Beranda / Romansa / Ikatan Yang Ditakdirkan / 148. Tidak Cerewet Sepertimu

Share

148. Tidak Cerewet Sepertimu

Penulis: Happy_autunm
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-31 18:23:12

Alina dan Zayyad sudah berada di supermarket. Persis seperti yang dikatakan Alina, orang-orang di sana ketika melihat bibir Zayyad yang penuh luka, tidak ada satupun di antara mereka yang menatap dengan lelucon. Daripada itu, mereka semua menyuguhkan tatapan kasihan yang berhasil membuat Zayyad tidak nyaman.

Merasakan ketidaknyamanan Zayyad, Alina langsung menarik Zayyad lebih dekat dengannya, "Jangan pedulikan tatapan mereka, anggap saja semua itu tidak ada"

"Rasanya sulit" Hampir di setiap langkah Zayyad bertemu dengan tatapan yang penuh tanda tanya atau mengasihani dirinya. Bagaimana bisa ia dapat dengan mudah menganggap itu tidak ada?

"Kalau begitu bersikaplah acuh tak acuh seperti kali pertama kita bertemu, apa itu juga sulit?"

"Oh!" Zayyad tertegun. 'Alina masih mengingatnya?'

Zayyad langsung bersikap acuh tak acuh, tak menghiraukan tatapan orang-orang yang kian beragam tiap kali terpusat melirik ke bibirnya.

"Ku rasa itu memang

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Happy_autunm
Siapp, terimakasih atas dukungannya..^_^
goodnovel comment avatar
The coffeholic Girl
Akhirnya ...... smngat thor buat next chapt ......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Ikatan Yang Ditakdirkan   149. Kau Rumahku

    Setiba di vila, Alina belum berhenti tertawa mengingat kejadian di supermarket yang cukup menggelitik perutnya sampai sakit. Zayyad benar-benar menuruti ucapannya. Zayyad pergi memilih ikan segar dan daging yang berkualitas untuk kedua ibu-ibu itu. Alina masih ingat usaha keras Zayyad yang berjalan berjauhan dari jangkauan dua wanita paruh baya itu. Tapi yang Alina tidak habis pikir, ibu-ibu itu yang sepertinya tidak peka, hanya pergi berjalan lebih dekat ke Zayyad. Alhasil Alina melihat Zayyad berjalan cepat dan kedua ibu-ibu itu juga ikut melakukan hal yang sama hanya untuk mengimbangi langkah mereka dengan Zayyad. Tepat ketika mendapati tubuh Zayyad yang bergetar gugup, dua wanita paruh baya itu tersadar. Baru saat itu mereka mengerti situasi tidak nyaman Zayyad dan pergi mengobrol dengan Alina seraya menunggu Zayyad memilih. Membayangkan itu, Alina menggelengkan kepalanya tak percaya, "Ah, harusnya aku merekamnya tadi. Agar kau bisa melihatnya unt

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-01
  • Ikatan Yang Ditakdirkan   150. Hadiah Pernikahan

    "Em" Zayyad hanya mengangguk kecil, tanpa mengubah ekspresi wajahnya yang berawan sendu. Pelan Zayyad menarik kedua tangannya dari memeluk erat pinggang kecil Alina. "Aku permisi ke atas dulu" Sopan Zayyad berbicara pada Erina dan Irsyad. Kemudian ia pergi meninggalkan ruang tamu dan bergegas menaiki anak tangga menuju atas. Suasana seketika menjadi hening. Irsyad dan Erina sekilas beradu pandang. "Nenek tau, pasti ada masalah kan?" Melihat tingkah Zayyad begitu, pasti ada sesuatu yang terjadi antara keduanya. Alina menghela nafas tak berdaya. Zayyad tidak bekerjasama dengan baik kali ini. Jadi ia tidak punya hal apapun untuk dijadikan penyangkalan, "Ya" Meremas tangannya, Alina sudah siap menerima ceramah panjang dari mulut neneknya yang tentu saja— sangat membosankan! Tapi Alina sudah putuskan untuk hanya diam dan mendengarkan. Namun tepat beberapa menit sudah berlalu. Alina mengangkat wajahnya, mendapati neneknya yang hanya mengulas senyum

