Share

81. Ketika Fania Murka

Setelah konferensi pers berakhir, satu persatu wartawan dan tamu undangan meninggalkan gedung itu.

Setelah semuanya pulang, Fania melangkah mendekati sang kakek. Dia menatap sang kakek tanpa berkedip. Kemudian mengambil ponsel dari saku kemejanya dan menelepon, kemudian mengaktifkan speaker ponsel.

"Halo, adakah yang bisa ku bantu, Bu Fania?" terdengar suara dari seberang. Ridel sangat mengenal suara itu, itu suara Putra Darmawangsa.

"Saya ingin menggunakan marga ibuku, apakah bisa di prose secepatnya?" tanya Fania, tatapan matanya tak lepas pada Arzenio.

Sedangkan keluarga Mauren menunggu kalimat selanjutnya dari Fania, mereka takut jika Fania justru meminta hal lain dari Putra. Hal-hal yang tentu saja bisa menghancurkan karir mereka kedepan.

"Sebagai suami, apakah Ridel sudah mengetahui keinginan ibu Fania? Bagaimana reaksinya? Apakah dia tidak keberatan dengan permintaan dadakan anda Bu Fania?"

Fania memandang sang suami untuk mendapatkan persetujuan. Ridel menggelengk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status