Beranda / Romansa / Ikatan Yang Ditakdirkan / 5. Memilih Cincin Pernikahan

Share

5. Memilih Cincin Pernikahan

Penulis: Happy_autunm
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-17 19:25:17

Alina baru saja selesai makan siang, setelah menyuapi neneknya makan yang sekarang sudah tertidur.

Berjalan ke sofa, ia berbaring santai dengan meluruskan kedua kakinya.

Mengambil ponselnya ia langsung menghubungi Maya untuk mengabari pernikahan nya yang akan di adakan dalam minggu ini di rumah sakit.

"Assalamu'alaikum"

"May, aku akan menikah dalam minggu ini"

"Aku serius!"

"Iya, aku sama sekali tidak bercanda"

"Dengan pria asing yang di jodohkan nenek ku"

"Aku sudah bertemu sekali dengan nya"

"Tidak! Biasa-biasa saja"

"Kau dapat mengambil cuti beberapa hari untuk menemani ku?"

"Terimakasih Maya!"

"Assalamu'alaikum"

Tepat setelah Alina mengakhiri panggilan.

Pintu kamar di buka seseorang. Yang mengejutkan Alina itu adalah asisten pribadinya Zayyad.

Merajut sepasang alisnya, Alina bertanya dalam diam. Untuk apa ia datang kemari?

"Nona Alina!" Sapa nya sopan.

"Em" Alina memainkan ponsel di tangannya menunjuk kan respon acuh tak acuh.

Bakri tak tau apa salahnya, merasa sejak awal pertemuan. Alina selalu acuh tak acuh terhadap nya.

"Tuan Zayyad sudah menunggu anda di mobil"

Sepasang alis Alina terjalin erat. Bangun dari sofa, ia duduk tegak dan terus bertanya.

"Untuk keperluan apa?"

"Tuan ingin membawa anda ke toko perhiasan untuk memilih cincin pernikahan"

"Pilih saja apa yang menurutnya bagus! Aku ikut saja"

Dan Alina kembali memainkan ponselnya.

"Tapi ukuran jari anda?"

"Pandai-pandai dia saja!"

Balas Alina acuh tak acuh.

Bakri tak tau harus tertawa atau menangis. Sepertinya calon nyonya masa depannya bukan orang yang mudah untuk di hadapi.

Tepat ketika ia merasa tidak memiliki cara apapun lagi untuk membujuk wanita itu pergi. Mendadak suara wanita tua muncul menyelamatkan nya.

"Alin tidak boleh seperti itu! Cepat bangun dan pergi"

Alina tersentak menoleh ke arah ranjang. Menemukan neneknya yang entah sejak kapan bangun dari tidurnya. Padahal wanita tua itu baru saja tidur.

Detik itu mulutnya dengan refleks terbuka untuk menyatakan penolakannya. Hanya untuk kembali diingatkan oleh pesan dokter terhadap dirinya.

"Baiklah nek kalau begitu Alin pergi"

Dengan begitu Alina pergi mengikuti langkah Bakri keluar dari rumah sakit.

Alina melihat roll-royce hitam yang tidak lagi asing dimatanya.

Langsung saja melangkah ke pintu depan dan masuk hanya untuk segera di tahan oleh Bakri.

"Nona Alina silahkan duduk di belakang"

"Tuan mu bukannya menyukai keluasan?"

Tentu saja Alina tidak lupa dengan peristiwa malam itu. Karenanya ia langsung memilih untuk duduk di depan.

Tapi sekarang kenapa mendadak duduk di belakang?

"Silahkan nona Alina!"

Bakri hanya tersenyum sopan dan membuka pintu untuknya.

Karena pria itu menolak menjawab, Alina tidak terlalu peduli. Ia pun masuk kedalam mobil.

Saat itulah ia melihat seseorang sudah duduk memegang kemudi. Menyalakan mesin, mobil bergerak.

Alina refleks menoleh ke luar jendela mobil. Menemukan Bakri yang pergi menaiki mobil lain.

Akhirnya Alina mengerti kenapa ia harus duduk di belakang. Itu karena Zayyad mengemudi kan nya sendiri.

Sepanjang perjalanan situasi didalam mobil hening.

