Greesel dan Adrian yang kembali menghabiskan waktu bersama dengan romantis di atas ranjang dengan penuh keringat. Lain dengan Gracia yang bener-bener begitu stress dengan hubungan dia dan Adrian yang semakin lama semakin merenggang. Gracia yang ternyata tidak kembali ke Jakarta, melainkan Gracia yang menghabiskan waktu untuk minum-minum di dalam Club yang sangat mewah di Bali.Mau siang atau malam, Club tetap saja buka dan tetap saja ramai pengunjung yang memenuhi Club tersebut untuk sekedar minum-minum dengan menghilangkan rasa penat yang ada di otak mereka dan sama seperti ini yang apa dilakukan Gracia. "Dia bahkan tidak pernah berterima kasih kepadaku. Karena aku yang sudah membuat dia menikah dengan Greesel dan karena pernikahan itu yang akhirnya membuat dia mendapatkan warisan dari Eyang. Tapi apa yang dia lakukan. Dia terus saja menyalahkanku dan menganggap paling benar,""Adrian kamu mulai berubah, kamu mulai menghiraukan ku dan bukan karena kamu sibuk dengan pekerjaan. Tetapi
Greesel Adrian yang terlihat jalan-jalan malam-malam yang masih tidak jauh-jauh dari lokasi pantai yang kalau malam hari memang sangat banyak dikunjungi orang-orang. Karena di sana banyak pedagang yang berjualan dan juga banyak orang-orang yang bersantai-santai dengan berkumpul bersama teman-teman keluarga dan juga yang lainnya. "Kamu mau makan apa?" tanya Adrian yang sejak tadi belum menemukan apa yang diinginkan Greesel."Aku tiba-tiba ingin sekali makan kepiting," ucap Greesel."Kepiting!" sahut Adrian yang seperti merasa bahwa makanan itu terlalu aneh sekali. Greesel menganggukkan kepala yang memang dia sangat menginginkan untuk memakan kepiting. "Malam-malam seperti ini?" tanya Adrian yang memastikan sekali lagi.Greesel menganggukkan kepala yang tampak sudah tidak sabaran ingin memakan kepiting tersebut. "Bagaimana? Apa aku boleh memakan kepiting. Hmmm kalau misalnya kamu tidak mau biar aku saja yang makan," ucap Greesel."Baiklah kalau memang itu yang kamu mau. Kita akan me
Setelah menghabiskan waktu bersama. Greesel dan Adrian yang akhirnya sampai hotel dengan belanjaan mereka yang cukup banyak. Mereka berdua yang langsung turun dari mobil dengan pintu mobil yang di bukakan supir."Bagaimana? apa ada lagi yang ingin kamu beli?" tanya Adrian."Ini sudah sangat banyak dan bahkan aku juga membeli hal-hal yang tidak berguna," jawab Alisha yang membuat Adrian tersenyum."Jangan mengatakan tidak berguna. Pasti apa yang kamu beli sangat berguna," ucap Adrian yang membuat Greesel menganggukkan kepala dengan tersenyum lebar."Ya sudah kalau begitu. Ini saja sudah cukup untukku," ucap Greesel."Baiklah kalau begitu, sekarang sebaiknya kita langsung masuk aja dan istirahat. Kamu juga pasti sudah lelah!" ucap Adrian yang membuat Greesel menganggukkan kepala. "Ayo!" ajak Adrian. Greesel mengangguk dan mereka berdua langsung memasuki hotel.Mereka yang sudah sampai di kamar dengan Greesel yang meletakkan semua barang belanjaan itu di atas meja dan Greesel yang meli