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-03
  • Ikatan Yang Ditakdirkan   151. Belum Siap Menjadi Ibu

    "Jangan jadikan pengobatan nenek sebagai dalih Alin untuk menolak. Pengobatan nenek itu minggu depan. Irsyad juga sudah mengurus semuanya, jadi Alin tidak perlu khawatir.." Jelas Erina, mata tuanya tersenyum lembut. Walau jauh di lubuk hatinya, ia merasa bersalah karena sudah berbohong pada cucunya. "Tapi nek—" Alina baru saja akan berbicara hanya untuk dipotong... "Tidak ada tapi-tapian!" Lantang Erina berbicara. Mata tuanya menatap Alina dan Zayyad tegas, sama sekali tidak menerima 'kata' penolakan, " Tiket bulan madu kalian sudah dipesan dan itu besok. Jadi tidak ada kata pembatalan!" "A-apa? Besok?" Alina seperti baru saja mendengar guntur dari langit. Itu bahkan lebih dari kata mengejutkan. "Tenang saja..kalian tidak perlu menyiapkan apapun, karena aku dan Irsyad sudah mengatur semuanya. Kalian hanya tinggal pergi dan nikmati paket bulan madu yang sudah kami siapkan" Ya, semua sudah Erina siapkan bersama Irsyad tepat sepulang dari rumah sakit. Di

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-04
  • Ikatan Yang Ditakdirkan   152. Ajari Aku Berenang

    "Apa karena besok?" Zayyad mengangkat kepalanya, matanya mendarat tepat di wajah Alina yang tampak cukup menawan dengan rambut hitam legam tergerai bebas membingkai wajah tirusnya yang cantik. "Em" Angguk Alina, matanya menatap ke bawah. Merenungi tubuh atas Zayyad yang bertelanjang dada tampak setengah tertutupi air kolam yang dingin, "Besok akan menjadi bulan madu kita, sekalipun tidak manis bukan berarti aku ingin itu menjadi pahit.." Alina memperhatikan sepasang bahu Zayyad hingga ke bagian punggung belakangnya, itu berotot dan tampak mengilap basah oleh air dan bermandikan cahaya rembulan. Zayyad merasa agak kecewa dengan jawaban Alina, terus mengambil secangkir kopi yang baru saja tersentuh sedikit dan meminumnya sampai habis. "Kau tidak takut tidak bisa tidur?" Itu mengejutkan. Alina tidak berniat mendesak Zayyad harus sampai menghabiskan cangkirnya. Tapi Zayyad sungguh tak terduga, mengosongkannya dalam waktu singkat. "Aku masih ingin berenang

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-04
  • Ikatan Yang Ditakdirkan   153. Hotel 'Pulau Cinta'

    Keesokan harinya, Alina dan Zayyad benar-benar melakukan perjalanan yang melelahkan. Tapi semua terbayar ketika melihat tempat bulan madu yang sudah Irsyad dan Erina siapkan untuk mereka. Itu berada di sebuah pulau yang terasing dari dunia perkotaan yang menjemukan. Mengambil penginapan di sebuah hotel sederhana dengan desain eksterior yang cukup estetik. Menggabungkan tiga komponen yang terdiri dari kayu, alam dan pantai. Membentuk kesan tempat tinggal asri yang jauh dari hal-hal duniawi. Bangunan itu terdiri dari dua lantai yang masing-masing lantai hanya memiliki empat kamar. Itu adalah sebuah konsep kesengajaan untuk membentuk citra perhotelan yang terasing, sunyi dan tentram. Konsep jenius yang berhasil mengundang banyak pasangan datang berbulan madu— terutama dikalangan konglomerat, pesohor, dan mereka yang hanya menginginkan tempat tertutup dan jauh dari orang-orang. Hotel itu akan menjadi destinasi terbaik. Tidak mudah memesa

