Greesel Adrian yang terlihat jalan-jalan malam-malam yang masih tidak jauh-jauh dari lokasi pantai yang kalau malam hari memang sangat banyak dikunjungi orang-orang. Karena di sana banyak pedagang yang berjualan dan juga banyak orang-orang yang bersantai-santai dengan berkumpul bersama teman-teman keluarga dan juga yang lainnya. "Kamu mau makan apa?" tanya Adrian yang sejak tadi belum menemukan apa yang diinginkan Greesel."Aku tiba-tiba ingin sekali makan kepiting," ucap Greesel."Kepiting!" sahut Adrian yang seperti merasa bahwa makanan itu terlalu aneh sekali. Greesel menganggukkan kepala yang memang dia sangat menginginkan untuk memakan kepiting. "Malam-malam seperti ini?" tanya Adrian yang memastikan sekali lagi.Greesel menganggukkan kepala yang tampak sudah tidak sabaran ingin memakan kepiting tersebut. "Bagaimana? Apa aku boleh memakan kepiting. Hmmm kalau misalnya kamu tidak mau biar aku saja yang makan," ucap Greesel."Baiklah kalau memang itu yang kamu mau. Kita akan me
Setelah menghabiskan waktu bersama. Greesel dan Adrian yang akhirnya sampai hotel dengan belanjaan mereka yang cukup banyak. Mereka berdua yang langsung turun dari mobil dengan pintu mobil yang di bukakan supir."Bagaimana? apa ada lagi yang ingin kamu beli?" tanya Adrian."Ini sudah sangat banyak dan bahkan aku juga membeli hal-hal yang tidak berguna," jawab Alisha yang membuat Adrian tersenyum."Jangan mengatakan tidak berguna. Pasti apa yang kamu beli sangat berguna," ucap Adrian yang membuat Greesel menganggukkan kepala dengan tersenyum lebar."Ya sudah kalau begitu. Ini saja sudah cukup untukku," ucap Greesel."Baiklah kalau begitu, sekarang sebaiknya kita langsung masuk aja dan istirahat. Kamu juga pasti sudah lelah!" ucap Adrian yang membuat Greesel menganggukkan kepala. "Ayo!" ajak Adrian. Greesel mengangguk dan mereka berdua langsung memasuki hotel.Mereka yang sudah sampai di kamar dengan Greesel yang meletakkan semua barang belanjaan itu di atas meja dan Greesel yang meli
Jakarta.Akhirnya Greesel dan Adrian sudah tiba kembali ke Jakarta. Mereka juga langsung memasuki rumah dengan asisten rumah tangga yang langsung mengeluarkan semua barang-barang dari dalam mobil.Biasalah pergi tanpa membawa apa-apa dan pulang sudah membawa begitu banyak sekali oleh-oleh. Adrian dan Greesel yang sama-sama memasuki rumah dengan mereka berdua terlihat sama-sama tersenyum dan tiba-tiba langkah Greesel terhenti."Kamu kenapa?" tanya Adrian yang melihat sang istri memegang kepalanya. "Kamu baik-baik saja?" tanya Adrian lagi."Aku tiba-tiba pusing. Sepertinya aku kecapean di perjalanan," jawab Greesel yang memang merasa tidak enak pada tubuhnya."Padahal istirahat sangat cukup. Apa yang membuat kamu jadi pusing?" tanya Adrian yang membuat Greesel menggelengkan kepala. Walau seperti itu Adrian terlihat begitu sangat khawatir. "Kalian sudah kembali!" tiba-tiba Eyang yang keluar rumah dan melihat pasangan suami istri itu masih berdiri dan tanpa memasuki rumah. "Eyang!" sa
