuanya dan juga seperti apa kehidupannya dengan teman-temannya nanti? Apa mungkin dia mas

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-01

Bab terbaru

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 154 Manusia Transparan

    Aroma makanan yang menyerang itu membuat rasa lapar semakin menjadi. Bahkan suara perutnya terdengar. Gadis itu meringis sembari memegangi perut. Kalau sudah begini, apakah dia harus menyerah untuk keluar? Tetapi bagaimana kalau ternyata benar Darren ada di sana? Yang ada dia gengsi dan malu sendiri, sebab tahu kalau dirinya kabur tanpa pamit kepada bosnya. Bagaimanapun Darren itu adalah bosnya sendiri. Pasti akan ada kata-kata yang membuat Aluna kembali merasa sakit hati, tapi kalau diam saja pun dia pasti akan kelaparan dan entah sampai jam berapa pria itu akan ada di sini. Darren melihat ke sekitar, berharap kalau Aluna datang. Tetapi tidak juga keluar. Dia berbisik kepada mertuanya, apakah rencana yang tadi itu berhasil atau tidak."Aluna belum keluar, Bu?" tanya Darren memastikan."Sudah tenang aja, sebaiknya kamu makan, ya?" Amalia terlihat santai.Dia malah menyendokan makanan di piring menantunya. Sebab Amalia mengatakan kalau Aluna pasti akan keluar. Entah cepat atau lambat

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 153 Taktik Amalia

    Entah berapa lama Aluna menunggu di kamar. Tetapi dia kesel dan juga lapar kalau terus-terusan berada di kamar. Masalahnya gadis itu tidak mendengar suara mobil Darren menjauh, artinya sang suami masih ada di sini.Kalau begitu, dia terjebak di kamar dan tidak bisa ke mana-mana. Lalu, bagaimana dengan urusan perut? Cacing-cacing yang ada di perutnya juga sudah protes untuk diberi makan.Gadis itu mencoba mencari sesuatu di kamarnya, mungkin saja ada camilan atau setidaknya permen yang bisa dikunyah. Tetapi tak ada, sejak pernikahan dirinya kamar ini sudah benar-benar dibersihkan oleh ibunya dan yang tertinggal hanya barang-barang milik pribadi. Gadis itu menghela napas pelan, tak tahu apa yang harus dilakukan kalau sudah begini. Sementara itu Amalia saat ini sedang sibuk di dapur. Dia berusaha untuk memasak apa pun yang spesial untuk menantunya, karena dia juga tahu mana mungkin Aluna kuat seharian di kamar, apalagi kalau sampai mencium aroma masakan sang wanita.Mana mungkin Aluna b

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab152 Prestasi bagi Darren

    Amalia pun tidak bisa mengelak lagi kalau Darren sudah mengatakan hal seperti itu. Dengan senyuman tulus Amalia menganggukkan kepala, tetapi tidak mengatakan kalau Aluna ada di sini.Wanita paruh baya itu memberikan isyarat kepada Darren dengan menganggukan kepala dan mengacuhkan jari jempol ke arah kamar Aluna. Seketika pria itu tersenyum. Dia mengerti apa yang dikatakan oleh Amalia. Dengan suara pelan Amalia pun memberikan wejangan kepada menantunya itu. "Sepertinya dia masih merajuk. Kalau kamu mau, tunggu saja sampai sore di sini. Ibu akan siapkan kamar lagi di sini, kalau perlu kamu menginap saja. Lagi pula Aluna mana mungkin bisa tahan seharian di kamar. Bagaimana?"Mendengar itu Darren terdiam. Dia benar-benar takut dengan apa yang dikatakan oleh mertuanya. Pria itu pikir Amalia akan marah besar karena tahu mereka bertengkar. Padahal baru dua hari menjadi suami istri, tapi semua di luar dugaan. Amalia bahkan begitu bijak memberikan solusi terbaik. "Ibu tidak akan ikut campur

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 151 Mencari Aluna (2)

    "Kamu mau makan sesuatu?" tanya Amalia saat melihat Aluna yang hanya berdiam diri."Tidak, Bu. Aku hanya istirahat sebentar, kok," ucap gadis itu. "Ya, sudah kalau begitu. Sebaiknya kamu ke kamar saja." Aluna setuju. Mungkin memang sebaiknya dia menjernihkan pikiran sebentar di dalam kamar, tempat ternyaman yang tidak ada siapapun mengganggu. Baru juga 10 menit wanita itu tiduran di kamar, tiba-tiba saja suara deru mobil terparkir di depan rumah Amalia. Sang wanita paruh baya langsung melihat dan yang keluar dari mobil ternyata Darren. Dengan cepat wanita itu menyambut kedatangan menantunya."Nak Darren? Tumben ke sini? Memang sudah pulang kerja?" tanya Amalia.Sebenarnya dia hanya basa-basi, sebab tahu kalau menantunya ini pasti akan menjemput Aluna. Tetapi dia tidak mau ikut campur terlalu jauh. Kalaupun memang ada masalah, biarkan saja seperti ini. Lagi pula mereka sudah berumah tangga, hal yang wajar jika ada pertengkaran kecil. Berharap ini tidak akan membuat hubungan mereka m

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 150 Mencari Aluna (1)