Alina memilih memainkan ponselnya untuk mengisi kekosongan.

Sampai akhirnya mobil berhenti di tempat yang di tuju. Mereka pun bergegas keluar.

Zayyad berjalan di depan dan Alina mengikuti dibelakang nya. Ia menatap tajam pada punggung pria di depannya.

Jika bukan karena neneknya, Alina tidak akan mau di jodohkan dengan pria asing itu.

Toko perhiasan tempat yang di pilih Zayyad adalah pusat penjualan perhiasan terbesar di kota Y.

Tempat ini di datangi oleh para pejabat, pengusaha dan orang kalangan atas lainnya.

Melangkah masuk kedalam.

Seorang wanita cantik langsung menyambut kedatangan mereka. Saat itulah Zayyad menghindar, melangkah jauh di belakangnya.

Wanita cantik yang baru saja menyapa mereka entah bagaimana merasa canggung. Alina hanya tersenyum sopan dan membuat wanita itu tampak lebih tenang.

"Tuan, nyonya apakah sudah memiliki reservasi sebelumnya atau-"

"Sudah"

Potong Zayyad terdengar tidak sabar.

Wanita cantik yang merupakan salah satu staf toko menjadi gugup. Ia seperti dapat merasakan ketidaksenangan Zayyad.

Alina yang melihat sikap Zayyad, merutuki pria itu diam-diam dalam hatinya.

"Baik kalau begitu silahkan"

Staf cantik tersebut dengan gugup mengantarkan mereka untuk duduk di sofa yang bewarna merah cerah.

Alina mengambil tempat duduk yang jauh dari Zayyad yang sepertinya juga melakukan hal yang sama.

Dua staf lainnya datang menuangkan teh untuk mereka. Setelahnya mereka pergi.

"Tuan Zayyad?"

Seorang pria menyapa mereka.

Tidak dingin seperti tadi, Zayyad tersenyum ramah menyambut nya dan mereka saling menjabat tangan.

"Ini adalah suatu kebanggaan karena anda bersedia mendatangi toko saya"

Jadi pria itu ternyata adalah pemilik toko perhiasan besar ini?

Pria itu langsung memerintahkan seseorang untuk membawa sesuatu.

Seorang staf datang membawa sekotak perhiasan dengan berlian yang bermacam bentuk dan ukuran. Semua itu berkilauan menembus kaca kotak yang transparan.

Staf tersebut pergi dan pria itu meletakkan kotak tersebut di hadapan mereka.

"Ini adalah kumpulan cincin pernikahan terbaik dari toko kami seperti yang anda inginkan, silahkan di lihat"

"Pilih!" Kata Zayyad.

Alina mengkerut kan dahinya menoleh pada Zayyad. Pria ini berbicara padanya?

"Pilih!" Ulang Zayyad, tapi tatapannya tidak tertuju kearah Alina.

Itulah yang membuat Alina bingung. Ia ragu apakah pria itu berbicara padanya atau tidak?

Melihat gelagat pasangan di hadapannya itu. Manager toko tidak dapat menahan senyum. Ia pun dengan murah hati mengatakan pada Alina untuk memperjelas.

"Nona silahkan anda pilih"

"Oh!"

Alina pun mengambil kotak tersebut dan membukanya. Ia sedikit terkejut melihat betapa menawannya semua cincin-cincin itu.

Mereka semua sepasang dengan sedikit perbedaan bentuk antara milik pria dan wanita.

Pasti semua cincin itu berharga mahal. Tapi apa pedulinya? Bukankah bagus ia dapat menguras kantong seorang pria untuk pertama kalinya.

Memikirkan itu Alina tanpa sadar tersenyum picik.

Tatapannya jatuh pada cincin putih dengan berlian berbentuk hati merah gelap, nyaris seperti warna darah.

Alina pun mengambil cincin tersebut dan merasa tertarik mencobanya. Tepat setelah cincin itu tersemat di jarinya.

Manager toko menatap takjub kearah jarinya yang begitu cocok dengan cincin tersebut seakan memang di buat khusus untuknya.

Jemarinya yang lentik begitu halus dan bening bertemu dengan berlian bewarna merah darah seperti itu, entah bagaimana terlihat sangat kompatibel.