"Gracia! kamu masih marah?" tanya Adrian setelah mencoba untuk menjelaskan kepada sang kekasih agar dapat mengerti. Gracia menggelengkan kepala. Ternyata dia memang tidak bisa berlama-lama marah kepada Adrian. Adrian tersenyum merasa lega. "Aku sangat berharap lain kali kita tidak akan bertengkar hanya karena masalah ini. Aku tidak ingin kita terus salah paham," ucap Adrian. "Tapi kamu juga harus bisa menjaga perasaanku. Aku juga ingin kamu mengingat tentang pernikahan kamu dan Greesel hanya sebatas kontrak," kata-kata Gracia tiba-tiba saja merubah ekspresi wajah Adrian. Entah kenapa dia sama sekali tidak suka dengan perkataan itu. "Kalian menikah kontrak bukan?" tanya Gracia seolah memastikan sesuatu. "Kenapa harus bertanya dan bukankah memang semuanya adalah kesepakatan," sahut Adrian. Kata-kata yang keluar dari mulut Adrian seolah sangat sulit sekali untuk diutarakan. Gracia tersenyum yang merasa begitu lega dan dia juga sangat senang jika Adrian ternyata masih berusaha u
Greesel yang berada di dapur yang terlihat gelisah bahkan terlihat tidak menentu dan entah apa yang membuat perasaannya menjadi gundah dan tidak tenang seperti itu. "Nona itu gula!" tegur Bibi yang melihat Greesel yang memang hampir saja memasukkan gula ke dalam sayur sop. "Oh maaf," sahut Greesel yang baru menyadari hal itu. Dia benar-benar begitu gugup dan memang tidak terlihat baik-baik saja."Nona baik-baik saja?" tanya Bibi. "Iya. Saya baik-baik saja," jawab Greesel.'Ada apa denganmu Greesel. Kenapa jadi seperti ini. Apa ini karena perkataan Adrian tadi. Apa kamu keberatan dengan Adrian yang menegaskan bahwa pernikahan kami hanyalah sebatas kontrak saja dan hanya sebuah kesepakatan. Apa kamu keberatan jika Adrian mencoba membujuk bu Gracia agar tidak salah paham,'Greesel membatin dengan bertanya-tanya sendiri. Dia sangat kebingungan dengan perasaannya. Mungkin sikap Adrian belakangan ini yang begitu sangat lembut membuat Greesel luluh dan menganggap semua perhatian itu memil
"Ya sudah kalau begitu aku mau ke kamar mandi dulu. Aku mau siap-siap untuk beristirahat," ucap Greesel yang membuat Adrian menganggukkan kepala. Greesel yang langsung memasuki kamar mandi dan sementara Adrian yang duduk di pinggir ranjang. Greesel yang berdiri di depan cermin, "astaga aku lupa membawa baju ganti!" ucapnya dengan menepuk jidatnya yang sedikit teledor. Greesel menarik nafas panjang dan membuang perlahan kedepan. Lalu Greesel yang mau tidak mau harus kembali keluar dari kamar untuk mengambil pakaian ganti itu. "Ya sudah Gracia. Kamu harus beristirahat!" Saat membuka pintu, Greesel harus mendapati Adrian yang ternyata sedang duduk di pinggir ranjang yang menelpon dan yang tak lain ditelepon Adrian adalah Gracia. "Aku besok akan mengabari kamu. Kamu istirahat dan jangan bekerja lagi. Aku tidak ingin kamu terlalu lelah," ucap Adrian yang memberikan perhatiannya kepada sang kekasih. Entah mengapa Greesel lagi-lagi seolah kembali dipatahkan dan dari raut wajah itu su
Greesel dan Adrian yang sama-sama berada di dalam kamar. "Bagaimana kondisi ibu kamu?" tanya Adrian yang membuka jasnya dan meletakkan di atas sofa."Sudah jauh lebih baik daripada sebelumnya," jawab Greesel dengan tersenyum."Syukurlah kalau begitu. Aku lega mendengarnya," jawab Adrian."Ibu juga mengucapkan terima kasih kepada kamu dan beliau sangat menyayangkan tidak memiliki kesempatan untuk bertemu dengan kamu," ucap Greesel."Memang tidak pernah ada kesempatan untuk bertemu. Semoga lain kali nanti aku bisa bertemu dengan ibu kamu dan aku menerima semua ucapan terima kasihnya," sahut Adrian.Greesel menganggukkan kepala dengan tersenyum."Hmmmmm, kamu makan?" tanya Greesel tiba-tiba."Iya. Sebentar lagi kita akan turun dan akan makan malam," jawab Adrian."Bukankah Eyang tidak ada dirumah dan sepertinya pelayan tidak menyiapkan makan malam yang banyak," ucap Greesel.Dia memang sudah mulai hafal bagaimana kondisi di dalam rumah itu. Hanya karena ada keberadaan Eyang yang menyatu