Jakarta.Akhirnya Greesel dan Adrian sudah tiba kembali ke Jakarta. Mereka juga langsung memasuki rumah dengan asisten rumah tangga yang langsung mengeluarkan semua barang-barang dari dalam mobil.Biasalah pergi tanpa membawa apa-apa dan pulang sudah membawa begitu banyak sekali oleh-oleh. Adrian dan Greesel yang sama-sama memasuki rumah dengan mereka berdua terlihat sama-sama tersenyum dan tiba-tiba langkah Greesel terhenti."Kamu kenapa?" tanya Adrian yang melihat sang istri memegang kepalanya. "Kamu baik-baik saja?" tanya Adrian lagi."Aku tiba-tiba pusing. Sepertinya aku kecapean di perjalanan," jawab Greesel yang memang merasa tidak enak pada tubuhnya."Padahal istirahat sangat cukup. Apa yang membuat kamu jadi pusing?" tanya Adrian yang membuat Greesel menggelengkan kepala. Walau seperti itu Adrian terlihat begitu sangat khawatir. "Kalian sudah kembali!" tiba-tiba Eyang yang keluar rumah dan melihat pasangan suami istri itu masih berdiri dan tanpa memasuki rumah. "Eyang!" sa
"Gracia! kamu masih marah?" tanya Adrian setelah mencoba untuk menjelaskan kepada sang kekasih agar dapat mengerti. Gracia menggelengkan kepala. Ternyata dia memang tidak bisa berlama-lama marah kepada Adrian. Adrian tersenyum merasa lega. "Aku sangat berharap lain kali kita tidak akan bertengkar hanya karena masalah ini. Aku tidak ingin kita terus salah paham," ucap Adrian. "Tapi kamu juga harus bisa menjaga perasaanku. Aku juga ingin kamu mengingat tentang pernikahan kamu dan Greesel hanya sebatas kontrak," kata-kata Gracia tiba-tiba saja merubah ekspresi wajah Adrian. Entah kenapa dia sama sekali tidak suka dengan perkataan itu. "Kalian menikah kontrak bukan?" tanya Gracia seolah memastikan sesuatu. "Kenapa harus bertanya dan bukankah memang semuanya adalah kesepakatan," sahut Adrian. Kata-kata yang keluar dari mulut Adrian seolah sangat sulit sekali untuk diutarakan. Gracia tersenyum yang merasa begitu lega dan dia juga sangat senang jika Adrian ternyata masih berusaha u
Greesel yang berada di dapur yang terlihat gelisah bahkan terlihat tidak menentu dan entah apa yang membuat perasaannya menjadi gundah dan tidak tenang seperti itu. "Nona itu gula!" tegur Bibi yang melihat Greesel yang memang hampir saja memasukkan gula ke dalam sayur sop. "Oh maaf," sahut Greesel yang baru menyadari hal itu. Dia benar-benar begitu gugup dan memang tidak terlihat baik-baik saja."Nona baik-baik saja?" tanya Bibi. "Iya. Saya baik-baik saja," jawab Greesel.'Ada apa denganmu Greesel. Kenapa jadi seperti ini. Apa ini karena perkataan Adrian tadi. Apa kamu keberatan dengan Adrian yang menegaskan bahwa pernikahan kami hanyalah sebatas kontrak saja dan hanya sebuah kesepakatan. Apa kamu keberatan jika Adrian mencoba membujuk bu Gracia agar tidak salah paham,'Greesel membatin dengan bertanya-tanya sendiri. Dia sangat kebingungan dengan perasaannya. Mungkin sikap Adrian belakangan ini yang begitu sangat lembut membuat Greesel luluh dan menganggap semua perhatian itu memil
"Ya sudah kalau begitu aku mau ke kamar mandi dulu. Aku mau siap-siap untuk beristirahat," ucap Greesel yang membuat Adrian menganggukkan kepala. Greesel yang langsung memasuki kamar mandi dan sementara Adrian yang duduk di pinggir ranjang. Greesel yang berdiri di depan cermin, "astaga aku lupa membawa baju ganti!" ucapnya dengan menepuk jidatnya yang sedikit teledor. Greesel menarik nafas panjang dan membuang perlahan kedepan. Lalu Greesel yang mau tidak mau harus kembali keluar dari kamar untuk mengambil pakaian ganti itu. "Ya sudah Gracia. Kamu harus beristirahat!" Saat membuka pintu, Greesel harus mendapati Adrian yang ternyata sedang duduk di pinggir ranjang yang menelpon dan yang tak lain ditelepon Adrian adalah Gracia. "Aku besok akan mengabari kamu. Kamu istirahat dan jangan bekerja lagi. Aku tidak ingin kamu terlalu lelah," ucap Adrian yang memberikan perhatiannya kepada sang kekasih. Entah mengapa Greesel lagi-lagi seolah kembali dipatahkan dan dari raut wajah itu su
