Adrian yang terlihat begitu kesal yang langsung keluar dari ruangannya. Adrian yang langsung keluar dari ruangannya. Adrian yang berjalan dengan langkah yang sangat lebar dan sangat bertepatan berpapasan dengan Greesel. Langkah Adrian yang langsung terhenti dengan kedua tangan yang dilipat di dada. Melihat suaminya yang berdiri di sana yang membuat Greesel yang juga menghentikan langkah dengan mereka berdua yang sudah saling berhadapan. Greesel sedikit heran dengan ekspresi wajah Adrian yang tampak tegang dan bahkan terlihat aura kemarahan dan tidak tahu apa yang terjadi. "Ada apa?" tanya Greesel dengan wajah tampak takut-takut sedikit. Aura wajah itu terakhir dia lihat pas awal-awal pernikahan mereka. Adrian yang sudah banyak berubah dan sekarang kembali lagi. "Kamu dari mana?" tanya Adrian dengan suara berat. "Aku baru saja menyelesaikan berkas-berkas yang tadi di berikan Eyang," jawab Greesel."Lalu?" tanya Adrian dengan alis terangkat. "Aku akan meminta tanda tangan dari Elan
Greesel yang langsung menghentikan langkah ketikan melihat Adrian yang sudah berhenti di depannya dengan menatapnya berbeda tajam. Greesel yang seperti punya kesalahan saja yang menelan salivanya yang mendadak takut dengan Adrian.Tatapan mata Adrian yang langsung perpindah pada Elang yang juga menatap Elang dengan tajam."Masuk!" hanya kata itu yang di ucapkan Adrian. Greesel menganggukkan kepala yang mau tidak mau langsung masuk.Adrian membuang nafas perlahan kedepan dan melihat ke arah Elang kembali dengan Adrian yang menghampiri Elang."Apa yang kau lakukan!" ucap Adrian."Apa yang aku lakukan!" Elang bertanya kembali dengan kebingungan."Kau sengaja pulang bersama istriku?" tanya Adrian dengan alis terangkat."Apa maksud dari pertanyaan mu?" Elang yang bertanya kembali."Kau yang tiba-tiba saja muncul bersama Greesel. Apa kau sekarang ingin melakukan hobi mu, ingin merebut milik orang lain hah!" ucap Adrian."Adrian kau benar-benar salah paham. Jika karena aku pulang bersama den
Greesel yang menyusul Adrian yang sudah memasuki kamar. Adrian yang duduk di sofa. Greesel yang sepertinya masih sedikit takut dengan Adrian yang masih dipenuhi dengan amarah. Hal itu membuat Greesel tidak berani menegur suaminya itu.Greesel memilih untuk berjalan menuju ranjang. "Aku tidak ingin kejadian ini terulang lagi," suara berat itu terdengar yang mampu membuat langkah Greesel terhenti."Aku sangat berharap kamu bisa mendengarkan ku. Apapun alasan jangan sampai memiliki hubungan apapun dengan Elang. Kau tidak tahu seperti apa dia sebenarnya dan bisa saja dia sengaja untuk mendekatimu agar kau bisa percaya padanya dan ternyata dia memiliki niat yang jahat yang hanya ingin membongkar pernikahan kita," ucap Adrian yang mengingatkan istrinya itu. "Jadi jangan mengulang ke jadian ini lagi. Aku sangat berharap kamu mendengarkanku!" tegas Adrian."Baiklah!" sahut Greesel."Tetapi kembali lagi pada foto yang kamu lihat. Apa yang kamu lihat di foto itu tidak sama seperti kejadian ya
