Mendengar perkataan itu, Danzel tertawa. Bukan tertawa sinis, tetapi benar-benar tertawa.Bahkan Avril sendiri juga tidak menyangka Danzel akan tersenyum dengan begitu lembut setelah mendengar ucapannya. Dalam sekejap, Avril juga tidak peduli dengan martabatnya lagi dan melihat mata Danzel yang terlihat lebih indah daripada sebelumnya. Dia sendiri juga merasakan pipinya tiba-tiba menjadi panas. Namun, dia tidak tahu ternyata senyuman Danzel itu bukan karena dirinya.Danzel tiba-tiba teringat dengan Meghan dan semua prestasinya. Mengapa dia tidak pernah mendengar gadis yang dikelilingi begitu banyak prestasi itu berbicara seperti ini dengannya?Sejak awal, pikiran Danzel memang tidak fokus di pesta ini. Begitu teringat dengan Meghan, dia lebih tidak memiliki alasan untuk tetap berada di sini lagi. Setelah menyelesaikan setengah cangkir sampanye itu, dia berdiri dan bersiap-siap untuk pergi. Namun, tangan Avril segera menghentikannya."Kak Danzel, kamu mau ke mana?"Perasaan Avril yang t
Setelah tiba di apartemen Leona, Avril langsung berbaring di sofa dan hampir saja menangis."Apa yang terjadi? Siapa yang menyakitimu?""Siapa lagi yang bisa menyakitiku kalau bukan Danzel?"Mendengar nama Danzel, senyuman di wajah Leona menjadi kaku sejenak, lalu ekspresinya kembali seperti semula lagi."Ada apa? Kenapa Danzel bisa menyakitimu?"Mendengar perkataan itu, Avril mengambil selembar tisu dari meja dan menyeka air mata di sudut mata yang hampir mengalir. Kemudian, dia melihat ke arah Leona dan mulai menceritakan segala sesuatu yang terjadi di pesta tadi. Dari nada bicaranya, terdengar sangat jelas dia gagal mendapatkan cintanya Danzel dan perasaannya telah tumbuh menjadi kebencian.Menyadari hal itu, Leona diam-diam tertawa di dalam hatinya, lalu duduk di samping Avril dengan ekspresi tidak puas. "Nona Avril, aku ceritakan sebuah cerita padamu."Avril memandang bingung ke arah Leona dan tidak berbicara sebagai isyarat menyetujuinya.Sementara itu, Leona mulai berbicara tent
Wesley mengangguk, lalu melihat Meghan tiba-tiba tersenyum. Senyuman Meghan terlihat sangat indah, tetapi Wesley sangat mengenal bosnya, pasti ada sesuatu yang direncanakan di balik senyuman itu.Sesuai dugaan, Meghan memainkan pulpen dengan jari-jarinya dan seolah-olah sedang memikirkan sesuatu, lalu berbicara, "Katakan pada Presdir kontrak ini. Aku bersedia berinvestasi, tapi ada syarat tambahannya."Melihat senyuman di wajah Meghan, Wesley hampir saja berkeringat dingin. Dia hanya berharap bosnya tidak akan mempermainkan mereka terlalu kejam."Syaratnya adalah aku ikut dengan acara ragam ini."Mendengar jawaban itu, Wesley merasa lega, tetapi dia juga harus tetap waspada. "Baik, aku akan menghubungi bos ini sekarang."Setelah kembali ke kantornya, Wesley segera menelepon kontak bisnis perusahaan itu dan hasilnya, mereka langsung menyetujui persyaratannya. "Tentu saja bisa! Ini adalah suatu kehormatan bagi kami!"Saat ini, tidak ada orang lain yang memiliki popularitas sebesar Meghan
