Share

58. Aku Mau Aborsi

Penulis: Mokaciinoo
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-13 22:14:23

Salsa berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya. Kuku ibu jarinya digigit dengan keras menunjukkan betapa risaunya dia saat ini. Ingatan ketika ibu Herlina mengakui Denita sebagai anak kandungnya terus berputar-putar dalam benak Salsa.

Dibandingkan dengan hal lain, dia paling takut jika Denita berhasil menyingkirkannya dari ruang lingkup perhatian orang-orang yang selama ini dia sebut sebagai keluarga. Bahwa apa yang selama ini dia nikmati akan direbut oleh Denita.

"Keluarga ini adalah milikku sejak awal. Denita tidak boleh mengambil apa yang sudah menjadi milikku!" gumam Salsa sambil terus berjalan mondar-mandir di dalam kamar.

"Tidak bisa dibiarkan!" serunya.

Tidak tahan dengan segala pikiran risau dalam benaknya, Salsa kemudian mulai disibukkan dengan ponsel yang ada dalam genggamannya. Dengan gerakan tergesa-gesa, dia mulai menghubungi seseorang.

"Halo, Sa?" sapa orang di seberang begitu sambungan telepon terhubung.

"Huhuhu!"

Salsa langsung menggelontorkan air mata palsunya s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Nyaprut
jadi bingung dengan karakter angga sama arkan itu manusia seperti apa dan kalau arkan itu cinta sama salsa kenapa membiarkan di nikah angga dan neror domin untuk nikahin salsa dan salsanya seperti pelacur murahan saja bilang cinta sama domin tapi masih nemplok ke rafel
goodnovel comment avatar
Susi Hendra
udah gila tu salsa.......ngiri aja lihat orang senang....
goodnovel comment avatar
Sri Minarni
duh thor2 kamu koq sayang banget sih sama salsa, kapan dia dan antek2 nya dapat karma
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Antagonis sang Presdir!    59. Pilihan Sulit

    "Kamu sudah gila?!" Angga berseru sambil menatap tak percaya pada wanita di depannya. "Aku memang sudah gila. Dan itu semua disebabkan oleh mantan pacar kamu itu!" timpal Salsa dengan sengit. " ... "Angga terus menggelengkan kepala dengan pelan. Dia tidak pernah menyangka bahwa wanita yang dia pertahankan sebagai istri ini memiliki niat yang begitu kejam. Pada darah daging yang ada di dalam rahimnya saja dia berniat untuk menghilangkannya?Dalam benak Angga berputar memori ketika Salsa dengan bahagianya mengumumkan tentang kehadiran anak itu. Jadi itu semua hanya pura-pura? Hanya karena dia ingin membuat Denita sakit hati? "Kamu tidak bisa melakukan itu!" ujar Angga sembari meremas kuat bahu Salsa. Sepasang matanya menyala penuh akan segala macam emosi yang berusaha dia tahan. "Kenapa tidak? Ini tubuhku! Aku memiliki hak sepenuhnya atas tubuhku sendiri!" timpal Salsa semakin sengit. Dia bahkan menepis keras tangan Angga yang masih bertengger erat di atas bahunya. "Salsa!" teriak

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-14
  • Istri Antagonis sang Presdir!    60. Tuduhan Salsa

    "Huh!" Denita mendengus dingin mendengar tuduhan tak berdasar yang dikemukakan Salsa ini. "Aku cuma lagi main sama Niko. Kamu yang tiba-tiba teriak. Niko jadi kaget terus nangis 'kan tuh," bantah Denita dengan santai. "Bohong!" sentak Salsa dengan keras. Teriakannya membuat Niko semakin menangis histeris. Ibu Herlina yang berdiri di samping bisa merasakan sisi pelipisnya berkedut tidak sabaran. Dia menatap bolak-balik pada Denita, dan juga Salsa yang tidak pernah bisa akur itu dengan disertai helaan nafas panjang. "Salsa, Kamu jangan teriak dong. Niko makin nangis tuh!" tegur Ibu Herlina seraya meraih Niko dari gendongan Salsa. "Cup cup cup. Cucu nenek kenapa nangis?" tanya Ibu Herlina sambil menepuk pelan bahu pria kecil itu. "Ma, Mama harus percaya sama Salsa. Wanita ini mau mencelakai Niko!" seru Salsa seraya menunjuk Denita dengan ujung telunjuk lentiknya. Denita menjulingkan matanya. "Mau mencelakai gimana? Jelas-jelas aku cuma lagi main sama Niko kok," sambar Denita tidak

