"Adrian!" panggil Gracia yang membuat langkah Adrian dan Greesel terhenti dan mereka berdua langsung membalikan tubuh.Melihat Gracia yang datang langsung membuat Greesel melepaskan tangannya dari genggaman Adrian dan hal itu juga diperhatikan oleh Adrian yang melihat ke arah bawah Adrian kembali melihat ke arah Gracia yang sekarang telah menghampiri Adrian dan Greesel.Gracia yang mengeluarkan senyum dan tiba-tiba langsung menggandeng lengan Adrian yang seolah bermanja pada Adrian dan hal itu dilihat dengan jelas oleh Greesel."Sayang bukankah kamu hari ini berjanji padaku akan mengajakku jalan-jalan di Bali?" tanya Gracia yang melihat sang kekasih dengan suara yang terdengar begitu sangat manja dan tiba-tiba saja Greesel malah merasa aneh dalam situasi tersebut yang berusaha mengalihkan pandangannya ke sana kemarin dan tidak melihat pasangan yang sangat romantis di depannya itu.Tetapi Adrian malah kurang nyaman dan ekspresinya terlihat sangat risih dengan Gracia yang nempel-nempel
Gracia yang langsung menghampiri Greesel dan memberikan ponselnya pada Greesel."Kamu ambil gambar yang bagus ya!" ucap Gracia.Greesel hanya menganggukkan kepala, Gracia dan Adrian langsung menaiki batu itu untuk mengambil foto yang terbaik dengan view yang sangat indah bagaimana ombak yang menerjang begitu tinggi. Greesel menjadi fotografer mereka berdua yang sudah mengarahkan layar belakang ponsel. Gracia yang pasti mengambil momen romantis dengan merangkul lengan Adrian dan meletakkan kepalanya di bahu Adrian. Greesel melihat keromantisan itu dari layar ponsel dan langsung mengambil beberapa potret. Permintaan Gracia sangat banyak dan selalu mengeluarkan senyum yang lebar dan sementara Adrian tatapan mata dan ekspresinya sangat datar yang bahkan terlihat tidak menyukai hal tersebut dan terkesan terpaksa. Tidak tahu sampai kapan Greesel akan berhenti mengambil foto tersebut. Karena sampai saat ini Greesel masih terus mengambil foto mereka berdua dengan gaya Gracia yang berganti
"Kamu bilang lebay!" sahut Gracia yang merasa perkataan Adrian sangat berlebihan. "Bagaimana tidak lebay. Jika apa yang kamu lakukan sangat berlebihan," jawab Adrian."Keterlaluan ya kamu Adrian. Aku hanya berusaha untuk memperbaiki hubungan kita yang belakangan ini sangat renggang dan itu semua karena kamu terlalu sibuk mengurus Greesel. Lalu sekarang kamu mengatakan jika apa yang aku lakukan adalah hal yang lebay dan bahkan berlebihan!" tegas Gracia yang pasti marah dengan tanggapan Adrian."Mulai lagi ribut dan mencari kesalahan ini dan itu yang melibatkan Greesel. Jika kamu merasa hubungan kita renggang karena adanya Greesel. Seharusnya kamu tidak pernah terbersit di dalam pikiran kamu untuk menyuruhku menikah dengan orang lain!" tegas Adrian."Kembali menyalahkan ku," sahut Gracia yang pasti sudah bosan dengan apa yang selalu diucapkan Adrian. "Sudahlah Gracia. Aku benar-benar malas ribut dengan kamu. Kamu sekarang marah kepadaku. Padahal aku sudah menjelaskan kepada kamu. Kena