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-05
  • Ikatan Yang Ditakdirkan   154. Efek Samping Teh Melati

    Alina mengangguk, matanya tersenyum membalas keramahtamahan staf wanita itu. Sedang Zayyad terus menempel di samping Alina, benar-benar seperti anak ayam yang mencari perlindungan induknya. Kemudian staf wanita itu membungkuk sopan, permisi untuk pergi.Alina dan Zayyad berjalan masuk kedalam kamar. Mendapati kamar itu ternyata cukup sederhana, jauh dari ekspektasi kemewahan yang disediakan hotel bintang lima pada umumnya. Ada sebuah ranjang besar yang terbuat dari kayu cendana, membuat kamar tidur didominasi dengan aroma cendana yang merilekskan. Ranjang itu menggunakan seprai putih, membuatnya berkolaborasi menawan dengan dinding kayu kamar yang berlapiskan cat minyak kehitaman.Alina mengira di atas ranjang putih itu akan berserakan kelopak mawar merah berbentuk hati dengan sepasang angsa putih yang dibentuk dari selimut. Tapi itu tidak sama sekali. Hanya ada satu bantal panjang—"A-apa? Kenapa hanya ada satu bantal di sini?" Alina berjalan mendat

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-08
  • Ikatan Yang Ditakdirkan   155. Benar-benar Menyedihkan

    Alina ingat, kali pertama dan terakhir kali ia pernah datang ke pantai, itu pada saat umurnya sepuluh tahun. Tidak ada yang membahagiakan saat itu. Ia datang bersama ibu, ayah tirinya dan tak lupa dengan si istri muda yang kala itu tengah hamil besar. Alina ingat, waktu itu ia sangat ingin bermain-main di pantai seperti keluarga kecil lainnya yang datang untuk menghapus rasa penat.Tapi melihat mata sendu ibunya yang cemburu tak berdaya melihat kebersamaan suami keduanya dengan istri muda, rasa senang di mata Alina saat itu seketika padam. Walau ibunya datang padanya, mengajaknya bermain. Tapi Alina tidak bisa senang. Karena kala itu Alina berpikir, 'Bagaimana aku bisa senang melihat ibu yang memaksakan senyum bahagia...tapi sebenarnya tidak'"Kau melamun atau merenungi pantai?"Pertanyaan Zayyad mengejutkan Alina. Kilasan masa lalu yang suram lenyap begitu saja dari minda nya, "Entahlah.. mungkin dua-duanya"Alina melepaskan kedua sendalnya dan membiarka

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-08
  • Ikatan Yang Ditakdirkan   156. Keindahan Lain

    "Tolong espresso dingin satu" Pesan Alina pada seorang pegawai wanita yang bertugas menjaga kedai minuman. Tampilannya terlihat segar dengan rambut kunciran kuda tinggi ke atas . Ia tampak cukup menarik dengan seragam kuning cerah yang senada dengan warna mobil yang mereka gunakan sebagai tempat jualan. "Baik sebentar!" Wanita itu tersenyum cantik dan pergi mengambil cup menyiapkan pesanan. Sembari menunggu, Alina menoleh ke depan. Melihat Zayyad yang berdiri tepat di bawah pohon kelapa menunggunya. Zayyad menolak untuk ikut kemari karena penjaga kedai merupakan seorang wanita. Alina memperhatikan, sesekali angin pantai menerpa menghancurkan tatanan rambut hitam Zayyad hingga terlihat acak. Diam-diam Alina tersenyum, detik itu dimatanya, Zayyad tampak segar dan menawan. "Yang di sana suami anda bu?" Pertanyaannya itu sedikit mengejutkan Alina dan langsung berpaling, "Ah, ya" "Anda sungguh dianugerahi banyak keberuntungan. Anda cantik dan

