Pagi-pagi seperti ini Adrian yang siap-siap ingin ke Hotel. Tetapi Greesel hanya duduk di pinggir ranjang yang masih memakai pakaian tidur dan terlihat wajahnya sedikit cemberut. "Greesel. Aku melarang kamu untuk bekerja, Itu demi kebaikan kamu," ucap Adrian menegaskan yang sembari memakai dasinya. "Kebaikan apa?" tanya Greesel."Ya. Kebaikan kamu agar kondisi kandungan kamu baik-baik saja. Aku tidak ingin terjadi sesuatu pada anak kita dan juga pada kamu. Kamu sedang mengandung dan benar-benar harus memperhatikan kondisi kamu," jawab Adrian."Jadi selama 9 bulan aku akan terus berada di kamar tidak melakukan apa-apa?" tanya Greesel yang merasa hal itu sangat tidak masuk akal sekali. "Aku melakukan demi kebaikan kamu," jawab Adrian."Adrian, itu bukan dengan kebaikanku. Ibu hamil itu juga harus produktif dan bukan hanya berdiam diri tanpa melakukan apa-apa. Kamu jangan terlalu berlebihan menganggap kondisi ibu hamil yang hanya bisa berdiam diri tanpa bisa melakukan apa-apa. Adrian
"Greesel!" tegur Gracia."Ha- Iya," sahut Greesel dengan sedikit gugup. Dia terlihat sangat tidak tidak tenang dan tiba-tiba menjadi resah. "Kenapa berdiri di sana! ayo kemari!" ajak Gracia.Greesel menganggukkan kepalanya dengan tersenyum tipis."Duduklah Greesel. Kamu mau pesan makan?" tanya Gracia."Tidak usah, Bu saya tadi sudah makan," jawab Greesel yang masih berdiri. "Gracia aku langsung saja pergi bersama Greesel. Kami sudah dijanji dengan Dokter dan takutnya nanti Dokter menunggu kami," pesawat Adrian yang berdiri dari tempat duduknya."Baiklah sayang," sahut Gracia yang juga berdiri dan keluar dari arena kursinya. Gracia yang menghampiri Adrian dengan mencium pipi kiri dan kanan Adrian. Melihat hal itu yang mendadak membuat Greesel mengalihkan pandangannya. Mungkin saja cemburu dengan keromantisan pasangan itu."Kamu hati-hati ya sayang dan semoga semua lancar. Jangan lupa kabari aku nanti. Aku juga harus tahu dengan perkembangan calon anak kita," ucap Gracia."Iya," jawab
Tidak lama Adrian kembali ke dalam mobil dan sudah membawa kantong plastik. "Sebanyak ini?" tanya Greesel yang cukup terkejut melihat banyaknya buah yang dibawakan suaminya itu. "Apa ini terlalu banyak?" Adrian bertanya kembali. "Aku tidak tahu apakah bisa menghabiskannya atau tidak," sahut Greesel tidak yakin. "Tidak apa-apa. Jika tidak habis maka bisa disimpan di kulkas. Jadi tidak akan ada yang sayang," jawab Adrian. "Iya juga sih," sahut Greesel. "Ayo di makan!" ucap Adrian. Greesel menganggukkan kepala yang memang sudah terlihat sangat tidak kabaran sekali ingin menikmati rujak mangga muda tersebut. Bahkan air ludah Greesel juga sejak tadi menelan terus. Greesel yang sama sekali tidak membuang-buang waktu dan langsung memakan rujak itu. Greesel yang makan dengan santai dan Adrian yang justru merasa sangat asam sampai terus memperhatikan Greesel. "Kamu mau?" tanya Greesel dengan menyodorkan kepada sang suami. "Kamu saja yang makan. Melihatnya saja aku sudah ikut-ikuta