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-15
  • Istri Antagonis sang Presdir!    61. Masih Mencintaimu

    "Nit, aku masih mencintaimu!""Hah?!" pekik Denita. Pupil matanya hampir terbelah ketika mendengar ucapan tiba-tiba dari Angga ini. Tidak ada angin, tidak ada hujan tiba-tiba mengaku cinta? Akan sangat bodoh bagi Denita jika dia langsung percaya. "Kamu mabok?" tanya Denita seraya mencoba melepaskan pergelangan tangannya dari cengkeraman erat jemari Angga. "Aku serius!" pungkas Angga dengan tegas. Sorot matanya memang benar-benar menunjukkan keseriusan. "Tapi maaf, aku sudah tidak cinta lagi sama kamu!" timpal Denita tanpa basa-basi. Dia sudah sangat mantap dengan pilihannya saat ini. Sejak Angga memutuskan untuk memilih Salsa, dia juga bertekad bahwa tidak akan ada jalan kembali bagi hubungan mereka. Lagipula, pria ini juga tampak mantap dengan keputusan yang dia buat sebelumnya. Lalu kenapa?"Kamu yakin?" tanya Angga. Perlahan dia mulai menyeret langkahnya untuk mempersempit jarak antara dirinya dan Denita. "Kamu mau apa?" tanya Denita dengan kening berkerut tak nyaman. Walau

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-16
  • Istri Antagonis sang Presdir!    62. Dibuntuti

    Keesokan harinya, Setelah menyantap sarapannya, Denita bergegas keluar dari kediaman keluarga Hadiwijaya. Mengingat rencananya hari ini membuat Denita sedikit antusias. Sambil mengutak-atik telepon genggamnya, Denita menuntun sepasang tungkai panjangnya menuju tempat dimana mobilnya di parkir. Seteleh duduk dengan rapi di balik kursi kemudi, dia mulai menghubungi seseorang. "Dom, aku mau minta izin datang terlambat," pinta Denita pada orang di seberang telepon. "Kenapa? Ada masalah apa? Butuh bantuan?" Dominic memberondong Denita dengan banyak pertanyaan sekaligus. Meski Dominic tidak bisa melihatnya, tapi Denita tetap menggelengkan kepala dengan cepat. "Enggak! Aku cuma ada urusan sebentar doang!" ujar Denita sambil mulai menyalakan mesin mobilnya. "Urusan apa?" tanya Dominic kepo. "Nanti deh aku kasih tahu kalau sudah sampai di kantor. Ini aku lagi di jalan soalnya!" tukas Denita sambil terus memfokuskan diri pada jalanan di depannya. "Ya udah, kamu hati-hati di jalan," bala

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-16
  • Istri Antagonis sang Presdir!    63. Bertemu Arkan

    "Ini bakal sangat membagongkan sih kalau sampai si Niko ini benar anaknya Arkan!" Widia bergumam sendiri setelah dia selesai menjalankan misinya membantu Denita untuk melakukan tes DNA. "Tapi bakal lebih mencengangkan lagi kalau ternyata Niko ini adalah anaknya Dominic," lanjut Widia masih bermonolog sendiri. Begitu pemikiran itu selesai melintas di dalam benaknya, terjadi jeda untuk sementara waktu. Tak lama kemudian, bulu kuduk Widia meremang karena ngeri. Dia lalu dengan cepat menggelengkan kepala untuk menepis pemikiran yang baru saja melintas dalam benaknya. "Enggak! Enggak!" Widia menggelengkan kepala semakin kencang untuk mengusir pemikiran itu. Setelahnya, dia lalu menghela nafas dengan tak berdaya. "Denita! Denita! Kenapa jalan hidup kamu begitu berliku!" gumam Widia bersimpati pada nasib sahabatnya itu. Widia terus menyeret langkahnya menyusuri koridor rumah sakit ketika langkahnya tiba-tiba dihentikan oleh seseorang. "Kamu 'kan?" tunjuk orang itu ketika mata mereka ti

