Share

Bab 22 | Setia Menjaga

Tidak ada jawaban. Kelopak mata Safira masih mengatup. Tubuhnya sangat dingin. Perasaan Sagara benar-benar campur aduk. Firasatnya tak enak. Jantungnya terasa mau copot.

Jangan-jangan dia sudah pingsan dari tadi lagi, pikir Sagara.

Sagara segera mengangkat Safira. Dia membawa Safira ke atas kasur. Lantas, setelah menutup tubuh Safira dengan selimut, Sagara berlari keluar kamar.

“Ma, Pa… tolongin Safira!” teriak Sagara.

Orang tua Safira segera berlari dan masuk ke dalam kamar Safira. Langkah keduanya diikuti oleh Berliana dan Sagara.

“Kamu kenapa, Nak?” Ibu Safira mengusap kepala Safira. Putrinya sampai saat ini belum siuman.

“Kakak… ” Berliana ikut panik.

“Gimana kejadiannya ini?” tanya Pak Yahya kepada Sagara.

“Kemungkinan dia jatuh dan pingsan di kamar mandi, Pa. Tadi aku temukan dia tergeletak di kamar mandi,” jelas Sagara.

Setelah

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status