Meghan tidak suka membuat kehebohan. Baginya, akan lebih baik jika tim produksi tidak pernah memfilmkannya. Beberapa menit kemudian, tim produksi belum datang, tetapi Avril sudah datang."Nona Meghan, lama nggak berjumpa," ucap Avril dengan berpura-pura sopan karena banyak kamera yang menyorot. Tingkahnya ini membuat Meghan seketika mengernyit."Nona Meghan ...," panggil Avril lagi. Meghan menghela napas dalam hati, lalu baru membuka mata. Kenapa sulit sekali baginya untuk beristirahat?"Apa ada urusan?" tanya Meghan dengan eskpresi tidak acuh. Melihat ini, Avril tentu geram hingga menggertakkan giginya.Namun, Avril tidak berani memperlihatkan sifat aslinya di depan kamera. Dia menyahut dengan manis, "Sebenarnya, aku nggak nyangka kamu akan hadir dalam acara ini. Aku hanya ingin menyarankanmu untuk memahami diri sendiri lebih dalam."Para netizen mungkin merasa ucapan Avril ini adalah sebuah bentuk perhatian. Lagi pula, Meghan bukan dari industri hiburan sehingga tidak terlalu paham t
Setelah masuk lift dan menekan nomor lantai yang ada pada kartu kamar, Meghan dan Danzel sama sekali tidak mengobrol. Beberapa menit kemudian, keduanya sama-sama memasuki kamar.Begitu mendengar pintu kamar tertutup, Meghan baru berbalik dan berkata, "Aku tidak sangka kamu juga akan datang. Kalau begitu, mari kita bekerja sama!"Danzel seketika bersemangat mendengarnya. Tanpa diduga, Meghan tiba-tiba melanjutkan, "Sesudah acara ini berakhir nanti, kita berpisah secara baik-baik."Berpisah? Jantung Danzel seketika berdetak kencang. Perpisahan seperti ini terlalu berat baginya. Dia teringat pada sikap Meghan yang menjadi agak dingin, tidak seperti saat mereka baru pulang dari luar negeri.Hati Danzel tiba-tiba terasa sakit. Dia tidak bisa menahan diri untuk maju dan meraih tangan Meghan, tetapi wanita ini malah menghindar dan berkata, "Tuan Danzel, jaga jarakmu."Danzel mengernyit saat melihat tingkah Meghan ini. Dia tahu bahwa mereka berdua harus berbicara baik-baik setelah acara ini be
Avril sangat senang melihat Meghan yang sibuk menawar harga. Ketika melirik Danzel yang berdiri di samping, jantungnya seketika berdebar-debar. Ketika berkenalan dengan Ryan dulu, dia merasa pria ini sangat berkelas, apalagi penyanyi hanya salah satu identitasnya.Selain itu, berbagai aspek yang dimiliki Ryan bahkan melampaui kebanyakan orang di industri hiburan. Wajar jika Avril menyukainya dan ingin mendapatkannya.Namun, begitu melihat Danzel, Avril langsung tidak memiliki ketertarikan dengan Ryan. Meskipun dia kesal dengan keributan yang terjadi di ulang tahun ayahnya, semua itu karena dia ingin mendapatkan Danzel.Jadi, acara ini adalah waktu yang paling tepat baginya untuk membuktikan bahwa dirinya lebih hebat dari Meghan. Benar, dia ingin menjatuhkan Meghan.Setelah bertahun-tahun berkecimpung di industri hiburan, Avril telah mempelajari banyak hal. Bisa dibilang bahwa kemampuannya sangat luar biasa. Sayangnya, dia lupa bahwa lawannya ini berbeda dengan orang-orang yang biasanya
Ketika melihat uang receh di tangannya, Danzel termangu sesaat sebelum menghitungnya. Setelah itu, dia berkata, "Kita masih punya 80 ribu."Danzel berusaha supaya raut wajahnya tidak terlihat terlalu terkejut. Dia benar-benar tidak mengerti bagaimana cara Meghan melakukan semua ini."Ya, kalau bukan karena dikejar waktu, kita bisa menghemat lebih banyak uang," ujar Meghan dengan sorot mata agak bangga.Meskipun Meghan tidak pernah pergi ke pasar lagi, dia sudah mempelajari teknik tawar-menawar ini sejak kecil. Dia sering datang ke pasar bersama ibunya sehingga tahu bagaimana cara menawar harga. Sejujurnya, Meghan sangat menyukai suasana di pasar. Dia merasa jarak antara manusia sangat dekat di sini.Mereka akhirnya tiba di hotel. Tim produksi telah mempersiapkan dapur terbuka di halaman belakang hotel. Pertama supaya tidak mengganggu operasi normal hotel, kedua supaya mendapatkan hasil yang lebih baik.Danzel dan Meghan adalah orang pertama yang tiba. Mereka mengikuti panduan staf, lal