Greesel dan Adrian yang kembali menghabiskan waktu bersama dengan romantis di atas ranjang dengan penuh keringat. Lain dengan Gracia yang bener-bener begitu stress dengan hubungan dia dan Adrian yang semakin lama semakin merenggang. Gracia yang ternyata tidak kembali ke Jakarta, melainkan Gracia yang menghabiskan waktu untuk minum-minum di dalam Club yang sangat mewah di Bali.Mau siang atau malam, Club tetap saja buka dan tetap saja ramai pengunjung yang memenuhi Club tersebut untuk sekedar minum-minum dengan menghilangkan rasa penat yang ada di otak mereka dan sama seperti ini yang apa dilakukan Gracia. "Dia bahkan tidak pernah berterima kasih kepadaku. Karena aku yang sudah membuat dia menikah dengan Greesel dan karena pernikahan itu yang akhirnya membuat dia mendapatkan warisan dari Eyang. Tapi apa yang dia lakukan. Dia terus saja menyalahkanku dan menganggap paling benar,""Adrian kamu mulai berubah, kamu mulai menghiraukan ku dan bukan karena kamu sibuk dengan pekerjaan. Tetapi
Greesel Adrian yang terlihat jalan-jalan malam-malam yang masih tidak jauh-jauh dari lokasi pantai yang kalau malam hari memang sangat banyak dikunjungi orang-orang. Karena di sana banyak pedagang yang berjualan dan juga banyak orang-orang yang bersantai-santai dengan berkumpul bersama teman-teman keluarga dan juga yang lainnya. "Kamu mau makan apa?" tanya Adrian yang sejak tadi belum menemukan apa yang diinginkan Greesel."Aku tiba-tiba ingin sekali makan kepiting," ucap Greesel."Kepiting!" sahut Adrian yang seperti merasa bahwa makanan itu terlalu aneh sekali. Greesel menganggukkan kepala yang memang dia sangat menginginkan untuk memakan kepiting. "Malam-malam seperti ini?" tanya Adrian yang memastikan sekali lagi.Greesel menganggukkan kepala yang tampak sudah tidak sabaran ingin memakan kepiting tersebut. "Bagaimana? Apa aku boleh memakan kepiting. Hmmm kalau misalnya kamu tidak mau biar aku saja yang makan," ucap Greesel."Baiklah kalau memang itu yang kamu mau. Kita akan me
Setelah menghabiskan waktu bersama. Greesel dan Adrian yang akhirnya sampai hotel dengan belanjaan mereka yang cukup banyak. Mereka berdua yang langsung turun dari mobil dengan pintu mobil yang di bukakan supir."Bagaimana? apa ada lagi yang ingin kamu beli?" tanya Adrian."Ini sudah sangat banyak dan bahkan aku juga membeli hal-hal yang tidak berguna," jawab Alisha yang membuat Adrian tersenyum."Jangan mengatakan tidak berguna. Pasti apa yang kamu beli sangat berguna," ucap Adrian yang membuat Greesel menganggukkan kepala dengan tersenyum lebar."Ya sudah kalau begitu. Ini saja sudah cukup untukku," ucap Greesel."Baiklah kalau begitu, sekarang sebaiknya kita langsung masuk aja dan istirahat. Kamu juga pasti sudah lelah!" ucap Adrian yang membuat Greesel menganggukkan kepala. "Ayo!" ajak Adrian. Greesel mengangguk dan mereka berdua langsung memasuki hotel.Mereka yang sudah sampai di kamar dengan Greesel yang meletakkan semua barang belanjaan itu di atas meja dan Greesel yang meli
Jakarta.Akhirnya Greesel dan Adrian sudah tiba kembali ke Jakarta. Mereka juga langsung memasuki rumah dengan asisten rumah tangga yang langsung mengeluarkan semua barang-barang dari dalam mobil.Biasalah pergi tanpa membawa apa-apa dan pulang sudah membawa begitu banyak sekali oleh-oleh. Adrian dan Greesel yang sama-sama memasuki rumah dengan mereka berdua terlihat sama-sama tersenyum dan tiba-tiba langkah Greesel terhenti."Kamu kenapa?" tanya Adrian yang melihat sang istri memegang kepalanya. "Kamu baik-baik saja?" tanya Adrian lagi."Aku tiba-tiba pusing. Sepertinya aku kecapean di perjalanan," jawab Greesel yang memang merasa tidak enak pada tubuhnya."Padahal istirahat sangat cukup. Apa yang membuat kamu jadi pusing?" tanya Adrian yang membuat Greesel menggelengkan kepala. Walau seperti itu Adrian terlihat begitu sangat khawatir. "Kalian sudah kembali!" tiba-tiba Eyang yang keluar rumah dan melihat pasangan suami istri itu masih berdiri dan tanpa memasuki rumah. "Eyang!" sa