Greesel dan Adrian yang sama-sama berada di dalam kamar. "Bagaimana kondisi ibu kamu?" tanya Adrian yang membuka jasnya dan meletakkan di atas sofa."Sudah jauh lebih baik daripada sebelumnya," jawab Greesel dengan tersenyum."Syukurlah kalau begitu. Aku lega mendengarnya," jawab Adrian."Ibu juga mengucapkan terima kasih kepada kamu dan beliau sangat menyayangkan tidak memiliki kesempatan untuk bertemu dengan kamu," ucap Greesel."Memang tidak pernah ada kesempatan untuk bertemu. Semoga lain kali nanti aku bisa bertemu dengan ibu kamu dan aku menerima semua ucapan terima kasihnya," sahut Adrian.Greesel menganggukkan kepala dengan tersenyum."Hmmmmm, kamu makan?" tanya Greesel tiba-tiba."Iya. Sebentar lagi kita akan turun dan akan makan malam," jawab Adrian."Bukankah Eyang tidak ada dirumah dan sepertinya pelayan tidak menyiapkan makan malam yang banyak," ucap Greesel.Dia memang sudah mulai hafal bagaimana kondisi di dalam rumah itu. Hanya karena ada keberadaan Eyang yang menyatu
"Kamu tidak apa-apa Gracia?" tanya Elang yang terus memperhatikan Gracia yang tampak masih sangat schok dengan kejadian yang ada."Gracia!" Elang yang memegang tangan Gracia dan Gracia langsung melepaskan. Gracia yang tidak mengatakan apa-apa yang langsung pergi. "Kamu tidak perlu menyembunyikan apapun lagi dariku. Aku sudah tahu semuanya," ucap Elang yang membuat langkah Gracia terhenti dan melihat ke arah Elang."Aku tahu semua hubungan kamu dengan Adrian. Apa yang aku duga selama ini ternyata benar, kalian berdua memiliki hubungan spesial dan pernikahan Adrian dengan Greesel karena suatu tujuan," ucap Elang."Lalu jika kamu tahu mau bagaimana?" tanya Gracia. Dengan apa yang terjadi Gracia memang tidak mengharapkan apa-apa. Jika tiba-tiba saja Elang sudah ada di sana dan pasti Elang sudah tahu bagaimana hubungan dia, Adrian dan Greesel."Aku tidak peduli dengan apapun. Aku sudah kehilangan segalanya. Mau kamu tahu tentang hubunganku dengan Adrian dan kamu ingin melakukan sesuatu
"Apa saya salah Greesel?" "Apa saya salah mengatakan bahwa kamu telah mengingkari semua janji kamu?" tanya Gracia yang membuat Greesel geleng-geleng kepala."Kamu terlalu nyaman dengan status kamu yang baru. Kamu terlalu nyaman dengan semua yang kamu alami. Kamu begitu nyaman dengan posisi kamu yang seperti sekarang ini hah! kamu sudah nyaman dengan kehidupan kamu bersama Adrian dan melupakan bahwa kamu dan Adrian hanya menikah secara kontrak," ucap Gracia."Tidak, Bu Gracia. Ibu salah! apa yang Ibu pikirkan tidak benar. Saya juga tidak tahu permasalahan yang Ibu hadapi dengan Adrian. Tapi Saya benar-benar tidak mengingkari janji dan tidak lupa kodrat saya seperti apa!" tegas Greesel."Apa saya bisa memegang kata-kata kamu?" tanya Gracia."Ibu bisa pegang kata-kata saya. Saya tidak bohong sama sekali dan saya mohon jangan berpikiran kalau saya menjadi penyebab berakhirnya hubungan ibu dan juga Adrian!" tegas Greesel dengan air matanya yang sudah keluar."Kalau begitu kamu akhiri pern
