Pagi ini Greesel dan Adrian benar-benar pergi ke dokter kandungan untuk memeriksakan rahim Greesel. Greesel yang berbaring di atas ranjang yang sedang diperiksa hanya bisa pasrah dengan Dokter tersebut mengusap-usap perutnya menggunakan alat yang dia tidak tahu apa itu, tetapi dia merasa sangat geli. Sementara Adrian yang ada di ruangan itu yang berdiri melihat ke arah Greesel.'Ya Allah. Apa mungkin langsung ada. Kenapa tuan Adrian tidak sabaran sama sekali,'batin Greesel yang memang tidak bisa menolak pemerintahan Adrian."Bagaimanapun Dokter? apa istri saya sudah mengandung?" tanya Adrian yang ketika melihat Dokter tersebut sudah selesai memeriksa dan dia sangat penasaran dengan hasilnya. Dokter itu menghampiri Adrian dan kemudian Dokter wanita itu langsung duduk di meja kerjanya dan Adrian juga menyusul untuk duduk di hadapan Dokter tersebut."Istri Anda masih kosong, tuan," jawab Dokter itu yang membuat Adrian menghela nafas."Jadi dia masih kosong?" tanya Adrian sekali lagi de
"A- aku mengangkat telpon sebentar," ucap Greesel dengan gugup yang langsung menjauh dari hadapan Adrian menuju nakas. Ternyata ponsel Greesel yang berdering.Hahhhh.Adrian menghela nafas kasar yang sedikit kecewa karena ciuman itu gagal. Adrian menoleh kearah Greesel."Apa telepon itu begitu penting sampai dia harus menghentikan semua ini," batin Adrian yang terlihat tampak sangat kesal. Karena suara panggilan telepon yang sudah mengganggu mereka berdua."Vano ada apa?" tanya Greesel dalam panggilan telponnya."Apah!" pekik Greesel dengan wajah terkejut yang di lihat oleh Adrian yang justru penasaran dengan siapa Greesel berbicara yang membuat Greesel begitu terkejut."Baiklah kamu tenang ya. Kakak akan segara ke sana," ucap Greesel yang langsung mematikan panggilan telepon tersebut dengan wajah Greesel yang terlihat semakin panik. "Ada apa Greesel?" tanya Adrian penasaran"Aku harus segera kerumah sakit. Ibuku tiba-tiba pingsan dan tetangga kamu sudah membawa ibu ke rumah sakit. A
Adrian yang berjalan di koridor rumah sakit"Dokter!" Adrian menghentikan Dokter yang berpapasan dengannya."tuan Adrian!" Dokter tersebut menundukkan kepala."Saya ingin menanyakan sesuatu pada Dokter," ucap Adrian."Silahkan tuan! ada apa?" tanya Dokter."Wanita yang barusan saja bersama dengan adiknya yang ibunya masuk rumah sakit. Apa adiknya pasien baru selesai operasi?" tanya Adrian yang terlihat begitu penasaran dan ingin memastikan. "Oh, Greesel maksud tuan?" tanya Dokter itu memastikan."Iya!" jawab Adrian."Benar, tuan. Adik dari Greesel baru saja menyelesaikan operasi tulang sumsum belakang dan Alhamdulillah kondisinya sekarang sudah jauh lebih baik," jawab Dokter."Kapan operasinya di laksanakan?" tanya Adrian."Sekitar tanggal 7 bulan kemarin," jawab Dokter.'Jadi benar, malam itu kami bertemu dengan Eyang dan Greesel langsung ke rumah sakit untuk operasi adiknya dan uang yang dia minta dariku untuk itu,' batin Adrian."Greesel wanita yang sangat kuat, adiknya yang sakit
