Greesel hari ini bertemu dengan Gracia di hotel yang mana mereka berdua sedang duduk di Restaurant hotel sembari menikmati sarapan. "Jadi Adrian menceritakan kepada kamu dengan jelas bagaimana hubungan dia dan Anatasya?" tanya Gracia memastikan sekali lagi. Dia memang belum mendapatkan cerita apa-apa dari Adrian dan kebetulan bertemu dengan Greesel. Greesel juga tidak menutupi apapun yang jujur berbicara apa adanya. "Benar Bu. Tapi ibu sama sekali tidak perlu khawatir. Karena dari cerita pak Adrian. Beliau memang sepertinya sudah tidak memiliki perasaan apapun kepada Anatasya dan mungkin saja karena pengkhianatan yang beliau terima yang tidak bisa dimaafkan begitu saja," ucap Greesel yang mencoba untuk meyakinkan Gracia. "Tapi biasanya seseorang yang putus cinta dan itu karena sebuah pengkhianatan justru Itu sangat berkesan dan tidak akan bisa dilupakan dengan mudah. Aku juga bisa melihat bagaimana reaksi Adrian saat bertemu dengan wanita itu," ucap Gracia. "Apa Ibu meragu
Adrian yang terlihat begitu kesal yang langsung keluar dari ruangannya. Adrian yang langsung keluar dari ruangannya. Adrian yang berjalan dengan langkah yang sangat lebar dan sangat bertepatan berpapasan dengan Greesel. Langkah Adrian yang langsung terhenti dengan kedua tangan yang dilipat di dada. Melihat suaminya yang berdiri di sana yang membuat Greesel yang juga menghentikan langkah dengan mereka berdua yang sudah saling berhadapan. Greesel sedikit heran dengan ekspresi wajah Adrian yang tampak tegang dan bahkan terlihat aura kemarahan dan tidak tahu apa yang terjadi. "Ada apa?" tanya Greesel dengan wajah tampak takut-takut sedikit. Aura wajah itu terakhir dia lihat pas awal-awal pernikahan mereka. Adrian yang sudah banyak berubah dan sekarang kembali lagi. "Kamu dari mana?" tanya Adrian dengan suara berat. "Aku baru saja menyelesaikan berkas-berkas yang tadi di berikan Eyang," jawab Greesel."Lalu?" tanya Adrian dengan alis terangkat. "Aku akan meminta tanda tangan dari Elan
Greesel yang langsung menghentikan langkah ketikan melihat Adrian yang sudah berhenti di depannya dengan menatapnya berbeda tajam. Greesel yang seperti punya kesalahan saja yang menelan salivanya yang mendadak takut dengan Adrian.Tatapan mata Adrian yang langsung perpindah pada Elang yang juga menatap Elang dengan tajam."Masuk!" hanya kata itu yang di ucapkan Adrian. Greesel menganggukkan kepala yang mau tidak mau langsung masuk.Adrian membuang nafas perlahan kedepan dan melihat ke arah Elang kembali dengan Adrian yang menghampiri Elang."Apa yang kau lakukan!" ucap Adrian."Apa yang aku lakukan!" Elang bertanya kembali dengan kebingungan."Kau sengaja pulang bersama istriku?" tanya Adrian dengan alis terangkat."Apa maksud dari pertanyaan mu?" Elang yang bertanya kembali."Kau yang tiba-tiba saja muncul bersama Greesel. Apa kau sekarang ingin melakukan hobi mu, ingin merebut milik orang lain hah!" ucap Adrian."Adrian kau benar-benar salah paham. Jika karena aku pulang bersama den
