Bagi tentara bayaran yang tidak pernah mengenal dunia seni bela diri kuno ini, mendapatkan cobaan yang bertubi-tubi sewaktu mereka berada di Hutan Senyap yang telah mengguncang keberadaan mereka dengan sangat keras."Apa yang kau inginkan?"Katia Kald memandang pemimpin itu dengan dingin."Aku ingin lebih banyak uang."Srets!Sebelum Katia bisa menjawab, Auster Moore telah melangkah maju dan menusuk dada pemimpin itu dengan tongkatnya.Pemimpin itu langsung ambruk ke lantai. Auster mengarahkan tongkatnya ke tentara bayaran lainnya dan berkata, “Itu adalah proses dari gundukan bilah dan pedang. Aku akan pergi dulu. ”Tepat di depan mereka, gundukan bilah dan pedang berkilauan di bawah sinar rembulan, telaj berhasil dipisahkan oleh jejak dan seolah-olah mengakui bawa mereka adalah sosok iblis yang tengah melakukan kegiatan baris-berbaris.Tentara bayaran itu tampak terguncang dan menolak untuk bergerak."Tidak?"Auster menatap mereka dengan matanya yang menyipit dan segera meng
Sontak darah segar mulai berhamburan dari tenggorokan mereka masing-masing, dan semua orang, termasuk Auster Moore, mengalami luka yang cukup parah.Namun, badai yang mengerikan itu tidak berhenti sampai disitu saja, justru ia kembali meluncur ke arah para penjaga.Rasanya seperti dunia akan kiamat, disaat bilah dan pedang itu mulai berputar dan terus berputar di sekitar arus putaran badai.Melihat banyaknya senjata yang mulai mendekat dengan cepat, bayangan kematian sepertinya telah menyelimuti benak mereka."Kita dalam masalah."Salah satu penjaga itu bergumam, suaranya terdengar penuh dengan keputusasaan.Sebenarnya kedatangan mereka saat ini adalah untuk mencari tahu apa sebenarnya yang ada di dalam makam Pahlawan Pedang. Selama bertahun-tahun, Asosiasi Suci telah mempersiapkan diri mereka untuk melakukan eksekusi hari ini. Mereka pikir mereka tlelah memiliki segalanya di bawah kendali mereka dan tidak akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan apa yang menjadi tujuan kedatan
"Sudah Terlambat?"Auster Moore dan para penjaga yang lainnya tampak bingung. Memang sepertinya, Tyr dan pria itu sudah berada di dalam makam Pahlawan Pedang, tapi hingga saat ini mereka masih berada di dalamnya. Jadi mengapa dibilang sudah terlambat?"Maafkan kami, Yang Mulia, kami tidak mengerti dengan semua ini," ucap Auster.“Kalau begitu, menjauhlah dari tempat itu.”"Baik, Yang Mulia."Sikap Auster yang menyebalkan itu membuat para Pendeta tampak kesal. Lalu dia memutuskan untuk tetap diam dan menjauh dari lokasi itu bersama dengan para penjaga yang lainnya.Tak lama kemudian terdengar suara gemuruh guntur yang menggelegar. Kemarahan tampak melintas di dalam sorot mata sang Pendeta, yang kemudian menutupnya, merasakan semua yang ada di sekitarnya seolah-olah tengah mengelilinginya.“Kau sendiri yang telah menciptakan semua ini, Pahlawan Pedang. Jangan salahkan aku."***Delapan puluh kilometer jauhnya dari Sunset Mountain terdapat sebuah kediaman yang bernama Canonteign
Kitab Suci Tiga Pedang memiliki tiga bagiannya sendiri—Pedang Langit, Pedang Bumi, dan Pedang Abadi. Dengan kemampuan yang dimiliki oleh sosok pria berbaju putih, dia hanya bisa mencapai kemampuannya dalam Pedang Bumi. Namun, dalam dimensi ini, dia bisa melakukan ketiganya dengan cara yang sangat mudah.Dari sekian pedang yang ada pada jurus Tujuh Bilah hanya terdapat dua yang bisa digunakan dalam kenyataannya: yang pertama adalah Mengukir Kilat, dan yang kedua adalah Tentara Penyapu.Semakin Tyr memahami Bentuk dari Tujuh Pedang yang ada, semakin dia menyadari bahwa Pahlawan Pedang bukanlah orang yang menemukan gerakan ini, tetapi seorang petarung ahli kuno yang memiliki status yang lebih tinggi dari Pahlawan Pedang yaitu Alam Transformasi, walaupun kemampuannya sudah hampir mendekati kemampuan dari setengah dewa.Hanya tiga jenis dari Tujuh Bilah yang dapat digunakan di Alam Transformasi. Ini artinya Pahlawan Pedang hanya berhasil mengeluarkan bentuk ketiga—Membelah Bumi. Semua be