Akhirnya Ibu Greesel di tempatkan di tempat yang jauh lebih baik. Ibu Greesel yang berada di ruang VIP, seperti apa yang dikatakan Adrian. Tempat yang juga bisa untuk beristirahat untuk Greesel dan adiknya. "Kamu istirahatlah di sini!" ucap Adrian yang masih ada di sana. "Makasih tuan!" ucap Greesel dengan menundukkan kepala yang merasa sangat tidak enak dengan Adrian yang sudah begitu baik pada dia. "Kalau begitu! saya mengajak Vano untuk tidur dulu!" ucap Greesel. Vano menganggukkan kepala. Greesel yang langsung berjalan menghampiri Vano yang sejak tadi memang hanya duduk saja terdiam dan sementara Ibu Greesel yang masih dalam perawatan intensif yang memiliki kamar tersendiri. Yang memang ruangan itu terpisah dari kamar pasien dan tempat istirahat keluarga pasien. Adrian melihat bagaimana Greesel yang mengajak Vano untuk beristirahat dan Vano yang menurut saja dengan berbaring dan Greesel yang juga menyelimuti Vano yang memang di sediakan selimut di sana. "Kamu tidur ya! janga
Greesel yang duduk di samping Adrian dengan Greesel yang mulai makan. Lihatlah wajah Greesel yang terlihat sedikit terpaksa saat mengunyah makanan itu. Entah dia tidak selera karena Ibunya yang sakit, atau memang Greesel memang kenyang."Tuan Adrian! makasih ya, sudah peduli pada Ibu dan bahkan memberikan tempat yang nyaman untuk Ibu," ucap Greesel."Jangan terlalu percaya diri. Aku sama sekali tidak peduli. Aku hanya tidak ingin nanti di kaitkan," jawab Adrian sembari makan, dia bahkan masih sempat-sempatnya gengsi."Begitu kah!" sahut Greesel."Lalu apa yang kau pikirkan. Aku peduli?" tanya Adrian dengan alis terangkat. Greesel menggelengkan kepala.Adrian yang kembali fokus pada makanannya dan Greesel yang juga melanjutkan makannya. Greesel yang ingin mengambil botol air mineral kecil dan ternyata sangat bersamaan dengan Adrian yang membuat mereka berdua saling melihat dengan tangan yang paling menumpu di botol mineral yang sama. "Maaf tuan!" Greesel yang dengan cepat menarik tang
Adrian yang langsung mematikan panggilan telepon tersebut dan pintu ruangan Adrian yang terbuka yang ternyata Gracia yang memasuki ruangan tersebut. "Sayang kamu menelpon siapa?" tanya Gracia yang memang masih melihat Adrian memasukkan ponselnya ke dalam sakunya. "Greesel!" jawab Adrian dengan jujur yang apa adanya. "Oh iya. Aku juga tidak melihat Greesel di hotel. Apa dia tidak masuk hari ini?" tanya Gracia penasaran. "Ibunya masuk rumah sakit dan sekarang berada di ICU dan mana mungkin dia masuk," jawab Adrian. "Oh iya. Kapan?" tanya Gracia sedikit panik. "Tadi malam," jawab Adrian yang kembali duduk ke bangku kerjanya. "Begitukah! semoga saja tidak terjadi apa-apa dengan Ibunya dan semoga bisa cepat pulih," ucap Gracia. "Oh iya sayang. Kenapa tadi malam kamu menelponku dan mempertanyakan masalah Greesel dan adiknya?" tanya Gracia yang memang pembicaraan tadi malam sangat singkat dan bahkan Adrian mematikan hal-hal begitu saja. "Aku hanya ingin tahu alasan wanita itu m
Adrian yang berada di dalam mobil yang sedang menyetir menatap lurus ke depan. "Aku sebaiknya kerumah sakit saja," gumam Adrian yang tiba-tiba kepikiran. Dratttt-dratt-drattt-drattt. Tiba-tiba ponsel Adrian berdering dan melihat panggilan yang masuk dari Greesel. "Baru saja aku ingin ke rumah sakit dan dia sudah menelpon," gumam Adrian yang mengangkat panggilan telepon tersebut. "Ada apa?" jawabnya cuek. "Tuan! Kondisi Ibu belum baik-baik saja. Apa saya boleh menginap satu malam Lagi di rumah sakit?" tanya Greesel yang terdengar begitu sangat hati-hati berbicara. "Jadi jika ibu kamu tidak sembuh selama 1 bulan dan kamu akan di sana terus?" tanya Adrian dengan sindiran. Tidak ada jawaban dari Greesel. Kata-kata Adrian yang seperti itu sudah mengartikan jika Adrian tidak mengizinkan dan mungkin Greesel yang tidak tahu diri padahal dia meminta untuk menginap satu hari dan bahkan pagi sudah pulang dan sampai sore ini Greesel masih belum pulang dan bahkan menelpon Adrian untuk m