Seperti biasa Greesel menjalani aktivitasnya bekerja di Grand Hotel. Adrian masih menjalani perjalanan bisnis di Luar Kota. Greesel yang tampak berdiri di depan fotocopy yang sedang menunggu beberapa dokumen yang baru saja dia fotocopy dan setelah itu diserahkan kepada Eyang.Tiba-tiba saja Anatasya yang yang menelpon melihat kesibukan Greesel. Hal itu membuat Anatasya tersenyum seperti ada sesuatu yang dia pikirkan. Anastasya yang berjalan menghampiri Greesel dan tanpa sepengetahuan Greesel dan di sisi lain yang ternyata Gracia dan juga berada di sekitar tempat itu. Sejak tadi Gracia tampak mencari-cari seseorang dan matanya tertuju pada Greesel."Akhirnya aku menemukan dia juga," gumam Gracia yang merasa lega dan melanjutkan langkahnya. Tetapi tiba-tiba Gracia menghentikan langkahnya ketika melihat Anatasya semakin dekat menghampiri Greesel."Apa lagi mau wanita itu," ucap Gracia yang merasa ada sesuatu yang tidak beres. Gracia yang mempercepat jalannya menghampiri Greesel dan ke
Orang-orang yang ada di sana juga kaget melihat Greesel yang tiba-tiba saja pingsan dengan Adrian yang terduduk di lantai dengan satu lututnya menopang lantai yang menahan tubuh sang istri yang tidak sadarkan diri. "Greesel bangun!" Adrian menepuk lembut pipi Greesel.Adrian begitu sangat panik yang melihat wajah sang istri tampak pucat."Ya. Ampun Greesel!" Eyang yang langsung berjongkok yang juga melihat keadaan Greesel secara dekat. "Apa-apaan ini. Kenapa Greesel bisa sampai seperti ini?" tanya Adrian dengan suara sedikit meninggi yang pasti menyalahkan orang-orang yang ada di sana dan tatapan matanya juga langsung tertuju pada Gracia dan Anatasya. "Dia yang sudah menjatuhkan Greesel!" Gracia mengambil kesempatan yang langsung menyalahkan Anatasya. "Aku sama sekali tidak melakukan hal itu, aku sudah mengatakan...""Sudah hentikan!" bentak Eyang."Mau sampai kapan kalian berdua terus menyalahkan satu sama lain hah! kalian berdua sama-sama anak kecil yang tidak punya kedewasaan!"
Elang dan Sherly yang keluar dari kamar tersebut. Wajah Elang yang terlihat frustasi yang pasti sangat tidak menyukai dengan kabar kehamilan Greesel. "Kalau Greesel hamil itu artinya sebentar lagi Grand Hotel akan menjadi milik Adrian?" tanya Sherly memastikan. "Bagaimana lagi? jika tidak menjadi miliknya. Lalu menjadi milik siapa. Kita berdua saja belum menikah dan bagaimana memiliki anak," jawab Elang. "Lalu kamu akan mendapatkan apa? kamu tidak akan mendapatkan apa-apa? setelah semua yang kamu lakukan hah?" tanya Sherly "Bukankah kamu juga berjuang untuk Grand Hotel dan seharusnya kamu mendapatkan bagian kamu dan bukan membiarkan Adrian memiliki Grand Hotel sepenuhnya. Jika Adrian sudah mewarisi Grand Hotel, dia akan memiliki kuasa dan dia bisa melakukan apapun yang dia mau. lalu kamu tidak akan bisa bertindak apa-apa. Mungkin saja dia juga bisa menyingkirkan mu dari Grand Hotel," ucap Sherly dan entah kenapa tiba-tiba saja dia harus ikut campur dengan masalah yang menurut S
Greesel yang masih sibuk bergumam dan pintu kamar yang terbuka dengan Adrian yang sudah kembali masuk. Sesuai dengan apa yang dikatakan Adrian bahwa dia akan membawakan sang istri sub yang sudah dia katakan sebelumnya. Greesel sudah menghela nafas yang kemungkinan akan pasrah setelah ini. Adrian duduk di samping Greesel dengan memegang mangkuk sup tersebut dan Greesel sudah terasa mual dengan mengipas-ngipas hidungnya. "Ada apa? apa kamu tidak suka baunya?" tanya Adrian yang membuat Greesel mengangguk jujur. "Baunya memang sangat tidak enak dan aku memang tidak suka. Aku sudah mengatakan kalau aku sudah kenyang. Tapi kamu tetap memaksaku makan yang adanya nanti makanan itu akan kembali keluar," ucap Greesel dengan wajah sedihnya yang sangat ingin sekali dikasihani Adrian. Mata Adrian yang melihat ke arah sup tersebut, padahal aromanya sangat menggugah selera. Adrian kembali melihat ekspresi Greesel yang mengusap-usap perutnya. "Jadi kamu benar-benar sudah kenyang?" tanya Adr