Setelah menyiapkan makan siang untuk sang suami. Greesel yang kembali ke hotel untuk memberikan suaminya makan siang itu. Wajah Greesel yang tampak begitu sumringah sekali. Bagaimana tidak. Jika dia yang sejak tadi begitu excited sekali yang khusus pulang untuk memasakkan Adrian. Greesel yang berjalan di koridor rumah hotel menuju ruangan Adrian Adrian yang berada di ruangannya yang ternyata ada Gracia di dalam ruangan itu dengan mereka berdua yang duduk di sofa dan tampak Adrian yang menandatangani berbagai berkas."Kamu tidak akan sedih?" tanya Gracia yang membuat Adrian menoleh ke arah Gracia. "Sedih kenapa?" tanya Adrian."Dalam satu minggu ini aku akan berada di Paris untuk mengikuti acara fashion week di sana. Jadi bukankah kita berdua akan LDR untuk sementara. Lalu apa kamu tidak akan sedih?" tanya Gracia dengan wajah sendu yang pasti dia akan sangat sedih jika berpisah dengan kekasihnya itu walau hanya sementara. "Hanya satu minggu saja kamu berada di sana dan bukan selama-
Akhirnya Dokter keluar dari ruangan oprasi."Bagaimana keadaan istri saya dok?" tanya Adrian dengan panik."Alhamdulillah istri Anda baik-baik saja dan begitu juga dengan bayinya. Meski lahir secara prematur, tetapi sehat. Bayi tuan lahir tanpa kekurangan apapun dan sangat cantik," jawab Dokter."Alhamdulillah!" sahut semuanya dengan serentak yang merasa bersyukur dengan kabar baik yang diberikan Dokter."Lalu apa saya boleh menemui istri saya?" tanya Adrian."Kami akan memindahkan ke ruang perawatan sebentar. Jadi tuan mohon bersabar dan untuk bayinya masih dalam perawatan. Jadi untuk keluarga tidak boleh melihat secara keseluruhan, bergantian dan mengikuti prosedur," ucap Dokter."Baik Dokter," sahut Asti."Kalau begitu saya permisi dulu!" ucap Dokter pamit. Mereka semua menganggukkan kepala."Alhamdulillah kondisi Greesel sekarang baik-baik saja," sahut Eyang."Adrian selamat akhirnya bayi kalian berdua lahir juga," sahut Gracia."Iya Adrian. Aku terus tenang dengan kehadiran baik
Akhirnya Adrian ke rumah sakit juga dengan sangat buru-buru dia memasuki rumah sakit tersebut mencari di mana ruangan sang istri yang sebelumnya sudah bertanya kepada Suster. Adrian yang tidak sendiri melainkan bersama Eyang. "Adrian, bukankah itu Ibu Greesel?" tanya Eyang dari kejauhan melihat hal itu."Iya Eyang. Ayo kita ke sana!" ajak Adrian dengan sangat buru-buru dan Eyang pun menurut yang mana mereka berdua langsung berlari. "Bu," sapa Adrian dengan panik."Adrian," sahut Asti."Bagaimana Greesel?""Apa yang terjadi sebenarnya?" tanyanya dengan penuh kepanikan."Greesel tadi jatuh di kamar mandi dan Ibu juga tidak tahu kenapa bisa terjadi seperti itu dan Greesel juga mengalami pendarahan ya membuat Ibu juga panik dan sampai sekarang Dokter belum keluar dari ruangan ICu," jawab Asti dengan sangat terbata-bata dan juga penuh dengan kekhawatiran. "Semoga saja Greesel tidak apa-apa," sahut Eyang.Asti hanya mengangguk saja. Eyang mencoba untuk menenangkan dengan merangkul bahu A