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-08

Bab terbaru

  • Ikatan Yang Ditakdirkan   Extra Chapter: Pernikahan Yang Bahagia 2

    Setelah makan siang, Zayyad mau tak mau harus bergegas ke perusahaan karena urusan mendesak. Alina yang tiduran santai di kamar, masih merasa penasaran sebenarnya apakah ada yang spesial dengan hari itu.Baru saja Alina membuka ponselnya dan sebuah notifikasi muncul. Tidak lain itu adalah pengingat anniversary pernikahannya dengan Zayyad yang ke enam."Ah, jadi hari ini anniversary pernikahan kami yang ke enam" Tanpa sadar mata Alina berkaca-kaca. Masih teringat dulu tekadnya yang akan segera bercerai dengan Zayyad setelah semuanya usai. Tapi tak mengira jalan takdir begitu indah, membuat hatinya luluh dan memutuskan untuk mempertahankan ikatan sucinya dengan Zayyad."Kira-kira aku beri kejutan apa ya?"Tepat di malam harinya. Alina mendapat telfon dari Maya. Seperti tebakannya, si kembar sedang nangis-nangis menolak pulang dan merengek minta menginap di rumah Maya. Kebetulan besok adalah akhir pekan, mereka tidak ke sekolah, akhirnya Alina memberi izin, "Janji gak buat repot aunty Ma

  • Ikatan Yang Ditakdirkan   Extra Chapter: Pernikahan Yang Bahagia 1

    Alina duduk santai di atas sofa setelah menyelesaikan pekerjaan rumah. Ferdi yang hanya fokus mengurusi hal-hal di luar vila, sudah menyelesaikan pekerjaannya dan pulang lebih awal. Sebelum itu Ferdi pamit pada Alina dan tentunya Alina tidak lagi judes seperti dulu. Perubahan sikap Alina itu membuat Ferdi sangat bersyukur.Alina melipat kedua kakinya di atas sofa dan memegang semangkuk buah strawberry di tangan. Menyalakan televisi, Alina menonton acara gosip pagi yang membosankan sambil mengemil strawberry segar kedalam mulutnya.Begitulah keseharian yang Alina jalani jika seorang diri di rumah. Zayyad pergi ke perusahaan dan anak-anak ke sekolah. Hanya Alina seorang yang berdiam diri di rumah. Tentunya hal itu tidak lagi membosankan, karena Alina sudah cukup terbiasa menjalani hari-hari panjangnya sebagai ibu rumah tangga."Sayang, aku pulang"Alina terkejut. Mendapati seseorang berbisik halus di telinganya dan kedua tangan besar yang memijat lembut pundaknya. Dengan strawberry di a

  • Ikatan Yang Ditakdirkan   Catatan Sifaaz

    Dear, My loyal readers..❤️ Sebelumnya saya ingin berterima kasih sekali untuk kalian semua yang sudah mengikuti kisah cinta sederhana Alina dan Zayyad yang tentu saja fiktif, tapi saya berharap kisah ini dapat menjadi sedikit menginspiratif. Novel yang terdiri dari dua ratusan chapter lebih ini, pernah membuat saya beberapa kali ragu dan pesimis dalam menyelesaikannya. Saya merasa cerita ini berubah menjadi membosankan dan alurnya terasa tidak lagi menarik. Terkadang saya berpikir, "Siapa yang akan membaca karangan membosankan ini?" Tapi melihat vote-an dan membaca beberapa komentar kalian yang saya temui di beberapa akhir chapter, rasanya saya seperti baru saja menemukan oasis di padang pasir. Seketika semangat saya bangkit dan saya berpikir— saya harus segera menamatkan kisah ini dan jangan sampai membuat para pembaca setia saya kecewa. Jujur, dukungan dan komentar positif kalian, sangat berperan besar dalam proses saya menamatkan cerita yang penuh

