Sepertinya klarifikasi mendadak Ryan membuat semua orang yang terlibat termasuk warganet kelabakan. Jadi, entah apakah mereka sedang mempersiapkan rencana balasan atau telah sepenuhnya berhenti, Meghan mendapatkan beberapa hari yang berjalan tenang.Meghan tidak pernah berinisiatif menanyakannya, tetapi bukan berarti informasi tersebut tidak sampai kepadanya. Namun, jelas sekali bahwa ada beberapa permasalahan di dunia yang datang tanpa bisa ditebak. Apalagi, orang-orang yang harus dilawan Meghan bukanlah orang-orang dengan jalan pemikiran normal.Sesuai ekspektasi, beberapa hari kemudian, Meghan menerima telepon dari Leona saat dirinya sedang duduk di kantor presiden direktur Grup Amore."Nona Meghan, sudah lama kita nggak berbincang," ujar Leona dengan nada lembut yang palsu di seberang telepon.Meghan terkekeh-kekeh dan menjawab, "Kalau memungkinkan, aku berharap Nona Leona nggak akan menghubungiku lagi. Tapi, sepertinya itu nggak mungkin." Sambil bicara, Meghan mengalihkan pandanga
Setelah kata-kata itu dilontarkan, baik Meghan maupun Austin terdiam beberapa saat. Austin sedang menunggu jawaban Meghan, sementara Meghan tengah memikirkan masalah lain.Mengapa Austin bicara dengan begitu yakin? Informasi apa yang didapatkannya? Mungkinkah dia mengetahui kelemahan orang tertentu? Konyol jika mengatakan bahwa Meghan memercayai Austin. Namun, harus diakui kata-kata pria itu membangkitkan minatnya.Teringat ancaman Leona barusan, Meghan tak kuasa menahan geli. Penguasaan diri Leona terlalu dangkal, tutur kata dan tingkahnya terlalu meledak-ledak. Namun, ada satu hal yang ditangkap Meghan, Grup Oswald juga terlibat dalam masalah Austin. Jika tidak, kedua orang itu tidak akan berusaha keras mengatur agar Leona menjadi pemegang saham Grup Oswald.Meghan mengetuk sandaran tangan kursi dengan jari-jarinya yang ramping. Setelah mempertimbangkannya sebentar, dia berkata, "Kalau begitu, aku berterima kasih atas bantuan Tuan Austin."Mendengar ini, Austin menghela napas lega da
"Kenapa? Tuan Austin nggak bisa menjawab pertanyaanku? Kalau gitu, gimana aku bisa percaya padamu?" desak Meghan lagi.Melihat Austin menghindari tatapannya, Meghan memicingkan matanya dan terus memandang pria itu dengan penuh selidik. Jika Austin bahkan tidak bisa mengarang alasan untuk menjawab pertanyaannya, bagaimana dia bisa melawan Meghan di masa depan?Dalam suasana hening itu, pelayan mendadak datang membawakan dua cangkir teh hangat. Mereka berdua pun menyesap teh masing-masing.Saat Meghan hendak bicara lagi, nada dering ponselnya tiba-tiba menginterupsi. Dia mengeluarkan ponsel dari sakunya, lalu mengernyit heran saat melihat peneleponnya adalah Danzel. Keduanya memang jarang saling mengontak selama jam kerja.Begitu panggilan diangkat, terdengar suara Danzel berkata dengan nada yang agak memerintah, "Meghan, cepat pergi dari tempatmu sekarang!""Hah? Maksudmu?" balas Meghan. Ucapan Danzel membuatnya keheranan.Meghan ingin bicara lagi, tetapi Danzel mendahuluinya, "Kamu lag