Ternyata Greesel dan Adrian belum juga pulang ke rumah yang masih melanjutkan jalan-jalan mereka. Greesel yang memang banyak sekali ngidam dan Adrian pasti dengan senang hati menuruti apapun permintaan sang istri. Seperti sekarang ini mereka yang sore-sore hari berada di taman yang menikmati es krim coklat.Lidah Greesel sejak tadi tidak berhenti menjilati es krim itu dan Adrian hanya memperhatikan saja yang duduk di sampingnya."Mau?" tanya Greesel yang tidak lupa menawarkan kepada suaminya itu. "Kamu saja yang makan," jawab Adrian."Dari tadi kamu terus saja menolak apa yang aku tawarkan dan tiba kalau sudah dimakan, kamu justru ketagihan. Jadi cobalah ini dan jangan menolak," ucap Greesel."Nanti kalau aku mencobanya nanti aku akan ketagihan porsi makan kamu akan berkurang. Jadi lebih baik kamu saja yang makan," ucap Adrian."Tapi kamu juga harus mencobanya!" Greesel tetap saja memaksa sang suami.Adrian menghela nafas yang mau tidak mau menjilat eskrim itu. Biar Greesel puas saja
Di tengah kebersamaan Greesel dan Adrian. Tiba-tiba mata Greesel melihat ke suatu arah. Dia melihat Gracia dan Elang yang berdiri saling berhadapan. Hal itu menjadi fokus perhatian Greesel.'Apa aku tidak salah lihat?'batin Greesel bertanya-tanya dengan rasa penasaran dan terus memperhatikan."Greesel Kamu tunggu di sini sebentar, aku mau mencari minum dulu!" ucap Adrian berdiri dari tempat duduknya."Oh. Iya," jawab Greesel yang sedikit gugup dan Adrian langsung pergi. "Aku memang tidak salah lihat. Itu jelas-jelas Bu Gracia. Tetapi kenapa dia bertemu dengan Elang. Apa jangan-jangan Elang sedang mengganggu Bu Gracia. Bukankah biasanya memang Elang suka sekali mengganggu Bu Gracia," gumam Greesel bertanya-tanya dengan penuh kebingungan.Apa yang di lihat Greesel sama sekali memang tidak salah. Gracia memang bertemu dengan Elang."Aku yang harus mempertanyakan sama kamu apa maksud semua ini?" tanya Gracia dengan wajah panik. Elang yang melihat ponselnya dan ternyata melihat foto-foto
"Kalian belum menjawab pertanyaanku? kenapa bisa ada di sini?" tanya Adrian yang ternyata masih membutuhkan jawaban dari dua orang yang masih sama-sama diam itu. "Apa kami harus permisi dulu kepada kamu jika ingin bertemu? bukankah kalian berdua tidak ada hubungan apa-apa dan kenapa juga harus kamu ingin tahu kenapa kami bertemu di sini?" Elang sengaja bertanya untuk menghilangkan rasa gugupnya. "Iya. Memang tidak perlu permisi kepadaku jika ingin bertemu. Tetapi bukankah pertanyaanku hal yang wajar. Kalian tidak biasanya bertemu dan sekarang bertemu yang berbicara seperti begitu serius sekali?" tanya Adrian yang masih penasaran menata penuh dengan curiga. "Ada urusan pekerjaan yang ingin dibahas," sahut Gracia yang mengambil alih untuk menjawab pertanyaan itu yang sejak tadi berusaha untuk tenang. "Tumben sekali," takut Adrian yang malah semakin curiga. "Apa-apaan sih Adrian? kenapa kau jadi menginterogasi Gracia seperti itu. Seakan kau punya hubungan dengan Gracia," sah
Greesel yang duduk di sofa dengan membolak-balikkan buku tentang ibu hamil. Greesel melihat jarum jam yang menunjukkan pukul 11.00 malam. "Kenapa dia belum kembali?" tanyanya yang ternyata sejak tadi menunggu Adrian. Adrian pamit sebentar ingin menemui Gracia dan tadi Adrian mengatakan hanya sebentar saja dan ternyata sudah cukup larut malam dan suaminya itu belum kembali. Greesel berusaha untuk tenang yang mengalihkan fokusnya yang tetap membaca majalah tersebut. Tetapi tetap saja dia tidak tenang dan gelisah yang beberapa kali melihat jarum jam yang di dinding semakin lama semakin menunjukkan jauh malam. Greesel yang melihat ponselnya yang sudah melihat kontak Adrian. Jempolnya ingin sekali menekan panggilan telepon tersebut. "Tapi apa aku tidak terlalu lancang yang tiba-tiba menelpon dia dan menanyakan kenapa belum pulang? bagaimana jika dia marah dengan tindakan yang telah aku lakukan?" tanya Greesel dengan kebingungan yang tidak tahu harus bertindak seperti apa. Gre
