Greesel yang terlihat fokus memasak dan sesekali dia yang ternyata melihat ke arah Gracia dan juga Adrian yang berada di sofa. Mereka berdua tampak mengobrol santai yang tidak terlalu berlebihan romantis-romantisan. Gracia hanya menceritakan bagaimana pengalaman dia berada di Paris sembari membongkar oleh-oleh yang begitu banyak yang dia bawa untuk sang kekasih. Adrian juga terlihat santai yang mendengarkan cerita itu. Dia sangat tahu bagaimana impian Gracia yang ingin mengikuti Faris fashion week dan semua itu terkabul. Jadi Adrian mendengarkan dengan tulus apapun yang dikatakan Gracia.Entahlah bagaimana perasaan Greesel yang ada di sana dan apakah dia cemburu melihat hal itu. Jika dikatakan tidak peduli hal itu sangat tidak mungkin. Karena sejak tadi Greesel yang curi-curi pandang pada dua orang tersebut. Jadi sudah dapat dijelaskan. Jika Greesel sebenarnya sangat merasa tidak enak.'Mereka berdua memang sangat cocok. Aku bisa melihat dari tatapan keduanya. Jika mereka memang sal
"Kamu baik-baik saja?" tanya Adrian khawatir. Greesel menganggukkan kepala. Dia masih bisa mengatakan baik-baik saja dan padahal wajahnya mulai pucat. "Kita kerumah sakit. Kamu terlihat tidak baik-baik saja," ucap Adrian. "Tapi aku baik-baik saja. Kita sama sekali tidak perlu ke rumah sakit. Mungkin ini karena tadi aku tidak sarapan," ucap Greesel. "Jadi kamu sama sekali tidak sarapan lagi?" tanya Adrian memastikan. Greesel mengangguk dengan pelan yang tahu itu pasti akan menjadi masalah bagi Adrian dan lihatlah wajah Adrian yang memang terlihat sangat marah. "Greesel Kamu sebenarnya pernah makan apa tidak sih? kamu terus aja mengatakan tidak selera makan dan apa kamu ingin mati karena kelaparan," Adrian yang kali ini memang tidak lembut dan langsung begitu tegas yang sangat marah kepada Greesel. Greesel sampai tidak bisa menjawab kata-kata itu dan hanya melihat wajah suaminya itu memerah. "Bagaimana kamu tidak sampai seperti ini jika kamu saja tidak sarapan dan aku tidak t
Adrian yang langsung melepas pelukan itu yang setelah dia sadar dan melihat wanita itu yang benar-benar sudah menangis dan seperti sangat merindukan Adrian yang sejak tadi membuat Gracia dan Greesel penasaran. "Anastasya!" ucap Adrian yang ternyata wanita itu bernama Anatasya dan jika Adrian mengetahui namanya berarti Adrian mengenal wanita itu. "Kenapa kamu bisa ada di sini?" tanya Adrian dengan dahi mengkerut. "Mana mungkin aku tidak tahu tempat ini dan aku memang datang ke tempat ini dengan sengaja ingin bertemu dengan kamu. Mungkin aku punya tujuan lain yang berurusan dengan Grand Hotel. Tetapi tetap tujuan utamaku dengan sengaja untuk bertemu dengan kamu," ucap Anastasya. Adrian yang langsung menoleh ke arah Gracia dan Greesel yang pasti Adrian tahu jika dua orang itu yang sama-sama sangat penasaran. Anastasya yang tiba-tiba memegang tangan Adrian dan hal itu semakin membuat Gracia melotot yang kepanasan. "Aku benar-benar sangat merindukan kamu Adrian. Aku tidak percaya