Greesel yang menyusul Adrian yang sudah memasuki kamar. Adrian yang duduk di sofa. Greesel yang sepertinya masih sedikit takut dengan Adrian yang masih dipenuhi dengan amarah. Hal itu membuat Greesel tidak berani menegur suaminya itu.Greesel memilih untuk berjalan menuju ranjang. "Aku tidak ingin kejadian ini terulang lagi," suara berat itu terdengar yang mampu membuat langkah Greesel terhenti."Aku sangat berharap kamu bisa mendengarkan ku. Apapun alasan jangan sampai memiliki hubungan apapun dengan Elang. Kau tidak tahu seperti apa dia sebenarnya dan bisa saja dia sengaja untuk mendekatimu agar kau bisa percaya padanya dan ternyata dia memiliki niat yang jahat yang hanya ingin membongkar pernikahan kita," ucap Adrian yang mengingatkan istrinya itu. "Jadi jangan mengulang ke jadian ini lagi. Aku sangat berharap kamu mendengarkanku!" tegas Adrian."Baiklah!" sahut Greesel."Tetapi kembali lagi pada foto yang kamu lihat. Apa yang kamu lihat di foto itu tidak sama seperti kejadian ya
Seperti biasa Greesel menjalani aktivitasnya bekerja di Grand Hotel. Adrian masih menjalani perjalanan bisnis di Luar Kota. Greesel yang tampak berdiri di depan fotocopy yang sedang menunggu beberapa dokumen yang baru saja dia fotocopy dan setelah itu diserahkan kepada Eyang.Tiba-tiba saja Anatasya yang yang menelpon melihat kesibukan Greesel. Hal itu membuat Anatasya tersenyum seperti ada sesuatu yang dia pikirkan. Anastasya yang berjalan menghampiri Greesel dan tanpa sepengetahuan Greesel dan di sisi lain yang ternyata Gracia dan juga berada di sekitar tempat itu. Sejak tadi Gracia tampak mencari-cari seseorang dan matanya tertuju pada Greesel."Akhirnya aku menemukan dia juga," gumam Gracia yang merasa lega dan melanjutkan langkahnya. Tetapi tiba-tiba Gracia menghentikan langkahnya ketika melihat Anatasya semakin dekat menghampiri Greesel."Apa lagi mau wanita itu," ucap Gracia yang merasa ada sesuatu yang tidak beres. Gracia yang mempercepat jalannya menghampiri Greesel dan ke
Orang-orang yang ada di sana juga kaget melihat Greesel yang tiba-tiba saja pingsan dengan Adrian yang terduduk di lantai dengan satu lututnya menopang lantai yang menahan tubuh sang istri yang tidak sadarkan diri. "Greesel bangun!" Adrian menepuk lembut pipi Greesel.Adrian begitu sangat panik yang melihat wajah sang istri tampak pucat."Ya. Ampun Greesel!" Eyang yang langsung berjongkok yang juga melihat keadaan Greesel secara dekat. "Apa-apaan ini. Kenapa Greesel bisa sampai seperti ini?" tanya Adrian dengan suara sedikit meninggi yang pasti menyalahkan orang-orang yang ada di sana dan tatapan matanya juga langsung tertuju pada Gracia dan Anatasya. "Dia yang sudah menjatuhkan Greesel!" Gracia mengambil kesempatan yang langsung menyalahkan Anatasya. "Aku sama sekali tidak melakukan hal itu, aku sudah mengatakan...""Sudah hentikan!" bentak Eyang."Mau sampai kapan kalian berdua terus menyalahkan satu sama lain hah! kalian berdua sama-sama anak kecil yang tidak punya kedewasaan!"
