"Laras, mulai hari ini panggil Tante dengan sebutan mamah dan dia ( menunjuk pada Bu Dewi) Oma, lalu ( pandangan nya tertuju pada suaminya) papah dan ini Kak Vijar dan Kak Gio. Kamu bisa kan sayang sekarang kami keluarga mu dan juga adikmu. Ya kan pah". ucap Sarah panjang lebar setelah mereka selesai makan lalu melirik suaminya yang acuh tak acuh.
"Iya, itu benar". jawabnya hanya sekedar, begitulah Doni sikapnya memang acuh dan datar."Iya benar Laras kamu jangan takut yah kami semua akan melindungi dan menyayangi kalian". sambung Bu Dewi tersenyum menatap dua anak kecil itu."Kak Gio juga akan menjadi kakak yang siaga buat kalian". tampaknya Gio menyukai dua adik barunya sedang Vijar hanya diam saja."Vijar, kenapa kamu diam saja?". Sarah bertanya pada anak sulungnya yang diam saja saat yang lain menyahut."Aku harus bicara apa". jawaban Vijar membuat Sarah menghela nafas, anak sulungnya ini memang berbeda dia terkesan cuek."Ya"Apa???". semua terkejut mendengar cicitan gadis itu."Maksudnya apa hilang ?". suami Marni mencoba menahan emosi."Maafkan saya, saya lupa mensave nomornya karena waktu itu saya terburu-buru jadi saya hanya mencatat tanpa menyimpan lalu setelah saya ingat saya mau menyimpan tapi rupanya sudah tidak ada nomor nya. Maafkan saya, saya teledor". gadis itu terisak sambil menceritakan kejadian yang di alaminya sungguh dia merasa bersalah karena kecerobohan nya.Semua terdiam bingung ingin bereaksi apa karena gadis itu juga sudah meminta maaf."Terus gimana sekarang? apa mereka bisa di percaya gimana kalau mereka ternyata penculikan anak terus Laras dan Saga...". Marni tak mau melanjutkan ucapannya pikiran buruk langsung menghampiri nya."Jangan berpikiran seperti itu Marni, berdoa saja semoga Laras dan Saga baik-baik saja dan mereka benar-benar di jaga dan di rawat oleh mereka". timpal ibu Ari berpikiran positif meski di sisi lain hatinya meragukan itu."Tapi, di jaman sekarang ini kita tid
Setelah kejadian kecelakaan itu, dan Sarah mengadopsi Laras dan Saga, kini kedua anak itu sudah kembali ceria trauma nya berangsur pulih karena kegigihan keluarga baru nya itu yang memberikan kasih sayang tiada henti membuat Laras dan Saga seperti memiliki kehidupan baru.Laras juga di sekolah kan di sekolah dasar tempat Gio sekolah, Gio saat ini sedang duduk di bangku kelas 6 dan sebentar lagi akan lulus sedang Vijar akan lanjut ke kelas dua belas. Saga juga sudah lancar berbicara anak itu kini lebih ceria karena selalu berada dalam pengawasan Sarah.Benar-benar Laras dan Saga sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari keluarga Doni Hadiningrat keluarga yang kaya raya namun sangat baik dan rendah hati.Hari ini Laras pergi ke sekolah bersama Gio, Laras senang bisa masuk sekolah karena dia bisa mempunyai banyak teman juga pengalaman baru, dia juga sangat aktif dan cepat menangkap bisa di katakan kalau Laras pintar meski tidak jenius.Disekolah juga
"Gio.. ngapain kamu kesini?" tanya Regi bingung, pasalnya selama dia memalak Gio tak pernah ikut campur tapi kali ini dia malah ada di depan nya seperti tengah membela."Ngapain? kamu yang ngapain. Balikin lagi bekal dia". kata Gio menatap Regi tajam versi anak SD."Ngga, dia sendiri yang ngasih karena dia bilang dia ngga punya uang". balas Regi acuh."Lagian kamu ngapain ikut campur biasanya juga cuek aja udah sana pergi ganggu orang aja". usir Regi karena Gio menghambat waktunya.Gio menggeram marah, dia tidak tau bahwa anak perempuan yang sedang jadi target palak nya adalah adiknya."Jangan sekali-kali kamu ganggu dia". tekan Gio."Eh apa urusannya sama kamu?". tanya Edo tak terima."Iya, kenapa kamu sewot? biasanya juga cuek aja". tambah Boim. Kesal juga karena Gio sungguh sangat menggangu."Dia adik saya". jawab Gio akhirnya. Tentu saja hal itu membuat mereka terkejut pasalnya yang mereka tau Gio ini anak b