"Nona anda memilih yang terbaik dan sangat pas di jari anda" Puji manager toko.

Zayyad sama sekali tidak berniat melirik kearah Alina, hanya terus memainkan ponselnya.

"Cincin itu dibuat dengan artian khusus. Yang satu polos dan yang satunya lagi berlian berbentuk hati bewarna darah. Ini adalah tentang seorang pria yang tidak memiliki minat di dunia percintaan dan gadis yang baik hati yang bersedia memberikan hatinya sepenuhnya untuk membuat pria tersebut mengerti betapa indahnya cinta. Gadis tersebut sangat mencintai pasangan nya bahkan sampai rela berkorban untuk nya. Saya dengar tuan Zayyad menikah karena perjodohan? Nona anda telah memilih cincin yang sangat cocok"

Alina tidak pernah berpikir ternyata cincin juga memiliki artian khusus seperti itu.

Alina sama sekali tidak senang dengan arti dari cincin yang di pilihnya. Meskipun ia sangat tertarik pada cincin itu pada akhirnya Alina berniat untuk mencari yang lain.

"Tapi sayangnya aku kurang tertarik! Aku akan memilih yang lain"

Tepat ketika Alina mencoba menarik cincin itu dari jari manisnya. Cincin itu tidak dapat di lepas.

Alina mencoba menariknya lebih keras hanya menemukan cincin itu berpindah sedikit.

Mengerahkan seluruh tenaganya, cincin itu sama sekali tidak dapat di lepas. Alina melihat jari manisnya sudah merah karena ia begitu bersikeras melepas nya.

"Nona cincin yang kami rancang di buat khusus dengan ukuran jari yang pas. Jika seseorang mencobanya dan ternyata pas, itu tidak dapat di lepas lagi"

"Apa?"

Saat itulah Zayyad mengalihkan fokusnya dari ponsel, melirik ke Alina yang tampak bersikeras melepaskan cincin dari jarinya.

Wajah gadis itu entah bagaimana terlihat sedikit pucat dan jari manisnya sudah sangat merah.

"Kenapa anda tidak mengatakan nya sejak awal?"

Alina terlihat panik dan marah. Ia masih berjuang keras untuk melepas cincin itu dari jarinya.

"Err..r" Manager toko mendadak kehilangan kata untuk menjawab.

"Kami mengambil yang itu! Saya akan mengirimkan asisten pribadi saya untuk menyelesaikan pembayaran"

Alina tercengang.

Pria ini bersedia memilih cincin itu? Tapi bagaimana dengan nya? Ia sama sekali tidak bersedia.

Alina sama sekali tidak suka arti di balik cincin itu.

"Baik tuan Zayyad!"

Manager toko terlihat sangat puas dan senang.

Pada akhirnya mereka keluar dari toko dengan salah satu cincin yang sudah tersemat di jari Alina.

Harusnya cincin itu akan di kenakan setelah ijab kabul di lakukan. Tapi calon pengantin mana yang sudah memakai nya sekarang?

"Kenapa kau langsung memutuskan begitu saja?" Keluh Alina.

"Kau tau aku tidak berminat pada cincin ini dan hanya sekedar mencobanya"

Menyalakan mesin mobil, Zayyad terus menyetir dan mengacuhkan pertanyaan Alina.

Di acuhkan seperti itu membuat Alina marah.

'lihat! Betapa sombongnya pria ini'

'Dan neneknya menjodohkan nya dengan pria yang seperti ini?'

'Huh! Pria bagaimanapun tetaplah pria, makhluk yang memuakkan'

Menghela nafas berat, Alina mendengus kasar dan melempar pandangan nya keluar jendela mobil.

Dan Zayyad yang menyetir, sekilas melirik gelagat nya di kaca spion depan.

Sebenarnya kenapa ia langsung memutuskan untuk mengambil cincin tersebut.

Karena ia merasa sangat puas cincin itu sudah tersemat dan tidak dapat di lepas di jari Alina.

Dengan begitu ia tidak perlu memakaikan nya nanti pada saat setelah prosesi pernikahan mereka.