"Greesel sudah! kamu dengarkan saja apa yang dikatakan Gracia dan semua yang dikatakan Gracia adalah benar. Kamu seharusnya bersyukur dengan kehadiran Gracia saat ini yang masih ingin membantu kamu. Jadi sudahlah kamu akhiri rasa marah kamu dengan Adrian walau ini tidak mudah. Aku sudah lelah menjadi kambing hitam di antara kalian," ucap Elang yang ikut menambahi memberikan masukan. "Greesel gunakan hati nurani kamu dan aku yakin kamu sangat mencintai Adrian. Jadi jangan egois atau menghukum Adrian dengan sangat berlebihan. Aku yakin hubungan kalian berdua pasti akan baik-baik saja. Jika kalian berdua sama-sama mau belajar satu sama lain," ucap Gracia yang tidak henti-hentinya memberikan saran. "Kedatangan kami hanya ingin mengatakan itu saja dan terserah kamu mau menyimpan, mendengarkan atau meresapi apa yang kami katakan. Kamu memiliki hak atas segalanya," ucap Elang."Ayo Gracia kita pulang dan biarkan saja Greesel menentukan sendiri jalan apa yang dia pilih," ucap Elang."Baikla
Greesel yang berada di kamarnya yang terlihat membersihkan kamar. Krrekkk.Suara pintu kamar yang terbuka membuat Greesel menoleh dan melihat orang tersebut yang ternyata Asti."Ada kamu yang ingin bertemu dengan kamu," ucap Asti.Greesel menghela nafas yang melanjutkan kembali pekerjaan itu. "Kenapa harus mengatakan tamu agar Greesel pergi menemuinya," ucapnya."Apa maksud kamu Greesel. Bukan Adrian yang ingin bertemu dengan kamu tetapi ada dua orang dan Ibu tidak mengenalinya siapa. Dia mengatakan adalah teman kamu," ucap Asti yang membuat Greesel menelan salivanya."Teman!" tanyanya."Kamu sebaiknya coba lihat dulu. Ibu tidak mungkin berbohong kepada kamu," ucap Asti."Sebentar lagi. Greesel akan keluar," jawabnya.Asti menganggukan kepala dan langsung keluar dari kamar putrinya itu. "Teman! siapa yang ingin bertemu denganku?" tanyanya dengan kebingungan yang memang perasaan tidak memiliki teman selain teman kerjanya waktu di hotel. Greesel yang tidak ingin berpikir panjang yan
Karena hubungan Gracia dan Elang yang akhirnya membaik yang sekarang mereka berdua berada di dalam mobil dengan Elang yang menyetir.Elang beberapa kali terus saja curi-curi pandang pada gadis di sebelahnya itu yang takut saja kalau gadis itu tiba-tiba menghilang. Sementara Gracia yang tampak cuek saja. Elang yang tiba-tiba saja sudah menggenggam tangan Gracia membuat Gracia menoleh. Elang tersenyum dan mencium punggung tangan tersebut yang meletakkan di atas pahanya. Gracia respon dengan baik yang tersenyum dengan tingkah Elang yang sepertinya sangat bucin."Kamu sebenarnya ingin membawaku ke mana?" tanya Gracia."Kerumahku," jawab Elang."Untuk apa?" tanya Gracia dengan dahi mengkerut. "Aku ingin membawa kamu kepada Eyang dan akan meminta Eyang untuk menikahkan kita berdua," jawab Elang."Secepat itu?" tanya Gracia yang cukup kaget. "Memang kenapa? apa tidak boleh melakukan hal itu dan kamu masih ragu menikah denganku?" tanya Elang."Bukan seperti itu. Aku hanya merasa kalau Eyan
"Jadi jangn lagi terus membahas masalah ini dengan Elang. Dia tidak tahu apa-apa!" tegas Gracia yang membuat Adrian yang langsung terdiam."Pergi cari istrimu dan jangan kebiasaan main tangan!" ucapnya dengan kesal yang Benar-benar sangat muak dengan Adrian.Adrian yang tidak berbicara apapun langsung pergi dari hadapan Gracia dan sebelum itu dia melihatnya Elang terlebih dahulu.Gracia yang terlihat membuang nafas perlahan ke depan dan langsung menghampiri Elang."Kamu tidak apa-apa?" tanya Gracia dengan wajahnya yang terlihat sangat panik."Pergi begitu saja dan tidak meminta maaf terlebih dahulu. Seenaknya memukulku," kesal Elang."Sudahlah! kamu jangan membahas dia lagi," ucap Gracia yang akhirnya membantu Elang berdiri.Gracia dan Elang yang akhirnya duduk di salah satu bangku yang ada di dekat hotel. Gracia yang mengobati Elang."Apa masih sakit?" tanya Gracia yang membuat Elang menggelengkan kepala."Kamu kembali?" tanya Elang."Aku ada urusan," jawab Gracia."Jadi Greesel meny