Greesel dan Adrian yang sekarang sedang menikmati makan malam yang baru saja datang. "Vano belum bangun?" tanya Adrian."Saya sudah melihat Vano dan dia memang belum bangun. Vano tadi malam begadang dan mungkin saja dia kurang tidur," jawab Greesel."Kalau begitu kamu sisahkan makanan untuk dia. Agar Vano bangun bisa langsung makan," ucap Adrian.Greesel melihat kearah Adrian, 'ternyata tuan Adrian bukan hanya memberikan perhatian kepadaku. Tetapi juga perhatian pada Vano!' batin Greesel yang terlihat kagum.Adrian menautkan kedua alisnya yang melihat Greesel malah bengong seperti itu."Greesel!" tegur Adrian yang membuat Greesel kaget."Hah! iya tuan," sahut Greesel yang tersadar dari lamunannya."Kamu kenapa melamun?" tanya Adrian dengan alis terangkat."Oh! tidak apa-apa tuan. Saya, saya hanya sedikit gugup saja," jawab Greesel dengan tersenyum tipis."Gugup! kenapa tiba-tiba kamu jadi gugup?" tanya Adrian."Oh tidak apa-apa. Iya. Saya akan menyisahkan makanan untuk Vano," jawab G
"Kamu tidak apa-apa Gracia?" tanya Elang yang terus memperhatikan Gracia yang tampak masih sangat schok dengan kejadian yang ada."Gracia!" Elang yang memegang tangan Gracia dan Gracia langsung melepaskan. Gracia yang tidak mengatakan apa-apa yang langsung pergi. "Kamu tidak perlu menyembunyikan apapun lagi dariku. Aku sudah tahu semuanya," ucap Elang yang membuat langkah Gracia terhenti dan melihat ke arah Elang."Aku tahu semua hubungan kamu dengan Adrian. Apa yang aku duga selama ini ternyata benar, kalian berdua memiliki hubungan spesial dan pernikahan Adrian dengan Greesel karena suatu tujuan," ucap Elang."Lalu jika kamu tahu mau bagaimana?" tanya Gracia. Dengan apa yang terjadi Gracia memang tidak mengharapkan apa-apa. Jika tiba-tiba saja Elang sudah ada di sana dan pasti Elang sudah tahu bagaimana hubungan dia, Adrian dan Greesel."Aku tidak peduli dengan apapun. Aku sudah kehilangan segalanya. Mau kamu tahu tentang hubunganku dengan Adrian dan kamu ingin melakukan sesuatu
"Apa saya salah Greesel?" "Apa saya salah mengatakan bahwa kamu telah mengingkari semua janji kamu?" tanya Gracia yang membuat Greesel geleng-geleng kepala."Kamu terlalu nyaman dengan status kamu yang baru. Kamu terlalu nyaman dengan semua yang kamu alami. Kamu begitu nyaman dengan posisi kamu yang seperti sekarang ini hah! kamu sudah nyaman dengan kehidupan kamu bersama Adrian dan melupakan bahwa kamu dan Adrian hanya menikah secara kontrak," ucap Gracia."Tidak, Bu Gracia. Ibu salah! apa yang Ibu pikirkan tidak benar. Saya juga tidak tahu permasalahan yang Ibu hadapi dengan Adrian. Tapi Saya benar-benar tidak mengingkari janji dan tidak lupa kodrat saya seperti apa!" tegas Greesel."Apa saya bisa memegang kata-kata kamu?" tanya Gracia."Ibu bisa pegang kata-kata saya. Saya tidak bohong sama sekali dan saya mohon jangan berpikiran kalau saya menjadi penyebab berakhirnya hubungan ibu dan juga Adrian!" tegas Greesel dengan air matanya yang sudah keluar."Kalau begitu kamu akhiri pern
