Greesel memasuki kamar yang kemudian disusul Adrian yang menutup pintu kamar. Adrian melihat istrinya sejak tadi masih diam saja dan bahkan makan dengan sangat terpaksa. Greesel yang langsung membuka lemari untuk mengambil pakaian tidur.Setelah itu Greesel berjalan menuju kamar mandi yang pasti melewati Adrian dan Adrian langsung menghadang jalan Greesel. Hal itu membuat Greesel mengangkat kepala yang melihat suaminya itu. "Kamu kenapa sejak tadi aku perhatikan bersikap seperti ini?" tanya Adrian."Memang ada apa dengan sikapku?" tanya Greesel."Kamu diam saja dan tidak berbicara kepadaku sejak tadi di hotel dan iya. Aku tadi mencari kamu di hotel dan tidak menemukan kamu yang ternyata kamu sudah pulang dan tanpa berpamitan kepadaku," ucap Adrian."Memang sejak kapan aku kalau pulang dari hotel berpamitan dengan kamu?" Greesel yang lagi-lagi menimpali semua pertanyaan Adrian. Adrian menghela nafas yang benar-benar sudah merasa ada yang tidak beres dengan istrinya itu. "Greesel kam
Gracia yang berjalan keluar dari gedung tersebut dengan jalan yang sempoyongan, bahkan heelsnya yang begitu tinggi mampu membuat Gracia kesulitan berjalan. "Kenapa kau hanya mengangguk saja!" ucapnya dengan kesal yang langsung membuka kasar heels tersebut. Gracia yang benar-benar kesal. "Kau hanya mengganggu ku saja, membuatku benar-benar repot!" kesal Gracia dengan kesal yang penuh dengan emosi. Seorang pria yang berjalan dari belakang Gracia yang menyenggol tubuh Gracia yang membuat Gracia yang tidak memiliki keseimbangan yang akhirnya membuat dia jatuh terduduk di lantai. "Hey you!" kesal Gracia.Pria itu tidak hanya menoleh ke belakang dan tidak peduli sama sekali yang melanjutkan langkahnya. "Dasar kurang ajar. Bukannya minta maaf malah pergi begitu saja. Dasar!" umpat Gracia kesal yang mencoba untuk berdiri. Tetapi tampaknya begitu sulit dan hanya membuat dia semakin emosi. Tiba-tiba saja sebuah tangan yang langsung memegang kedua tangannya dari belakang dan mengangkat
Gracia yang ternyata tidak berhenti sampai di situ saja. Dia bahkan memegang pipi Elang dengan wajah Gracia yang memerah."Aku lihat kau lumayan tampan," ucapnya yang tersenyum malu-malu.Elang masih pada ekspresi datar yang masih kaget dengan apa yang di lakukan Gracia.Gracia yang semakin menjadi-jadi yang kembali berulah dengan mencium pipi Elang."Gracia cukup!" Elang sejak tadi berusaha untuk menahan diri."Kenapa? bukankah kau itu sangat menginginkan ku dan aku sekarang memberimu kesempatan," ucap Gracia."Aku sudah mengatakan. Jika kau sedang mabuk. Jadi kau jangan bertingkah!" tegas Elang."Alah basi, katakan saja. ternyata kau itu cupu. Kau hanya berani mengejarku diam-diam. Tetapi aku sudah ada di hadapanmu. Kau malah tidak nekat. Dasar cupu, tidak gentelment!" Gracia yang malah memberikan ejekan kepada Elang yang membuat Elang kesal yang seolah terpancing.Tangan Gracia yang masih dikalungkan di leher leher Elang dan tiba-tiba saja Elang yang terpancing akibat ulah Gracia d