Gracia yang begitu galau berada di kamarnya yang baru saja putus dari kekasihnya, dengan duduk di atas ranjang yang memeluk tubuhnya, air matanya tidak henti-henti keluar yang masih meratapi kesedihannya."Ini akhirnya terjadi. Gracia berakhirnya hubungan kamu dengan Adrian tidak sepenuhnya adalah kesalahan Adrian. Kamu harus mengingat Gracia, bahwa semua yang terjadi bermula dari kesalahan kamu. Kamu yang menimbulkan semua ini. Kamu yang memulai dan seharusnya kamu sudah tahu resiko apa yang akan kamu dapatkan," "Mungkin ini menjadi alasan bagi Adrian tentang mengakhiri hubungan kami tentang apa yang terjadi antara aku dan Elang. Gracia kamu harus menerima segalanya. Ini sudah menjadi takdir," batinnya yang berusaha untuk kuat. Tetapi tetap saja semua itu tidak mudah. Mengingat hubungan Gracia dan Adrian yang tidak sebentar dan mana mungkin bisa semudah itu menerima semuanya. ***Greesel, Adrian, Eyang, Sherly, Gracia dan Eyang yang sedang sarapan. Karena di luar sedang hujan yang
"Mengkhianati?" tanya Greesel memastikan."Benar! dia telah mengkhianati ku," ucap Adrian."Maksud kamu bagaimana? aku tidak mengerti. Mengkhianati Bu Gracia. Apa itu mungkin?" tanya Greesel."Aku tidak mungkin asal berbicara Greesel. Aku memiliki bukti bahwa selama ini Gracia memiliki hubungan dengan Elang," ucap Adrian yang semakin membuat Greesel kaget dengan matanya yang melotot."Elang! jadi benar! mereka memiliki hubungan?" celetuk Greesel yang keceplosan dan menyadari dia terlalu lancang berbicara membuat tangannya menutup mulutnya. "Kamu mengetahui sesuatu?" tanya Adrian dengah alis bertautan."Hmmmm, maksud ku bukan seperti itu," Greesel yang mendadak gugup."Greesel apa yang kamu ketahui? apa sebenarnya kamu juga mengetahui bahwa mereka memiliki hubungan?" tanya Adrian memastikan. "Maafkan aku Adrian! sebenarnya aku juga kurang mengerti dan tidak paham. Aku tidak tahu jelas jika mereka memiliki hubungan atau tidak. Tetapi....." Greesel yang terlihat begitu gugup yang tidak
Adrian, Greesel, Eyang, Elang dan Sherly yang sudah menduduki kursi untuk menikmati makan malam. Pelayan juga seperti biasa yang juga ikut melayani. Saat itu juga yang akhirnya Gracia muncul, Gracia sepertinya ingin menghindari makan malam yang ingin langsung memasuki bus. "Gracia!" hal itu tidak jadi ketika Eyang menegurnya. "I-iya eyang," jawab Gracia dengan menelan salivanya. Adrian tampak santai bahkan tidak peduli sama sekali yang mulai mengambil makanannya dan justru Elang yang memperhatikan ekspresi wajah Gracia yang masih terlihat sangat sendu dengan mata yang masih sembab. "Kamu dari mana?" tanya Eyang. "Oh. Itu tadi, aku dari..." Gracia yang tampak gugup dengan terbata-bata yang tidak tahu harus menjawab apa. Greesel yang memperhatikan ke arah suaminya yang melihat ekspresi Adrian yang memang sejak tadi tidak melihat Gracia. "Aku habis mencari keperluan mandi di supermarket yang terdekat," ucap Gracia yang Mencari Alasan. "Begitukah! ya sudah kalau begitu ayo ka
Gracia yang diputuskan oleh Adrian yang pasti sangat sulit untuk menerima kenyataan itu. Gracia sekarang hanya bisa menangis sesenggukan yang benar-benar terluka. Dengan tangisan yang menutup wajahnya menggunakan kedua tangan. "Akhirnya apa yang aku takutkan terjadi juga?""Hubunganku dengan Elang akan menjadikan alasan buat Adrian mengakhiri hubungan kami,""Tapi kenapa Adrian sama sekali tidak memberiku kesempatan. Apa orang seperti itu tidak pantas mendapatkan kesempatan. Kenapa hubungan kami harus berakhir seperti ini. Akhirnya semua benar-benar berakhir seperti ini, sudah tidak ada hubungan lagi Antara Aku dan Adrian dan aku yang dikorbankan untuk semua ini," ucapnya yang terus menangis.Tanpa Gracia sadari yang ternyata Elang berada di balik pohon. Entah sejak kapan dia berada di sana. Apakah dia mendengar pembicaraan Gracia dan Adrian atau hanya mendengar keluhan dari Gracia saja. "Jadi selama ini dugaanku benar. Mereka berdua memang memiliki hubungan dan justru pernikahan Ad
