"Ya sudah kalau begitu aku mau ke kamar mandi dulu. Aku mau siap-siap untuk beristirahat," ucap Greesel yang membuat Adrian menganggukkan kepala. Greesel yang langsung memasuki kamar mandi dan sementara Adrian yang duduk di pinggir ranjang. Greesel yang berdiri di depan cermin, "astaga aku lupa membawa baju ganti!" ucapnya dengan menepuk jidatnya yang sedikit teledor. Greesel menarik nafas panjang dan membuang perlahan kedepan. Lalu Greesel yang mau tidak mau harus kembali keluar dari kamar untuk mengambil pakaian ganti itu. "Ya sudah Gracia. Kamu harus beristirahat!" Saat membuka pintu, Greesel harus mendapati Adrian yang ternyata sedang duduk di pinggir ranjang yang menelpon dan yang tak lain ditelepon Adrian adalah Gracia. "Aku besok akan mengabari kamu. Kamu istirahat dan jangan bekerja lagi. Aku tidak ingin kamu terlalu lelah," ucap Adrian yang memberikan perhatiannya kepada sang kekasih. Entah mengapa Greesel lagi-lagi seolah kembali dipatahkan dan dari raut wajah itu su
Greesel dan Adrian yang sama-sama berada di dalam kamar. "Bagaimana kondisi ibu kamu?" tanya Adrian yang membuka jasnya dan meletakkan di atas sofa."Sudah jauh lebih baik daripada sebelumnya," jawab Greesel dengan tersenyum."Syukurlah kalau begitu. Aku lega mendengarnya," jawab Adrian."Ibu juga mengucapkan terima kasih kepada kamu dan beliau sangat menyayangkan tidak memiliki kesempatan untuk bertemu dengan kamu," ucap Greesel."Memang tidak pernah ada kesempatan untuk bertemu. Semoga lain kali nanti aku bisa bertemu dengan ibu kamu dan aku menerima semua ucapan terima kasihnya," sahut Adrian.Greesel menganggukkan kepala dengan tersenyum."Hmmmmm, kamu makan?" tanya Greesel tiba-tiba."Iya. Sebentar lagi kita akan turun dan akan makan malam," jawab Adrian."Bukankah Eyang tidak ada dirumah dan sepertinya pelayan tidak menyiapkan makan malam yang banyak," ucap Greesel.Dia memang sudah mulai hafal bagaimana kondisi di dalam rumah itu. Hanya karena ada keberadaan Eyang yang menyatu
Setelah menyiapkan makan siang untuk sang suami. Greesel yang kembali ke hotel untuk memberikan suaminya makan siang itu. Wajah Greesel yang tampak begitu sumringah sekali. Bagaimana tidak. Jika dia yang sejak tadi begitu excited sekali yang khusus pulang untuk memasakkan Adrian. Greesel yang berjalan di koridor rumah hotel menuju ruangan Adrian Adrian yang berada di ruangannya yang ternyata ada Gracia di dalam ruangan itu dengan mereka berdua yang duduk di sofa dan tampak Adrian yang menandatangani berbagai berkas."Kamu tidak akan sedih?" tanya Gracia yang membuat Adrian menoleh ke arah Gracia. "Sedih kenapa?" tanya Adrian."Dalam satu minggu ini aku akan berada di Paris untuk mengikuti acara fashion week di sana. Jadi bukankah kita berdua akan LDR untuk sementara. Lalu apa kamu tidak akan sedih?" tanya Gracia dengan wajah sendu yang pasti dia akan sangat sedih jika berpisah dengan kekasihnya itu walau hanya sementara. "Hanya satu minggu saja kamu berada di sana dan bukan selama-
