"Kak Gio makasih ya! udah ajak aku sama Saga jalan-jalan hari ini di tambah nyobain makanan yang enak-enak". seru Laras kegirangan setelah pulang dari acaranya bersama Gio dan Saga.
"Iya ka, Saga seneng banget, sekarang Saga kenyang". celoteh Saga anak kelas 3 sekolah dasar itu menepuk perutnya yang buncit dengan terkekeh lebar.Gio menepuk kepala Saga dan Laras gemas, "Sama-sama nanti mau ikut lagi ngga kalau kakak kulineran". ujar Gio bahagia melihat adik-adiknya senang."Mau.. mau..". Laras dan Saga langsung mengganggu antusias."Hehehe anak pintar kalau ada yang gratis. Hajar..". kata Gio seperti sebuah nasihat bagi mereka."Siap kak!". jawab kedua anak itu serempak."Ya udah, mendingan kalian istirahat bentar lagi mamah sama papah pulang". ujar Gio memerintah."Mamah, papah pulang sama nenek juga kan!". sahut Laras terlihat bahagia."Iya". jawab Gio singkat."Berarti.. nenek udah sembuh dong". tim"Kak, malah bengong!". Laras menegur karena Vijar malah hanya memandangi nya."Oh iya, kakak sudah tau mereka akan pulang". jawab nya kikuk karena terpergok melihat nya melamun."Ya udah kalau udah tau, sekarang aku mau istirahat aku cape kakak bisa kan kembali ke kamar kakak". ucap Laras biasa saja namun di telinga Vijar seperti mengusir secara halus."Kamu ngusir kakak!". mata Vijar mendelik tak suka."Aku ngga usir kakak, cuma aku butuh kenyamanan". kata Laras merasa tak enak hati apalagi melihat wajah Vijar yang masam."Berarti kamu ngga nyaman ada kakak disini". lagi Vijar membuat Laras menggeram."Terserah kakak aku mau istirahat". tak mempedulikan Vijar dia naik ke atas ranjang lalu merebahkan tubuhnya di sana.Heran juga dengan kakak nya, kenapa akhir-akhir ini dia sering sekali menempel padanya dan bertanya-tanya yang tidak masuk akal sungguh kakak yang protektif, dia sebal jadinya.Alih-alih pergi Vija
"Laras, kenapa Vijar ada disini?". tanya Dewi menatap Vijar yang masih anteng di tempat nya."Kak Vijar ini kayak kebo banget di bangunin ngga bangun-bangun. Kak, bangun..! ada nenek". teriak Gio di akhir kalimat di telinga Vijar."Apa an sih Io! teriak-teriak di telinga gue". Vijar marah sambil mengusap-usap telinga nya."Tuh liat". Gio menunjuk di depan nya.Vijar menoleh yang di tunjuk Gio, hatinya meringis bingung melihat neneknya yang menatap nya dengan tajam."Nenek kapan datang?". tanya Vijar seolah tidak terjadi apa-apa, dia beranjak menghampiri neneknya untuk memeluknya.Nenek menyambut pelukan Vijar dan menjawab," Baru saja". namun sedetik kemudian Dewi menjewer telinga Vijar membuat sang empu mengaduh sedang Laras dan Gio terkejut namun hanya sesaat kemudian tertawa."Nenek, lepasin. Kenapa aku di jewer? memang nya aku anak kecil". ucap Vijar merasa malu pada adik-adik nya yang malah menertawakan nya.
Hari telah berganti hari, kepulangan orang tua dan neneknya sangat membuat hari-hari Laras berwarna dan terasa hangat terlebih Vijar juga akhir-akhir ini tidak banyak mengganggu nya, mungkin karena Laras juga sedang mempersiapkan ujian kelulusan nya jadi Vijar memberikan kesempatan untuk adiknya itu belajar, belajar dan belajar.Tentu saja hal itu di sambut gembira oleh Laras setidaknya untuk saat ini dirinya bisa fokus untuk pendidikan nya.Tapi berbeda dengan Vijar, sehari saja dirinya tidak melihat Laras maka perasaan nya menjadi gelisah namun dia sudah berjanji tidak akan mengganggu adiknya itu. Namun meski Laras masih kecil namun adiknya itu selalu bisa membuat nya rindu, sungguh dia benar-benar harus mencari tau perasaan apa yang muncul dalam hati nya ini, selalu berdetak keras jantung nya jika berdekatan dengan Laras dan kini dia harus menahan diri untuk tidak bertemu dengan adiknya itu mudah-mudahan dia tidak gila hanya karena menahan rindu.