Ketika menjadi sekretaris Danzel, Leona sering membuat camilan untuk menyenangkannya. Akan tetapi, itu semua hanya camilan mudah yang bisa dikuasai dengan menonton tutorial kecil.Selain itu, Danzel tidak pernah memuji setelah mencicipinya. Jika Leona membuat camilan sederhana dan tidak lezat, bukankah dia akan mempermalukan dirinya sendiri?Ketika memikirkan ini, Leona pun menggertakkan giginya dan melirik Meghan yang sibuk memasak di sampingnya."Nona Meghan ...," panggil Leona dengan lembut. Meghan tentu terkejut mendengarnya.Meghan menoleh dan menatapnya dengan jijik, lalu bertanya, "Kenapa?""Aku tahu Nona Meghan sangat pintar memasak. Aku kurang pintar membuat makanan penutup, apa kamu bisa mengajariku?" balas Leona dengan sopan.Meghan hampir tergelak mendengarnya. Wanita ini benar-benar ingin menjaga harga dirinya. Netizen yang tidak tahu mungkin akan mengira dia sangat pintar memasak.Meghan tidak ingin membuat acara ini kacau balau. Ketika melihat raut wajah sutradara yang p
Leona melontarkannya tanpa ragu sedikit pun. Dia sudah sering berlatih dalam hatinya supaya bisa terlihat sempurna. Ketika berbicara, dia bahkan bersandar pada tubuh Raymond sembari tersenyum manis."Oh, begitu? Kalian benar-benar berjodoh," sahut Meghan dengan tidak acuh. Dia menyesap tehnya, lalu menyingkirkan berbagai pikiran dalam benaknya.Faktanya, Meghan datang mengunjungi Raymond hanya untuk menanyakan ini. Jawaban Leona yang terkesan begitu lancar pun membuat Meghan seketika tidak bisa berkata-kata.Kedengarannya memang masuk akal, tetapi apa benar seperti itu? Meghan pun merasa ada yang aneh. Namun, topik pembicaraan seketika berubah. Meghan dan Raymond mulai membicarakan tentang musik.Tidak berselang lama, Danzel dan Meghan pun bangkit dan berpamitan untuk pulang. Raymond yang berdiri di halaman untuk mengantar keduanya keluar perlahan-lahan menunjukkan ekspresi dingin. Kemudian, dia menatap Leona sambil mengejek, "Ternyata, kamu pintar sekali dalam menipu."Ketika melihat
Para media tidak mungkin melewatkan kabar mengejutkan ini. Pada dasarnya, vila Raymond sangat terbuka sehingga reporter bisa memotret dengan bebas. Raymond tentu mengetahuinya, tetapi dia tidak keberatan. Makin media memperhatikan, maka orang-orang akan makin memercayainya.Jadi, Raymond sengaja membawa Leona pergi jalan-jalan supaya para reporter bisa memotretnya. Begitu keluar, Leona langsung bersandar di bahu Raymond, bahkan keduanya bergandengan dengan mesra.Namun, begitu masuk ke mobil, ekspresi Raymond seketika menjadi dingin dan jijik. Di sisi lain, Leona memandang ke luar jendela menatap semua kamera reporter. Dia bahkan tidak tahu harus bagaimana menjelaskan perasaan ini.Leona menoleh dan bertanya, "Kamu mau bawa aku ke mana?"Raymond memejamkan matanya, lalu menjawab dengan tidak acuh, "Nggak usah banyak tanya."Leona mengepalkan tangan karena merasa kesal dirinya dikendalikan oleh seseorang. Tatapannya pun dipenuhi kebencian.Sekitar 20 menit kemudian, mobil berhenti di se