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-17
  • Istri Antagonis sang Presdir!    64. Makan Malam Keluarga

    "Wid, menurut kamu, dia tahu apa yang kamu lakukan nggak?" tanya Denita senewen. "Aku benar-benar tidak tahu. Aku lupa nanya!" jawab Widia. Kening Denita berkerut mendengar jawaban ini. "Lupa nanya? Emang kalian sempat ngobrol-ngobrol dulu?" tanya Denita dengan heran. "Iya. Dia negur aku duluan malah," "Terus kalian membicarakan apa saja?" Denita bertanya dengan kepo. "Dia nanya kenapa aku ada di rumah sakit. Terus aku jawab aja kalau habis jenguk saudara," beritahu Widia. " ... "Terjadi jeda sebentar di antara mereka. Denita sibuk mencerna kerasionalan alasan ini. Tapi bahkan jika alasan ini kedengarannya masuk akal, entah kenapa Denita yakin bahwa Arkan pasti tidak akan menelan mentah-mentah jawaban ini. "Wid, kamu bisa yakin kalau dia percaya dengan alasan itu?" tanya Denita sanksi. "Enggak!" jawab Widia dengan tegas dan mantap.Jawaban itu seketika membuat Denita lesu. Apa misinya ini akan ketahuan? Denita merasa tidak rela. "Nit, kamu pernah cerita kalau Arkan bukan so

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-17
  • Istri Antagonis sang Presdir!    65. Fitting Gaun Pemgantin

    Hari ketika waktunya Denita melakukan fitting gaun pengantin akhirnya tiba. Bersama dengan seluruh keluarga Hadiwijaya, dia berangkat menuju 'La boutique' salah satu butik kenamaan yang memang menyediakan gaun pengantin. Baik yang sudah jadi maupun yang bisa di custom. Dalam perjalanan ini, hanya wajah Ibu Herlina yang tampak biasa saja. Sementara yang lain tampak kecut, terutama sekali Salsa. Sesampainya di tempat yang dituju, keluarga Dominic ternyata sudah tiba lebih dulu. "Tante Eve!" panggil Denita girang seraya melangkah cepat ke arah ibunda Dominic itu. "Hai, sayang!" sahut tante Evelyn. Mereka lalu melakukan cipika-cipiki dengan mesra. "Maaf, Tan. Telat!" ujar Denita cengengesan sambil memamerkan gigi putihnya. "Tante juga baru sampai kok," timpal tante Evelyn. "Siang, Jeng Evelyn!" sapa ibu Herlina yang sudah berdiri di samping Denita. "Siang, Jeng Herlina. Aduh nggak nyangka banget ya kalau kita akan menjadi besan!" ujar tante Evelyn dengan girang. Entah serius atau

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-18
  • Istri Antagonis sang Presdir!    66. Hasil Tes DNA

    Dua minggu waktu yang ditunggu Denita dengan penuh rasa was-was akhirnya tiba juga. Begitu dia dihubungi oleh pihak rumah sakit bahwa hasil tes DNA itu telah keluar, Denita menjadi tidak sabar ingin melihatnya. Di saat yang menurutnya paling krusial ini, Denita tidak memiliki banyak pilihan lain selain meminta tolong lagi pada Widia. "Wid, boleh aku minta tolong sekali lagi?" tanya Denita pada sang sahabat yang ada di seberang telepon. "Minta tolong apa?""Hasil tes DNA itu sudah keluar," ucap Denita dengan perasaan tidak enak. Meski dia dan Widia telah lama bersahabat. Namun, dia tetap merasa tidak enak ketika harus meminta tolong berulang kali seperti ini. "Kamu mau minta tolong aku untuk memgambilnya?" tebak Widia. "Iya!" jawab Denita sambil meringis. "Oke!" jawab Widia santai. Tidak ada nada keterpaksaan dalam suaranya. "Maaf, selalu merepotkan kamu," ucap Denita. "Santai aja kali. Jangan sungkan. Nanti giliran aku yang butuh bantuan, aku juga akan merepotkanmu. Dan tidak