Adrian hari ini ke hotel karena ada pekerjaan yang harus dia laksanakan. Karena Greesel memilih pergi dari rumah dan akhirnya acara yang sudah disiapkan Eyang tidak terjadi. Eyang tidak bisa melakukan apa-apa karena bukan lagi masalah pernikahan palsu yang direncanakan Adrian dan Greesel. Ini sudah menjadi urusan Greesel atas masa lalu kematian ayahnya yang melibatkan Adrian. Eyang sudah tidak memikirkan bagaimana rasa kecewanya telah ditipu oleh wanita yang sudah dianggap sebagai cucu sendiri. Dia hanya memberikan semangat kepada Adrian untuk menyelesaikan masalahnya dan dia juga berharap agar Greesel bisa kembali ke rumah dan berbicara dengannya. Tetapi apapun yang dilakukan Adrian ternyata tidak membuahkan hasil. Bahkan dia sudah pernah mencoba datang beberapa kali ke rumah Greesel dan Greesel yang tidak membiarkan dirinya untuk bertemu dengan suaminya. Asti juga tidak bisa melakukan apa-apa dan membiarkan Greesel dan Adrian yang menyelesaikan semua masalah mereka yang ter
Greesel yang sudah berada di rumah Asti dengan Greesel yang berada di atas sofa dengan kepalanya yang di pangkuan Asti. Asti mengusap-usap rambut Greesel yang mencoba untuk menenangkan Greesel yang berbaring di pangkuannya."Ibu tahu apa yang kamu rasakan sayang. Ini memang sangat tidak mudah. Tetapi semua ini sudah menjadi takdir. Tidak ada yang bisa mengubahnya," ucap Asti yang mencoba untuk membuat pengertian."Sejak tadi Greesel menceritakan apa yang terjadi. Ibu tidak bereaksi apapun dan bahkan tidak kaget. Apa jangan-jangan sebenarnya Ibu sudah mengetahui semua ini?" tanya Greesel memastikan."Ibu memang mengetahui apa kaitan Adrian dengan kematian Papa kamu. Saat itu Mama juga kaget dan berpura-pura untuk tidak mengetahuinya. Ibu mencoba mencari tahu dan sepenuhnya bukanlah kesalahan Adrian," jawab Asti."Bagaimana mungkin ini bukan kesalahan dia. Dia seorang bos yang memiliki pendidikan. Dia seharusnya bisa melihat di sekelilingnya, jangan mengambil keputusan atau bertindak de
Greesel yang tidak mengatakan apa-apa lagi yang kembali memasukkan pakaian itu ke dalam koper dan bahkan dia sudah selesai melakukannya dan merasa dengan cepat dan menurunkan dari atas ranjang. "Greesel!" Adrian menghentikan istrinya saat ingin pergi. "Kita bisa membicarakan semua ini, aku bisa menjelaskan semua kepada kamu. Aku mohon beri aku kesempatan!" ucap Adrian."Tidak ada kesempatan untuk orang yang sudah menghancurkan hidupku. Kamu adalah laki-laki manipulatif yang pernah aku kenal. Kamu sangat jahat Adrian!" tegas Greesel yang langsung menjatuhkan tangan Adrian begitu saja dan Greesel yang langsung pergi "Greesel tunggu!" Adrian yang tidak mungkin membiarkan Greesel dan langsung menyusul dengan Greesel yang bersusah payah membawa kopernya menuruni anak tangga. "Greesel! aku tidak akan membiarkan kamu pergi kemanapun!" tegas Adrian yang menghalangi jalan Greesel yang sudah berada di bawah anak tangga dengan kedua tangannya yang merentang. "Kamu minggir dari hadapanku sek