  • Ikatan Yang Ditakdirkan   Epilog

    Kini Alina hidup bahagia dengan keluarga kecilnya. Tidak pernah terduga, semua itu bermula dari perjodohan yang diatur neneknya. Alina yang bertekad kuat untuk tidak menikah, akhirnya terikat dalam ikatan sakral pernikahan dengan seorang pria asing. Alina yang berpikir untuk bercerai setelah semuanya usai, tapi takdir malah membuatnya terjerat dengan Zayyad.Segalanya berawal dari paket bulan madu dan hotel. Disinilah tragedi bermula atau lebih tepatnya sekarang Alina berpikir— puncak dari rezeki tak ternilai harganya lahir di dunia ini. Yang tak lain 'si kembar'. Kado terindah dalam hidup Alina. Yang membuat Alina tak ragu untuk menghabiskan sisa hidupnya bersama dengan Zayyad, ayahnya si kembar.Lima tahun berlalu sudah. Vila Zayyad tidak lagi hening dengan keberadaan dua buah hati mereka. Zayyad yang sudah lama tak bekerja, memutuskan untuk kembali ke perusahaan demi menjadi sosok panutan ayah yang baik untuk putra putri mereka. Sedang Alina memutuskan untuk m

  • Ikatan Yang Ditakdirkan   208. Menziarahi Kuburan

    Sekitar dua hari Alina terbaring di rumah sakit, Alina yang sudah tak tahan lagi membujuk Zayyad untuk segera membawanya pulang. Jikapun harus beristirahat, ia ingin merehatkan tubuhnya di rumah. Zayyad mengkonfirmasi ke dokter, apakah Alina dan anak mereka sudah bisa dibawa pulang. Setelah memperoleh izin dari dokter, mereka pun bersiap-siap untuk pulang. Maya turut membantu membereskan barang-barang. Di mobil, Alina duduk menggendong bayi perempuannya dan dan bayi laki-lakinya digendong Maya yang duduk di belakang. "Apa menurut mu kita perlu menyewa jasa babysitter?" Alina menoleh kearah Zayyad yang fokus mengemudi. Ini adalah pertama kalinya bagi Alina. Tapi tidak taunya sudah dapat dua saja. Alina takut akan linglung kebingungan merawat si kembar seorang diri nanti. "Tidak perlu. Kita kan sama-sama gak bekerja. Jadi menurutku, kita berdua saja sudah cukup" "Kamu yakin?" "Em" "Janji ya nanti mau ikut repot sama aku?" "Janji"

  • Ikatan Yang Ditakdirkan   207. Kejutan Paling Indah

    Di sinilah aku terbaring sekarang. Di atas ranjang rumah sakit, di mana aku berjuang keras melahirkan makhluk kecil yang sudah ku kandung sembilan bulan lamanya. Rasanya seluruh saraf dalam tubuhku seperti akan putus, tenaga ku seakan habis. Perasaan itu begitu baru bagiku dan terasa cukup nyata. Berada antara hidup dan mati demi memperjuangkan makhluk hidup baru. Detik itu aku terpikir, apakah seperti ini yang ibu rasakan dulu ketika melahirkan ku? Aku meremas kain seprai ranjang rumah sakit, mengigit bibir bawah ku dan kembali mengejan. Hingga entah kapan seorang pria datang menyingkap tirai dan bergegas masuk. Sesaat aku melirik siapa yang datang. Itu tak lain adalah sosok tubuh dari pemilik mata coklat bening yang paling menawan yang pernah ku temui— Zayyad. Seketika bola mata hitam ku bergetar pedih. Aku tak mengerti kenapa, serasa dunia ku berhenti berputar hingga beberapa detik. Aku melihatnya datang padaku. Meraih tangan ku dan menggenggamnya