"Ka Vijar, kita mau kemana?". tanya Laras sedikit keras karena sedang duduk di atas motor sambil memperhatikan jalanan sekitar yang biasa di lalui bukan menuju arah pulang ke rumah mereka."Kakak mau ngerayain ujian terakhir kamu, kita jalan-jalan". jawab Vijar tersenyum simpul matanya melihat wajah bingung Laras di kaca spion."Tapi aku kan belum lulus kak". ujar Laras kembali berteriak, belum lulus tapi kakak nya sudah merayakan."Mau lulus atau belum, terserah kakak pokoknya kakak mau ajak kamu jalan-jalan". jawab nya yang juga berteriak tak ingin di bantah. Tidak taukah Laras, bahwa dirinya sangat merindukan gadis kecil itu karena sudah 2 minggu tidak bertemu."Tapi kak, aku belum pulang ke rumah nanti kalau mamah sama nenek cariin gimana Saga juga". Laras masih beralibi supaya Vijar tidak membawanya kemana-mana, aneh saja rasanya kemarin-kemarin kakaknya ini tidak nongol batang hidungnya dan sekarang tiba-tiba datang menjemput nya dan mengaja
"Sudah selesai makannya?". seru Vijar menatap Laras gemas."Udah kak, Alhamdulillah kenyang". jawab Laras mengusap perutnya."Makasih yah kak!". lanjutnya dan Vijar mengangguk."Sekarang kita mau kemana kak?" tanya Laras karena Vijar bilangnya tadi mau mengajaknya jalan-jalan."Kamu maunya kemana?". Vijar malah bertanya balik."Em.. aku sih mau ke kebun binatang kak, mau lihat harimau". jawab Laras dengan polosnya.Vijar hampir menyemburkan minuman yang sudah dia minum, melihat harimau yang benar saja apa adiknya ini tidak takut dengan hewan buas ini."Kamu aneh, ke kebun binatang cuma pengen liat harimau". Vijar geleng-geleng kepala."Iya kak, aku pengen liat mereka langsung kalau perlu singa juga boleh". seperti tak ada takut Laras malah membayangkan nya."Emangnya kamu ngga takut sama hewan buas itu?". tanya Vijar merasa heran, kebanyakan anak perempuan itu takut dengan hewan buas seperti itu.
"Wah... kak itu harimau nya". pekik Laras menunjuk binatang buas yang menakutkan dengan binar senang.Vijar sampai mengernyit, memang aneh kebanyakan gadis seusia Laras akan takut dengan binatang-binatang buas ini malah senang."Kak, lebih dekat yuk!". Laras langsung menarik tangan Vijar sebelum sang empu menjawab dia hanya pasrah dan mendekati binatang itu yang terhalang oleh dinding kaca yang tebal."Kak fotoin aku dong!". Laras memberikan ponselnya pada Vijar untuk mengabadikan momen ini.Vijar mengambil nya, tak apalah yang penting Laras senang, dirinya pun ikut senang. Vijar mengambil potret Laras dengan binatang buas itu dari balik dinding, Laras berpose layaknya gadis seusia nya dengan tampilan ceria dan imut. Vijar pun tersenyum melihat itu adiknya ini sangat manis."Kak, ayo kita foto berdua kita kan belum pernah foto bareng". kegugupan yang dulu pernah di rasakan Laras pada Vijar entah hilang kemana yang jelas sekarang ini dia m
Gio dan Saga sampai di kebun binatang dengan menaiki motor Gio, mereka langsung masuk sebelumnya membeli tiket terlebih dahulu. Setelah masuk Gio dan Saga mengedarkan pandangannya ke segala arah mencari sosok tujuannya namun belum ketemu."Coba kita cari kesana ga". kata Gio menunjuk tempat di depan nya."Ayo!". jawab Saga singkat.Sudah kesana berkeliling namun tak juga menemukan orang yang di cari."Nggak ada kak, apa mereka udah pulang?". ujar Saga lelah mencari kakaknya yang tak kunjung ketemu."Nggak mungkin mereka udah pulang, kakak yakin mereka masih di sini". kata Gio yakin masih mengedarkan pandangannya."Tapi aku cape kak". Saga sampai mengeluarkan keringat karena lelahnya."Ya udah kita beli minuman dulu di sana". Gio tidak tega melihat Saga yang kelelahan, dia pun berinisiatif membeli minum."Ayo, kebetulan aku haus". Saga pun mengekor di belakang Gio.Saat sedang membeli minuman Saga yang t
Vijar mengikuti ke tiga adiknya kemanapun mereka pergi, kesal sih sebenarnya untuk apa juga ngikutin mereka yang sama sekali tak menganggap nya ada, adik-adik nya ini sungguh benar-benar apalagi Gio dia seperti sengaja melakukan nya.Memang Gio dan Vijar dari dulu tidak pernah akur suka berantem dan saling usil namun setelah kedatangan Laras dan Saga mereka jadi seperti berlomba-lomba untuk mendapatkan perhatian keduanya tapi tidak menutup kemungkinan mereka saling menyayangi dan memahami satu sama lain.ya"Kak, aku cape!". ucap Laras mendudukkan dirinya di atas batu.Semua berhenti menatap Laras dengan iba."Ya udah kita pulang". Vijar langsung menyahut."Kakak antar kamu". Gio menyela."Eits, Laras tadi kesini nya sama gue jadi pulang pun harus sama gue". kata Vijar menghalangi Gio yang ingin mendekati Laras."Yuk Laras!". lanjut Vijar. Sedang Gio hanya diam."Tapi aku cape kak". "Kakak gendong". Vij