    "Baiklah, Bu. Aku tidak akan menginap Aku hanya ingin istirahat di sini aja, boleh?" tanya Aluna, akhirnya memilih untuk mengalah. Dia tidak mau membuat ibunya semakin kepikiran. Aluna yakin, ibunya pasti mengatakan hal itu untuk meminimalisir pertengkaran antara dirinya dan Darren. Bisa gawat juga kalau Danita bertengkar dengan Amalia karena mengizinkan seorang menantu kabur dari rumah mertua tanpa mengatakan apa-apa. "Baiklah kalau begitu. Sebaiknya kamu duduk saja dulu. Istirahatlah sebisanya. Setelah itu kamu kembali kepada suamimu, ya?" ucap Amalia yang membuat Aluna hanya bisa terdiam. Tampaknya sekarang dia harus mencari tempat persembunyian yang sekiranya tidak akan diketahui oleh siapa pun, terutama Darren. Karena kalau dia pergi ke rumah ibunya ataupun bersama dengan Alika, itu pasti akan mudah sekali terbaca oleh Darren. Gadis itu menghela napas panjang dan memilih untuk menyandarkan punggung. Dia akan istirahat dan menenangkan pikiran dulu, sampai benar-benar tahu baga

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 149 Bersembunyi

    Sudah 10 menit berlalu, tapi tidak ada kabar dari Aluna. Darren mulai uring-uringan. Dia sudah berusaha untuk meminta Alika mencari Aluna, sayangnya belum juga ketemu. Kalau sudah begini maka kejadiannya akan benar-benar membuat Darren bahaya. Bagaimana kalau Danita tahu kejadian tadi? Bisa-bisa dia akan dimarahi habis-habisan, lebih parahnya warisan yang seharusnya milik Darren akan dibekukan. Membayangkannya saja membuat Darren tak kuasa, apalagi kalau jadi kenyataan. Darren mengerang dan mengacak-ngacak rambut yang sudah disusun rapi. "Ah, sial! Kalau sudah begini, aku harus turun tangan sendiri," ucap pria itu. Dia pun tidak mau menunggu kabar dari Alika ataupun Amarudin, dia akan mencari Aluna bagaimanapun caranya Darren harus bertemu dengan Aluna dan membawa gadis itu pulang. Sementara itu, Aluna sama sekali tidak kembali ke kantor dan memilih untuk pulang ke rumah ibunya. Dia akan berusaha untuk terlihat baik-baik saja di depan ibunya, berharap kalau di sana mendapat ketenang

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 148 Bahan Gosip

    "Lo tahu ngga? Tadi itu Bu Aluna keluar dari ruangan Pak Darren dengan wajah marah. Terus tak lama kemudian Pak Darren juga keluar, dia malah kebingungan." Tak sengaja Alika mendengar pembicaraan salah satu rekan kerjanya yang tempat duduknya bersebelahan dengan dia. Sontak Alika pun menoleh dengan alis saling bertautan. "Tunggu, tunggu, tunggu! Kalian berdua lagi ngomongin apa?" tanya Alika membuat kedua wanita itu langsung menoleh. "Ini temen lo tuh, Aluna. Katanya udah keluar dari kantor Pak Darren dengan wajah marah. Apa mereka bertengkar, ya?" tanya salah satu di antara mereka kepada Alika, membuat sang gadis kaget. "Salah lihat kali," ucap Alika, karena nggak mau sampai salah bicara atau diam saja. Takut jika rekan-rekan kerjanya berpikiran macam-macam terhadap dua orang itu. "Mana mungkin salah lihat! Orang gue lihat sendiri, kok," timpal salah satunya yang sedang berdiri. "Bu Aluna kan teman lo, apa nggak sebaiknya lo cari tahu? Jangan-jangan mereka sedang bertengkar ata

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab147 Salah Ucap

    Darren dan Aluna saling pandang. Pria itu tampaknya benar-benar baru sadar apa yang sudah dikatakannya barusan. Apalagi melihat Aluna yang marah dengan wajah memerah, dia itu juga melihat kalau sang gadis mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Ini bahaya. Jika seorang Aluna bisa marah seperti ini, artinya dia sudah keterlaluan mengatakan hal tadi. "Aluna, dengarkan aku dulu. Tadi itu--" "Nggak, Pak. Cukup! Saya sudah mengerti. Bapak menilai saya serendah itu. Padahal Bapak sendiri yang membuat aturan, tapi Bapak yang melanggarnya. Harusnya Bapak sadar, kalau bukan karena saya mungkin saat ini Bapak masih dikejar-kejar untuk mencari jodoh." "Iya, aku tadi salah. Aku benar-benar minta maaf dan tidak sengaja mengatakan itu." "Tidak sengaja, Pak? Bapak spontan mengatakan itu sambil tertawa. Itu membuat harga diri saya diinjak-injak." "Loh, aku tidak menginjak harga dirimu. Aku benar-benar menghormatimu, bahkan aku khawatir terjadi sesuatu kepadamu. Sampai mencari ke mana-mana."Al

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab146 Bapak Pikir Lucu?!

    Darren langsung memundurkan tubuhnya, tapi dia masih menatap gadis itu dengan tajam. Entah kenapa reaksi yang diberikan oleh Darren membuat Aluna ketakutan sendiri. Mungkinkah pria itu tahu kalau dirinya tidak ada di pantry saat itu. "Jangan bohong! Aku tadi ke pantry dan tidak ada siapa-siapa." Seketika Aluna hanya bisa terdiam, suaranya tidak keluar sama sekali menandakan kalau dirinya benar-benar sudah terpojok. Gadis itu merutuki diri, tapi juga tidak tahu harus berbuat apa-apa. Sebab dirinya malu jika berhadapan dengan Darren. Saat ini saja kalau Darren tidak memberikan ekspresi marah, mungkin kelebatan saat mereka melakukan adegan ciuman itu akan kembali terulang. "Katakan, Aluna. Kenapa kamu menghindariku? Apa gara-gara aku menciummu?"Tubuh Aluna menegang. Wajahnya saat ini benar-benar memerah. Haruskah Darren mengatakan hal seperti itu di depan gadis yang belum pernah tersentuh oleh pria manapun? Ini memalukan untuk Aluna. Gadis itu sampai menunduk karena malu. Melihat r

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status