Greesel memasuki kamar yang kemudian disusul Adrian yang menutup pintu kamar. Adrian melihat istrinya sejak tadi masih diam saja dan bahkan makan dengan sangat terpaksa. Greesel yang langsung membuka lemari untuk mengambil pakaian tidur.Setelah itu Greesel berjalan menuju kamar mandi yang pasti melewati Adrian dan Adrian langsung menghadang jalan Greesel. Hal itu membuat Greesel mengangkat kepala yang melihat suaminya itu. "Kamu kenapa sejak tadi aku perhatikan bersikap seperti ini?" tanya Adrian."Memang ada apa dengan sikapku?" tanya Greesel."Kamu diam saja dan tidak berbicara kepadaku sejak tadi di hotel dan iya. Aku tadi mencari kamu di hotel dan tidak menemukan kamu yang ternyata kamu sudah pulang dan tanpa berpamitan kepadaku," ucap Adrian."Memang sejak kapan aku kalau pulang dari hotel berpamitan dengan kamu?" Greesel yang lagi-lagi menimpali semua pertanyaan Adrian. Adrian menghela nafas yang benar-benar sudah merasa ada yang tidak beres dengan istrinya itu. "Greesel kam
Gracia yang berjalan keluar dari gedung tersebut dengan jalan yang sempoyongan, bahkan heelsnya yang begitu tinggi mampu membuat Gracia kesulitan berjalan. "Kenapa kau hanya mengangguk saja!" ucapnya dengan kesal yang langsung membuka kasar heels tersebut. Gracia yang benar-benar kesal. "Kau hanya mengganggu ku saja, membuatku benar-benar repot!" kesal Gracia dengan kesal yang penuh dengan emosi. Seorang pria yang berjalan dari belakang Gracia yang menyenggol tubuh Gracia yang membuat Gracia yang tidak memiliki keseimbangan yang akhirnya membuat dia jatuh terduduk di lantai. "Hey you!" kesal Gracia.Pria itu tidak hanya menoleh ke belakang dan tidak peduli sama sekali yang melanjutkan langkahnya. "Dasar kurang ajar. Bukannya minta maaf malah pergi begitu saja. Dasar!" umpat Gracia kesal yang mencoba untuk berdiri. Tetapi tampaknya begitu sulit dan hanya membuat dia semakin emosi. Tiba-tiba saja sebuah tangan yang langsung memegang kedua tangannya dari belakang dan mengangkat
Gracia yang ternyata tidak berhenti sampai di situ saja. Dia bahkan memegang pipi Elang dengan wajah Gracia yang memerah."Aku lihat kau lumayan tampan," ucapnya yang tersenyum malu-malu.Elang masih pada ekspresi datar yang masih kaget dengan apa yang di lakukan Gracia.Gracia yang semakin menjadi-jadi yang kembali berulah dengan mencium pipi Elang."Gracia cukup!" Elang sejak tadi berusaha untuk menahan diri."Kenapa? bukankah kau itu sangat menginginkan ku dan aku sekarang memberimu kesempatan," ucap Gracia."Aku sudah mengatakan. Jika kau sedang mabuk. Jadi kau jangan bertingkah!" tegas Elang."Alah basi, katakan saja. ternyata kau itu cupu. Kau hanya berani mengejarku diam-diam. Tetapi aku sudah ada di hadapanmu. Kau malah tidak nekat. Dasar cupu, tidak gentelment!" Gracia yang malah memberikan ejekan kepada Elang yang membuat Elang kesal yang seolah terpancing.Tangan Gracia yang masih dikalungkan di leher leher Elang dan tiba-tiba saja Elang yang terpancing akibat ulah Gracia d
Paris.Kamar hotel Gracia yang begitu sangat berantakan yang terlihat pakaian berserakan di mana-mana. Heels Gracia yang berada di bawah tempat tidur dan pakaiannya di atas lantai yang bercampur dengan pakaian Elang yang mana pasangan itu tadi malam memang menghabiskan malam panas mereka berdua. Pasangan itu masih tertidur di atas ranjang tanpa busana yang hanya tertutupi dengan selimut.Entahlah mereka selesai jam berapa. Tetapi terlihat mereka berdua sama-sama lelah sampai matahari yang begitu terik yang masuk dari sela-sela jendela yang membuat hangat pada wajah keduanya tidak mampu membangunkan mereka berdua.Mereka benar-benar larut dalam tidur nyenyak, setelah menghabiskan malam bersama dan apakah mereka tadi malam sudah sadar atau bahkan belum sama sekali.Dartt Dratttt Dratttt Dratttt Dratttt Dratttt Suara ponsel yang terdengar begitu nyaring yang berada di dalam tas Gracia yang terletak di atas nakas. Suara ponsel itu mampu mengerutkan dahi Gracia. Suara racauan yang keluar