___

Bab terkait

  • Ikatan Yang Ditakdirkan   6. Tidak Perlu Mengingatnya Lagi

    Hari-hari pun berlalu begitu saja. Begitu cepat dan tak terasa. Alina sudah memperpanjang masa cutinya. Sedangkan Maya teman dekatnya, kemarin baru saja tiba ke kota Y. Ketika mendengar kabar pernikahan Alina, ia segera mengurus cutinya. Dan hari yang paling tidak diinginkan Alina, akhirnya tiba. Alina tidak lagi mampu mengelak nya. Tepat di sebuah ruang yang di dominasi warna putih dan aroma obat-obatan. Di situlah tempat berlangsungnya ijab qobul. Yang mana di sebuah bangsal rumah sakit tempat neneknya dirawat. Seorang penghulu dan beberapa kerabat tak lama lagi akan hadir memenuhi tempat itu. Tentunya jumlah hadirin sangat di batasi, karena bagaimanapun tempat itu adalah rumah sakit. Dan semua dilakukan dengan sangat biasa. Termasuk penampilan Alina saat ini yang h

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-07
  • Ikatan Yang Ditakdirkan   7. Pernikahan Kilat

    "Sah!" Seru beberapa saksi yang di undang untuk menyaksikan pernikahan mereka. "Alhamdulillah" Semua orang di dalam bangsal saling memanjatkan syukur. Saat itulah Maya membimbing Alina keluar dari balkon kembali ke dalam. Di sana sudah ada beberapa orang yang menyesaki tempat itu. Alina dapat melihat tatapan bahagia neneknya yang bahkan mata tuanya tampak berkaca-kaca karena terharu. Hal yang sama juga terjadi pada Irsyad, kakeknya Zayyad yang tampak sangat puas dan bahagia melihat cucunya yang akhirnya menikah. Beberapa orang yang di undang sebagai saksi pernikahan pun segera undur diri. Karena ini rumah sakit, mereka tidak mungkin berlama-lama. Meminta izin saja untuk ijab kabul di tempat ini saja sangat susah. Jadi karena

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-08
  • Ikatan Yang Ditakdirkan   8. Pria Yang Takut Pada Wanita

    "Bagaimana pun situasi saya tidak sama dengan seseorang yang tidak terbiasa berjalan kaki. Seseorang yang tidak terbiasa berjalan kaki itu hanya memikirkan aktivitas itu melelahkan, tapi situasi saya berbeda. Pikiran buruk saya terbentuk karena pengalaman masa lalu saya" Mendengar penuturan Zayyad. Malazi mau tidak mau menganggukkan kepalanya setuju. "Tapi bagaimana pun juga pada akhirnya anda butuh pembuktian untuk menyangkal pikiran buruk anda terhadap wanita" Dan konsultasi mereka pun berakhir sampai disitu. Zayyad kembali ke villa tempatnya tinggal. Hanya untuk melihat dua wanita asing sudah berada di dalam sana bersama kakeknya. "Zayyad, mulai hari ini mereka akan tinggal di villa mu" Zayyad hanya membalas perkataan kakeknya dengan mengangguk. Sedangkan Alina membantu neneknya beristirahat di kamar yang sudah di siapkan. Alina sangat bersyukur dengan fakta penyakit neneknya masih dalam tahap stadium awal. Jadi kemungkinan

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-08
  • Ikatan Yang Ditakdirkan   9. Malam Yang Berantakan

    Tepat pukul sembilan malam. Bel depan vila berbunyi, memecah keheningan rumah besar yang sunyi. Zayyad yang baru saja meminum segelas air putih dari dapur, mengkerut kan kening.Siapa yang datang di malam hari seperti ini? Ponsel di saku jubah tidurnya bergetar. Zayyad mengambil nya. Ada sebuah pesan dari security vila nya. 'Pak, Tuan Irsyad ada di depan!' Pesan singkat itu membuat sepasang alis Zayyad terjalin rumit. Perasaan nya buruk.Untuk apa kakek kemari larut malam seperti ini? Memasukkan kembali ponselnya di saku jubah tidurnya. Zayyad bergegas ke pintu depan. Tepat ketika pintu di buka, seorang pria tua sudah berdiri di sana dengan seulas senyum. "Untuk apa kakek kembali lagi?" Selama ia tinggal seorang diri di vila nya. Pria tua itu sangat jarang menginap di tempatnya. Ia mengatakan bahwa tempat tinggal nya sendiri adalah yang terbaik.kakek kembali bukan untuk menginap kan? "Ada pemadaman listrik di tempat kakek, jadi malam ini