Gracia, Adrian dan Greesel yang berada di dalam ruangan Adrian. "Siapa wanita itu?" tanya Gracia langsung yang sejak tadi mulutnya sudah tidak sabaran ingin mendengar jawaban Adrian. Greesel yang ada di ruangan itu yang tampak meletakkan berkas di atas meja Adrian. "Bukankah tadi di sana kamu sudah mendengar dan pasti kamu tahu," jawab Adrian. "Tapi aku ingin mendengar sendiri dari mulut kamu. Wanita itu siapa!" tegas Gracia. "Dia Anatasya dan seperti apa yang dia katakan. Kami dulu memiliki hubungan," jawab Adrian. "Jadi dia benar-benar mantan kekasih kamu sebelum bertemu denganku. Tetapi aku lihat wanita itu belum bisa melupakan kamu," ucap Gracia. "Yang tidak bisa melupakan itu adalah dia dan bukan aku. Jadi hal itu sama sekali tidak berurusan denganku!" tegas Adrian dengan penuh penekanan. "Tapi aku juga melihat dari ekspresi wajah kamu. Kamu juga sepertinya masih memiliki perasaan sedikit dengan wanita itu. Terbukti dari dia langsung memeluk kamu dan kamu bukan lan
Greesel dan Adrian baru saja pulang ke rumah dengan Adrian yang tampak membuka jasnya di atas tempat tidur. Greesel melihat latihan tampak begitu stres dan apalagi Adrian yang juga memijat kepalanya yang langsung duduk di sofa. "Apa pekerjaan hari ini begitu banyak?" tanya Greesel yang membuat Adrian membuka mata. "Tidak terlalu. Aku hanya sedikit lelah saja," jawab Adrian. "Biar aku buatkan teh untuk kamu," ucap Greesel. Adrian menganggukan kepala. Greesel yang tidak mengatakan apa-apa lagi langsung keluar dari kamar dan Adrian kembali memejamkan matanya. Dia tidak tidur dan mungkin memang benar kepalanya sakit yang mungkin terlalu banyak pikiran dan entahlah apa yang sedang dia pikirkan saat ini.***Greesel yang sudah berada di dapur yang sekarang sedang membuat minuman. Di dapur juga ada asisten rumah tangga yang mengerjakan pekerjaan mereka masing-masing. Tiba-tiba saja ada Elang memasuki dapur. Asisten rumah tangga itu menundukkan kepala dan Elang yang menyuruh mereka perg
Greesel hari ini bertemu dengan Gracia di hotel yang mana mereka berdua sedang duduk di Restaurant hotel sembari menikmati sarapan. "Jadi Adrian menceritakan kepada kamu dengan jelas bagaimana hubungan dia dan Anatasya?" tanya Gracia memastikan sekali lagi. Dia memang belum mendapatkan cerita apa-apa dari Adrian dan kebetulan bertemu dengan Greesel. Greesel juga tidak menutupi apapun yang jujur berbicara apa adanya. "Benar Bu. Tapi ibu sama sekali tidak perlu khawatir. Karena dari cerita pak Adrian. Beliau memang sepertinya sudah tidak memiliki perasaan apapun kepada Anatasya dan mungkin saja karena pengkhianatan yang beliau terima yang tidak bisa dimaafkan begitu saja," ucap Greesel yang mencoba untuk meyakinkan Gracia. "Tapi biasanya seseorang yang putus cinta dan itu karena sebuah pengkhianatan justru Itu sangat berkesan dan tidak akan bisa dilupakan dengan mudah. Aku juga bisa melihat bagaimana reaksi Adrian saat bertemu dengan wanita itu," ucap Gracia. "Apa Ibu meragu
Adrian yang terlihat begitu kesal yang langsung keluar dari ruangannya. Adrian yang langsung keluar dari ruangannya. Adrian yang berjalan dengan langkah yang sangat lebar dan sangat bertepatan berpapasan dengan Greesel. Langkah Adrian yang langsung terhenti dengan kedua tangan yang dilipat di dada. Melihat suaminya yang berdiri di sana yang membuat Greesel yang juga menghentikan langkah dengan mereka berdua yang sudah saling berhadapan. Greesel sedikit heran dengan ekspresi wajah Adrian yang tampak tegang dan bahkan terlihat aura kemarahan dan tidak tahu apa yang terjadi. "Ada apa?" tanya Greesel dengan wajah tampak takut-takut sedikit. Aura wajah itu terakhir dia lihat pas awal-awal pernikahan mereka. Adrian yang sudah banyak berubah dan sekarang kembali lagi. "Kamu dari mana?" tanya Adrian dengan suara berat. "Aku baru saja menyelesaikan berkas-berkas yang tadi di berikan Eyang," jawab Greesel."Lalu?" tanya Adrian dengan alis terangkat. "Aku akan meminta tanda tangan dari Elan
