Pernikahan kita boleh saja berawal dari suatu keterpaksaan, tapi tidak dengan perceraian. Kalau bercerai itu murni keinginan mu, maka aku akan kabulkan. Keluarga Mauren boleh saja bermain curang, jadi apa salahnya kalau aku mengikuti permainan mereka? Sebaiknya untuk sementara waktu, kau tak perlu tahu akte nikah dalam genggaman mu adalah palsu. "Untuk melupakan masa lalu dan memulai hidup baru, aku memilih bekerja di perusahaan kecil itu. Namun, aku tak menyangka pilihanku justru membawaku ke perusahaan besar. Bukan itu saja, aku bahkan harus dipertemukan denganmu sebagai bawahan ku," ujar Fania terlihat kesal. "Jangan memilih melupakan, karena itu hanya akan menambah luka. Tapi, cobalah menerima dengan ikhlas dan menjadikan itu sebagai pengalaman hidup. Mungkin itu adalah pilihan yang tepat," ujar Ridel memberi nasehat.Fania diam membisu. Meskipun dia tahu nasehat Ridel merupakan pilihan yang tepat. Namun, dia juga tak bisa bohong, dia tak bisa mengikhlaskan kalau kini merek
Ditambah lagi Ridel ke kantor beriringan dengan orang terpenting di Perusahaan RnB, Bernad Liu. Jadi mereka yakin ada hubungan yang tak biasa, hingga Ridel bisa masuk dan menduduki posisi yang tak main-main. Tanpa menyapa, Ridel langsung saja buru-buru keluar kantor dan mencari caffe terdekat untuk membeli coffee mate pesanan Fania. Tiba-tiba …. Brakkk !!! Seseorang yang juga tergesa-gesa, tak sengaja menabrak Ridel hingga ke duanya jatuh di trotoar jalan. Tidak mau menjadi masalah, Ridel segera meminta maaf. Walaupun posisinya, pria itulah yang menabrak Ridel. "Setelah menabrak dan membuatku terjatuh terus hanya meminta maaf? Apa itu pantas untuk orang seperti kamu? Lihat dirimu!" bentak pria itu emosi. “Saya tidak apa-apa, Pak. Hanya sedikit basah saja, karena tadi jatuhnya pas di genangan air kotor. Bagaimana dengan bapak? Apa bapak terluka?” tanya Ridel khawatir. “Apa kau pikir aku sedang mengkhawatirkan dirimu? Tidak, brengsek! Mau kau terluka atau tidak, itu sam
Ridel diam membisu, dia hanya dapat menundukkan kepalanya. Sedangkan Alex menahan tawanya. Mati aku! Ayah pasti bakal marah besar! "Jadi pria tak tahu diri ini bekerja di sini? Kau sangat tidak cocok berada di Perusahaan RnB!" Pria itu menatap Ridel dengan hina. Kurang ajar, berani sekali menghina putraku? Aku ingin melihat seberapa kuat Perusahaan mu tanpa RnB! Melihat wajah Bernad Liu yang emosi, segera saja Alex angkat bicara. "Maaf pak, bisakah kita langsung pada topik pembicaraan?" “Silahkan! Tapi maaf aku sudah kehausan, apakah saya bisa meminta mu membelikan satu jus sirsak untukku?” tanya pria itu menatap Ridel dengan remeh. “Saya keberatan, Pak. Dia di sini bukan sebagai pelayan. Dia khusus diperbantukan dalam pekerjaan saya, dan saya tidak suka Anda bersikap seenaknya kepada bawahan saya.” Fania yang sangat mengenal Ridel, bisa menebak kalau pakaian Ridel yang basah sudah pasti ada andil dari pria yang tidak punya sopan santun itu. "Tapi Bu, saya hanya meminta ju
"Tanpa aku kasih tahu pun, kau pasti bisa menebak kenapa aku bisa mendapatkan video asli dibalik berita bunuh diri Alonso! Aku memang bodoh, mempercayai mu begitu saja. Kalau saja kau jujur sejak awal, mungkin aku bisa mencegah apa yang harusnya tidak terjadi. Aku pasti akan mengantisipasi semuanya," ujar Adrian terlihat kecewa. "Apa sesuatu terjadi diluar kendali?" tanya Ridel kebingungan. "Akte cerai yang berada di tangan mu bukanlah palsu, melainkan asli," ujar Adrian pelan. Dia tahu berita itu merupakan pukulan terbesar bagi sang sahabat. "Tidak! Kau bohong, kan, Adrian?" "Mungkin dengan melihat ini, kau akan mengerti maksud ku apa," ujar Adrian sambil menyodorkan ponselnya yang berisi video saat berada di ruang pengadilan. Ridel menggelengkan kepalanya, dia tidak percaya dengan penglihatannya. Ya! Video itu jelas-jelas memperlihatkan bagaimana anak buah Alex memasuki ruangan yang salah. Sedangkan tiga orang lainnya melangkah menuju ruangan tempatnya berada. Dalam