Pagi-pagi seperti ini Adrian yang siap-siap ingin ke Hotel. Tetapi Greesel hanya duduk di pinggir ranjang yang masih memakai pakaian tidur dan terlihat wajahnya sedikit cemberut. "Greesel. Aku melarang kamu untuk bekerja, Itu demi kebaikan kamu," ucap Adrian menegaskan yang sembari memakai dasinya. "Kebaikan apa?" tanya Greesel."Ya. Kebaikan kamu agar kondisi kandungan kamu baik-baik saja. Aku tidak ingin terjadi sesuatu pada anak kita dan juga pada kamu. Kamu sedang mengandung dan benar-benar harus memperhatikan kondisi kamu," jawab Adrian."Jadi selama 9 bulan aku akan terus berada di kamar tidak melakukan apa-apa?" tanya Greesel yang merasa hal itu sangat tidak masuk akal sekali. "Aku melakukan demi kebaikan kamu," jawab Adrian."Adrian, itu bukan dengan kebaikanku. Ibu hamil itu juga harus produktif dan bukan hanya berdiam diri tanpa melakukan apa-apa. Kamu jangan terlalu berlebihan menganggap kondisi ibu hamil yang hanya bisa berdiam diri tanpa bisa melakukan apa-apa. Adrian
"Kamu tidak apa-apa Gracia?" tanya Elang yang terus memperhatikan Gracia yang tampak masih sangat schok dengan kejadian yang ada."Gracia!" Elang yang memegang tangan Gracia dan Gracia langsung melepaskan. Gracia yang tidak mengatakan apa-apa yang langsung pergi. "Kamu tidak perlu menyembunyikan apapun lagi dariku. Aku sudah tahu semuanya," ucap Elang yang membuat langkah Gracia terhenti dan melihat ke arah Elang."Aku tahu semua hubungan kamu dengan Adrian. Apa yang aku duga selama ini ternyata benar, kalian berdua memiliki hubungan spesial dan pernikahan Adrian dengan Greesel karena suatu tujuan," ucap Elang."Lalu jika kamu tahu mau bagaimana?" tanya Gracia. Dengan apa yang terjadi Gracia memang tidak mengharapkan apa-apa. Jika tiba-tiba saja Elang sudah ada di sana dan pasti Elang sudah tahu bagaimana hubungan dia, Adrian dan Greesel."Aku tidak peduli dengan apapun. Aku sudah kehilangan segalanya. Mau kamu tahu tentang hubunganku dengan Adrian dan kamu ingin melakukan sesuatu
"Apa saya salah Greesel?" "Apa saya salah mengatakan bahwa kamu telah mengingkari semua janji kamu?" tanya Gracia yang membuat Greesel geleng-geleng kepala."Kamu terlalu nyaman dengan status kamu yang baru. Kamu terlalu nyaman dengan semua yang kamu alami. Kamu begitu nyaman dengan posisi kamu yang seperti sekarang ini hah! kamu sudah nyaman dengan kehidupan kamu bersama Adrian dan melupakan bahwa kamu dan Adrian hanya menikah secara kontrak," ucap Gracia."Tidak, Bu Gracia. Ibu salah! apa yang Ibu pikirkan tidak benar. Saya juga tidak tahu permasalahan yang Ibu hadapi dengan Adrian. Tapi Saya benar-benar tidak mengingkari janji dan tidak lupa kodrat saya seperti apa!" tegas Greesel."Apa saya bisa memegang kata-kata kamu?" tanya Gracia."Ibu bisa pegang kata-kata saya. Saya tidak bohong sama sekali dan saya mohon jangan berpikiran kalau saya menjadi penyebab berakhirnya hubungan ibu dan juga Adrian!" tegas Greesel dengan air matanya yang sudah keluar."Kalau begitu kamu akhiri pern