Gracia yang begitu galau berada di kamarnya yang baru saja putus dari kekasihnya, dengan duduk di atas ranjang yang memeluk tubuhnya, air matanya tidak henti-henti keluar yang masih meratapi kesedihannya."Ini akhirnya terjadi. Gracia berakhirnya hubungan kamu dengan Adrian tidak sepenuhnya adalah kesalahan Adrian. Kamu harus mengingat Gracia, bahwa semua yang terjadi bermula dari kesalahan kamu. Kamu yang menimbulkan semua ini. Kamu yang memulai dan seharusnya kamu sudah tahu resiko apa yang akan kamu dapatkan," "Mungkin ini menjadi alasan bagi Adrian tentang mengakhiri hubungan kami tentang apa yang terjadi antara aku dan Elang. Gracia kamu harus menerima segalanya. Ini sudah menjadi takdir," batinnya yang berusaha untuk kuat. Tetapi tetap saja semua itu tidak mudah. Mengingat hubungan Gracia dan Adrian yang tidak sebentar dan mana mungkin bisa semudah itu menerima semuanya. ***Greesel, Adrian, Eyang, Sherly, Gracia dan Eyang yang sedang sarapan. Karena di luar sedang hujan yang
"Mengkhianati?" tanya Greesel memastikan."Benar! dia telah mengkhianati ku," ucap Adrian."Maksud kamu bagaimana? aku tidak mengerti. Mengkhianati Bu Gracia. Apa itu mungkin?" tanya Greesel."Aku tidak mungkin asal berbicara Greesel. Aku memiliki bukti bahwa selama ini Gracia memiliki hubungan dengan Elang," ucap Adrian yang semakin membuat Greesel kaget dengan matanya yang melotot."Elang! jadi benar! mereka memiliki hubungan?" celetuk Greesel yang keceplosan dan menyadari dia terlalu lancang berbicara membuat tangannya menutup mulutnya. "Kamu mengetahui sesuatu?" tanya Adrian dengah alis bertautan."Hmmmm, maksud ku bukan seperti itu," Greesel yang mendadak gugup."Greesel apa yang kamu ketahui? apa sebenarnya kamu juga mengetahui bahwa mereka memiliki hubungan?" tanya Adrian memastikan. "Maafkan aku Adrian! sebenarnya aku juga kurang mengerti dan tidak paham. Aku tidak tahu jelas jika mereka memiliki hubungan atau tidak. Tetapi....." Greesel yang terlihat begitu gugup yang tidak
Adrian, Greesel, Eyang, Elang dan Sherly yang sudah menduduki kursi untuk menikmati makan malam. Pelayan juga seperti biasa yang juga ikut melayani. Saat itu juga yang akhirnya Gracia muncul, Gracia sepertinya ingin menghindari makan malam yang ingin langsung memasuki bus. "Gracia!" hal itu tidak jadi ketika Eyang menegurnya. "I-iya eyang," jawab Gracia dengan menelan salivanya. Adrian tampak santai bahkan tidak peduli sama sekali yang mulai mengambil makanannya dan justru Elang yang memperhatikan ekspresi wajah Gracia yang masih terlihat sangat sendu dengan mata yang masih sembab. "Kamu dari mana?" tanya Eyang. "Oh. Itu tadi, aku dari..." Gracia yang tampak gugup dengan terbata-bata yang tidak tahu harus menjawab apa. Greesel yang memperhatikan ke arah suaminya yang melihat ekspresi Adrian yang memang sejak tadi tidak melihat Gracia. "Aku habis mencari keperluan mandi di supermarket yang terdekat," ucap Gracia yang Mencari Alasan. "Begitukah! ya sudah kalau begitu ayo ka
Gracia yang diputuskan oleh Adrian yang pasti sangat sulit untuk menerima kenyataan itu. Gracia sekarang hanya bisa menangis sesenggukan yang benar-benar terluka. Dengan tangisan yang menutup wajahnya menggunakan kedua tangan. "Akhirnya apa yang aku takutkan terjadi juga?""Hubunganku dengan Elang akan menjadikan alasan buat Adrian mengakhiri hubungan kami,""Tapi kenapa Adrian sama sekali tidak memberiku kesempatan. Apa orang seperti itu tidak pantas mendapatkan kesempatan. Kenapa hubungan kami harus berakhir seperti ini. Akhirnya semua benar-benar berakhir seperti ini, sudah tidak ada hubungan lagi Antara Aku dan Adrian dan aku yang dikorbankan untuk semua ini," ucapnya yang terus menangis.Tanpa Gracia sadari yang ternyata Elang berada di balik pohon. Entah sejak kapan dia berada di sana. Apakah dia mendengar pembicaraan Gracia dan Adrian atau hanya mendengar keluhan dari Gracia saja. "Jadi selama ini dugaanku benar. Mereka berdua memang memiliki hubungan dan justru pernikahan Ad