Paris.Kamar hotel Gracia yang begitu sangat berantakan yang terlihat pakaian berserakan di mana-mana. Heels Gracia yang berada di bawah tempat tidur dan pakaiannya di atas lantai yang bercampur dengan pakaian Elang yang mana pasangan itu tadi malam memang menghabiskan malam panas mereka berdua. Pasangan itu masih tertidur di atas ranjang tanpa busana yang hanya tertutupi dengan selimut.Entahlah mereka selesai jam berapa. Tetapi terlihat mereka berdua sama-sama lelah sampai matahari yang begitu terik yang masuk dari sela-sela jendela yang membuat hangat pada wajah keduanya tidak mampu membangunkan mereka berdua.Mereka benar-benar larut dalam tidur nyenyak, setelah menghabiskan malam bersama dan apakah mereka tadi malam sudah sadar atau bahkan belum sama sekali.Dartt Dratttt Dratttt Dratttt Dratttt Dratttt Suara ponsel yang terdengar begitu nyaring yang berada di dalam tas Gracia yang terletak di atas nakas. Suara ponsel itu mampu mengerutkan dahi Gracia. Suara racauan yang keluar
Sebelum Elang keluar dari kamar Gracia Elang mengganti pakaiannya dulu di kamar mandi dan setelah mengganti pakaian itu Elang keluar dari kamar mandi. Gracia masih berada di atas ranjang dengan menutup wajahnya menggunakan kedua tangan yang masih terlihat frustasi dengan apa yang terjadi. Elang melihat sebentar dan melangkah yang ingin keluar. "Kita lupakan apa yang terjadi di antara kita dan tidak akan membahas masalah ini," ucap Gracia yang membuat langkah Elang terhenti. "Aku menganggap jika tidak terjadi apapun diantara kita berdua. Aku tidak ingin memiliki urusan apapun denganmu lagi. Bukankah ini merupakan keuntungan untuk yang tidak akan berkaitan dengan kekasihmu dan aku juga tidak ingin berurusan dengan dia. Jadi anggap saja tidak pernah terjadi apapun diantara kita berdua dan jangan pernah menggangguku!" tegas Gracia yang mengambil keputusan itu. "Baiklah! aku setuju. Karena aku juga punya kekasih," sahut Elang yang sebenarnya kaget jika Gracia mengambil keputusan sepert
"Sayang kenapa kamu lama sekali menelponku. Aku padahal menghubungi kamu sejak tadi dan baru ini kamu menelponku. Apa Greesel tidak menyampaikan apa yang aku katakan pada dia?" tanya Gracia."Sudah di sampaikan. Jika tidak, aku tidak mungkin menelpon kamu dan tadi aku banyak pekerja yang baru bisa menghubungi kamu sekarang," jawab Adrian dengan penjelasan."Baiklah kalau begitu yang terpenting aku senang dengan kamu yang sekarang menghubungiku," ucap Gracia.Adrian sama sekali tidak menjawab."Sayang. Apa kamu tidak merindukanku?" tanya Gracia."Kenapa kamu bertanya seperti itu?" tanya Adrian balik."Selama aku berada di Paris, kamu sama sekali tidak pernah menghampiriku dan kamu juga tidak mempertanyakan bagaimana pekerjaanku di sini apakah semuanya lancar atau bagaimana? kamu juga tidak mengabariku saat aku tuna di Paris dan sampai hari ini. Jadi apa salah jika aku punya pemikiran. Jika kamu tidak merindukanku," ucap Gracia."Bukankah aku baru saja mengatakan kepada kamu jika aku si
Greesel harus ikut bersama Adrian dan Gracia ke Apartemen Gracia. Jika Gracia sudah ada berarti Greesel akan duduk di belakang dan Adrian dan Gracia duduk di depan. Greesel sudah sangat terbiasa dengan situasi itu. Jadi tidak ada hal yang perlu dia khawatirkan. "Sayang aku di sana bertemu banyak orang dan kamu juga tahu orang-orang yang aku temui juga kebanyakan dari dunia selebritis Luar Negri. Aku benar-benar sangat senang berada dalam kesempatan itu dan aku berharap mendapatkan kesempatan kembali," ucap Gracia yang sejak tadi menceritakan kepada Adrian bagaimana pengalaman yang dia dapatkan. "Mungkin ini juga awal karirku untuk menjadi model Internasional. Aku harus bisa menyesuaikan diri dalam hal ini. Aku akan terus semangat menjalani profesi ini," lanjut Gracia."Aku akan terus memberikan support untuk pekerjaan kamu dan semoga semua apa yang kamu inginkan tercapai. Aku tahu kamu sudah berjuang begitu banyak dan kamu juga tidak mendapatkan semua ini secara instan. Aku tahu ini