Gracia yang begitu galau berada di kamarnya yang baru saja putus dari kekasihnya, dengan duduk di atas ranjang yang memeluk tubuhnya, air matanya tidak henti-henti keluar yang masih meratapi kesedihannya."Ini akhirnya terjadi. Gracia berakhirnya hubungan kamu dengan Adrian tidak sepenuhnya adalah kesalahan Adrian. Kamu harus mengingat Gracia, bahwa semua yang terjadi bermula dari kesalahan kamu. Kamu yang menimbulkan semua ini. Kamu yang memulai dan seharusnya kamu sudah tahu resiko apa yang akan kamu dapatkan," "Mungkin ini menjadi alasan bagi Adrian tentang mengakhiri hubungan kami tentang apa yang terjadi antara aku dan Elang. Gracia kamu harus menerima segalanya. Ini sudah menjadi takdir," batinnya yang berusaha untuk kuat. Tetapi tetap saja semua itu tidak mudah. Mengingat hubungan Gracia dan Adrian yang tidak sebentar dan mana mungkin bisa semudah itu menerima semuanya. ***Greesel, Adrian, Eyang, Sherly, Gracia dan Eyang yang sedang sarapan. Karena di luar sedang hujan yang
"Mengkhianati?" tanya Greesel memastikan."Benar! dia telah mengkhianati ku," ucap Adrian."Maksud kamu bagaimana? aku tidak mengerti. Mengkhianati Bu Gracia. Apa itu mungkin?" tanya Greesel."Aku tidak mungkin asal berbicara Greesel. Aku memiliki bukti bahwa selama ini Gracia memiliki hubungan dengan Elang," ucap Adrian yang semakin membuat Greesel kaget dengan matanya yang melotot."Elang! jadi benar! mereka memiliki hubungan?" celetuk Greesel yang keceplosan dan menyadari dia terlalu lancang berbicara membuat tangannya menutup mulutnya. "Kamu mengetahui sesuatu?" tanya Adrian dengah alis bertautan."Hmmmm, maksud ku bukan seperti itu," Greesel yang mendadak gugup."Greesel apa yang kamu ketahui? apa sebenarnya kamu juga mengetahui bahwa mereka memiliki hubungan?" tanya Adrian memastikan. "Maafkan aku Adrian! sebenarnya aku juga kurang mengerti dan tidak paham. Aku tidak tahu jelas jika mereka memiliki hubungan atau tidak. Tetapi....." Greesel yang terlihat begitu gugup yang tidak
Adrian, Greesel, Eyang, Elang dan Sherly yang sudah menduduki kursi untuk menikmati makan malam. Pelayan juga seperti biasa yang juga ikut melayani. Saat itu juga yang akhirnya Gracia muncul, Gracia sepertinya ingin menghindari makan malam yang ingin langsung memasuki bus. "Gracia!" hal itu tidak jadi ketika Eyang menegurnya. "I-iya eyang," jawab Gracia dengan menelan salivanya. Adrian tampak santai bahkan tidak peduli sama sekali yang mulai mengambil makanannya dan justru Elang yang memperhatikan ekspresi wajah Gracia yang masih terlihat sangat sendu dengan mata yang masih sembab. "Kamu dari mana?" tanya Eyang. "Oh. Itu tadi, aku dari..." Gracia yang tampak gugup dengan terbata-bata yang tidak tahu harus menjawab apa. Greesel yang memperhatikan ke arah suaminya yang melihat ekspresi Adrian yang memang sejak tadi tidak melihat Gracia. "Aku habis mencari keperluan mandi di supermarket yang terdekat," ucap Gracia yang Mencari Alasan. "Begitukah! ya sudah kalau begitu ayo ka
Gracia yang diputuskan oleh Adrian yang pasti sangat sulit untuk menerima kenyataan itu. Gracia sekarang hanya bisa menangis sesenggukan yang benar-benar terluka. Dengan tangisan yang menutup wajahnya menggunakan kedua tangan. "Akhirnya apa yang aku takutkan terjadi juga?""Hubunganku dengan Elang akan menjadikan alasan buat Adrian mengakhiri hubungan kami,""Tapi kenapa Adrian sama sekali tidak memberiku kesempatan. Apa orang seperti itu tidak pantas mendapatkan kesempatan. Kenapa hubungan kami harus berakhir seperti ini. Akhirnya semua benar-benar berakhir seperti ini, sudah tidak ada hubungan lagi Antara Aku dan Adrian dan aku yang dikorbankan untuk semua ini," ucapnya yang terus menangis.Tanpa Gracia sadari yang ternyata Elang berada di balik pohon. Entah sejak kapan dia berada di sana. Apakah dia mendengar pembicaraan Gracia dan Adrian atau hanya mendengar keluhan dari Gracia saja. "Jadi selama ini dugaanku benar. Mereka berdua memang memiliki hubungan dan justru pernikahan Ad