Greesel yang langsung menghentikan langkah ketikan melihat Adrian yang sudah berhenti di depannya dengan menatapnya berbeda tajam. Greesel yang seperti punya kesalahan saja yang menelan salivanya yang mendadak takut dengan Adrian.Tatapan mata Adrian yang langsung perpindah pada Elang yang juga menatap Elang dengan tajam."Masuk!" hanya kata itu yang di ucapkan Adrian. Greesel menganggukkan kepala yang mau tidak mau langsung masuk.Adrian membuang nafas perlahan kedepan dan melihat ke arah Elang kembali dengan Adrian yang menghampiri Elang."Apa yang kau lakukan!" ucap Adrian."Apa yang aku lakukan!" Elang bertanya kembali dengan kebingungan."Kau sengaja pulang bersama istriku?" tanya Adrian dengan alis terangkat."Apa maksud dari pertanyaan mu?" Elang yang bertanya kembali."Kau yang tiba-tiba saja muncul bersama Greesel. Apa kau sekarang ingin melakukan hobi mu, ingin merebut milik orang lain hah!" ucap Adrian."Adrian kau benar-benar salah paham. Jika karena aku pulang bersama den
Akhirnya Dokter keluar dari ruangan oprasi."Bagaimana keadaan istri saya dok?" tanya Adrian dengan panik."Alhamdulillah istri Anda baik-baik saja dan begitu juga dengan bayinya. Meski lahir secara prematur, tetapi sehat. Bayi tuan lahir tanpa kekurangan apapun dan sangat cantik," jawab Dokter."Alhamdulillah!" sahut semuanya dengan serentak yang merasa bersyukur dengan kabar baik yang diberikan Dokter."Lalu apa saya boleh menemui istri saya?" tanya Adrian."Kami akan memindahkan ke ruang perawatan sebentar. Jadi tuan mohon bersabar dan untuk bayinya masih dalam perawatan. Jadi untuk keluarga tidak boleh melihat secara keseluruhan, bergantian dan mengikuti prosedur," ucap Dokter."Baik Dokter," sahut Asti."Kalau begitu saya permisi dulu!" ucap Dokter pamit. Mereka semua menganggukkan kepala."Alhamdulillah kondisi Greesel sekarang baik-baik saja," sahut Eyang."Adrian selamat akhirnya bayi kalian berdua lahir juga," sahut Gracia."Iya Adrian. Aku terus tenang dengan kehadiran baik
Akhirnya Adrian ke rumah sakit juga dengan sangat buru-buru dia memasuki rumah sakit tersebut mencari di mana ruangan sang istri yang sebelumnya sudah bertanya kepada Suster. Adrian yang tidak sendiri melainkan bersama Eyang. "Adrian, bukankah itu Ibu Greesel?" tanya Eyang dari kejauhan melihat hal itu."Iya Eyang. Ayo kita ke sana!" ajak Adrian dengan sangat buru-buru dan Eyang pun menurut yang mana mereka berdua langsung berlari. "Bu," sapa Adrian dengan panik."Adrian," sahut Asti."Bagaimana Greesel?""Apa yang terjadi sebenarnya?" tanyanya dengan penuh kepanikan."Greesel tadi jatuh di kamar mandi dan Ibu juga tidak tahu kenapa bisa terjadi seperti itu dan Greesel juga mengalami pendarahan ya membuat Ibu juga panik dan sampai sekarang Dokter belum keluar dari ruangan ICu," jawab Asti dengan sangat terbata-bata dan juga penuh dengan kekhawatiran. "Semoga saja Greesel tidak apa-apa," sahut Eyang.Asti hanya mengangguk saja. Eyang mencoba untuk menenangkan dengan merangkul bahu A