Greesel yang terlihat fokus memasak dan sesekali dia yang ternyata melihat ke arah Gracia dan juga Adrian yang berada di sofa. Mereka berdua tampak mengobrol santai yang tidak terlalu berlebihan romantis-romantisan. Gracia hanya menceritakan bagaimana pengalaman dia berada di Paris sembari membongkar oleh-oleh yang begitu banyak yang dia bawa untuk sang kekasih. Adrian juga terlihat santai yang mendengarkan cerita itu. Dia sangat tahu bagaimana impian Gracia yang ingin mengikuti Faris fashion week dan semua itu terkabul. Jadi Adrian mendengarkan dengan tulus apapun yang dikatakan Gracia.Entahlah bagaimana perasaan Greesel yang ada di sana dan apakah dia cemburu melihat hal itu. Jika dikatakan tidak peduli hal itu sangat tidak mungkin. Karena sejak tadi Greesel yang curi-curi pandang pada dua orang tersebut. Jadi sudah dapat dijelaskan. Jika Greesel sebenarnya sangat merasa tidak enak.'Mereka berdua memang sangat cocok. Aku bisa melihat dari tatapan keduanya. Jika mereka memang sal
"Kamu tidak apa-apa Gracia?" tanya Elang yang terus memperhatikan Gracia yang tampak masih sangat schok dengan kejadian yang ada."Gracia!" Elang yang memegang tangan Gracia dan Gracia langsung melepaskan. Gracia yang tidak mengatakan apa-apa yang langsung pergi. "Kamu tidak perlu menyembunyikan apapun lagi dariku. Aku sudah tahu semuanya," ucap Elang yang membuat langkah Gracia terhenti dan melihat ke arah Elang."Aku tahu semua hubungan kamu dengan Adrian. Apa yang aku duga selama ini ternyata benar, kalian berdua memiliki hubungan spesial dan pernikahan Adrian dengan Greesel karena suatu tujuan," ucap Elang."Lalu jika kamu tahu mau bagaimana?" tanya Gracia. Dengan apa yang terjadi Gracia memang tidak mengharapkan apa-apa. Jika tiba-tiba saja Elang sudah ada di sana dan pasti Elang sudah tahu bagaimana hubungan dia, Adrian dan Greesel."Aku tidak peduli dengan apapun. Aku sudah kehilangan segalanya. Mau kamu tahu tentang hubunganku dengan Adrian dan kamu ingin melakukan sesuatu
"Apa saya salah Greesel?" "Apa saya salah mengatakan bahwa kamu telah mengingkari semua janji kamu?" tanya Gracia yang membuat Greesel geleng-geleng kepala."Kamu terlalu nyaman dengan status kamu yang baru. Kamu terlalu nyaman dengan semua yang kamu alami. Kamu begitu nyaman dengan posisi kamu yang seperti sekarang ini hah! kamu sudah nyaman dengan kehidupan kamu bersama Adrian dan melupakan bahwa kamu dan Adrian hanya menikah secara kontrak," ucap Gracia."Tidak, Bu Gracia. Ibu salah! apa yang Ibu pikirkan tidak benar. Saya juga tidak tahu permasalahan yang Ibu hadapi dengan Adrian. Tapi Saya benar-benar tidak mengingkari janji dan tidak lupa kodrat saya seperti apa!" tegas Greesel."Apa saya bisa memegang kata-kata kamu?" tanya Gracia."Ibu bisa pegang kata-kata saya. Saya tidak bohong sama sekali dan saya mohon jangan berpikiran kalau saya menjadi penyebab berakhirnya hubungan ibu dan juga Adrian!" tegas Greesel dengan air matanya yang sudah keluar."Kalau begitu kamu akhiri pern