Gracia yang terlihat malam-malam keluar dari Bus. Dia tampak melihat di sekitarnya yang mana orang-orang sibuk melakukan aktivitas masing-masing yang mana memang pelayan sedang menyiapkan acara barbeque. "Aneh sekali! tumben sekalian mengajakku untuk bertemu. Ada apa sebenarnya?" batin Gracia.Setelah mendapatkan kesempatan yang akhirnya Gracia yang sama sekali tidak membuang-buang waktu yang langsung saja pergi tanpa ada yang mengetahui apa yang telah dia lakukan.Akhirnya Gracia dan Adrian yang bertemu juga dan sangat jauh dari bus dan juga orang-orang yang ada di sana.Gracia yang melihat Adrian yang duduk sendirian salah satu kursi berwarna putih. "Adrian!" ucapnya yang membuat Adrian menoleh ke belakang. "Duduklah," sahut Adrian dengan suara datar yang membuat Gracia menganggukkan kepala dan akhirnya duduk di samping Adrian."Tumben sekali kamu tiba-tiba mengajakku untuk bertemu. Kamu tidak takut, jika Nenek atau yang lainnya akan melihat kita?" tanya Gracia."Aku sudah memiki
Greesel sudah bangun di pagi hari yang ternyata pagi ini kurang begitu cerah. Di lagi hari yang sudah disebut dengan hujan rintik-rintik. Greesel yang melihat ke arah ranjang yang mana Adrian masih tertidur. Mungkin saja Adrian tadi malam tidak nyaman tidur. Greesel membuang nafas perlahan kedepan dan menghampiri suaminya itu.Greesel yang duduk di pinggir ranjang dengan mengusap rambut Adrian dan juga mencium lembut kening suaminya itu.Ternyata hal itu mampu membuat Adrian terbangun."Maaf! aku sudah menggangu tidur kamu," ucap Greesel.Adrian membuang nafasnya perlahan kedepan dan meraih tangan Greesel, " tidak apa-apa! ini sudah jam berapa?" tanya Adrian."Jam 7 pagi," jawab Greesel."Enak sekali tidur! apa mungkin karena pagi hari yang didampingi dengan hujan. Jadi terasa sangat berbeda sekali?" tanya Adrian."Mungkin saja," jawab Gresek."Apa tidur kamu nyenyak?" tanya Greesel."Aku sudah tidur sampai bangun kesiangan seperti ini dan kamu masih bertanya. Aku nyenyak apa tidak?"
Adrian dan Greesel yang sama-sama berada di atas ranjang yang sekarang sudah tertidur. Tetapi tampak Adrian gelisah dengan keringat yang membasahi wajahnya dan kepalanya geleng-geleng ke samping. "Tidak!" "Tidak!" Adrian yang mengigau. "Tuan! saya benar-benar sama sekali tidak melakukan hal itu. Saya berani bersumpah, Saya tidak melakukan kecurangan dalam bisnis!" ucap Danu dengan kedua tangan yang disatukan yang berlutut di depan Adrian yang memperlihatkan wajah yang sangat datar. "Saya hanya di fitnah tuan. Semua bukti ini sama sekali tidak benar!" Danu tidak henti-hentinya meyakinkan Adrian. "Aku sama sekali tidak bisa mempercayaimu. Hotel sudah begitu mempercayaimu dan bekerja selama ini sangat baik dan kau telah melakukan tindakan tercela!" tugas Adria."Masalah ini akan dibawa ke jalur hukum dan kamu akan terancam hukuman yang sangat berat!" tegas Adrian."Tidak tuan!" Danu yang terus saja meminta permohonan dan sama sekali tidak dipedulikan oleh Adrian. Adrian yang bahk