"Greesel sudah! kamu dengarkan saja apa yang dikatakan Gracia dan semua yang dikatakan Gracia adalah benar. Kamu seharusnya bersyukur dengan kehadiran Gracia saat ini yang masih ingin membantu kamu. Jadi sudahlah kamu akhiri rasa marah kamu dengan Adrian walau ini tidak mudah. Aku sudah lelah menjadi kambing hitam di antara kalian," ucap Elang yang ikut menambahi memberikan masukan. "Greesel gunakan hati nurani kamu dan aku yakin kamu sangat mencintai Adrian. Jadi jangan egois atau menghukum Adrian dengan sangat berlebihan. Aku yakin hubungan kalian berdua pasti akan baik-baik saja. Jika kalian berdua sama-sama mau belajar satu sama lain," ucap Gracia yang tidak henti-hentinya memberikan saran. "Kedatangan kami hanya ingin mengatakan itu saja dan terserah kamu mau menyimpan, mendengarkan atau meresapi apa yang kami katakan. Kamu memiliki hak atas segalanya," ucap Elang."Ayo Gracia kita pulang dan biarkan saja Greesel menentukan sendiri jalan apa yang dia pilih," ucap Elang."Baikla
Greesel yang berada di kamarnya yang terlihat membersihkan kamar. Krrekkk.Suara pintu kamar yang terbuka membuat Greesel menoleh dan melihat orang tersebut yang ternyata Asti."Ada kamu yang ingin bertemu dengan kamu," ucap Asti.Greesel menghela nafas yang melanjutkan kembali pekerjaan itu. "Kenapa harus mengatakan tamu agar Greesel pergi menemuinya," ucapnya."Apa maksud kamu Greesel. Bukan Adrian yang ingin bertemu dengan kamu tetapi ada dua orang dan Ibu tidak mengenalinya siapa. Dia mengatakan adalah teman kamu," ucap Asti yang membuat Greesel menelan salivanya."Teman!" tanyanya."Kamu sebaiknya coba lihat dulu. Ibu tidak mungkin berbohong kepada kamu," ucap Asti."Sebentar lagi. Greesel akan keluar," jawabnya.Asti menganggukan kepala dan langsung keluar dari kamar putrinya itu. "Teman! siapa yang ingin bertemu denganku?" tanyanya dengan kebingungan yang memang perasaan tidak memiliki teman selain teman kerjanya waktu di hotel. Greesel yang tidak ingin berpikir panjang yan
Karena hubungan Gracia dan Elang yang akhirnya membaik yang sekarang mereka berdua berada di dalam mobil dengan Elang yang menyetir.Elang beberapa kali terus saja curi-curi pandang pada gadis di sebelahnya itu yang takut saja kalau gadis itu tiba-tiba menghilang. Sementara Gracia yang tampak cuek saja. Elang yang tiba-tiba saja sudah menggenggam tangan Gracia membuat Gracia menoleh. Elang tersenyum dan mencium punggung tangan tersebut yang meletakkan di atas pahanya. Gracia respon dengan baik yang tersenyum dengan tingkah Elang yang sepertinya sangat bucin."Kamu sebenarnya ingin membawaku ke mana?" tanya Gracia."Kerumahku," jawab Elang."Untuk apa?" tanya Gracia dengan dahi mengkerut. "Aku ingin membawa kamu kepada Eyang dan akan meminta Eyang untuk menikahkan kita berdua," jawab Elang."Secepat itu?" tanya Gracia yang cukup kaget. "Memang kenapa? apa tidak boleh melakukan hal itu dan kamu masih ragu menikah denganku?" tanya Elang."Bukan seperti itu. Aku hanya merasa kalau Eyan
"Jadi jangn lagi terus membahas masalah ini dengan Elang. Dia tidak tahu apa-apa!" tegas Gracia yang membuat Adrian yang langsung terdiam."Pergi cari istrimu dan jangan kebiasaan main tangan!" ucapnya dengan kesal yang Benar-benar sangat muak dengan Adrian.Adrian yang tidak berbicara apapun langsung pergi dari hadapan Gracia dan sebelum itu dia melihatnya Elang terlebih dahulu.Gracia yang terlihat membuang nafas perlahan ke depan dan langsung menghampiri Elang."Kamu tidak apa-apa?" tanya Gracia dengan wajahnya yang terlihat sangat panik."Pergi begitu saja dan tidak meminta maaf terlebih dahulu. Seenaknya memukulku," kesal Elang."Sudahlah! kamu jangan membahas dia lagi," ucap Gracia yang akhirnya membantu Elang berdiri.Gracia dan Elang yang akhirnya duduk di salah satu bangku yang ada di dekat hotel. Gracia yang mengobati Elang."Apa masih sakit?" tanya Gracia yang membuat Elang menggelengkan kepala."Kamu kembali?" tanya Elang."Aku ada urusan," jawab Gracia."Jadi Greesel meny