"Gracia! kamu masih marah?" tanya Adrian setelah mencoba untuk menjelaskan kepada sang kekasih agar dapat mengerti. Gracia menggelengkan kepala. Ternyata dia memang tidak bisa berlama-lama marah kepada Adrian. Adrian tersenyum merasa lega. "Aku sangat berharap lain kali kita tidak akan bertengkar hanya karena masalah ini. Aku tidak ingin kita terus salah paham," ucap Adrian. "Tapi kamu juga harus bisa menjaga perasaanku. Aku juga ingin kamu mengingat tentang pernikahan kamu dan Greesel hanya sebatas kontrak," kata-kata Gracia tiba-tiba saja merubah ekspresi wajah Adrian. Entah kenapa dia sama sekali tidak suka dengan perkataan itu. "Kalian menikah kontrak bukan?" tanya Gracia seolah memastikan sesuatu. "Kenapa harus bertanya dan bukankah memang semuanya adalah kesepakatan," sahut Adrian. Kata-kata yang keluar dari mulut Adrian seolah sangat sulit sekali untuk diutarakan. Gracia tersenyum yang merasa begitu lega dan dia juga sangat senang jika Adrian ternyata masih berusaha u
Akhirnya Dokter keluar dari ruangan oprasi."Bagaimana keadaan istri saya dok?" tanya Adrian dengan panik."Alhamdulillah istri Anda baik-baik saja dan begitu juga dengan bayinya. Meski lahir secara prematur, tetapi sehat. Bayi tuan lahir tanpa kekurangan apapun dan sangat cantik," jawab Dokter."Alhamdulillah!" sahut semuanya dengan serentak yang merasa bersyukur dengan kabar baik yang diberikan Dokter."Lalu apa saya boleh menemui istri saya?" tanya Adrian."Kami akan memindahkan ke ruang perawatan sebentar. Jadi tuan mohon bersabar dan untuk bayinya masih dalam perawatan. Jadi untuk keluarga tidak boleh melihat secara keseluruhan, bergantian dan mengikuti prosedur," ucap Dokter."Baik Dokter," sahut Asti."Kalau begitu saya permisi dulu!" ucap Dokter pamit. Mereka semua menganggukkan kepala."Alhamdulillah kondisi Greesel sekarang baik-baik saja," sahut Eyang."Adrian selamat akhirnya bayi kalian berdua lahir juga," sahut Gracia."Iya Adrian. Aku terus tenang dengan kehadiran baik
Akhirnya Adrian ke rumah sakit juga dengan sangat buru-buru dia memasuki rumah sakit tersebut mencari di mana ruangan sang istri yang sebelumnya sudah bertanya kepada Suster. Adrian yang tidak sendiri melainkan bersama Eyang. "Adrian, bukankah itu Ibu Greesel?" tanya Eyang dari kejauhan melihat hal itu."Iya Eyang. Ayo kita ke sana!" ajak Adrian dengan sangat buru-buru dan Eyang pun menurut yang mana mereka berdua langsung berlari. "Bu," sapa Adrian dengan panik."Adrian," sahut Asti."Bagaimana Greesel?""Apa yang terjadi sebenarnya?" tanyanya dengan penuh kepanikan."Greesel tadi jatuh di kamar mandi dan Ibu juga tidak tahu kenapa bisa terjadi seperti itu dan Greesel juga mengalami pendarahan ya membuat Ibu juga panik dan sampai sekarang Dokter belum keluar dari ruangan ICu," jawab Asti dengan sangat terbata-bata dan juga penuh dengan kekhawatiran. "Semoga saja Greesel tidak apa-apa," sahut Eyang.Asti hanya mengangguk saja. Eyang mencoba untuk menenangkan dengan merangkul bahu A