"Ambil ini."Tanpa ragu sedikitpun, Tyr mulai mengeluarkan buah ajaib miliknya dan memberikannya kepada pria berbaju putih."Apa ini?"Tak lama, makam Pahlawan Pedang mulai dipenuhi dengan aroma yang sangat menyegarkan. Aroma itu sangat menonjol di ruang tertutup seperti di dalam makam, dan menimbulkan bentuk aroma yang sangat menyegarkan.“Ini buah ajaib. Dia memiliki khasiat yang luar biasa, buah itu akan memulihkan energi seseorang setelah dia mengkonsumsinya. Cobalah."Pria itu tampak terkejut. “Ini terlalu berharga untukku. Aku tidak bisa memilikinya.”"Hentikan omong kosongmu," ucap Tyr. “Kau telah menyelamatkanku sekali. Anggap saja ini adalah sebagai tanda ucapan rasa terima kasihku. Bukankah kau mengatakan bahwa Kitab Suci Tiga Pedang memiliki bagian yang hilang? Mungkin aku bisa menunjukkan kepadamu bagian yang hilang.”"Apa kau bisa?" Pria itu menatap Tyr, dengan wajahnya yang tampak tercengang."Betul sekali." Tyr mengangguk. “Apakah kau ingat Perkebunan milik kelua
“Segala sesuatu memiliki sebab dan akibatnya sendiri.”“Baik di sini dan sekarang, semua keluhan akan segera terjawab, dan Pahlawan Pedang akan dapat beristirahat dengan tenang.”Baxter Watt berbicara sendiri dan tiba-tiba terdiam dan tidak kembali melanjutkan. Dia memilih untuk duduk di atas tanah di dalam hutan yang sunyi. Daun-daun yang terjatuh terus melayang turun dari atas udara, namun sepertinya mereka berusaha untuk menghindari sosoknya secara otomatis. Tak lama, permukaan tanah mulai ditutupi dengan dedaunan yang berjatuhan. Namun sayangnya, hanya lingkaran yang ada di sekitar Baxter yang tidak tersentuh oleh dedaunan itu.Pada saat yang sama, banyak sekali retakan seperti jaring laba-laba muncul di permukaan gerbang batu granit dari makam Pahlawan Pedang. Kemudian, terdengar sebuah ledakan yang keras. Tyr Summers dan pria berbaju putih itu berjalan keluar dari dalam dan masing-masing dari mereka membawa pedang di tangannya.“Pedang Anugerah dan Pedang Penakluk Surgawi!”
Tyr Summers dan dua orang lainnya mulai bertarung dari gerbang makam Pahlawan Pedang ke arah reruntuhan Dua buah gundukan pedang dan bilah.Pedang yang berserakan di tanah mulai tersapu ke atas udara oleh energi yang terpancar dari ketiganya. Pedang mereka mulai menari-nari dalam hiruk-pikuk saat mereka bertukar ratusan pukulan. Namun, tidak ada yang bisa keluar dari pertarungan itu.“Kau benar-benar telah memancing kemarahanku, Pahlawan Pedang.”Pendeta itu mulai merasakan energi yang menakutkan yang terpancar dari Tyr dan pria berbaju putih. Dia terlihat sangat marah. Semua ini seharusnya telah menjadi miliknya.Ketika Pahlawan Pedang telah memperoleh dua penerusnya yang hilang— Kitab Suci Tiga Pedang dan Jurus Tujuh Bilah, dan dua senjata ilahi— Pedang Anugerah dan juga Pedang Penakluk Surgawi, sedang dalam perjalanan untuk menjadi sosok dewa. Pendeta, Quinn Newman, sebagai teman dekat dari Pahlawan Pedang, juga bertekad untuk melangkah ke alam setengah dewa dan mengejar cakrawa
Tyr Summers, juga, merasakan darah didalam tubuhnya mulai mendidih, terutama saat melakukan bentuk kedua dari Jurus Tujuh Bilah—Mengukir Guntur. Itu adalah perasaan yang sama sekali berbeda jika dibandingkan ketika mereka berada di dalam Makam Pahlawan Pedang.Kembali ke alam nyata, Tyr dapat melakukan kuda-kuda dengan mudah dan tidak akan terpengaruh dengan cara apa pun.Namun anehnya, saat ini Tyr merasakan ada sesuatu yang tidak beres.Darah dalam dirinya terus mendidih saat kedua bola matanya mulai memerah.Ini adalah darah yang mengamuk!Tyr terkejut. Apakah darah mengamuk itu kembali muncul? Kenapa dia kembali aktif sekarang ini?Dengan kesulitan yang mereka hadapi saat ini, Tyr tidak terlalu memikirkannya. Kekuatan dalam dirinya mulai melonjak sampai matanya bersinar menjadi kemerahan.Bentuk dari Jurus Tujuh Bilah, Jurus Ketiga. "Membelah Bumi.""Pedang Dunia, adalah hal yang paling terkuat di Alam Transformasi."Pada saat ini, Tyr dan pria berbaju putih telah berada d