Greesel yang memakai piyama berwarna pink merah di bawah lututnya. Greesel yang merapikan tempat tidur yang memang akan segera tidur. Tiba-tiba tangannya yang memegang bantal dan dipegang juga oleh Adrian yang membuat Greesel menoleh ke samping dan tidak tahu sejak kapan suaminya sudah selesai dari kamar mandi. Mereka berdua saling melihat dengan tangan yang masih menyatu di atas bantal itu. Adrian yang meletakkan bantal itu pada posisinya dan memegang tangan Greesel yang sekarang posisi mereka berdua berdiri saling berhadapan. Tangan Adrian mengusap lembut pipi Greesel dan mendekatkan mulutnya tepat pada dahi Greesel yang mencium lembut kening itu. Dari ciri-ciri Adrian seperti ingin melakukan sesuatu dan apalagi terlihat dari tatapan mata Adrian yang penuh dengan arti. Greesel Yang sepertinya sudah paham hanya memejamkan mata menerima kecupan lembut itu dan matanya kembali terbuka perlahan yang melihat suaminya."Kamu sudah mengantuk?" tanya Adrian."Tidak juga! memang ada apa?"
"Kamu tidak apa-apa Gracia?" tanya Elang yang terus memperhatikan Gracia yang tampak masih sangat schok dengan kejadian yang ada."Gracia!" Elang yang memegang tangan Gracia dan Gracia langsung melepaskan. Gracia yang tidak mengatakan apa-apa yang langsung pergi. "Kamu tidak perlu menyembunyikan apapun lagi dariku. Aku sudah tahu semuanya," ucap Elang yang membuat langkah Gracia terhenti dan melihat ke arah Elang."Aku tahu semua hubungan kamu dengan Adrian. Apa yang aku duga selama ini ternyata benar, kalian berdua memiliki hubungan spesial dan pernikahan Adrian dengan Greesel karena suatu tujuan," ucap Elang."Lalu jika kamu tahu mau bagaimana?" tanya Gracia. Dengan apa yang terjadi Gracia memang tidak mengharapkan apa-apa. Jika tiba-tiba saja Elang sudah ada di sana dan pasti Elang sudah tahu bagaimana hubungan dia, Adrian dan Greesel."Aku tidak peduli dengan apapun. Aku sudah kehilangan segalanya. Mau kamu tahu tentang hubunganku dengan Adrian dan kamu ingin melakukan sesuatu
"Apa saya salah Greesel?" "Apa saya salah mengatakan bahwa kamu telah mengingkari semua janji kamu?" tanya Gracia yang membuat Greesel geleng-geleng kepala."Kamu terlalu nyaman dengan status kamu yang baru. Kamu terlalu nyaman dengan semua yang kamu alami. Kamu begitu nyaman dengan posisi kamu yang seperti sekarang ini hah! kamu sudah nyaman dengan kehidupan kamu bersama Adrian dan melupakan bahwa kamu dan Adrian hanya menikah secara kontrak," ucap Gracia."Tidak, Bu Gracia. Ibu salah! apa yang Ibu pikirkan tidak benar. Saya juga tidak tahu permasalahan yang Ibu hadapi dengan Adrian. Tapi Saya benar-benar tidak mengingkari janji dan tidak lupa kodrat saya seperti apa!" tegas Greesel."Apa saya bisa memegang kata-kata kamu?" tanya Gracia."Ibu bisa pegang kata-kata saya. Saya tidak bohong sama sekali dan saya mohon jangan berpikiran kalau saya menjadi penyebab berakhirnya hubungan ibu dan juga Adrian!" tegas Greesel dengan air matanya yang sudah keluar."Kalau begitu kamu akhiri pern