Gracia yang terlihat malam-malam keluar dari Bus. Dia tampak melihat di sekitarnya yang mana orang-orang sibuk melakukan aktivitas masing-masing yang mana memang pelayan sedang menyiapkan acara barbeque. "Aneh sekali! tumben sekalian mengajakku untuk bertemu. Ada apa sebenarnya?" batin Gracia.Setelah mendapatkan kesempatan yang akhirnya Gracia yang sama sekali tidak membuang-buang waktu yang langsung saja pergi tanpa ada yang mengetahui apa yang telah dia lakukan.Akhirnya Gracia dan Adrian yang bertemu juga dan sangat jauh dari bus dan juga orang-orang yang ada di sana.Gracia yang melihat Adrian yang duduk sendirian salah satu kursi berwarna putih. "Adrian!" ucapnya yang membuat Adrian menoleh ke belakang. "Duduklah," sahut Adrian dengan suara datar yang membuat Gracia menganggukkan kepala dan akhirnya duduk di samping Adrian."Tumben sekali kamu tiba-tiba mengajakku untuk bertemu. Kamu tidak takut, jika Nenek atau yang lainnya akan melihat kita?" tanya Gracia."Aku sudah memiki
Greesel sudah bangun di pagi hari yang ternyata pagi ini kurang begitu cerah. Di lagi hari yang sudah disebut dengan hujan rintik-rintik. Greesel yang melihat ke arah ranjang yang mana Adrian masih tertidur. Mungkin saja Adrian tadi malam tidak nyaman tidur. Greesel membuang nafas perlahan kedepan dan menghampiri suaminya itu.Greesel yang duduk di pinggir ranjang dengan mengusap rambut Adrian dan juga mencium lembut kening suaminya itu.Ternyata hal itu mampu membuat Adrian terbangun."Maaf! aku sudah menggangu tidur kamu," ucap Greesel.Adrian membuang nafasnya perlahan kedepan dan meraih tangan Greesel, " tidak apa-apa! ini sudah jam berapa?" tanya Adrian."Jam 7 pagi," jawab Greesel."Enak sekali tidur! apa mungkin karena pagi hari yang didampingi dengan hujan. Jadi terasa sangat berbeda sekali?" tanya Adrian."Mungkin saja," jawab Gresek."Apa tidur kamu nyenyak?" tanya Greesel."Aku sudah tidur sampai bangun kesiangan seperti ini dan kamu masih bertanya. Aku nyenyak apa tidak?"
Adrian dan Greesel yang sama-sama berada di atas ranjang yang sekarang sudah tertidur. Tetapi tampak Adrian gelisah dengan keringat yang membasahi wajahnya dan kepalanya geleng-geleng ke samping. "Tidak!" "Tidak!" Adrian yang mengigau. "Tuan! saya benar-benar sama sekali tidak melakukan hal itu. Saya berani bersumpah, Saya tidak melakukan kecurangan dalam bisnis!" ucap Danu dengan kedua tangan yang disatukan yang berlutut di depan Adrian yang memperlihatkan wajah yang sangat datar. "Saya hanya di fitnah tuan. Semua bukti ini sama sekali tidak benar!" Danu tidak henti-hentinya meyakinkan Adrian. "Aku sama sekali tidak bisa mempercayaimu. Hotel sudah begitu mempercayaimu dan bekerja selama ini sangat baik dan kau telah melakukan tindakan tercela!" tugas Adria."Masalah ini akan dibawa ke jalur hukum dan kamu akan terancam hukuman yang sangat berat!" tegas Adrian."Tidak tuan!" Danu yang terus saja meminta permohonan dan sama sekali tidak dipedulikan oleh Adrian. Adrian yang bahk