Leona tersenyum saat melihat kondisi Meghan yang dibawa pergi dengan kasar tampak menyedihkan. Bagi Leona, rasanya sangat memuaskan. Akhirnya, Leona bisa tidur dengan tenang.Tiba-tiba, lamunan Leona dibuyarkan oleh suara pintu yang dibuka. Leona terkejut dan berbalik. Wajahnya langsung menjadi pucat. Leona berucap, "Danzel ...."Leona merasa tampang Danzel saat ini sungguh mengerikan. Tatapan Danzel sangat dingin dan matanya memerah. Danzel terlihat seperti ingin membunuh Leona.Danzel berujar dengan dingin, "Aku hanya bertanya satu kali, di mana Meghan?"Leona menyahut, "Aku ... aku nggak mengerti maksudmu ...."Leona mengira dirinya sudah sangat mengenal Danzel, tetapi saat ini dia baru menyadari bahwa dirinya salah. Kala ini, jarak di antara Leona dan Danzel tidak begitu jauh, tetapi Leona merasa seperti tidak mengenal Danzel. Aura Danzel yang dingin membuat Leona ketakutan. Leona bahkan tidak tahu bagaimana merespons.Sementara itu, ekspresi Danzel tidak berubah sedikit pun sesuda
Kemudian, Danzel menggendong Meghan dan menempelkan dagunya di wajah Meghan. Gerak-gerik Danzel ini seperti berusaha menghibur Meghan. Saat hendak pergi, Austin berusaha bangkit dari lantai dengan wajah yang membengkak. Austin berujar, "Tuan Danzel, akhirnya kita bertemu juga."Austin tentu merasa tidak rela karena hampir mendapatkan Meghan. Jadi, dia mengeluarkan ponsel untuk menelepon bawahannya. Danzel mencibir ketika melihat tindakan Austin, dia merasa Austin sangat konyol. Kalau bukan karena sedang menggendong Meghan, Danzel pasti akan menghajar Austin sampai babak belur.Tiba-tiba, Meghan mengerang, "Ugh ...." Wajahnya juga makin memerah.Danzel merasa gugup, dia juga tidak ingin berbasa-basi lagi dengan Austin, lalu langsung mengancam, "Austin, kalau kamu tidak mau tempat persembunyianmu di Provinsi Narnila dihancurkan oleh kreditur, cepat pergi."Danzel tidak sempat lagi memperhatikan ekspresi Austin yang terkejut, dia langsung membawa Meghan pergi meninggalkan hotel. Setelah D
Danzel yang tiba-tiba dibentak Meghan tertegun sejenak. Kemudian, Danzel tersenyum saat melihat wajah Meghan yang memerah dan bekas di bahunya. Danzel berucap, "Sepertinya, tenagamu sudah pulih. Aku tidak perlu khawatir lagi."Begitu Danzel selesai bicara, Meghan melempar bantal ke arahnya. Danzel yang gesit berhasil menghindar dan senyum di wajahnya makin lebar.Danzel sangat memahami Meghan. Jika Meghan terdiam, itu berarti dia marah. Namun, jika Meghan marah-marah seperti ini, berarti dia hanya merasa malu.Hanya saja, sekalipun merasa senang, sebenarnya Danzel tetap agak khawatir. Tenaga Meghan pasti terkuras setelah memakan obat itu. Jadi, pertengkaran ini harus diabaikan untuk sementara waktu dan Meghan harus makan terlebih dahulu. Kalau Meghan sakit, bukankah Danzel sendiri yang akan merasa tidak tega?Setelah itu, Danzel memungut bantal yang dilempar Meghan dan meletakkannya lagi di belakang pinggang Meghan. Kemudian, Danzel mengangkat mangkuk bubur dan berkata, "Nyonya Lewis,
Jelas bahwa Meghan yang berteriak secara tiba-tiba membuat tangan Danzel gemetar sejenak. Kadang kala, istrinya ini bisa sangat menakutkan ketika sedang marah. Kedudukan mereka di masa depan sudah jelas terlihat sekarang.Untungnya, Danzel segera bangkit ketika Meghan mencoba untuk meraih mangkuknya. Akibatnya, tangan Meghan tidak meraih apa pun dan sosoknya jatuh ke ranjang. Seiring dengan pergerakannya itu, punggung mulus wanita itu pun terpampang di udara. Kulit putihnya memiliki beberapa bekas merah. Jelas itu merupakan bukti dari kegairahan semalam.Danzel langsung menutup matanya. Dia tidak mampu menahan diri atas hal-hal seperti ini. Sementara itu, Meghan bisa merasakan sensasi dingin di punggungnya dan segera duduk tegak. Dia segera mengambil kemeja di atas ranjang dan mengenakannya. Namun, setelah itu dia baru menyadari bahwa itu adalah pakaian Danzel.Pikirannya lagi-lagi menjadi kacau, tetapi ini lebih baik daripada tidak mengenakan pakaian sama sekali. Apa yang tidak diketa