Gracia yang begitu galau berada di kamarnya yang baru saja putus dari kekasihnya, dengan duduk di atas ranjang yang memeluk tubuhnya, air matanya tidak henti-henti keluar yang masih meratapi kesedihannya."Ini akhirnya terjadi. Gracia berakhirnya hubungan kamu dengan Adrian tidak sepenuhnya adalah kesalahan Adrian. Kamu harus mengingat Gracia, bahwa semua yang terjadi bermula dari kesalahan kamu. Kamu yang menimbulkan semua ini. Kamu yang memulai dan seharusnya kamu sudah tahu resiko apa yang akan kamu dapatkan," "Mungkin ini menjadi alasan bagi Adrian tentang mengakhiri hubungan kami tentang apa yang terjadi antara aku dan Elang. Gracia kamu harus menerima segalanya. Ini sudah menjadi takdir," batinnya yang berusaha untuk kuat. Tetapi tetap saja semua itu tidak mudah. Mengingat hubungan Gracia dan Adrian yang tidak sebentar dan mana mungkin bisa semudah itu menerima semuanya. ***Greesel, Adrian, Eyang, Sherly, Gracia dan Eyang yang sedang sarapan. Karena di luar sedang hujan yang
"Mengkhianati?" tanya Greesel memastikan."Benar! dia telah mengkhianati ku," ucap Adrian."Maksud kamu bagaimana? aku tidak mengerti. Mengkhianati Bu Gracia. Apa itu mungkin?" tanya Greesel."Aku tidak mungkin asal berbicara Greesel. Aku memiliki bukti bahwa selama ini Gracia memiliki hubungan dengan Elang," ucap Adrian yang semakin membuat Greesel kaget dengan matanya yang melotot."Elang! jadi benar! mereka memiliki hubungan?" celetuk Greesel yang keceplosan dan menyadari dia terlalu lancang berbicara membuat tangannya menutup mulutnya. "Kamu mengetahui sesuatu?" tanya Adrian dengah alis bertautan."Hmmmm, maksud ku bukan seperti itu," Greesel yang mendadak gugup."Greesel apa yang kamu ketahui? apa sebenarnya kamu juga mengetahui bahwa mereka memiliki hubungan?" tanya Adrian memastikan. "Maafkan aku Adrian! sebenarnya aku juga kurang mengerti dan tidak paham. Aku tidak tahu jelas jika mereka memiliki hubungan atau tidak. Tetapi....." Greesel yang terlihat begitu gugup yang tidak
Adrian, Greesel, Eyang, Elang dan Sherly yang sudah menduduki kursi untuk menikmati makan malam. Pelayan juga seperti biasa yang juga ikut melayani. Saat itu juga yang akhirnya Gracia muncul, Gracia sepertinya ingin menghindari makan malam yang ingin langsung memasuki bus. "Gracia!" hal itu tidak jadi ketika Eyang menegurnya. "I-iya eyang," jawab Gracia dengan menelan salivanya. Adrian tampak santai bahkan tidak peduli sama sekali yang mulai mengambil makanannya dan justru Elang yang memperhatikan ekspresi wajah Gracia yang masih terlihat sangat sendu dengan mata yang masih sembab. "Kamu dari mana?" tanya Eyang. "Oh. Itu tadi, aku dari..." Gracia yang tampak gugup dengan terbata-bata yang tidak tahu harus menjawab apa. Greesel yang memperhatikan ke arah suaminya yang melihat ekspresi Adrian yang memang sejak tadi tidak melihat Gracia. "Aku habis mencari keperluan mandi di supermarket yang terdekat," ucap Gracia yang Mencari Alasan. "Begitukah! ya sudah kalau begitu ayo ka
Gracia yang diputuskan oleh Adrian yang pasti sangat sulit untuk menerima kenyataan itu. Gracia sekarang hanya bisa menangis sesenggukan yang benar-benar terluka. Dengan tangisan yang menutup wajahnya menggunakan kedua tangan. "Akhirnya apa yang aku takutkan terjadi juga?""Hubunganku dengan Elang akan menjadikan alasan buat Adrian mengakhiri hubungan kami,""Tapi kenapa Adrian sama sekali tidak memberiku kesempatan. Apa orang seperti itu tidak pantas mendapatkan kesempatan. Kenapa hubungan kami harus berakhir seperti ini. Akhirnya semua benar-benar berakhir seperti ini, sudah tidak ada hubungan lagi Antara Aku dan Adrian dan aku yang dikorbankan untuk semua ini," ucapnya yang terus menangis.Tanpa Gracia sadari yang ternyata Elang berada di balik pohon. Entah sejak kapan dia berada di sana. Apakah dia mendengar pembicaraan Gracia dan Adrian atau hanya mendengar keluhan dari Gracia saja. "Jadi selama ini dugaanku benar. Mereka berdua memang memiliki hubungan dan justru pernikahan Ad