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-09
  • Ikatan Yang Ditakdirkan   10. Perseteruan Kecil Di Pagi Hari 1

    Setelah kekacauan itu, kamar terasa hening dengan detak jam dinding memecah kesunyian. Alina yang sejak awal belum tidur, membuka matanya. Ia perlahan bersandar di kepala ranjang. Mengambil ponselnya, ia melihat bahwa sudah pukul satu pagi. Sebenarnya ia sudah sangat ingin tidur. Sudah beberapa jam ia menutup rapat matanya, tenggelam dalam selimut dan membayangkan banyak hal yang menyenangkan sampai lelah. Tapi nihil. Matanya masih saja enggan mengantuk. Insomnia yang dimilikinya ini terkadang seringkali membuat nya frustasi. Terkadang jika hari-hari mengajar, ia sengaja mengkonsumsi obat tidur di malam harinya. Agar ia punya waktu tidur yang cukup untuk tidak menganggu aktivitas nya besok. Jika tidak, mungkin ia akan mengantuk dan lesu seharian, karena kekurangan waktu tidur. Tapi karena besok ia masih cuti. Ia memilih untuk tidak mengkonsumsi nya. Karena bagaimanapun juga tidak baik jika ia selalu bergantung pada obat itu. Menoleh kearah sofa, ia me

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-10
  • Ikatan Yang Ditakdirkan   11. Perseteruan Kecil Di Pagi Hari 2

    "Karena pada nyatanya, sampai saat ini Alin masih terjerat dengan mimpi-mimpi buruk itu. Itulah kenapa sampai saat ini Alin-" Alina tak kuasa menyelesaikan kata-katanya lagi. Ia mulai merasa matanya memanas, rongga pernafasannya sesak, rasanya ia ingin menangis. "Kebencian yang Alin miliki hanya membuat Alin berjalan di tempat, enggan maju mengahadapi realita dan hanya meyakini bahwa semua pria itu sama. Terkadang kebencian itu mendorong Alin untuk balas dendam, hanya saja nurani yang ada dalam diri alin menekannya cukup baik sejauh ini. Alin tidak mampu balas dendam dan tidak tau cara melampiaskannya harus bagaimana. karenanya kebencian itu rasanya semakin menyakitkan nek!" Itulah kenapa ia memutuskan untuk menjauhi bahkan menghindari interaksi apapun dengan pria. Karena dengan melihat mereka sekali saja, kebencian itu bangkit. Dan itu membuatnya terluka setiap kali ia gagal melampiaskannya. "Sebenarnya Alin tau!" Alina memandang ke langit-langit beberapa sa

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-11
  • Ikatan Yang Ditakdirkan   12. Mengantarkan Kotak Makan Siang

    Alina akhirnya dengan terpaksa pergi keluar vila hanya untuk mengantarkan makan siang untuk Zayyad. Bahkan neneknya juga berpesan padanya untuk menunjukkan bukti bahwa ia sudah mengantarkan makanan itu kepada Zayyad. Alina sungguh ingin menghantuk kan kepalanya ke dinding. 'Sebenarnya yang menjadi cucunya itu aku atau Zayyad?' "Bu, apakah anda ingin keluar?" Alina melihat seorang pria mendekatinya, moodnya yang buruk semakin menjadi-jadi. "Ada apa?" Tanya Alina ketus. Pria tersebut menjadi gugup, menemukan sikap tidak bersahabat Alina. Ferdi yang sedang menyapu halaman, sekilas melihat pemandangan itu. Ia terus menggeleng kan kepalanya tak mengerti. 'Padahal Bu Alina terlihat sangat lembut dari luar, tapi kenapa kenyataannya tidak?' "Saya supir yang di utus pak Zayyad untuk ibu. Kemanapun ibu pergi, saya dapat mengantar" Jadi Zayyad sungguh memperkerjakan supir pribadi untuk membawanya pergi kemanapun? S

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-12
  • Ikatan Yang Ditakdirkan   13. Terjebak Di Dalam Lift