Elang dan Sherly yang keluar dari kamar tersebut. Wajah Elang yang terlihat frustasi yang pasti sangat tidak menyukai dengan kabar kehamilan Greesel. "Kalau Greesel hamil itu artinya sebentar lagi Grand Hotel akan menjadi milik Adrian?" tanya Sherly memastikan. "Bagaimana lagi? jika tidak menjadi miliknya. Lalu menjadi milik siapa. Kita berdua saja belum menikah dan bagaimana memiliki anak," jawab Elang. "Lalu kamu akan mendapatkan apa? kamu tidak akan mendapatkan apa-apa? setelah semua yang kamu lakukan hah?" tanya Sherly "Bukankah kamu juga berjuang untuk Grand Hotel dan seharusnya kamu mendapatkan bagian kamu dan bukan membiarkan Adrian memiliki Grand Hotel sepenuhnya. Jika Adrian sudah mewarisi Grand Hotel, dia akan memiliki kuasa dan dia bisa melakukan apapun yang dia mau. lalu kamu tidak akan bisa bertindak apa-apa. Mungkin saja dia juga bisa menyingkirkan mu dari Grand Hotel," ucap Sherly dan entah kenapa tiba-tiba saja dia harus ikut campur dengan masalah yang menurut S
Greesel yang masih sibuk bergumam dan pintu kamar yang terbuka dengan Adrian yang sudah kembali masuk. Sesuai dengan apa yang dikatakan Adrian bahwa dia akan membawakan sang istri sub yang sudah dia katakan sebelumnya. Greesel sudah menghela nafas yang kemungkinan akan pasrah setelah ini. Adrian duduk di samping Greesel dengan memegang mangkuk sup tersebut dan Greesel sudah terasa mual dengan mengipas-ngipas hidungnya. "Ada apa? apa kamu tidak suka baunya?" tanya Adrian yang membuat Greesel mengangguk jujur. "Baunya memang sangat tidak enak dan aku memang tidak suka. Aku sudah mengatakan kalau aku sudah kenyang. Tapi kamu tetap memaksaku makan yang adanya nanti makanan itu akan kembali keluar," ucap Greesel dengan wajah sedihnya yang sangat ingin sekali dikasihani Adrian. Mata Adrian yang melihat ke arah sup tersebut, padahal aromanya sangat menggugah selera. Adrian kembali melihat ekspresi Greesel yang mengusap-usap perutnya. "Jadi kamu benar-benar sudah kenyang?" tanya Adr
Akhirnya Dokter keluar dari ruangan oprasi."Bagaimana keadaan istri saya dok?" tanya Adrian dengan panik."Alhamdulillah istri Anda baik-baik saja dan begitu juga dengan bayinya. Meski lahir secara prematur, tetapi sehat. Bayi tuan lahir tanpa kekurangan apapun dan sangat cantik," jawab Dokter."Alhamdulillah!" sahut semuanya dengan serentak yang merasa bersyukur dengan kabar baik yang diberikan Dokter."Lalu apa saya boleh menemui istri saya?" tanya Adrian."Kami akan memindahkan ke ruang perawatan sebentar. Jadi tuan mohon bersabar dan untuk bayinya masih dalam perawatan. Jadi untuk keluarga tidak boleh melihat secara keseluruhan, bergantian dan mengikuti prosedur," ucap Dokter."Baik Dokter," sahut Asti."Kalau begitu saya permisi dulu!" ucap Dokter pamit. Mereka semua menganggukkan kepala."Alhamdulillah kondisi Greesel sekarang baik-baik saja," sahut Eyang."Adrian selamat akhirnya bayi kalian berdua lahir juga," sahut Gracia."Iya Adrian. Aku terus tenang dengan kehadiran baik
Akhirnya Adrian ke rumah sakit juga dengan sangat buru-buru dia memasuki rumah sakit tersebut mencari di mana ruangan sang istri yang sebelumnya sudah bertanya kepada Suster. Adrian yang tidak sendiri melainkan bersama Eyang. "Adrian, bukankah itu Ibu Greesel?" tanya Eyang dari kejauhan melihat hal itu."Iya Eyang. Ayo kita ke sana!" ajak Adrian dengan sangat buru-buru dan Eyang pun menurut yang mana mereka berdua langsung berlari. "Bu," sapa Adrian dengan panik."Adrian," sahut Asti."Bagaimana Greesel?""Apa yang terjadi sebenarnya?" tanyanya dengan penuh kepanikan."Greesel tadi jatuh di kamar mandi dan Ibu juga tidak tahu kenapa bisa terjadi seperti itu dan Greesel juga mengalami pendarahan ya membuat Ibu juga panik dan sampai sekarang Dokter belum keluar dari ruangan ICu," jawab Asti dengan sangat terbata-bata dan juga penuh dengan kekhawatiran. "Semoga saja Greesel tidak apa-apa," sahut Eyang.Asti hanya mengangguk saja. Eyang mencoba untuk menenangkan dengan merangkul bahu A