Mendapat serangan mendadak dari Ridel, sontak saja membuat Fania terkejut. Dia berusaha mendorong tubuh Ridel, tapi semakin dia memberontak justru membuat adik kecil Ridel tidak mau kompromi. Tangan Ridel menjelajahi tubuh Fania setiap senti, Ridel mencium leher jenjang Fania, tangannya bermain di bukit kembar milik Fania dengan lembut, tangan satunya turun menjelajahi hutan kecil dan mencari sesuatu di sana sampai akhirnya Ridel menemukannya. Dia menemukan gua kecil diantara rerumputan dan langsung saja jarinya menjelajahi seberapa dalam gua itu. Dorongan Fania semakin melemah, yang terdengar justru desahan. Akkhhh ... Akkhhh ... Akkhhh ... Mendengar desahan Fania membuat Ridel semakin beringas menjelajahi setiap jengkal tubuh Fania. Tidak mau ada orang melihatnya, Ridel langsung saja menarik Fania ke belakang gedung tua dan melanjutkan permainannya. Tangannya mulai nakal lagi. Akkhhh ... Ridel jangan, aku bukan istrimu lagi, aku ... akkhhh .... Fania berusaha mend
Ridel memejamkan matanya, hatinya terasa perih. Apa memang tak pernah ada aku di hatimu? Mungkinkah selama ini rasa mu padaku, hanya sebatas tanggung jawab karena tanpa sengaja telah melibatkan aku ke dalam masalah mu, Fania? Dengan berat hati, Ridel melangkahkan kakinya menjauh. Namun, baru beberapa langkah, tiba-tiba dia mendengar teriakan kesakitan dari dalam kontrakan. Jangan-jangan ..... Tanpa menunggu Ridel langsung saja berlari memasuki rumah. Apa yang dikhawatirkan Ridel menjadi kenyataan. Kini tubuh Fania tergeletak di lantai, sedangkan Arzenio yang emosi mengambil bingkai foto dan membantingnya kearah Fania. Dengan cepat Ridel langsung saja melindungi Fania menggunakan tubuhnya. Pranggg !!!!! Pranggg !!!!! Bingkai foto yang terbuat dari kaca, hancur di punggung Ridel dan membuatnya terluka. Fania terkejut, dia sama sekali tidak menyangka Ridel akan mengorbankan diri, hanya untuk menyelamatkan dia dari kemarahan Arzenio dan Vicenzo. Fania langsung saja memegang tubuh
"Apa kau pikir dengan perekonomian mu yang pas-pasan, terus orangtuaku akan menerima kau menjadi menantu? Tidak, Ridel! Standar mereka tinggi untuk kategori menantu idaman. Yang mereka inginkan sosok pria sederajat atau bahkan sebaliknya, lebih kaya dari keluarga Mauren! Sedangkan kamu? Kau hanyalah pria yang hidupnya pas-pasan, mana mungkin orangtuaku akan merestui hubungan kita?" teriak Nadia emosi. Tapi bagi Ridel, kalimat Nadia seperti pisau tajam yang menusuk jantungnya. "Kalau kau benar-benar mencintaiku, harusnya kau bisa berjuang bersamaku! Tapi apa yang kau lakukan? Kau menikah juga, kan? Kau menyakiti aku, Nadia! Apa kamu menyadari itu?" ujar Ridel mengoncang tubuh Nadia. "Kata siapa aku tidak memperjuangkan mu, ha? Bukankah aku sudah meminta mu membawa aku pergi? Tapi siapa yang menolak? Bukankah kau sendiri yang menolak?" Nadia memukul dada Ridel, air matanya tidak berhenti mengalir. "Bukan perjuangan seperti itu yang aku inginkan, Fania! Aku ingin kita sama-sama ber
Bagaimana ini? Mana ponselku habis baterai lagi? Aku harus bagaimana? Setelah mempertimbangkan segala konsekuensinya, akhirnya Ridel memilih menggendong Nadia dan membawanya ke hotel kecil dekat dengan lokasi kejadian. Astaga, Nadia. Tubuhmu jauh lebih berat dibandingkan dengan Fania! Begitu tiba di hotel terdekat, Ridel langsung memesan kamar hotel dan meminta tolong pihak hotel untuk menelepon dokter. Setelah dokter tiba, Nadia langsung ditangani sang dokter. "Bagaimana keadaannya, dokter?" “Dia tidak apa-apa. Mungkin hanya kelelahan saja, Pak.” "Dapatkah aku meminta tolong satu hal kepada, dokter?" tanya Ridel. "Bisa pak, apa yang bisa saya bantu," jawab dokter wanita yang usianya sekitar tiga puluhan tahun. "Ini pakaian ganti Nadia yang aku pinjam dari pihak hotel. Dapatkah Anda membantuku mengganti pakaiannya? Soalnya aku bukan suaminya. Saya hanya menolongnya dan aku takut membawanya ke rumah, takut ada kesalahpahaman." "Baik, Pak." Ridel menunggu diluar ka