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-18

Bab terbaru

  • Istri Antagonis sang Presdir!    129. TAMAT

    "Mas, si Dominic sialan itu melaporkan aku ke polisi. Kamu tolong bebaskan aku!" seloroh Bik Ayu sesaat setelah sambungan teleponnya terhubung."Memangnya apalagi yang kamu lakukan?" tanya Pak Hendra dari seberang telepon."Aku tidak melakukan apa-apa. Aku hanya tidak ingin melihat anak sialan itu bersenang-senang. Kenapa dia boleh berbahagia, sementara anakku sendiri gila?!" bentak Bik Ayu tanpa memedulikan dimana dia berada. "Kalau kamu tidak melakukan apa-apa, kenapa kamu bisa berakhir di kantor polisi? Aku sudah muak dengan kalian semua. Kamu jangan ganggu aku lagi. Namaku sudah cukup tercoreng gara-gara kamu. Berhubungan denganmu adalah kesalahan terbesar yang pernah aku lakukan dalam hidup ini," geram Pak Hendra. Dia lalu menutup telepon tanpa ada niat untuk memperdulikan nasib yang akan menimpa Bik Ayu."Mas Hendra? Mas Hendra!" Bik Ayu berteriak sambil membanting telepon milik kantor polisi. "Ibu tolong tenang!" tegur salah seorang polisi yang bertugas menangani kasusnya."T

  • Istri Antagonis sang Presdir!    128.

    Melalui data diri yang dibubuhkan Bik Ayu dalam surat lamaran kerjanya, orang suruhan Dominic terus mencari keberadaan wanita itu. Tentu saja rumah kediaman keluarga Hadiwijaya juga tidak luput dari target pencarian. Pada akhirnya, tidak sulit bagi orang suruhan Dominic untuk menemukan wanita yang sudah membuatnya sangat marah itu. Bik Ayu memang ditemukan di rumah keluarga Hadiwijaya. Dan atas perintah Dominic, wanita itu digelandang dengan paksa menuju kantor polisi. "Lepaskan aku! Ini pemaksaan!" seru Bik Ayu. Dia memberontak dengan keras. Namun, tenaga setengah tuanya tentu saja kalah dengan tenaga para laki-laki suruhan Dominic itu."Lepaskan aku!" teriak Bik Ayu bahkan meski dirinya sudah berada di kantor polisi.Dominic yang sedang membuat laporan hanya menatap sekilas pada wanita yang terlihat menyebalkan itu. "Ini dia orang yang ingin saya laporkan. Dan saya tidak ingin adanya upaya damai. Tolong hukum dia sesuai dengan undang-undang yang berlaku," pungkas Dominic."Apa y

  • Istri Antagonis sang Presdir!    127.

    Aksi Dominic yang mengumpulkan para cleaning service di lobi kantor menarik rasa penasaran para karyawan lain mengenai apa yang tengah terjadi.Namun, Dominic tidak mau ambil pusing soal mereka untuk saat ini. Biarkan saja mereka mengatakan apapun yang mereka inginkan. "Berikan data cleaning service yang masih aktif bekerja di sini," tukas Dominic begitu staff HRD di perusahaannya tiba.Tanpa banyak bertanya, sang staff langsung memberikan apa yang diinginkan oleh Dominic. Dia pun langsung melakukan pemindaian cepat pada tumpukan dokumen yang dibawakan padanya. Sampai kemudian matanya menangkap sosok familiar yang membuatnya menggertakkan gigi dengan keras."Ayu Hapsari?!" gumam Dominic dengan marah.Dia pikir musuh bebuyutan istrinya ini sudah menyerah dan kapok mencari masalah dengan mereka. Tapi siapa yang menyangka kalau ternyata wanita ini sedang membuat rencana jahat di bawah hidungnya."Dimana wanita bernama Ayu Hapsari ini?" tanya Damian seraya menatap satu per satu wajah yan

  • Istri Antagonis sang Presdir!    126.

