Share

Bab 12 Mas Bayu Marah-marah

"Sudah, ya. Disimpan dengan nama Aji," kata Mas Aji sambil menjulurkan ponselku. Aku menerimanya dengan sedikit gemetar.

"Zaki, mau jajan, yuk ikut om," ajak Mas Aji pada anakku, tapi ajakan itu malah membuatku semakin sungkan.

"Jangan, Mas!" sergahku, "Nanti merepotkan, biar kami pulang saja." Aku mengangguk dan menggandeng Zaki keluar dari situ tapi Zaki malah meronta-ronta tidak mau dan menjulurkan tangan pada Mas Aji.

"Zaki mau ikut Om. Mau es krim!" Aku sampai malu dibuatnya. Akhirnya gandengan tanganku dilepas dan diganti dengan tangan Mas Aji, "Nggak apa-apa, Rum. Ayo Zaki!"

Mereka melangkah meninggalkanku sendirian di rumah yang besar itu. Meskipun besar, rumah itu sangat sepi karena yang aku tahu mereka hanya tinggal berdua saja. Istri Pak Darmo sudah lama meninggal.

Ruang tamu itu luas dengan sofa yang nggak terlalu besar, ada hiasan dinding Asmaul Husna di beberapa dinding rumah ini dan tidak ada foto sama sekali. Di b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status