    Tanpa merasa bersalah sama sekali, Alina membereskan kotak makan. Dan menyuruh Bakri yang masih menunggu di luar untuk mengambil segelas air."Ini Bu!"Bakri menyerahkan segelas air putih padanya."Em!"Alina mengambil gelas tersebut dan sama sekali tidak mengatakan terimakasih atas Bakri yang sudah membawakan nya air.Bakri tidak terlalu mempedulikan nya. Ia segera keluar lagi, menutup pintu dan memberi privasi sepenuhnya untuk dua orang itu. Tepat ketika ponselnya berdering, ia mengambil beberapa langkah menjauh untuk menjawab panggilan."Iya?""Baik, kalau begitu saya akan segera ke sana"Karena ada keperluan, Bakri pun pergi meninggalkan tempat itu.Alina yang melihat Zayyad sudah keluar dari kamar kecil masih tak sanggup menyembunyikan senyum di wajahnya.Zayyad terus memalingkan muka darinya. Wajahnya sama sekali tidak terlihat baik."Ini minumlah!"Alina dengan murah hati meletakkan gelas air

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-12

Bab terbaru

  • Ikatan Yang Ditakdirkan   Extra Chapter: Pernikahan Yang Bahagia 2

    Setelah makan siang, Zayyad mau tak mau harus bergegas ke perusahaan karena urusan mendesak. Alina yang tiduran santai di kamar, masih merasa penasaran sebenarnya apakah ada yang spesial dengan hari itu.Baru saja Alina membuka ponselnya dan sebuah notifikasi muncul. Tidak lain itu adalah pengingat anniversary pernikahannya dengan Zayyad yang ke enam."Ah, jadi hari ini anniversary pernikahan kami yang ke enam" Tanpa sadar mata Alina berkaca-kaca. Masih teringat dulu tekadnya yang akan segera bercerai dengan Zayyad setelah semuanya usai. Tapi tak mengira jalan takdir begitu indah, membuat hatinya luluh dan memutuskan untuk mempertahankan ikatan sucinya dengan Zayyad."Kira-kira aku beri kejutan apa ya?"Tepat di malam harinya. Alina mendapat telfon dari Maya. Seperti tebakannya, si kembar sedang nangis-nangis menolak pulang dan merengek minta menginap di rumah Maya. Kebetulan besok adalah akhir pekan, mereka tidak ke sekolah, akhirnya Alina memberi izin, "Janji gak buat repot aunty Ma

  • Ikatan Yang Ditakdirkan   Extra Chapter: Pernikahan Yang Bahagia 1

    Alina duduk santai di atas sofa setelah menyelesaikan pekerjaan rumah. Ferdi yang hanya fokus mengurusi hal-hal di luar vila, sudah menyelesaikan pekerjaannya dan pulang lebih awal. Sebelum itu Ferdi pamit pada Alina dan tentunya Alina tidak lagi judes seperti dulu. Perubahan sikap Alina itu membuat Ferdi sangat bersyukur.Alina melipat kedua kakinya di atas sofa dan memegang semangkuk buah strawberry di tangan. Menyalakan televisi, Alina menonton acara gosip pagi yang membosankan sambil mengemil strawberry segar kedalam mulutnya.Begitulah keseharian yang Alina jalani jika seorang diri di rumah. Zayyad pergi ke perusahaan dan anak-anak ke sekolah. Hanya Alina seorang yang berdiam diri di rumah. Tentunya hal itu tidak lagi membosankan, karena Alina sudah cukup terbiasa menjalani hari-hari panjangnya sebagai ibu rumah tangga."Sayang, aku pulang"Alina terkejut. Mendapati seseorang berbisik halus di telinganya dan kedua tangan besar yang memijat lembut pundaknya. Dengan strawberry di a