    "Dok, bagaimana kondisi istri dan calon anak saya?" "Dok, bagaimana kabar menantu dan cucu saya?""Dok, bagaimana kabar anak dan cucu saya?"Dominic, ibu Herlina dan ibu Evelyn berhamburan menghampiri dokter yang baru saja memberi penanganan pada Denita. Mereka bertiga langsung merongrong sang dokter dengan berbagai pertanyaan. Melihat wajah khawatir ketiga orang di depannya, sang dokter hanya tersenyum simpul. "Nona Denita baik-baik. Dia hanya terlalu shock dan butuh istirahat yang baik," jawab dokter."Serius, Dok?" tanya Dominic tidak benar-benar lega.Dengan sabar dokter itu mengangguk. "Iya," "Lalu cucu kami gimana, Dok?" tanya ibu Herlina."Bayi di dalam kandungan Nona Denita juga baik-baik saja. Untung langsung segera dibawa ke rumah sakit sehingga dapat dengan cepat ditangani. Jadi kondisinya tidak terlalu mengkhawatirkan," ucap Dokter menjelaskan."Syukurlah,""Terima kasih, Dok!""Iya, sama-sama,"Setelah kepergian dokter yang menangani Denita, baik ibu Herlina dan ibu Ev

  • Istri Antagonis sang Presdir!    125. Insiden di kantor (2)

    Dengan bibir cemberut, Denita keluar dari ruangan Dominic menuju meja kerjanya. Pakaian ganti yang agak sempit membuat setiap pergerakannya menjadi tidak nyaman. Dan karena suasana hati yang tidak terlalu baik, Denita tidak memperhatikan ada tetesan cairan berwarna biru di samping kaki mejanya. Tatkala kakinya menginjak cairan itu, tubuh Denita limbung ke belakang. Dia menjerit dengan panik dan berusaha mencari pegangan. Akan tetapi, tangannya hanya bisa menggapai udara yang kosong. "Arrrrrgggghhhhh!!!" BRUUUK, Suara tubuhnya yang menghantam lantai begitu keras hingga membuat Dominic yang ada di dalam ruang kerjanya terkejut setengah mati. "Denita!" serunya. Tanpa membuang-buang banyak waktu, dia langsung berlari menuju sumber suara. Sosok sang istri yang terbaring di atas lantai sambil memegangi perutnya membuat sepasang netra Dominic membulat lebar. "Denita!" serunya. "Sakiiiitttt," keluh Denita. Air mata menitik deras dari pelupuk matanya. Rasa panik akan bayi di

  • Istri Antagonis sang Presdir!    124. Insiden di Kantor

    Setelah masalah Niko selesai, Denita akhirnya bisa menjalani hidupnya dengan tenang. Dia juga bisa menikmati kehamilannya dalam damai tanpa adanya drama yang berliku-liku. Bahkan diusia kandungan yang sudah menginjak delapan bulan, dia masih semangat bekerja."Babe, kamu berhenti kerja aja ya. Perut kamu sudah mulai buncit. Pergerakan kamu juga sudah tidak luwes lagi. Sebaiknya istirahat di rumah," Ucapan Dominic ini langsung membuat bibir Denita maju beberapa senti. Dia tidak tahu apakah ini karena faktor kehamilan atau bukan. Akan tetapi, dia mulai menerjemahkan kata-kata orang dengan cara yang berbeda. Seperti sekarang ini, dia tiba-tiba merasa bahwa ucapan suaminya memiliki arti yang negatif. "Jadi kamu merasa terganggu karena perutku yang buncit?" tanya Denita dengan nada merajuk. Suaranya bahkan terdengar tercekat seperti sedang menahan tangis."Bukan begitu," tukas Dominic dengan segera. "Aku hanya takut kalau kamu akan kelelahan. Aku nggak mau kamu dan anak kita kenapa-kenap