Gracia yang terlihat malam-malam keluar dari Bus. Dia tampak melihat di sekitarnya yang mana orang-orang sibuk melakukan aktivitas masing-masing yang mana memang pelayan sedang menyiapkan acara barbeque. "Aneh sekali! tumben sekalian mengajakku untuk bertemu. Ada apa sebenarnya?" batin Gracia.Setelah mendapatkan kesempatan yang akhirnya Gracia yang sama sekali tidak membuang-buang waktu yang langsung saja pergi tanpa ada yang mengetahui apa yang telah dia lakukan.Akhirnya Gracia dan Adrian yang bertemu juga dan sangat jauh dari bus dan juga orang-orang yang ada di sana.Gracia yang melihat Adrian yang duduk sendirian salah satu kursi berwarna putih. "Adrian!" ucapnya yang membuat Adrian menoleh ke belakang. "Duduklah," sahut Adrian dengan suara datar yang membuat Gracia menganggukkan kepala dan akhirnya duduk di samping Adrian."Tumben sekali kamu tiba-tiba mengajakku untuk bertemu. Kamu tidak takut, jika Nenek atau yang lainnya akan melihat kita?" tanya Gracia."Aku sudah memiki
Greesel sudah bangun di pagi hari yang ternyata pagi ini kurang begitu cerah. Di lagi hari yang sudah disebut dengan hujan rintik-rintik. Greesel yang melihat ke arah ranjang yang mana Adrian masih tertidur. Mungkin saja Adrian tadi malam tidak nyaman tidur. Greesel membuang nafas perlahan kedepan dan menghampiri suaminya itu.Greesel yang duduk di pinggir ranjang dengan mengusap rambut Adrian dan juga mencium lembut kening suaminya itu.Ternyata hal itu mampu membuat Adrian terbangun."Maaf! aku sudah menggangu tidur kamu," ucap Greesel.Adrian membuang nafasnya perlahan kedepan dan meraih tangan Greesel, " tidak apa-apa! ini sudah jam berapa?" tanya Adrian."Jam 7 pagi," jawab Greesel."Enak sekali tidur! apa mungkin karena pagi hari yang didampingi dengan hujan. Jadi terasa sangat berbeda sekali?" tanya Adrian."Mungkin saja," jawab Gresek."Apa tidur kamu nyenyak?" tanya Greesel."Aku sudah tidur sampai bangun kesiangan seperti ini dan kamu masih bertanya. Aku nyenyak apa tidak?"
Adrian dan Greesel yang sama-sama berada di atas ranjang yang sekarang sudah tertidur. Tetapi tampak Adrian gelisah dengan keringat yang membasahi wajahnya dan kepalanya geleng-geleng ke samping. "Tidak!" "Tidak!" Adrian yang mengigau. "Tuan! saya benar-benar sama sekali tidak melakukan hal itu. Saya berani bersumpah, Saya tidak melakukan kecurangan dalam bisnis!" ucap Danu dengan kedua tangan yang disatukan yang berlutut di depan Adrian yang memperlihatkan wajah yang sangat datar. "Saya hanya di fitnah tuan. Semua bukti ini sama sekali tidak benar!" Danu tidak henti-hentinya meyakinkan Adrian. "Aku sama sekali tidak bisa mempercayaimu. Hotel sudah begitu mempercayaimu dan bekerja selama ini sangat baik dan kau telah melakukan tindakan tercela!" tugas Adria."Masalah ini akan dibawa ke jalur hukum dan kamu akan terancam hukuman yang sangat berat!" tegas Adrian."Tidak tuan!" Danu yang terus saja meminta permohonan dan sama sekali tidak dipedulikan oleh Adrian. Adrian yang bahk