  • Ikatan Yang Ditakdirkan   206. Pergi Ke Kota Z

    "Nenek, engga lama lagi cicit mu akan segera lahir" Alina tersenyum dan berbicara seorang diri. Alina mengelus perut besarnya dan wajahnya terus menoleh ke samping. Seakan-akan ada neneknya yang duduk tepat disebelah nya.Pemandangan dari ruang tamu itu, diam-diam di intip oleh Maya dan Zayyad. Maya menghela nafas berat dan menoleh pada Zayyad, "Kau lihat sendiri kan!" Maya bersuara pelan tapi tak mengurangi emosi marah dan kesal yang terukir jelas di raut wajahnya, "Sebulan sudah berlalu lagi dan Alina masih saja begitu. Zayyad, apa kau akan terus membiarkannya seperti ini?"Zayyad diam, memilih untuk tidak berkata apa-apa. Bukan hanya Maya yang mengkhawatirkan keadaan psikis Alina tapi dirinya pun juga. Hanya ia memutuskan untuk yakin, percaya dan sabar menanti. Kalau Alina akan segera menjadi Alina yang dulu— istrinya yang arogan, keras kepala dan tangguh."Kalau bukan karena aku menghargai keputusanmu sebagai suami dari Alina. Aku pasti akan memb

  • Ikatan Yang Ditakdirkan   205. Perselisihan Maya Dan Zayyad

    Delapan bulan akhirnya berlalu sudah. Aura ibu hamil dari seorang Alina kian sempurna. Emosinya pun tampak jauh lebih stabil dari trimester pertama dan kedua. Perut Alina membesar dan itu cukup besar nyaris membuat Maya curiga kalau dugaannya itu benar. Bayi yang dikandung sahabatnya itu adalah kembar.Banyak baju yang Alina tidak muat memakainya dan nyaris sobek. Alhasil Zayyad membeli banyak baju khusus untuk ibu hamil buat Alina yang masih tinggal di rumah almarhum neneknya itu.Zayyad mengira kondisi Alina akan segera membaik, tapi ternyata sebaliknya. Istrinya itu mulai berhalusinasi kalau Erina masih hidup dan masih bersama dengan mereka di rumah kecil itu."Kamu udah siap buat buburnya?" Alina datang ke meja makan dan melihat Zayyad yang baru saja menghidangkan semangkuk bubur hangat."Sudah" Zayyad tersenyum. Ada setitik kesedihan jauh di dasar mata coklat bening itu."Kalau begitu aku bawa ke kamar nenek ya" Alina mengambil mangkuk bubur d

  • Ikatan Yang Ditakdirkan   204. Alina Pergi Meninggalkan Vila

    Tiga hari setelah kabar duka itu. Para kerabat dari pihak Irsyad dan rekan Erina berdatangan ke vila Zayyad setiap malamnya untuk membaca Yasin. Termasuk dengan Maya dan keluarganya yang sudah hadir sejak hari pemakaman. Mereka menginap di vila Zayyad membantu Zayyad mengurus segala keperluan.Zayyad benar-benar lemah tak bertenaga dengan keadaan ini. Sepasang matanya terlihat kuyu dan tubuhnya mengurus. Ia sedih dengan kepergian Erina yang begitu mendadak. Salah seorang wanita di samping Alina yang baru-baru ini menjadi pengecualian dari rasa takutnya.Zayyad pun tak berdaya menghadapi dua orang yang di sayangi nya yang jelas begitu drop dengan kenyataan pahit ini. Kakeknya terus jatuh bangun tak sadarkan diri dan Alina yang sampai hari ini menolak kenyataan kalau Erina sudah meninggal.Tepat di hari pemakaman, kakeknya tersungkur jatuh mencium tanah dan Alina mengurung diri seharian di kamar neneknya dengan sepiring nasi goreng yang sudah basi. Nasi goreng yan

DMCA.com Protection Status