Begitu mendengarnya, Leona tertegun sesaat. Kemudian, dia mendapati tatapan nakal Raymond dan para wanita di ruang privat ini. Seketika, Leona pun merasa dirinya tengah dipermalukan.Namun, jika gagal membujuk Raymond, Leona tidak ada cara lagi untuk bersaing dengan Meghan. Setelah memikirkan ini, Leona memejamkan mata dan mengesampingkan harga dirinya. Dia segera menerima gelas di tangan Raymond.Dengan diiringi sorakan di sekitar, Leona akhirnya meneguk habis anggur tersebut. Ketika meletakkan gelas itu kembali, Raymond malah tiba-tiba meraih pergelangan tangannya. Leona seketika terduduk di sofa, bahkan tidak berani bersuara meskipun tangannya sakit."Kenapa mencariku?" tanya Raymond.Leona mengernyit saat mencium bau alkohol di sekujur tubuh Raymond. Dia menjawab dengan nada kesal, "Tentu saja untuk bekerja sama."Mendengar ini, Raymond tampak merenung selama beberapa detik. Kemudian, dia mengangguk dan menyahut, "Boleh saja kalau mau kerja sama, tapi kamu harus tidur denganku sema
Monica telah mendengar tentang kepulangan Raymond. Dia tentu tahu bahwa Leona diancam oleh pria ini. Awalnya, Monica mengira Leona telah membuat persiapan matang sehingga tidak akan ada masalah yang terjadi.Tanpa diduga, Meghan malah baik-baik saja, justru Leona yang jatuh sakit dan menolak untuk bertemu dengan siapa pun. Meskipun Monica tidak mengetahui detailnya, dia tahu bahwa dirinya pasti akan terkena masalah sebentar lagi.Setelah memikirkan kemungkinan ini, Monica pun ketakutan hingga bersembunyi di kamarnya. Saat ini, Efendy masuk dan menghela napas melihat penampilan pucat Monica.Efendy tentu tahu seberapa hebat metode yang dimiliki Meghan. Itu sebabnya, dia sempat menolak rencana yang disusun oleh Leona. Jika mereka bernasib baik, reputasi Meghan pasti akan hancur. Jika mereka bernasib buruk, akibat yang harus ditanggung sungguh tak terbayangkan.Akan tetapi, tidak ada gunanya lagi membahas semua ini. Bagaimanapun, Monica adalah putrinya. Efendy tidak tega untuk menyalahkan
Saat ini, ada sedikit cahaya yang memasuki ruangan sehingga Leona bisa melihat wajah Raymond dengan jelas. Begitu melihatnya, Leona sampai lupa untuk batuk.Setelah kerja sama waktu itu, Raymond langsung pergi ke luar negeri sehingga keduanya tidak pernah berjumpa lagi.Saat ini, Raymond justru berdiri tepat di hadapannya. Leona bisa terbunuh kapan saja tadi. Raymond menatapnya dengan tatapan menghina. Matanya yang merah dan auranya yang kuat membuat Leona bergidik ngeri.Leona sampai mengalihkan pandangannya ke tempat lain karena tidak berani menatap Raymond. Ketika tersadar dari keterkejutannya, dia baru menyadari bahwa Raymond sudah pergi. Namun, pintu yang terbuka lebar seolah-olah sedang memberi tahu Leona bahwa dia tidak sedang berhalusinasi.Beberapa jam kemudian, kantor polisi tempat Meghan dikurung tiba-tiba mendapatkan sebuah paket anonim. Begitu dibuka, hanya terlihat sebuah alat perekam suara. Setelah ditekan, terdengar pula percakapan antara 2 orang.Berdasarkan catatan da
"Apa yang terjadi?" Hanya dalam beberapa detik, mata Danzel sudah memerah. Dia memegang ponselnya dengan ekspresi garang.Remy yang berdiri di samping tidak tahu apa yang terjadi, tetapi dia tahu siapa yang terkena masalah. Bagaimanapun, hanya Meghan yang bisa membuat Danzel seemosional ini."Semuanya, kita akhiri rapat ini dulu," ujar Remy. Semua orang pun saling bertatapan sebelum berdiri dan keluar.Di sisi lain, Danzel hampir menggila setelah mendengar penjelasan Winda. Dia mengakhiri panggilan, lalu menatap Remy dan menginstruksi, "Batalkan semua rapat dan pertemuan sore ini, cepat panggil pengacara kemari!"Begitu mendengar kata pengacara, Remy tidak berani menunda sedikit pun. Dia segera keluar untuk menghubungi pengacara.Setengah jam kemudian, Danzel membawa pengacara ke kantor polisi tempat Meghan berada. Karena baru penyelidikan, Meghan hanya ditempatkan di sebuah ruang interogasi.Sesuai aturan, seharusnya tidak boleh ada yang mengunjungi Meghan. Akan tetapi, para polisi ti