Tendangan Meghan sangat kuat, tetapi tenaganya tidak cukup untuk menjatuhkan Danzel. Sebab, dia sendiri juga merasa sedikit tidak tega. Selain itu, tubuhnya juga belum pulih sepenuhnya setelah melalui malam yang melelahkan.Faktanya, Danzel sengaja menjatuhkan dirinya ke bawah ranjang untuk menyenangkan hati Meghan yang sedang marah. Segalanya terjadi begitu tiba-tiba. Danzel merasa tidak nyaman, juga merasa bersalah kepada Meghan.Tidak perlu membahas soal obat, tindakannya ini bukanlah memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan, melainkan upaya penyelamatan. Secara teori memang benar seperti itu, tetapi karena perasaan suka dan peduli, ada ketegangan di dalam hati masing-masing.Itu sebabnya, pertanyaan barusan sengaja dilontarkan oleh Danzel supaya mereka bisa meluruskan segalanya dan membuka hati satu sama lain. Hanya saja, dia tidak menyangka bahwa ketika jatuh dari ranjang, Meghan yang duduk di atas malah menunjukkan tatapan penuh kasih sayang. Di momen itu, segala sesuatu terasa s
Leona melontarkannya tanpa ragu sedikit pun. Dia sudah sering berlatih dalam hatinya supaya bisa terlihat sempurna. Ketika berbicara, dia bahkan bersandar pada tubuh Raymond sembari tersenyum manis."Oh, begitu? Kalian benar-benar berjodoh," sahut Meghan dengan tidak acuh. Dia menyesap tehnya, lalu menyingkirkan berbagai pikiran dalam benaknya.Faktanya, Meghan datang mengunjungi Raymond hanya untuk menanyakan ini. Jawaban Leona yang terkesan begitu lancar pun membuat Meghan seketika tidak bisa berkata-kata.Kedengarannya memang masuk akal, tetapi apa benar seperti itu? Meghan pun merasa ada yang aneh. Namun, topik pembicaraan seketika berubah. Meghan dan Raymond mulai membicarakan tentang musik.Tidak berselang lama, Danzel dan Meghan pun bangkit dan berpamitan untuk pulang. Raymond yang berdiri di halaman untuk mengantar keduanya keluar perlahan-lahan menunjukkan ekspresi dingin. Kemudian, dia menatap Leona sambil mengejek, "Ternyata, kamu pintar sekali dalam menipu."Ketika melihat
Para media tidak mungkin melewatkan kabar mengejutkan ini. Pada dasarnya, vila Raymond sangat terbuka sehingga reporter bisa memotret dengan bebas. Raymond tentu mengetahuinya, tetapi dia tidak keberatan. Makin media memperhatikan, maka orang-orang akan makin memercayainya.Jadi, Raymond sengaja membawa Leona pergi jalan-jalan supaya para reporter bisa memotretnya. Begitu keluar, Leona langsung bersandar di bahu Raymond, bahkan keduanya bergandengan dengan mesra.Namun, begitu masuk ke mobil, ekspresi Raymond seketika menjadi dingin dan jijik. Di sisi lain, Leona memandang ke luar jendela menatap semua kamera reporter. Dia bahkan tidak tahu harus bagaimana menjelaskan perasaan ini.Leona menoleh dan bertanya, "Kamu mau bawa aku ke mana?"Raymond memejamkan matanya, lalu menjawab dengan tidak acuh, "Nggak usah banyak tanya."Leona mengepalkan tangan karena merasa kesal dirinya dikendalikan oleh seseorang. Tatapannya pun dipenuhi kebencian.Sekitar 20 menit kemudian, mobil berhenti di se