Gracia yang begitu galau berada di kamarnya yang baru saja putus dari kekasihnya, dengan duduk di atas ranjang yang memeluk tubuhnya, air matanya tidak henti-henti keluar yang masih meratapi kesedihannya."Ini akhirnya terjadi. Gracia berakhirnya hubungan kamu dengan Adrian tidak sepenuhnya adalah kesalahan Adrian. Kamu harus mengingat Gracia, bahwa semua yang terjadi bermula dari kesalahan kamu. Kamu yang menimbulkan semua ini. Kamu yang memulai dan seharusnya kamu sudah tahu resiko apa yang akan kamu dapatkan," "Mungkin ini menjadi alasan bagi Adrian tentang mengakhiri hubungan kami tentang apa yang terjadi antara aku dan Elang. Gracia kamu harus menerima segalanya. Ini sudah menjadi takdir," batinnya yang berusaha untuk kuat. Tetapi tetap saja semua itu tidak mudah. Mengingat hubungan Gracia dan Adrian yang tidak sebentar dan mana mungkin bisa semudah itu menerima semuanya. ***Greesel, Adrian, Eyang, Sherly, Gracia dan Eyang yang sedang sarapan. Karena di luar sedang hujan yang
"Mengkhianati?" tanya Greesel memastikan."Benar! dia telah mengkhianati ku," ucap Adrian."Maksud kamu bagaimana? aku tidak mengerti. Mengkhianati Bu Gracia. Apa itu mungkin?" tanya Greesel."Aku tidak mungkin asal berbicara Greesel. Aku memiliki bukti bahwa selama ini Gracia memiliki hubungan dengan Elang," ucap Adrian yang semakin membuat Greesel kaget dengan matanya yang melotot."Elang! jadi benar! mereka memiliki hubungan?" celetuk Greesel yang keceplosan dan menyadari dia terlalu lancang berbicara membuat tangannya menutup mulutnya. "Kamu mengetahui sesuatu?" tanya Adrian dengah alis bertautan."Hmmmm, maksud ku bukan seperti itu," Greesel yang mendadak gugup."Greesel apa yang kamu ketahui? apa sebenarnya kamu juga mengetahui bahwa mereka memiliki hubungan?" tanya Adrian memastikan. "Maafkan aku Adrian! sebenarnya aku juga kurang mengerti dan tidak paham. Aku tidak tahu jelas jika mereka memiliki hubungan atau tidak. Tetapi....." Greesel yang terlihat begitu gugup yang tidak
Adrian, Greesel, Eyang, Elang dan Sherly yang sudah menduduki kursi untuk menikmati makan malam. Pelayan juga seperti biasa yang juga ikut melayani. Saat itu juga yang akhirnya Gracia muncul, Gracia sepertinya ingin menghindari makan malam yang ingin langsung memasuki bus. "Gracia!" hal itu tidak jadi ketika Eyang menegurnya. "I-iya eyang," jawab Gracia dengan menelan salivanya. Adrian tampak santai bahkan tidak peduli sama sekali yang mulai mengambil makanannya dan justru Elang yang memperhatikan ekspresi wajah Gracia yang masih terlihat sangat sendu dengan mata yang masih sembab. "Kamu dari mana?" tanya Eyang. "Oh. Itu tadi, aku dari..." Gracia yang tampak gugup dengan terbata-bata yang tidak tahu harus menjawab apa. Greesel yang memperhatikan ke arah suaminya yang melihat ekspresi Adrian yang memang sejak tadi tidak melihat Gracia. "Aku habis mencari keperluan mandi di supermarket yang terdekat," ucap Gracia yang Mencari Alasan. "Begitukah! ya sudah kalau begitu ayo ka
Gracia yang diputuskan oleh Adrian yang pasti sangat sulit untuk menerima kenyataan itu. Gracia sekarang hanya bisa menangis sesenggukan yang benar-benar terluka. Dengan tangisan yang menutup wajahnya menggunakan kedua tangan. "Akhirnya apa yang aku takutkan terjadi juga?""Hubunganku dengan Elang akan menjadikan alasan buat Adrian mengakhiri hubungan kami,""Tapi kenapa Adrian sama sekali tidak memberiku kesempatan. Apa orang seperti itu tidak pantas mendapatkan kesempatan. Kenapa hubungan kami harus berakhir seperti ini. Akhirnya semua benar-benar berakhir seperti ini, sudah tidak ada hubungan lagi Antara Aku dan Adrian dan aku yang dikorbankan untuk semua ini," ucapnya yang terus menangis.Tanpa Gracia sadari yang ternyata Elang berada di balik pohon. Entah sejak kapan dia berada di sana. Apakah dia mendengar pembicaraan Gracia dan Adrian atau hanya mendengar keluhan dari Gracia saja. "Jadi selama ini dugaanku benar. Mereka berdua memang memiliki hubungan dan justru pernikahan Ad