"Greesel sudah! kamu dengarkan saja apa yang dikatakan Gracia dan semua yang dikatakan Gracia adalah benar. Kamu seharusnya bersyukur dengan kehadiran Gracia saat ini yang masih ingin membantu kamu. Jadi sudahlah kamu akhiri rasa marah kamu dengan Adrian walau ini tidak mudah. Aku sudah lelah menjadi kambing hitam di antara kalian," ucap Elang yang ikut menambahi memberikan masukan. "Greesel gunakan hati nurani kamu dan aku yakin kamu sangat mencintai Adrian. Jadi jangan egois atau menghukum Adrian dengan sangat berlebihan. Aku yakin hubungan kalian berdua pasti akan baik-baik saja. Jika kalian berdua sama-sama mau belajar satu sama lain," ucap Gracia yang tidak henti-hentinya memberikan saran. "Kedatangan kami hanya ingin mengatakan itu saja dan terserah kamu mau menyimpan, mendengarkan atau meresapi apa yang kami katakan. Kamu memiliki hak atas segalanya," ucap Elang."Ayo Gracia kita pulang dan biarkan saja Greesel menentukan sendiri jalan apa yang dia pilih," ucap Elang."Baikla
Greesel yang berada di kamarnya yang terlihat membersihkan kamar. Krrekkk.Suara pintu kamar yang terbuka membuat Greesel menoleh dan melihat orang tersebut yang ternyata Asti."Ada kamu yang ingin bertemu dengan kamu," ucap Asti.Greesel menghela nafas yang melanjutkan kembali pekerjaan itu. "Kenapa harus mengatakan tamu agar Greesel pergi menemuinya," ucapnya."Apa maksud kamu Greesel. Bukan Adrian yang ingin bertemu dengan kamu tetapi ada dua orang dan Ibu tidak mengenalinya siapa. Dia mengatakan adalah teman kamu," ucap Asti yang membuat Greesel menelan salivanya."Teman!" tanyanya."Kamu sebaiknya coba lihat dulu. Ibu tidak mungkin berbohong kepada kamu," ucap Asti."Sebentar lagi. Greesel akan keluar," jawabnya.Asti menganggukan kepala dan langsung keluar dari kamar putrinya itu. "Teman! siapa yang ingin bertemu denganku?" tanyanya dengan kebingungan yang memang perasaan tidak memiliki teman selain teman kerjanya waktu di hotel. Greesel yang tidak ingin berpikir panjang yan
Karena hubungan Gracia dan Elang yang akhirnya membaik yang sekarang mereka berdua berada di dalam mobil dengan Elang yang menyetir.Elang beberapa kali terus saja curi-curi pandang pada gadis di sebelahnya itu yang takut saja kalau gadis itu tiba-tiba menghilang. Sementara Gracia yang tampak cuek saja. Elang yang tiba-tiba saja sudah menggenggam tangan Gracia membuat Gracia menoleh. Elang tersenyum dan mencium punggung tangan tersebut yang meletakkan di atas pahanya. Gracia respon dengan baik yang tersenyum dengan tingkah Elang yang sepertinya sangat bucin."Kamu sebenarnya ingin membawaku ke mana?" tanya Gracia."Kerumahku," jawab Elang."Untuk apa?" tanya Gracia dengan dahi mengkerut. "Aku ingin membawa kamu kepada Eyang dan akan meminta Eyang untuk menikahkan kita berdua," jawab Elang."Secepat itu?" tanya Gracia yang cukup kaget. "Memang kenapa? apa tidak boleh melakukan hal itu dan kamu masih ragu menikah denganku?" tanya Elang."Bukan seperti itu. Aku hanya merasa kalau Eyan