Gracia yang terlihat malam-malam keluar dari Bus. Dia tampak melihat di sekitarnya yang mana orang-orang sibuk melakukan aktivitas masing-masing yang mana memang pelayan sedang menyiapkan acara barbeque. "Aneh sekali! tumben sekalian mengajakku untuk bertemu. Ada apa sebenarnya?" batin Gracia.Setelah mendapatkan kesempatan yang akhirnya Gracia yang sama sekali tidak membuang-buang waktu yang langsung saja pergi tanpa ada yang mengetahui apa yang telah dia lakukan.Akhirnya Gracia dan Adrian yang bertemu juga dan sangat jauh dari bus dan juga orang-orang yang ada di sana.Gracia yang melihat Adrian yang duduk sendirian salah satu kursi berwarna putih. "Adrian!" ucapnya yang membuat Adrian menoleh ke belakang. "Duduklah," sahut Adrian dengan suara datar yang membuat Gracia menganggukkan kepala dan akhirnya duduk di samping Adrian."Tumben sekali kamu tiba-tiba mengajakku untuk bertemu. Kamu tidak takut, jika Nenek atau yang lainnya akan melihat kita?" tanya Gracia."Aku sudah memiki
Greesel sudah bangun di pagi hari yang ternyata pagi ini kurang begitu cerah. Di lagi hari yang sudah disebut dengan hujan rintik-rintik. Greesel yang melihat ke arah ranjang yang mana Adrian masih tertidur. Mungkin saja Adrian tadi malam tidak nyaman tidur. Greesel membuang nafas perlahan kedepan dan menghampiri suaminya itu.Greesel yang duduk di pinggir ranjang dengan mengusap rambut Adrian dan juga mencium lembut kening suaminya itu.Ternyata hal itu mampu membuat Adrian terbangun."Maaf! aku sudah menggangu tidur kamu," ucap Greesel.Adrian membuang nafasnya perlahan kedepan dan meraih tangan Greesel, " tidak apa-apa! ini sudah jam berapa?" tanya Adrian."Jam 7 pagi," jawab Greesel."Enak sekali tidur! apa mungkin karena pagi hari yang didampingi dengan hujan. Jadi terasa sangat berbeda sekali?" tanya Adrian."Mungkin saja," jawab Gresek."Apa tidur kamu nyenyak?" tanya Greesel."Aku sudah tidur sampai bangun kesiangan seperti ini dan kamu masih bertanya. Aku nyenyak apa tidak?"
Adrian dan Greesel yang sama-sama berada di atas ranjang yang sekarang sudah tertidur. Tetapi tampak Adrian gelisah dengan keringat yang membasahi wajahnya dan kepalanya geleng-geleng ke samping. "Tidak!" "Tidak!" Adrian yang mengigau. "Tuan! saya benar-benar sama sekali tidak melakukan hal itu. Saya berani bersumpah, Saya tidak melakukan kecurangan dalam bisnis!" ucap Danu dengan kedua tangan yang disatukan yang berlutut di depan Adrian yang memperlihatkan wajah yang sangat datar. "Saya hanya di fitnah tuan. Semua bukti ini sama sekali tidak benar!" Danu tidak henti-hentinya meyakinkan Adrian. "Aku sama sekali tidak bisa mempercayaimu. Hotel sudah begitu mempercayaimu dan bekerja selama ini sangat baik dan kau telah melakukan tindakan tercela!" tugas Adria."Masalah ini akan dibawa ke jalur hukum dan kamu akan terancam hukuman yang sangat berat!" tegas Adrian."Tidak tuan!" Danu yang terus saja meminta permohonan dan sama sekali tidak dipedulikan oleh Adrian. Adrian yang bahk