Sebelum Elang keluar dari kamar Gracia Elang mengganti pakaiannya dulu di kamar mandi dan setelah mengganti pakaian itu Elang keluar dari kamar mandi. Gracia masih berada di atas ranjang dengan menutup wajahnya menggunakan kedua tangan yang masih terlihat frustasi dengan apa yang terjadi. Elang melihat sebentar dan melangkah yang ingin keluar. "Kita lupakan apa yang terjadi di antara kita dan tidak akan membahas masalah ini," ucap Gracia yang membuat langkah Elang terhenti. "Aku menganggap jika tidak terjadi apapun diantara kita berdua. Aku tidak ingin memiliki urusan apapun denganmu lagi. Bukankah ini merupakan keuntungan untuk yang tidak akan berkaitan dengan kekasihmu dan aku juga tidak ingin berurusan dengan dia. Jadi anggap saja tidak pernah terjadi apapun diantara kita berdua dan jangan pernah menggangguku!" tegas Gracia yang mengambil keputusan itu. "Baiklah! aku setuju. Karena aku juga punya kekasih," sahut Elang yang sebenarnya kaget jika Gracia mengambil keputusan sepert
Akhirnya Dokter keluar dari ruangan oprasi."Bagaimana keadaan istri saya dok?" tanya Adrian dengan panik."Alhamdulillah istri Anda baik-baik saja dan begitu juga dengan bayinya. Meski lahir secara prematur, tetapi sehat. Bayi tuan lahir tanpa kekurangan apapun dan sangat cantik," jawab Dokter."Alhamdulillah!" sahut semuanya dengan serentak yang merasa bersyukur dengan kabar baik yang diberikan Dokter."Lalu apa saya boleh menemui istri saya?" tanya Adrian."Kami akan memindahkan ke ruang perawatan sebentar. Jadi tuan mohon bersabar dan untuk bayinya masih dalam perawatan. Jadi untuk keluarga tidak boleh melihat secara keseluruhan, bergantian dan mengikuti prosedur," ucap Dokter."Baik Dokter," sahut Asti."Kalau begitu saya permisi dulu!" ucap Dokter pamit. Mereka semua menganggukkan kepala."Alhamdulillah kondisi Greesel sekarang baik-baik saja," sahut Eyang."Adrian selamat akhirnya bayi kalian berdua lahir juga," sahut Gracia."Iya Adrian. Aku terus tenang dengan kehadiran baik
Akhirnya Adrian ke rumah sakit juga dengan sangat buru-buru dia memasuki rumah sakit tersebut mencari di mana ruangan sang istri yang sebelumnya sudah bertanya kepada Suster. Adrian yang tidak sendiri melainkan bersama Eyang. "Adrian, bukankah itu Ibu Greesel?" tanya Eyang dari kejauhan melihat hal itu."Iya Eyang. Ayo kita ke sana!" ajak Adrian dengan sangat buru-buru dan Eyang pun menurut yang mana mereka berdua langsung berlari. "Bu," sapa Adrian dengan panik."Adrian," sahut Asti."Bagaimana Greesel?""Apa yang terjadi sebenarnya?" tanyanya dengan penuh kepanikan."Greesel tadi jatuh di kamar mandi dan Ibu juga tidak tahu kenapa bisa terjadi seperti itu dan Greesel juga mengalami pendarahan ya membuat Ibu juga panik dan sampai sekarang Dokter belum keluar dari ruangan ICu," jawab Asti dengan sangat terbata-bata dan juga penuh dengan kekhawatiran. "Semoga saja Greesel tidak apa-apa," sahut Eyang.Asti hanya mengangguk saja. Eyang mencoba untuk menenangkan dengan merangkul bahu A