Begitu mendengarnya, Leona tertegun sesaat. Kemudian, dia mendapati tatapan nakal Raymond dan para wanita di ruang privat ini. Seketika, Leona pun merasa dirinya tengah dipermalukan.Namun, jika gagal membujuk Raymond, Leona tidak ada cara lagi untuk bersaing dengan Meghan. Setelah memikirkan ini, Leona memejamkan mata dan mengesampingkan harga dirinya. Dia segera menerima gelas di tangan Raymond.Dengan diiringi sorakan di sekitar, Leona akhirnya meneguk habis anggur tersebut. Ketika meletakkan gelas itu kembali, Raymond malah tiba-tiba meraih pergelangan tangannya. Leona seketika terduduk di sofa, bahkan tidak berani bersuara meskipun tangannya sakit."Kenapa mencariku?" tanya Raymond.Leona mengernyit saat mencium bau alkohol di sekujur tubuh Raymond. Dia menjawab dengan nada kesal, "Tentu saja untuk bekerja sama."Mendengar ini, Raymond tampak merenung selama beberapa detik. Kemudian, dia mengangguk dan menyahut, "Boleh saja kalau mau kerja sama, tapi kamu harus tidur denganku sema
Monica telah mendengar tentang kepulangan Raymond. Dia tentu tahu bahwa Leona diancam oleh pria ini. Awalnya, Monica mengira Leona telah membuat persiapan matang sehingga tidak akan ada masalah yang terjadi.Tanpa diduga, Meghan malah baik-baik saja, justru Leona yang jatuh sakit dan menolak untuk bertemu dengan siapa pun. Meskipun Monica tidak mengetahui detailnya, dia tahu bahwa dirinya pasti akan terkena masalah sebentar lagi.Setelah memikirkan kemungkinan ini, Monica pun ketakutan hingga bersembunyi di kamarnya. Saat ini, Efendy masuk dan menghela napas melihat penampilan pucat Monica.Efendy tentu tahu seberapa hebat metode yang dimiliki Meghan. Itu sebabnya, dia sempat menolak rencana yang disusun oleh Leona. Jika mereka bernasib baik, reputasi Meghan pasti akan hancur. Jika mereka bernasib buruk, akibat yang harus ditanggung sungguh tak terbayangkan.Akan tetapi, tidak ada gunanya lagi membahas semua ini. Bagaimanapun, Monica adalah putrinya. Efendy tidak tega untuk menyalahkan
Saat ini, ada sedikit cahaya yang memasuki ruangan sehingga Leona bisa melihat wajah Raymond dengan jelas. Begitu melihatnya, Leona sampai lupa untuk batuk.Setelah kerja sama waktu itu, Raymond langsung pergi ke luar negeri sehingga keduanya tidak pernah berjumpa lagi.Saat ini, Raymond justru berdiri tepat di hadapannya. Leona bisa terbunuh kapan saja tadi. Raymond menatapnya dengan tatapan menghina. Matanya yang merah dan auranya yang kuat membuat Leona bergidik ngeri.Leona sampai mengalihkan pandangannya ke tempat lain karena tidak berani menatap Raymond. Ketika tersadar dari keterkejutannya, dia baru menyadari bahwa Raymond sudah pergi. Namun, pintu yang terbuka lebar seolah-olah sedang memberi tahu Leona bahwa dia tidak sedang berhalusinasi.Beberapa jam kemudian, kantor polisi tempat Meghan dikurung tiba-tiba mendapatkan sebuah paket anonim. Begitu dibuka, hanya terlihat sebuah alat perekam suara. Setelah ditekan, terdengar pula percakapan antara 2 orang.Berdasarkan catatan da
"Apa yang terjadi?" Hanya dalam beberapa detik, mata Danzel sudah memerah. Dia memegang ponselnya dengan ekspresi garang.Remy yang berdiri di samping tidak tahu apa yang terjadi, tetapi dia tahu siapa yang terkena masalah. Bagaimanapun, hanya Meghan yang bisa membuat Danzel seemosional ini."Semuanya, kita akhiri rapat ini dulu," ujar Remy. Semua orang pun saling bertatapan sebelum berdiri dan keluar.Di sisi lain, Danzel hampir menggila setelah mendengar penjelasan Winda. Dia mengakhiri panggilan, lalu menatap Remy dan menginstruksi, "Batalkan semua rapat dan pertemuan sore ini, cepat panggil pengacara kemari!"Begitu mendengar kata pengacara, Remy tidak berani menunda sedikit pun. Dia segera keluar untuk menghubungi pengacara.Setengah jam kemudian, Danzel membawa pengacara ke kantor polisi tempat Meghan berada. Karena baru penyelidikan, Meghan hanya ditempatkan di sebuah ruang interogasi.Sesuai aturan, seharusnya tidak boleh ada yang mengunjungi Meghan. Akan tetapi, para polisi ti