  • Ikatan Yang Ditakdirkan   Catatan Sifaaz

    Dear, My loyal readers..❤️ Sebelumnya saya ingin berterima kasih sekali untuk kalian semua yang sudah mengikuti kisah cinta sederhana Alina dan Zayyad yang tentu saja fiktif, tapi saya berharap kisah ini dapat menjadi sedikit menginspiratif. Novel yang terdiri dari dua ratusan chapter lebih ini, pernah membuat saya beberapa kali ragu dan pesimis dalam menyelesaikannya. Saya merasa cerita ini berubah menjadi membosankan dan alurnya terasa tidak lagi menarik. Terkadang saya berpikir, "Siapa yang akan membaca karangan membosankan ini?" Tapi melihat vote-an dan membaca beberapa komentar kalian yang saya temui di beberapa akhir chapter, rasanya saya seperti baru saja menemukan oasis di padang pasir. Seketika semangat saya bangkit dan saya berpikir— saya harus segera menamatkan kisah ini dan jangan sampai membuat para pembaca setia saya kecewa. Jujur, dukungan dan komentar positif kalian, sangat berperan besar dalam proses saya menamatkan cerita yang penuh

  • Ikatan Yang Ditakdirkan   Epilog

    Kini Alina hidup bahagia dengan keluarga kecilnya. Tidak pernah terduga, semua itu bermula dari perjodohan yang diatur neneknya. Alina yang bertekad kuat untuk tidak menikah, akhirnya terikat dalam ikatan sakral pernikahan dengan seorang pria asing. Alina yang berpikir untuk bercerai setelah semuanya usai, tapi takdir malah membuatnya terjerat dengan Zayyad.Segalanya berawal dari paket bulan madu dan hotel. Disinilah tragedi bermula atau lebih tepatnya sekarang Alina berpikir— puncak dari rezeki tak ternilai harganya lahir di dunia ini. Yang tak lain 'si kembar'. Kado terindah dalam hidup Alina. Yang membuat Alina tak ragu untuk menghabiskan sisa hidupnya bersama dengan Zayyad, ayahnya si kembar.Lima tahun berlalu sudah. Vila Zayyad tidak lagi hening dengan keberadaan dua buah hati mereka. Zayyad yang sudah lama tak bekerja, memutuskan untuk kembali ke perusahaan demi menjadi sosok panutan ayah yang baik untuk putra putri mereka. Sedang Alina memutuskan untuk m

  • Ikatan Yang Ditakdirkan   208. Menziarahi Kuburan

    Sekitar dua hari Alina terbaring di rumah sakit, Alina yang sudah tak tahan lagi membujuk Zayyad untuk segera membawanya pulang. Jikapun harus beristirahat, ia ingin merehatkan tubuhnya di rumah. Zayyad mengkonfirmasi ke dokter, apakah Alina dan anak mereka sudah bisa dibawa pulang. Setelah memperoleh izin dari dokter, mereka pun bersiap-siap untuk pulang. Maya turut membantu membereskan barang-barang. Di mobil, Alina duduk menggendong bayi perempuannya dan dan bayi laki-lakinya digendong Maya yang duduk di belakang. "Apa menurut mu kita perlu menyewa jasa babysitter?" Alina menoleh kearah Zayyad yang fokus mengemudi. Ini adalah pertama kalinya bagi Alina. Tapi tidak taunya sudah dapat dua saja. Alina takut akan linglung kebingungan merawat si kembar seorang diri nanti. "Tidak perlu. Kita kan sama-sama gak bekerja. Jadi menurutku, kita berdua saja sudah cukup" "Kamu yakin?" "Em" "Janji ya nanti mau ikut repot sama aku?" "Janji"

  • Ikatan Yang Ditakdirkan   207. Kejutan Paling Indah

    Di sinilah aku terbaring sekarang. Di atas ranjang rumah sakit, di mana aku berjuang keras melahirkan makhluk kecil yang sudah ku kandung sembilan bulan lamanya. Rasanya seluruh saraf dalam tubuhku seperti akan putus, tenaga ku seakan habis. Perasaan itu begitu baru bagiku dan terasa cukup nyata. Berada antara hidup dan mati demi memperjuangkan makhluk hidup baru. Detik itu aku terpikir, apakah seperti ini yang ibu rasakan dulu ketika melahirkan ku? Aku meremas kain seprai ranjang rumah sakit, mengigit bibir bawah ku dan kembali mengejan. Hingga entah kapan seorang pria datang menyingkap tirai dan bergegas masuk. Sesaat aku melirik siapa yang datang. Itu tak lain adalah sosok tubuh dari pemilik mata coklat bening yang paling menawan yang pernah ku temui— Zayyad. Seketika bola mata hitam ku bergetar pedih. Aku tak mengerti kenapa, serasa dunia ku berhenti berputar hingga beberapa detik. Aku melihatnya datang padaku. Meraih tangan ku dan menggenggamnya