"Greesel sudah! kamu dengarkan saja apa yang dikatakan Gracia dan semua yang dikatakan Gracia adalah benar. Kamu seharusnya bersyukur dengan kehadiran Gracia saat ini yang masih ingin membantu kamu. Jadi sudahlah kamu akhiri rasa marah kamu dengan Adrian walau ini tidak mudah. Aku sudah lelah menjadi kambing hitam di antara kalian," ucap Elang yang ikut menambahi memberikan masukan. "Greesel gunakan hati nurani kamu dan aku yakin kamu sangat mencintai Adrian. Jadi jangan egois atau menghukum Adrian dengan sangat berlebihan. Aku yakin hubungan kalian berdua pasti akan baik-baik saja. Jika kalian berdua sama-sama mau belajar satu sama lain," ucap Gracia yang tidak henti-hentinya memberikan saran. "Kedatangan kami hanya ingin mengatakan itu saja dan terserah kamu mau menyimpan, mendengarkan atau meresapi apa yang kami katakan. Kamu memiliki hak atas segalanya," ucap Elang."Ayo Gracia kita pulang dan biarkan saja Greesel menentukan sendiri jalan apa yang dia pilih," ucap Elang."Baikla
Greesel yang berada di kamarnya yang terlihat membersihkan kamar. Krrekkk.Suara pintu kamar yang terbuka membuat Greesel menoleh dan melihat orang tersebut yang ternyata Asti."Ada kamu yang ingin bertemu dengan kamu," ucap Asti.Greesel menghela nafas yang melanjutkan kembali pekerjaan itu. "Kenapa harus mengatakan tamu agar Greesel pergi menemuinya," ucapnya."Apa maksud kamu Greesel. Bukan Adrian yang ingin bertemu dengan kamu tetapi ada dua orang dan Ibu tidak mengenalinya siapa. Dia mengatakan adalah teman kamu," ucap Asti yang membuat Greesel menelan salivanya."Teman!" tanyanya."Kamu sebaiknya coba lihat dulu. Ibu tidak mungkin berbohong kepada kamu," ucap Asti."Sebentar lagi. Greesel akan keluar," jawabnya.Asti menganggukan kepala dan langsung keluar dari kamar putrinya itu. "Teman! siapa yang ingin bertemu denganku?" tanyanya dengan kebingungan yang memang perasaan tidak memiliki teman selain teman kerjanya waktu di hotel. Greesel yang tidak ingin berpikir panjang yan
Karena hubungan Gracia dan Elang yang akhirnya membaik yang sekarang mereka berdua berada di dalam mobil dengan Elang yang menyetir.Elang beberapa kali terus saja curi-curi pandang pada gadis di sebelahnya itu yang takut saja kalau gadis itu tiba-tiba menghilang. Sementara Gracia yang tampak cuek saja. Elang yang tiba-tiba saja sudah menggenggam tangan Gracia membuat Gracia menoleh. Elang tersenyum dan mencium punggung tangan tersebut yang meletakkan di atas pahanya. Gracia respon dengan baik yang tersenyum dengan tingkah Elang yang sepertinya sangat bucin."Kamu sebenarnya ingin membawaku ke mana?" tanya Gracia."Kerumahku," jawab Elang."Untuk apa?" tanya Gracia dengan dahi mengkerut. "Aku ingin membawa kamu kepada Eyang dan akan meminta Eyang untuk menikahkan kita berdua," jawab Elang."Secepat itu?" tanya Gracia yang cukup kaget. "Memang kenapa? apa tidak boleh melakukan hal itu dan kamu masih ragu menikah denganku?" tanya Elang."Bukan seperti itu. Aku hanya merasa kalau Eyan
"Jadi jangn lagi terus membahas masalah ini dengan Elang. Dia tidak tahu apa-apa!" tegas Gracia yang membuat Adrian yang langsung terdiam."Pergi cari istrimu dan jangan kebiasaan main tangan!" ucapnya dengan kesal yang Benar-benar sangat muak dengan Adrian.Adrian yang tidak berbicara apapun langsung pergi dari hadapan Gracia dan sebelum itu dia melihatnya Elang terlebih dahulu.Gracia yang terlihat membuang nafas perlahan ke depan dan langsung menghampiri Elang."Kamu tidak apa-apa?" tanya Gracia dengan wajahnya yang terlihat sangat panik."Pergi begitu saja dan tidak meminta maaf terlebih dahulu. Seenaknya memukulku," kesal Elang."Sudahlah! kamu jangan membahas dia lagi," ucap Gracia yang akhirnya membantu Elang berdiri.Gracia dan Elang yang akhirnya duduk di salah satu bangku yang ada di dekat hotel. Gracia yang mengobati Elang."Apa masih sakit?" tanya Gracia yang membuat Elang menggelengkan kepala."Kamu kembali?" tanya Elang."Aku ada urusan," jawab Gracia."Jadi Greesel meny