Kebenaran terungkap begitu cepat, padahal berita tersebut belum beredar selama sehari. Para netizen benar-benar terkejut dengan perselisihan besar Keluarga Oswald ini, juga mengagumi kinerja Meghan yang begitu cepat.Sementara itu, di sebuah apartemen, Leona mendengus dingin setelah mendengar rekaman suara yang tersebar di internet. "Cih, Monica ini memang nggak berguna."Leona sungguh berang saat teringat pada Monica yang berjanji akan mengurus masalah ini dengan baik. Namun, beberapa saat kemudian, dia terkekeh-kekeh sinis.Untungnya, Leona sudah menyiapkan rencana cadangan. Setelah mengalami beberapa hal, dia sudah mengetahui kehebatan Meghan.Jadi, setelah berita tersebut dirilis, Leona pun memasang CCTV di depan apartemen Monica. Selain itu, CCTV ini terhubung langsung dengan komputernya. Sesudah mencari rekaman hari itu, semuanya pun terlihat dengan jelas.Terlihat Meghan yang membawa Winda menerobos masuk ke apartemen Monica. Larut malamnya, terlihat pula Monica yang pulang dala
Jika dibandingkan dengan beberapa kemungkinan yang belum pasti, semua orang tentu akan mempertimbangkan ancaman terang-terangan di depan mereka. Jelas, Axel merasa takut dengan desakan Meghan ini.Dengan tubuh yang gemetaran, Axel mengeluarkan ponsel dari sakunya dan membuka email yang diterimanya sebelumnya. Dia berucap, "Ini email-nya. Tapi, aku nggak tahu siapa pengirimnya karena anonim. Apa aku sudah boleh pergi?"Meghan tidak sempat memedulikan hal lain lagi sekarang. Setelah mencatat alamat email tersebut, dia langsung mengirimkannya kepada Bayangan.Beberapa menit kemudian, Meghan menerima sebuah alamat spesifik. Ada juga informasi tentang penyewaan rumah tersebut. Jelas, orang itu tidak benar-benar tinggal di sana.Sesudah memastikan lokasinya, Meghan menutup ponselnya dan berniat keluar. Akan tetapi, Danzel segera menghalanginya dan berkata, "Aku akan menemanimu.""Kamu khawatir aku tidak bisa berpikir dengan jernih?" tanya Meghan sembari tersenyum sinis saat melihat ekspresi
Begitu melihat berita yang tersebar di internet, Danzel langsung meninggalkan ruang kantornya tanpa sempat memedulikan hal lain. Perasaannya sungguh kacau sampai-sampai dia tidak bisa berpikir dengan jernih lagi.Danzel tidak pernah peduli dengan latar belakang Meghan. Menurutnya, tidak ada yang perlu ditanyakan dalam hal ini. Jika Meghan ingin menceritakannya, Danzel tentu akan mendengarkannya. Jika tidak, Danzel juga tidak keberatan karena dia tidak peduli.Jadi, begitu melihat berita tersebut, Danzel tanpa sadar berpikiran bahwa kenyataannya memang seperti itu. Setelah melihat wajah Meghan yang pucat dan dipenuhi amarah, hati Danzel terasa sakit. Tanpa memedulikan orang lain di ruang rapat, Danzel langsung maju untuk memeluknya."Istriku, jangan takut, masih ada aku di sini ...." Danzel tidak pintar menggombal. Namun, perkataan seperti ini justru membuat Meghan merasa lebih tenang.Tercium aroma tubuh Danzel yang wangi. Meghan memejamkan matanya dan menarik napas dalam-dalam sebelum