  • Istri Antagonis sang Presdir!    123. Mencari Jalan Keluar (2)

    "Jangan terlalu cepat mengambil keputusan," tegur ibu Herlina. Hatinya belum terketuk untuk membiarkan putra sulungnya yang belum menikah mengadopsi anak orang lain. Apalagi anak itu adalah anak sekaligus cucu dari orang yang paling dia benci sekarang. Kalau boleh dikatakan secara kasar, lebih baik mengadopsi anak dari panti asuhan daripada harus mengadopsi Niko. "Bu~" panggil Arkan. "Bukannya Niko masih punya kakek dan nenek kandung? Kenapa perawatan atas Niko harus menjadi tanggung jawab kamu?" seloroh ibu Herlina. "Kemana nih, selingkuhan kamu?" lanjut ibu Herlina bertanya pada mantan suaminya. "Aku tidak melihatnya Nyonya barumu dari tadi,"" ... "Wajah pak Hendra yang disindir seperti ini seketika berubah menjadi keruh. "Jangan bilang habis manis sepah dibuang?" tebak ibu Herlina dengan asal-asalan. Namun, wajah keruh yang ditunjukkan oleh mantan suaminya itu membuat ibu Herlina diyakinkan oleh tebakannya sendiri. Tawa nyaring pun terlempar keluar dari bibirnya yang dihia

  • Istri Antagonis sang Presdir!    122. Mencari Jalan Keluar

    Keesokan hari Denita menghubungi semua orang yang terkait dengan kehidupan Niko. Dia meminta untuk bertemu dengan mereka. Kemudian pada ibu Herlina, Denita menceritakan masalah mengenai anak dari Salsa dan Dimas itu. "Bagaimana keadaan Niko sekarang?" tanya Ibu Herlina. Suaranya terdengar serak seperti sedang menahan tangis. "Aku juga belum tahu, Ma!" jawab Denita. "Makanya aku minta kita semua berkumpul untuk membahas mengenai masalah ini," lanjutnya. "Oke, dimana?" tanya ibu Herlina. "Aku sudah membicarakan ini sama Arkan. Dia minta untuk kita berkumpul di kediaman Hadiwijaya," jawabku. " ... "Keheningan terjadi di seberang sana. Denita sendiri bisa memperkirakan apa yang kiranya sedang dirasakan oleh wanita paruh baya yang telah melahirkannya itu, ketika dia menyebutkan kediaman Hadiwijaya. "Mama baik-baik aja?" tanya Denita memastikan. "Kalau Mama nggak setuju, nanti kita bahas lagi enaknya bertemu dimana," lanjutnya kemudian. "Mama baik-baik aja kok. Ayo segera kita bahas

  • Istri Antagonis sang Presdir!    121. Telepon Tengah Malam

    Denita yang terlanjur berpikir bahwa hidupnya akan menjadi damai setelah Salsa dimasukkan ke dalam rumah sakit jiwa ternyata salah besar. Di tengah malam, ketika dia sedang tertidur nyenyak bersama Dominic, ponsel yang dia letakkan di atas nakas samping tempat tidur berdering nyaring. "Hermm," Denita menggeram pelan dengan alis yang berkerut di dalam tidurnya. Dengan mata setengah terpejam, Denita meraba nakas yang ada di samping tempat tidurnya untuk mencari benda pipih yang mengeluarkan suara ribut-ribut itu. Tanpa melihat nama orang tidak sopan yang menghubunginya tengah malam begini, Denita menjawab panggilan telepon itu dengan sedikit kesal. "Halo!" jawab Denita dengan nada ketus. "Nit, ini Angga," sapa orang dari seberang. Dengan kening yang berkerut semakin dalam, Denita terdiam sementara untuk mencerna suara orang di seberang. Dia yakin bahwa dia sedang tidak bermimpi, tapi kenapa Angga meneleponnya? " ... "Denita terdiam tidak menanggapi untuk waktu yang lama. Baginya

DMCA.com Protection Status