Gio dan Laras sudah pulang ke rumah sedang Vijar belum karena dia sudah SMA jadi pulang lebih sore, sejak ada Laras dan Saga di rumah keluarga Doni suasana rumah itu menjadi ramai dan ceria dengan segala tingkah keaktifan Saga anak itu benar-benar gesit dan lincah sampai-sampai membuat para pelayan kewalahan mengejarnya, tapi meski begitu mereka senang akan kehadiran anak-anak itu.Gio juga jadi sering keluar kamar untuk bermain bersama mereka jika ada di rumah karena biasanya Gio kalau sudah pulang sekolah dia akan anteng di dalam kamarnya entah itu bermain game atau bermain ponsel sampai-sampai membuat orang tuanya khawatir dan lagi-lagi mereka bersyukur atas kehadiran dua anak yang ada di tengah-tengah mereka.Tak terasa Gio dan Laras lama bermain datang lah Vijar dengan membawa teman-temannya yang satu geng yang berisi lima orang, memang sudah terbiasa jika Vijar membawa teman-temannya main ke rumah mereka sudah kenal satu sama lain begitu juga dengan para orang tua nya.Kali ini V
Vijar dan Laras pun akhirnya pergi ke toko buku, Laras dengan serius mengitari rak-rak buku itu sambil membaca dan menyimpan nya lagi terus saja seperti itu dan tak sadar jika Vijar juga terus mengikutinya sambil menatap nya lekat.Vijar sendiri sangat bingung, entah kenapa semakin gadis itu tumbuh semakin membuat perasaan Vijar aneh, perasaan ini bukan seperti kakak ke adik melainkan laki-laki ke perempuan sungguh dia tidak mengerti karena setiap melihat wajah Laras, hatinya seperti bergejolak dia jadi selalu tersenyum jika melihat Laras.Apakah dirinya mulai menyukai gadis ini sebagai lawan jenis? ah tidak tidak Laras adalah adiknya walaupun hanya adik angkat dan lagi usianya berbeda jauh dia bisa di katakan pedofil nanti. Dan bagaimana nanti tanggapan kedua orangtuanya jika mengetahui hal ini? sungguh ini di luar dugaan nya dia harus bisa memendam perasaan ini. Harus."Kak Vijar". sebuah suara mengejutkan lamunan lelaki itu segera dia menyahut panggilan
"Cukup... Della!". Vijar berucap dengan nada menekan tapi itu mampu membuat Della gadis yang tiba-tiba membuat rusuh sendiri ini terdiam."Ngapain kamu disini dan ada urusan apa kamu melarang ku minum disini?". tanya nya penuh penekanan."Vijar,, aku..." Della tak mampu membela ketika dirinya di beri pertanyaan seperti itu oleh Vijar dia hanya merasa cemburu saat melihat Vijar bersama perempuan lain."Kenapa? tak bisa menjawab". Vijar tersenyum miring membuat nyali Della menciut."Tapi aku peduli sama kamu, kamu itu cowok paling berpengaruh di kampus jadi aku harus melindungi privasi kamu terlebih dengan orang yang tidak setara dengan kamu". ujar Della sambil menatap rendah pada Laras.Sedang Laras yang di tatap seperti itu tak peduli gadis itu masih asik minum air kelapa nya setidaknya ini lebih nikmat ketimbang mendengarkan rengekan gadis yang entah dari mana datangnya.Lagi-lagi Vijar tersenyum miring, tau apa yang di maksud D
Hari ini teman-teman Vijar datang ke rumah tujuan nya ya apalagi kalau bukan bersantai sambil melakukan sesuatu yang mereka inginkan terlebih mereka lebih suka duduk di taman sejak pertama kali mereka menginjakkan kaki di taman itu mereka jadi sering kesini bahkan sampai ada yang tertidur, senyaman itukah taman itu yang bagaikan rumah kedua bagi mereka.Vijar tentu tak mempermasalahkan itu di manapun tempat nya jika membuat mereka nyaman ya terserah asalkan tau batasan dirinya juga begitu jika sedang bermain di rumah temannya."Jar, itu Laras kan?". tanya Hary yang melihat Laras seorang diri sambil membaca buku.Rambutnya yang hitam panjang berkibar tertiup angin menutupi wajahnya yang manis membuat Vijar tersenyum melihat nya."Iya!". jawab Vijar singkat namun pandangan nya tak lepas dari wajah Laras."Dia makin cantik yah, manis lagi!". kata Hary tersenyum."Benar banget perasaan tuh anak masih pitik ngga tau nya sekarang udah
"Kak Gio makasih ya! udah ajak aku sama Saga jalan-jalan hari ini di tambah nyobain makanan yang enak-enak". seru Laras kegirangan setelah pulang dari acaranya bersama Gio dan Saga."Iya ka, Saga seneng banget, sekarang Saga kenyang". celoteh Saga anak kelas 3 sekolah dasar itu menepuk perutnya yang buncit dengan terkekeh lebar.Gio menepuk kepala Saga dan Laras gemas, "Sama-sama nanti mau ikut lagi ngga kalau kakak kulineran". ujar Gio bahagia melihat adik-adiknya senang."Mau.. mau..". Laras dan Saga langsung mengganggu antusias."Hehehe anak pintar kalau ada yang gratis. Hajar..". kata Gio seperti sebuah nasihat bagi mereka."Siap kak!". jawab kedua anak itu serempak."Ya udah, mendingan kalian istirahat bentar lagi mamah sama papah pulang". ujar Gio memerintah."Mamah, papah pulang sama nenek juga kan!". sahut Laras terlihat bahagia."Iya". jawab Gio singkat."Berarti.. nenek udah sembuh dong". tim