"Greesel sudah! kamu dengarkan saja apa yang dikatakan Gracia dan semua yang dikatakan Gracia adalah benar. Kamu seharusnya bersyukur dengan kehadiran Gracia saat ini yang masih ingin membantu kamu. Jadi sudahlah kamu akhiri rasa marah kamu dengan Adrian walau ini tidak mudah. Aku sudah lelah menjadi kambing hitam di antara kalian," ucap Elang yang ikut menambahi memberikan masukan. "Greesel gunakan hati nurani kamu dan aku yakin kamu sangat mencintai Adrian. Jadi jangan egois atau menghukum Adrian dengan sangat berlebihan. Aku yakin hubungan kalian berdua pasti akan baik-baik saja. Jika kalian berdua sama-sama mau belajar satu sama lain," ucap Gracia yang tidak henti-hentinya memberikan saran. "Kedatangan kami hanya ingin mengatakan itu saja dan terserah kamu mau menyimpan, mendengarkan atau meresapi apa yang kami katakan. Kamu memiliki hak atas segalanya," ucap Elang."Ayo Gracia kita pulang dan biarkan saja Greesel menentukan sendiri jalan apa yang dia pilih," ucap Elang."Baikla
Greesel yang berada di kamarnya yang terlihat membersihkan kamar. Krrekkk.Suara pintu kamar yang terbuka membuat Greesel menoleh dan melihat orang tersebut yang ternyata Asti."Ada kamu yang ingin bertemu dengan kamu," ucap Asti.Greesel menghela nafas yang melanjutkan kembali pekerjaan itu. "Kenapa harus mengatakan tamu agar Greesel pergi menemuinya," ucapnya."Apa maksud kamu Greesel. Bukan Adrian yang ingin bertemu dengan kamu tetapi ada dua orang dan Ibu tidak mengenalinya siapa. Dia mengatakan adalah teman kamu," ucap Asti yang membuat Greesel menelan salivanya."Teman!" tanyanya."Kamu sebaiknya coba lihat dulu. Ibu tidak mungkin berbohong kepada kamu," ucap Asti."Sebentar lagi. Greesel akan keluar," jawabnya.Asti menganggukan kepala dan langsung keluar dari kamar putrinya itu. "Teman! siapa yang ingin bertemu denganku?" tanyanya dengan kebingungan yang memang perasaan tidak memiliki teman selain teman kerjanya waktu di hotel. Greesel yang tidak ingin berpikir panjang yan
Karena hubungan Gracia dan Elang yang akhirnya membaik yang sekarang mereka berdua berada di dalam mobil dengan Elang yang menyetir.Elang beberapa kali terus saja curi-curi pandang pada gadis di sebelahnya itu yang takut saja kalau gadis itu tiba-tiba menghilang. Sementara Gracia yang tampak cuek saja. Elang yang tiba-tiba saja sudah menggenggam tangan Gracia membuat Gracia menoleh. Elang tersenyum dan mencium punggung tangan tersebut yang meletakkan di atas pahanya. Gracia respon dengan baik yang tersenyum dengan tingkah Elang yang sepertinya sangat bucin."Kamu sebenarnya ingin membawaku ke mana?" tanya Gracia."Kerumahku," jawab Elang."Untuk apa?" tanya Gracia dengan dahi mengkerut. "Aku ingin membawa kamu kepada Eyang dan akan meminta Eyang untuk menikahkan kita berdua," jawab Elang."Secepat itu?" tanya Gracia yang cukup kaget. "Memang kenapa? apa tidak boleh melakukan hal itu dan kamu masih ragu menikah denganku?" tanya Elang."Bukan seperti itu. Aku hanya merasa kalau Eyan
"Jadi jangn lagi terus membahas masalah ini dengan Elang. Dia tidak tahu apa-apa!" tegas Gracia yang membuat Adrian yang langsung terdiam."Pergi cari istrimu dan jangan kebiasaan main tangan!" ucapnya dengan kesal yang Benar-benar sangat muak dengan Adrian.Adrian yang tidak berbicara apapun langsung pergi dari hadapan Gracia dan sebelum itu dia melihatnya Elang terlebih dahulu.Gracia yang terlihat membuang nafas perlahan ke depan dan langsung menghampiri Elang."Kamu tidak apa-apa?" tanya Gracia dengan wajahnya yang terlihat sangat panik."Pergi begitu saja dan tidak meminta maaf terlebih dahulu. Seenaknya memukulku," kesal Elang."Sudahlah! kamu jangan membahas dia lagi," ucap Gracia yang akhirnya membantu Elang berdiri.Gracia dan Elang yang akhirnya duduk di salah satu bangku yang ada di dekat hotel. Gracia yang mengobati Elang."Apa masih sakit?" tanya Gracia yang membuat Elang menggelengkan kepala."Kamu kembali?" tanya Elang."Aku ada urusan," jawab Gracia."Jadi Greesel meny