Gracia yang terlihat malam-malam keluar dari Bus. Dia tampak melihat di sekitarnya yang mana orang-orang sibuk melakukan aktivitas masing-masing yang mana memang pelayan sedang menyiapkan acara barbeque. "Aneh sekali! tumben sekalian mengajakku untuk bertemu. Ada apa sebenarnya?" batin Gracia.Setelah mendapatkan kesempatan yang akhirnya Gracia yang sama sekali tidak membuang-buang waktu yang langsung saja pergi tanpa ada yang mengetahui apa yang telah dia lakukan.Akhirnya Gracia dan Adrian yang bertemu juga dan sangat jauh dari bus dan juga orang-orang yang ada di sana.Gracia yang melihat Adrian yang duduk sendirian salah satu kursi berwarna putih. "Adrian!" ucapnya yang membuat Adrian menoleh ke belakang. "Duduklah," sahut Adrian dengan suara datar yang membuat Gracia menganggukkan kepala dan akhirnya duduk di samping Adrian."Tumben sekali kamu tiba-tiba mengajakku untuk bertemu. Kamu tidak takut, jika Nenek atau yang lainnya akan melihat kita?" tanya Gracia."Aku sudah memiki
Greesel sudah bangun di pagi hari yang ternyata pagi ini kurang begitu cerah. Di lagi hari yang sudah disebut dengan hujan rintik-rintik. Greesel yang melihat ke arah ranjang yang mana Adrian masih tertidur. Mungkin saja Adrian tadi malam tidak nyaman tidur. Greesel membuang nafas perlahan kedepan dan menghampiri suaminya itu.Greesel yang duduk di pinggir ranjang dengan mengusap rambut Adrian dan juga mencium lembut kening suaminya itu.Ternyata hal itu mampu membuat Adrian terbangun."Maaf! aku sudah menggangu tidur kamu," ucap Greesel.Adrian membuang nafasnya perlahan kedepan dan meraih tangan Greesel, " tidak apa-apa! ini sudah jam berapa?" tanya Adrian."Jam 7 pagi," jawab Greesel."Enak sekali tidur! apa mungkin karena pagi hari yang didampingi dengan hujan. Jadi terasa sangat berbeda sekali?" tanya Adrian."Mungkin saja," jawab Gresek."Apa tidur kamu nyenyak?" tanya Greesel."Aku sudah tidur sampai bangun kesiangan seperti ini dan kamu masih bertanya. Aku nyenyak apa tidak?"
Adrian dan Greesel yang sama-sama berada di atas ranjang yang sekarang sudah tertidur. Tetapi tampak Adrian gelisah dengan keringat yang membasahi wajahnya dan kepalanya geleng-geleng ke samping. "Tidak!" "Tidak!" Adrian yang mengigau. "Tuan! saya benar-benar sama sekali tidak melakukan hal itu. Saya berani bersumpah, Saya tidak melakukan kecurangan dalam bisnis!" ucap Danu dengan kedua tangan yang disatukan yang berlutut di depan Adrian yang memperlihatkan wajah yang sangat datar. "Saya hanya di fitnah tuan. Semua bukti ini sama sekali tidak benar!" Danu tidak henti-hentinya meyakinkan Adrian. "Aku sama sekali tidak bisa mempercayaimu. Hotel sudah begitu mempercayaimu dan bekerja selama ini sangat baik dan kau telah melakukan tindakan tercela!" tugas Adria."Masalah ini akan dibawa ke jalur hukum dan kamu akan terancam hukuman yang sangat berat!" tegas Adrian."Tidak tuan!" Danu yang terus saja meminta permohonan dan sama sekali tidak dipedulikan oleh Adrian. Adrian yang bahk