Adrian hari ini ke hotel karena ada pekerjaan yang harus dia laksanakan. Karena Greesel memilih pergi dari rumah dan akhirnya acara yang sudah disiapkan Eyang tidak terjadi. Eyang tidak bisa melakukan apa-apa karena bukan lagi masalah pernikahan palsu yang direncanakan Adrian dan Greesel. Ini sudah menjadi urusan Greesel atas masa lalu kematian ayahnya yang melibatkan Adrian. Eyang sudah tidak memikirkan bagaimana rasa kecewanya telah ditipu oleh wanita yang sudah dianggap sebagai cucu sendiri. Dia hanya memberikan semangat kepada Adrian untuk menyelesaikan masalahnya dan dia juga berharap agar Greesel bisa kembali ke rumah dan berbicara dengannya. Tetapi apapun yang dilakukan Adrian ternyata tidak membuahkan hasil. Bahkan dia sudah pernah mencoba datang beberapa kali ke rumah Greesel dan Greesel yang tidak membiarkan dirinya untuk bertemu dengan suaminya. Asti juga tidak bisa melakukan apa-apa dan membiarkan Greesel dan Adrian yang menyelesaikan semua masalah mereka yang ter
Greesel yang sudah berada di rumah Asti dengan Greesel yang berada di atas sofa dengan kepalanya yang di pangkuan Asti. Asti mengusap-usap rambut Greesel yang mencoba untuk menenangkan Greesel yang berbaring di pangkuannya."Ibu tahu apa yang kamu rasakan sayang. Ini memang sangat tidak mudah. Tetapi semua ini sudah menjadi takdir. Tidak ada yang bisa mengubahnya," ucap Asti yang mencoba untuk membuat pengertian."Sejak tadi Greesel menceritakan apa yang terjadi. Ibu tidak bereaksi apapun dan bahkan tidak kaget. Apa jangan-jangan sebenarnya Ibu sudah mengetahui semua ini?" tanya Greesel memastikan."Ibu memang mengetahui apa kaitan Adrian dengan kematian Papa kamu. Saat itu Mama juga kaget dan berpura-pura untuk tidak mengetahuinya. Ibu mencoba mencari tahu dan sepenuhnya bukanlah kesalahan Adrian," jawab Asti."Bagaimana mungkin ini bukan kesalahan dia. Dia seorang bos yang memiliki pendidikan. Dia seharusnya bisa melihat di sekelilingnya, jangan mengambil keputusan atau bertindak de
Greesel yang tidak mengatakan apa-apa lagi yang kembali memasukkan pakaian itu ke dalam koper dan bahkan dia sudah selesai melakukannya dan merasa dengan cepat dan menurunkan dari atas ranjang. "Greesel!" Adrian menghentikan istrinya saat ingin pergi. "Kita bisa membicarakan semua ini, aku bisa menjelaskan semua kepada kamu. Aku mohon beri aku kesempatan!" ucap Adrian."Tidak ada kesempatan untuk orang yang sudah menghancurkan hidupku. Kamu adalah laki-laki manipulatif yang pernah aku kenal. Kamu sangat jahat Adrian!" tegas Greesel yang langsung menjatuhkan tangan Adrian begitu saja dan Greesel yang langsung pergi "Greesel tunggu!" Adrian yang tidak mungkin membiarkan Greesel dan langsung menyusul dengan Greesel yang bersusah payah membawa kopernya menuruni anak tangga. "Greesel! aku tidak akan membiarkan kamu pergi kemanapun!" tegas Adrian yang menghalangi jalan Greesel yang sudah berada di bawah anak tangga dengan kedua tangannya yang merentang. "Kamu minggir dari hadapanku sek