Gemuruh angin mulai terasa!!!Saat pria berbaju putih itu menyentuh gagang dari pedang Karunia Kasih suara ledakan tiba-tiba terdengar dari luar makam Pahlawan Pedang. Bunyinya terdengar sangat keras sehingga mengguncang seluruh lokasi pemakaman."Ada yang tidak beres!"Tyr mengerutkan keningnya. Seketika dia mulai melihat percikan arus listrik berwarna putih diatas permukaan pedang. Arus itu langsung berhasil menerangi kondisi gua sehingga lokasi itu menjadi terang persis seperti siang hari.“Bung, cepat berikan pedangnya! Ada yang tidak beres!” Tyr buru-buru berteriak.Sayangnya, saat itu, tangan pria itu sepertinya telah melekat dengan erat pada benda itu. Dia berteriak, “Pedang itu dengan kuat menempel pada tanganku! Aku tidak bisa melepaskannya!"Setelah berkatau, pedang itu mulai bergetar dengan hebat. Sementara itu, arus listrik berwarna putih itu mulai mengalir ke tubuh pria melalui pedan itu. Akhirnya, suara erangan yanh tampak menyakitkan mulai terdengar."Apa yang te
Saat ini, Katia Kald juga menyadari keseriusan yang timbul dari masalah tersebut. Jadi, dia tidak berani mengatakan apa-apa lagi dan hanya memberikan instruksi saja kepada dua orang bawahannya dari Benteng Kald.Dia memerintahkan, “Majulah dengan cepat, apa yang kalian berdua ributkan seperti perempuan bawel saja?Aku akan memberimu dua, hingga tiga menit untuk dapat melewati formasi Stonehenge.”Jauh di dalam lubuk hatinya kedua perampok makam menjadi lebih gugup. Keringat mereka sudah lama membasahi pakaian mereka masing-masing. Namun, meskipun mereka enggan untuk mengikuti perintahnya, namun mereka harus tetap mematuhi perintah militer.“Mulai!”Kedua perampok makam itu tampak menarik napasnya dalam-dalam dan kemudian berlari ke depan kearah dua sisiyang berlawanan dari Stonehenge.Sedetik berlalu tidak terjadi apa-apa.Kemudian tetap sama, tidak ada sesuatupun yang terjadi.Semua sama, tidak ada yang bergerak.Kedua orang ini telah berlari ke depan hingga beberapa ratus met
Bagi tentara bayaran yang tidak pernah mengenal dunia seni bela diri kuno ini, mendapatkan cobaan yang bertubi-tubi sewaktu mereka berada di Hutan Senyap yang telah mengguncang keberadaan mereka dengan sangat keras."Apa yang kau inginkan?"Katia Kald memandang pemimpin itu dengan dingin."Aku ingin lebih banyak uang."Srets!Sebelum Katia bisa menjawab, Auster Moore telah melangkah maju dan menusuk dada pemimpin itu dengan tongkatnya.Pemimpin itu langsung ambruk ke lantai. Auster mengarahkan tongkatnya ke tentara bayaran lainnya dan berkata, “Itu adalah proses dari gundukan bilah dan pedang. Aku akan pergi dulu. ”Tepat di depan mereka, gundukan bilah dan pedang berkilauan di bawah sinar rembulan, telaj berhasil dipisahkan oleh jejak dan seolah-olah mengakui bawa mereka adalah sosok iblis yang tengah melakukan kegiatan baris-berbaris.Tentara bayaran itu tampak terguncang dan menolak untuk bergerak."Tidak?"Auster menatap mereka dengan matanya yang menyipit dan segera meng
Sontak darah segar mulai berhamburan dari tenggorokan mereka masing-masing, dan semua orang, termasuk Auster Moore, mengalami luka yang cukup parah.Namun, badai yang mengerikan itu tidak berhenti sampai disitu saja, justru ia kembali meluncur ke arah para penjaga.Rasanya seperti dunia akan kiamat, disaat bilah dan pedang itu mulai berputar dan terus berputar di sekitar arus putaran badai.Melihat banyaknya senjata yang mulai mendekat dengan cepat, bayangan kematian sepertinya telah menyelimuti benak mereka."Kita dalam masalah."Salah satu penjaga itu bergumam, suaranya terdengar penuh dengan keputusasaan.Sebenarnya kedatangan mereka saat ini adalah untuk mencari tahu apa sebenarnya yang ada di dalam makam Pahlawan Pedang. Selama bertahun-tahun, Asosiasi Suci telah mempersiapkan diri mereka untuk melakukan eksekusi hari ini. Mereka pikir mereka tlelah memiliki segalanya di bawah kendali mereka dan tidak akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan apa yang menjadi tujuan kedatan