Adrian hari ini ke hotel karena ada pekerjaan yang harus dia laksanakan. Karena Greesel memilih pergi dari rumah dan akhirnya acara yang sudah disiapkan Eyang tidak terjadi. Eyang tidak bisa melakukan apa-apa karena bukan lagi masalah pernikahan palsu yang direncanakan Adrian dan Greesel. Ini sudah menjadi urusan Greesel atas masa lalu kematian ayahnya yang melibatkan Adrian. Eyang sudah tidak memikirkan bagaimana rasa kecewanya telah ditipu oleh wanita yang sudah dianggap sebagai cucu sendiri. Dia hanya memberikan semangat kepada Adrian untuk menyelesaikan masalahnya dan dia juga berharap agar Greesel bisa kembali ke rumah dan berbicara dengannya. Tetapi apapun yang dilakukan Adrian ternyata tidak membuahkan hasil. Bahkan dia sudah pernah mencoba datang beberapa kali ke rumah Greesel dan Greesel yang tidak membiarkan dirinya untuk bertemu dengan suaminya. Asti juga tidak bisa melakukan apa-apa dan membiarkan Greesel dan Adrian yang menyelesaikan semua masalah mereka yang ter
Greesel yang sudah berada di rumah Asti dengan Greesel yang berada di atas sofa dengan kepalanya yang di pangkuan Asti. Asti mengusap-usap rambut Greesel yang mencoba untuk menenangkan Greesel yang berbaring di pangkuannya."Ibu tahu apa yang kamu rasakan sayang. Ini memang sangat tidak mudah. Tetapi semua ini sudah menjadi takdir. Tidak ada yang bisa mengubahnya," ucap Asti yang mencoba untuk membuat pengertian."Sejak tadi Greesel menceritakan apa yang terjadi. Ibu tidak bereaksi apapun dan bahkan tidak kaget. Apa jangan-jangan sebenarnya Ibu sudah mengetahui semua ini?" tanya Greesel memastikan."Ibu memang mengetahui apa kaitan Adrian dengan kematian Papa kamu. Saat itu Mama juga kaget dan berpura-pura untuk tidak mengetahuinya. Ibu mencoba mencari tahu dan sepenuhnya bukanlah kesalahan Adrian," jawab Asti."Bagaimana mungkin ini bukan kesalahan dia. Dia seorang bos yang memiliki pendidikan. Dia seharusnya bisa melihat di sekelilingnya, jangan mengambil keputusan atau bertindak de
Greesel yang tidak mengatakan apa-apa lagi yang kembali memasukkan pakaian itu ke dalam koper dan bahkan dia sudah selesai melakukannya dan merasa dengan cepat dan menurunkan dari atas ranjang. "Greesel!" Adrian menghentikan istrinya saat ingin pergi. "Kita bisa membicarakan semua ini, aku bisa menjelaskan semua kepada kamu. Aku mohon beri aku kesempatan!" ucap Adrian."Tidak ada kesempatan untuk orang yang sudah menghancurkan hidupku. Kamu adalah laki-laki manipulatif yang pernah aku kenal. Kamu sangat jahat Adrian!" tegas Greesel yang langsung menjatuhkan tangan Adrian begitu saja dan Greesel yang langsung pergi "Greesel tunggu!" Adrian yang tidak mungkin membiarkan Greesel dan langsung menyusul dengan Greesel yang bersusah payah membawa kopernya menuruni anak tangga. "Greesel! aku tidak akan membiarkan kamu pergi kemanapun!" tegas Adrian yang menghalangi jalan Greesel yang sudah berada di bawah anak tangga dengan kedua tangannya yang merentang. "Kamu minggir dari hadapanku sek