"Jadi jangn lagi terus membahas masalah ini dengan Elang. Dia tidak tahu apa-apa!" tegas Gracia yang membuat Adrian yang langsung terdiam."Pergi cari istrimu dan jangan kebiasaan main tangan!" ucapnya dengan kesal yang Benar-benar sangat muak dengan Adrian.Adrian yang tidak berbicara apapun langsung pergi dari hadapan Gracia dan sebelum itu dia melihatnya Elang terlebih dahulu.Gracia yang terlihat membuang nafas perlahan ke depan dan langsung menghampiri Elang."Kamu tidak apa-apa?" tanya Gracia dengan wajahnya yang terlihat sangat panik."Pergi begitu saja dan tidak meminta maaf terlebih dahulu. Seenaknya memukulku," kesal Elang."Sudahlah! kamu jangan membahas dia lagi," ucap Gracia yang akhirnya membantu Elang berdiri.Gracia dan Elang yang akhirnya duduk di salah satu bangku yang ada di dekat hotel. Gracia yang mengobati Elang."Apa masih sakit?" tanya Gracia yang membuat Elang menggelengkan kepala."Kamu kembali?" tanya Elang."Aku ada urusan," jawab Gracia."Jadi Greesel meny
Adrian hari ini ke hotel karena ada pekerjaan yang harus dia laksanakan. Karena Greesel memilih pergi dari rumah dan akhirnya acara yang sudah disiapkan Eyang tidak terjadi. Eyang tidak bisa melakukan apa-apa karena bukan lagi masalah pernikahan palsu yang direncanakan Adrian dan Greesel. Ini sudah menjadi urusan Greesel atas masa lalu kematian ayahnya yang melibatkan Adrian. Eyang sudah tidak memikirkan bagaimana rasa kecewanya telah ditipu oleh wanita yang sudah dianggap sebagai cucu sendiri. Dia hanya memberikan semangat kepada Adrian untuk menyelesaikan masalahnya dan dia juga berharap agar Greesel bisa kembali ke rumah dan berbicara dengannya. Tetapi apapun yang dilakukan Adrian ternyata tidak membuahkan hasil. Bahkan dia sudah pernah mencoba datang beberapa kali ke rumah Greesel dan Greesel yang tidak membiarkan dirinya untuk bertemu dengan suaminya. Asti juga tidak bisa melakukan apa-apa dan membiarkan Greesel dan Adrian yang menyelesaikan semua masalah mereka yang ter
Greesel yang sudah berada di rumah Asti dengan Greesel yang berada di atas sofa dengan kepalanya yang di pangkuan Asti. Asti mengusap-usap rambut Greesel yang mencoba untuk menenangkan Greesel yang berbaring di pangkuannya."Ibu tahu apa yang kamu rasakan sayang. Ini memang sangat tidak mudah. Tetapi semua ini sudah menjadi takdir. Tidak ada yang bisa mengubahnya," ucap Asti yang mencoba untuk membuat pengertian."Sejak tadi Greesel menceritakan apa yang terjadi. Ibu tidak bereaksi apapun dan bahkan tidak kaget. Apa jangan-jangan sebenarnya Ibu sudah mengetahui semua ini?" tanya Greesel memastikan."Ibu memang mengetahui apa kaitan Adrian dengan kematian Papa kamu. Saat itu Mama juga kaget dan berpura-pura untuk tidak mengetahuinya. Ibu mencoba mencari tahu dan sepenuhnya bukanlah kesalahan Adrian," jawab Asti."Bagaimana mungkin ini bukan kesalahan dia. Dia seorang bos yang memiliki pendidikan. Dia seharusnya bisa melihat di sekelilingnya, jangan mengambil keputusan atau bertindak de
Greesel yang tidak mengatakan apa-apa lagi yang kembali memasukkan pakaian itu ke dalam koper dan bahkan dia sudah selesai melakukannya dan merasa dengan cepat dan menurunkan dari atas ranjang. "Greesel!" Adrian menghentikan istrinya saat ingin pergi. "Kita bisa membicarakan semua ini, aku bisa menjelaskan semua kepada kamu. Aku mohon beri aku kesempatan!" ucap Adrian."Tidak ada kesempatan untuk orang yang sudah menghancurkan hidupku. Kamu adalah laki-laki manipulatif yang pernah aku kenal. Kamu sangat jahat Adrian!" tegas Greesel yang langsung menjatuhkan tangan Adrian begitu saja dan Greesel yang langsung pergi "Greesel tunggu!" Adrian yang tidak mungkin membiarkan Greesel dan langsung menyusul dengan Greesel yang bersusah payah membawa kopernya menuruni anak tangga. "Greesel! aku tidak akan membiarkan kamu pergi kemanapun!" tegas Adrian yang menghalangi jalan Greesel yang sudah berada di bawah anak tangga dengan kedua tangannya yang merentang. "Kamu minggir dari hadapanku sek