Adrian hari ini ke hotel karena ada pekerjaan yang harus dia laksanakan. Karena Greesel memilih pergi dari rumah dan akhirnya acara yang sudah disiapkan Eyang tidak terjadi. Eyang tidak bisa melakukan apa-apa karena bukan lagi masalah pernikahan palsu yang direncanakan Adrian dan Greesel. Ini sudah menjadi urusan Greesel atas masa lalu kematian ayahnya yang melibatkan Adrian. Eyang sudah tidak memikirkan bagaimana rasa kecewanya telah ditipu oleh wanita yang sudah dianggap sebagai cucu sendiri. Dia hanya memberikan semangat kepada Adrian untuk menyelesaikan masalahnya dan dia juga berharap agar Greesel bisa kembali ke rumah dan berbicara dengannya. Tetapi apapun yang dilakukan Adrian ternyata tidak membuahkan hasil. Bahkan dia sudah pernah mencoba datang beberapa kali ke rumah Greesel dan Greesel yang tidak membiarkan dirinya untuk bertemu dengan suaminya. Asti juga tidak bisa melakukan apa-apa dan membiarkan Greesel dan Adrian yang menyelesaikan semua masalah mereka yang ter
Greesel yang sudah berada di rumah Asti dengan Greesel yang berada di atas sofa dengan kepalanya yang di pangkuan Asti. Asti mengusap-usap rambut Greesel yang mencoba untuk menenangkan Greesel yang berbaring di pangkuannya."Ibu tahu apa yang kamu rasakan sayang. Ini memang sangat tidak mudah. Tetapi semua ini sudah menjadi takdir. Tidak ada yang bisa mengubahnya," ucap Asti yang mencoba untuk membuat pengertian."Sejak tadi Greesel menceritakan apa yang terjadi. Ibu tidak bereaksi apapun dan bahkan tidak kaget. Apa jangan-jangan sebenarnya Ibu sudah mengetahui semua ini?" tanya Greesel memastikan."Ibu memang mengetahui apa kaitan Adrian dengan kematian Papa kamu. Saat itu Mama juga kaget dan berpura-pura untuk tidak mengetahuinya. Ibu mencoba mencari tahu dan sepenuhnya bukanlah kesalahan Adrian," jawab Asti."Bagaimana mungkin ini bukan kesalahan dia. Dia seorang bos yang memiliki pendidikan. Dia seharusnya bisa melihat di sekelilingnya, jangan mengambil keputusan atau bertindak de
Greesel yang tidak mengatakan apa-apa lagi yang kembali memasukkan pakaian itu ke dalam koper dan bahkan dia sudah selesai melakukannya dan merasa dengan cepat dan menurunkan dari atas ranjang. "Greesel!" Adrian menghentikan istrinya saat ingin pergi. "Kita bisa membicarakan semua ini, aku bisa menjelaskan semua kepada kamu. Aku mohon beri aku kesempatan!" ucap Adrian."Tidak ada kesempatan untuk orang yang sudah menghancurkan hidupku. Kamu adalah laki-laki manipulatif yang pernah aku kenal. Kamu sangat jahat Adrian!" tegas Greesel yang langsung menjatuhkan tangan Adrian begitu saja dan Greesel yang langsung pergi "Greesel tunggu!" Adrian yang tidak mungkin membiarkan Greesel dan langsung menyusul dengan Greesel yang bersusah payah membawa kopernya menuruni anak tangga. "Greesel! aku tidak akan membiarkan kamu pergi kemanapun!" tegas Adrian yang menghalangi jalan Greesel yang sudah berada di bawah anak tangga dengan kedua tangannya yang merentang. "Kamu minggir dari hadapanku sek