  • Ikatan Yang Ditakdirkan   206. Pergi Ke Kota Z

    "Nenek, engga lama lagi cicit mu akan segera lahir" Alina tersenyum dan berbicara seorang diri. Alina mengelus perut besarnya dan wajahnya terus menoleh ke samping. Seakan-akan ada neneknya yang duduk tepat disebelah nya.Pemandangan dari ruang tamu itu, diam-diam di intip oleh Maya dan Zayyad. Maya menghela nafas berat dan menoleh pada Zayyad, "Kau lihat sendiri kan!" Maya bersuara pelan tapi tak mengurangi emosi marah dan kesal yang terukir jelas di raut wajahnya, "Sebulan sudah berlalu lagi dan Alina masih saja begitu. Zayyad, apa kau akan terus membiarkannya seperti ini?"Zayyad diam, memilih untuk tidak berkata apa-apa. Bukan hanya Maya yang mengkhawatirkan keadaan psikis Alina tapi dirinya pun juga. Hanya ia memutuskan untuk yakin, percaya dan sabar menanti. Kalau Alina akan segera menjadi Alina yang dulu— istrinya yang arogan, keras kepala dan tangguh."Kalau bukan karena aku menghargai keputusanmu sebagai suami dari Alina. Aku pasti akan memb

  • Ikatan Yang Ditakdirkan   205. Perselisihan Maya Dan Zayyad

    Delapan bulan akhirnya berlalu sudah. Aura ibu hamil dari seorang Alina kian sempurna. Emosinya pun tampak jauh lebih stabil dari trimester pertama dan kedua. Perut Alina membesar dan itu cukup besar nyaris membuat Maya curiga kalau dugaannya itu benar. Bayi yang dikandung sahabatnya itu adalah kembar.Banyak baju yang Alina tidak muat memakainya dan nyaris sobek. Alhasil Zayyad membeli banyak baju khusus untuk ibu hamil buat Alina yang masih tinggal di rumah almarhum neneknya itu.Zayyad mengira kondisi Alina akan segera membaik, tapi ternyata sebaliknya. Istrinya itu mulai berhalusinasi kalau Erina masih hidup dan masih bersama dengan mereka di rumah kecil itu."Kamu udah siap buat buburnya?" Alina datang ke meja makan dan melihat Zayyad yang baru saja menghidangkan semangkuk bubur hangat."Sudah" Zayyad tersenyum. Ada setitik kesedihan jauh di dasar mata coklat bening itu."Kalau begitu aku bawa ke kamar nenek ya" Alina mengambil mangkuk bubur d

  • Ikatan Yang Ditakdirkan   204. Alina Pergi Meninggalkan Vila

    Tiga hari setelah kabar duka itu. Para kerabat dari pihak Irsyad dan rekan Erina berdatangan ke vila Zayyad setiap malamnya untuk membaca Yasin. Termasuk dengan Maya dan keluarganya yang sudah hadir sejak hari pemakaman. Mereka menginap di vila Zayyad membantu Zayyad mengurus segala keperluan.Zayyad benar-benar lemah tak bertenaga dengan keadaan ini. Sepasang matanya terlihat kuyu dan tubuhnya mengurus. Ia sedih dengan kepergian Erina yang begitu mendadak. Salah seorang wanita di samping Alina yang baru-baru ini menjadi pengecualian dari rasa takutnya.Zayyad pun tak berdaya menghadapi dua orang yang di sayangi nya yang jelas begitu drop dengan kenyataan pahit ini. Kakeknya terus jatuh bangun tak sadarkan diri dan Alina yang sampai hari ini menolak kenyataan kalau Erina sudah meninggal.Tepat di hari pemakaman, kakeknya tersungkur jatuh mencium tanah dan Alina mengurung diri seharian di kamar neneknya dengan sepiring nasi goreng yang sudah basi. Nasi goreng yan

DMCA.com Protection Status