"Sudah Terlambat?"Auster Moore dan para penjaga yang lainnya tampak bingung. Memang sepertinya, Tyr dan pria itu sudah berada di dalam makam Pahlawan Pedang, tapi hingga saat ini mereka masih berada di dalamnya. Jadi mengapa dibilang sudah terlambat?"Maafkan kami, Yang Mulia, kami tidak mengerti dengan semua ini," ucap Auster.“Kalau begitu, menjauhlah dari tempat itu.”"Baik, Yang Mulia."Sikap Auster yang menyebalkan itu membuat para Pendeta tampak kesal. Lalu dia memutuskan untuk tetap diam dan menjauh dari lokasi itu bersama dengan para penjaga yang lainnya.Tak lama kemudian terdengar suara gemuruh guntur yang menggelegar. Kemarahan tampak melintas di dalam sorot mata sang Pendeta, yang kemudian menutupnya, merasakan semua yang ada di sekitarnya seolah-olah tengah mengelilinginya.“Kau sendiri yang telah menciptakan semua ini, Pahlawan Pedang. Jangan salahkan aku."***Delapan puluh kilometer jauhnya dari Sunset Mountain terdapat sebuah kediaman yang bernama Canonteign
Kitab Suci Tiga Pedang memiliki tiga bagiannya sendiri—Pedang Langit, Pedang Bumi, dan Pedang Abadi. Dengan kemampuan yang dimiliki oleh sosok pria berbaju putih, dia hanya bisa mencapai kemampuannya dalam Pedang Bumi. Namun, dalam dimensi ini, dia bisa melakukan ketiganya dengan cara yang sangat mudah.Dari sekian pedang yang ada pada jurus Tujuh Bilah hanya terdapat dua yang bisa digunakan dalam kenyataannya: yang pertama adalah Mengukir Kilat, dan yang kedua adalah Tentara Penyapu.Semakin Tyr memahami Bentuk dari Tujuh Pedang yang ada, semakin dia menyadari bahwa Pahlawan Pedang bukanlah orang yang menemukan gerakan ini, tetapi seorang petarung ahli kuno yang memiliki status yang lebih tinggi dari Pahlawan Pedang yaitu Alam Transformasi, walaupun kemampuannya sudah hampir mendekati kemampuan dari setengah dewa.Hanya tiga jenis dari Tujuh Bilah yang dapat digunakan di Alam Transformasi. Ini artinya Pahlawan Pedang hanya berhasil mengeluarkan bentuk ketiga—Membelah Bumi. Semua be
"Ambil ini."Tanpa ragu sedikitpun, Tyr mulai mengeluarkan buah ajaib miliknya dan memberikannya kepada pria berbaju putih."Apa ini?"Tak lama, makam Pahlawan Pedang mulai dipenuhi dengan aroma yang sangat menyegarkan. Aroma itu sangat menonjol di ruang tertutup seperti di dalam makam, dan menimbulkan bentuk aroma yang sangat menyegarkan.“Ini buah ajaib. Dia memiliki khasiat yang luar biasa, buah itu akan memulihkan energi seseorang setelah dia mengkonsumsinya. Cobalah."Pria itu tampak terkejut. “Ini terlalu berharga untukku. Aku tidak bisa memilikinya.”"Hentikan omong kosongmu," ucap Tyr. “Kau telah menyelamatkanku sekali. Anggap saja ini adalah sebagai tanda ucapan rasa terima kasihku. Bukankah kau mengatakan bahwa Kitab Suci Tiga Pedang memiliki bagian yang hilang? Mungkin aku bisa menunjukkan kepadamu bagian yang hilang.”"Apa kau bisa?" Pria itu menatap Tyr, dengan wajahnya yang tampak tercengang."Betul sekali." Tyr mengangguk. “Apakah kau ingat Perkebunan milik kelua
“Segala sesuatu memiliki sebab dan akibatnya sendiri.”“Baik di sini dan sekarang, semua keluhan akan segera terjawab, dan Pahlawan Pedang akan dapat beristirahat dengan tenang.”Baxter Watt berbicara sendiri dan tiba-tiba terdiam dan tidak kembali melanjutkan. Dia memilih untuk duduk di atas tanah di dalam hutan yang sunyi. Daun-daun yang terjatuh terus melayang turun dari atas udara, namun sepertinya mereka berusaha untuk menghindari sosoknya secara otomatis. Tak lama, permukaan tanah mulai ditutupi dengan dedaunan yang berjatuhan. Namun sayangnya, hanya lingkaran yang ada di sekitar Baxter yang tidak tersentuh oleh dedaunan itu.Pada saat yang sama, banyak sekali retakan seperti jaring laba-laba muncul di permukaan gerbang batu granit dari makam Pahlawan Pedang. Kemudian, terdengar sebuah ledakan yang keras. Tyr Summers dan pria berbaju putih itu berjalan keluar dari dalam dan masing-masing dari mereka membawa pedang di tangannya.“Pedang Anugerah dan Pedang Penakluk Surgawi!”