Kebenaran terungkap begitu cepat, padahal berita tersebut belum beredar selama sehari. Para netizen benar-benar terkejut dengan perselisihan besar Keluarga Oswald ini, juga mengagumi kinerja Meghan yang begitu cepat.Sementara itu, di sebuah apartemen, Leona mendengus dingin setelah mendengar rekaman suara yang tersebar di internet. "Cih, Monica ini memang nggak berguna."Leona sungguh berang saat teringat pada Monica yang berjanji akan mengurus masalah ini dengan baik. Namun, beberapa saat kemudian, dia terkekeh-kekeh sinis.Untungnya, Leona sudah menyiapkan rencana cadangan. Setelah mengalami beberapa hal, dia sudah mengetahui kehebatan Meghan.Jadi, setelah berita tersebut dirilis, Leona pun memasang CCTV di depan apartemen Monica. Selain itu, CCTV ini terhubung langsung dengan komputernya. Sesudah mencari rekaman hari itu, semuanya pun terlihat dengan jelas.Terlihat Meghan yang membawa Winda menerobos masuk ke apartemen Monica. Larut malamnya, terlihat pula Monica yang pulang dala
Jika dibandingkan dengan beberapa kemungkinan yang belum pasti, semua orang tentu akan mempertimbangkan ancaman terang-terangan di depan mereka. Jelas, Axel merasa takut dengan desakan Meghan ini.Dengan tubuh yang gemetaran, Axel mengeluarkan ponsel dari sakunya dan membuka email yang diterimanya sebelumnya. Dia berucap, "Ini email-nya. Tapi, aku nggak tahu siapa pengirimnya karena anonim. Apa aku sudah boleh pergi?"Meghan tidak sempat memedulikan hal lain lagi sekarang. Setelah mencatat alamat email tersebut, dia langsung mengirimkannya kepada Bayangan.Beberapa menit kemudian, Meghan menerima sebuah alamat spesifik. Ada juga informasi tentang penyewaan rumah tersebut. Jelas, orang itu tidak benar-benar tinggal di sana.Sesudah memastikan lokasinya, Meghan menutup ponselnya dan berniat keluar. Akan tetapi, Danzel segera menghalanginya dan berkata, "Aku akan menemanimu.""Kamu khawatir aku tidak bisa berpikir dengan jernih?" tanya Meghan sembari tersenyum sinis saat melihat ekspresi
Begitu melihat berita yang tersebar di internet, Danzel langsung meninggalkan ruang kantornya tanpa sempat memedulikan hal lain. Perasaannya sungguh kacau sampai-sampai dia tidak bisa berpikir dengan jernih lagi.Danzel tidak pernah peduli dengan latar belakang Meghan. Menurutnya, tidak ada yang perlu ditanyakan dalam hal ini. Jika Meghan ingin menceritakannya, Danzel tentu akan mendengarkannya. Jika tidak, Danzel juga tidak keberatan karena dia tidak peduli.Jadi, begitu melihat berita tersebut, Danzel tanpa sadar berpikiran bahwa kenyataannya memang seperti itu. Setelah melihat wajah Meghan yang pucat dan dipenuhi amarah, hati Danzel terasa sakit. Tanpa memedulikan orang lain di ruang rapat, Danzel langsung maju untuk memeluknya."Istriku, jangan takut, masih ada aku di sini ...." Danzel tidak pintar menggombal. Namun, perkataan seperti ini justru membuat Meghan merasa lebih tenang.Tercium aroma tubuh Danzel yang wangi. Meghan memejamkan matanya dan menarik napas dalam-dalam sebelum