Sejak makian merajalela di internet, Ryan sudah sangat bersabar. Di satu sisi, dia mengkhawatirkan Meghan yang dicela habis-habisan. Di sisi lain, dia benar-benar gusar dengan tantangan Danzel yang begitu terang-terangan.Selama beberapa waktu ini, Ryan terus membuka akun sosmednya dan ingin mengunggah sesuatu untuk melawan. Namun, dia memilih untuk menanyakannya kepada Meghan dahulu. Ryan berkata, "Meghan, jangan hiraukan komentar-komentar di internet itu. Aku akan mengklarifikasinya nanti."Ketika mendengar ucapan Ryan ini, Meghan awalnya merasa cukup terhibur. Namun, Ryan tiba-tiba meneruskan, "Sebenarnya aku kurang paham, kenapa Pak Danzel memperburuk posisimu."Meghan yang duduk santai di sofa seketika termangu mendengarnya. Maksud Ryan, semua kekacauan ini disebabkan oleh Danzel? Entah mengapa, Meghan merasa kurang nyaman mendengarnya."Ryan, masalah ini tidak ada hubungan dengan Tuan Danzel. Dia hanya mengungkapkan fakta," ucap Meghan.Mendengar ini, Ryan sontak menggenggam pons
"Leona, berani sekali kamu!" bentak Ryan. Ucapan Leona ini sudah melanggar batas toleransinya.Ketika mendengar bentakan Ryan ini, Leona tanpa sadar menelan ludahnya. Untuk saat ini, dia tidak bisa hidup tanpa sokongan Ryan, apalagi belum mengetahui latar belakang pria ini. Jika menyinggung Ryan, dia bukan hanya akan kehilangan sokongan, tetapi keselamatannya mungkin akan terancam.Leona menunduk memainkan kukunya, lalu segera mengubah nada bicaranya. "Ryan, gimana kalau aku membantumu mendapatkan Meghan?""Apa? Memangnya kamu sanggup?" Harus diakui bahwa Ryan sangat bersemangat saat mendengar ini. Dia menyukai Meghan bertahun-tahun, selalu berharap mereka berdua bisa bersama. Perkataan Leona ini tentu terdengar sangat menggiurkan baginya."Tentu saja, tapi aku punya 1 permintaan, yaitu kamu nggak perlu ikut campur," sahut Leona. Ketika mendengar ini, Ryan terdiam selama beberapa menit.Leona tahu bahwa Ryan merasa ragu sehingga tidak mendesaknya. Beberapa saat kemudian, Leona justru d
Tidak ada yang menyangka Ryan akan tiba-tiba melakukan hal seperti ini. Di satu sisi, dia mengklarifikasi dirinya tidak merayu istri orang. Di sisi lain, dia membela Meghan mengatakan semuanya hanyalah tuduhan palsu. Dengan cara ini, barulah keributan di internet agak mereda. Dari luar, situasinya memang terlihat sudah damai. Namun di belakang layar, orang-orang masih merasa marah dan bersiap untuk bertempur kapan saja.Di antara semuanya, orang yang paling peduli dan terkejut dengan tindakan Ryan adalah Danzel. Dia tidak tahu dari mana Ryan mendapatkan semua bukti ini dan dia sangat kesal dengan cara Ryan yang menyatakan hal ini dengan begitu tegas. Hubungannya dengan Meghan baik-baik saja selama ini, tetapi orang ini tiba-tiba masuk di tengah hubungan mereka dengan percaya diri.Danzel sebenarnya memiliki sebuah perasaan yang sangat impulsif. Sangat mudah baginya untuk mengungkapkan kebohongan dari perjanjian perceraian palsu itu. Namun selama beberapa hari ini, dia telah melihat sem
Belum lama berita itu diumumkan, Avril melihatnya dengan penuh kecemburuan. Saat melihat video Danzel berkata dia sedang mendekati Meghan, Avril langsung menghancurkan ponselnya. Wajah yang sebenarnya terlihat cantik langsung menjadi sangat menakutkan, perasaan cemburu dan bencinya terhadap Meghan langsung memuncak.Sebenarnya, Danzel bukan orang asing bagi Avril, bahkan bisa dibilang sangat akrab. Meskipun telah lama berada di industri hiburan, pria yang dia sukai terus-menerus berganti. Namun, perasaannya kepada Danzel memang benar-benar berbeda.Avril sudah menyukai Danzel selama bertahun-tahun, bisa dibilang pria ini sudah ada di hatinya sejak dia masih kecil. Dia berasal dari keluarga berada yang tidak jauh berbeda dibandingkan dengan Keluarga Lewis. Saat keduanya masih kecil, keluarga mereka tinggal di area vila yang sama dan orang tua mereka juga saling kenal.Melihat ponselnya yang hancur berkeping-keping, Avril diam-diam menggertakkan giginya, lalu memerintahkan manajernya unt
"Kak Danzel, nggak nyangka kamu benar-benar datang. Saat Ayah beri tahu aku kemarin, aku masih nggak berani percaya." Saat ini, ekspresi Avril terlihat sangat malu-malu. Orang lain mungkin akan mengira dia adalah gadis rumahan yang pemalu.Danzel menganggukkan kepalanya dengan lembut sebagai etiket baik dan langsung mengakhiri pembicaraan mereka.Barney yang berdiri di samping melihat interaksi keduanya, menjadi semakin yakin Avril dan Danzel adalah pasangan yang serasi. Dia mengelus tangannya dengan gugup, lalu berbicara sambil tersenyum, "Danzel, Avril sudah dewasa, tapi nggak pernah memikirkan pernikahan. Paman tahu kamu juga sudah bercerai."Danzel yang awalnya ekspresinya datar, begitu mendengar perkataan itu, alisnya tiba-tiba berkedut."Kamu lihat saja kita sudah menjadi tetangga selama bertahun-tahun. Nenekmu dan ibunya Avril juga teman baik, jadi ....""Ayah, apa yang Ayah katakan!"Sebelum Barney sempat menyelesaikan perkataannya, Avril sudah menyelanya dengan malu-malu. Avri
Mendengar perkataan itu, Danzel melirik Avril sekilas, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Barney. Kata-kata yang hampir saja keluar dari mulutnya, akhirnya ditahan kembali. Bagaimanapun, ini adalah pesta ulang tahun Barney. Setidaknya Danzel harus menghormatinya.Jari Danzel mengetuk gelas dengan lembut dan nada suaranya tenggelam dalam keramaian pesta, "Asistenku akan datang menjemputku. Nona Avril tidak usah segan."Yang satunya mengundang dengan maksud yang jelas, yang satunya lagi menolak dengan halus. Sebagai orang dewasa, mereka sama-sama mengerti maksud di balik ucapan ini. Barney yang duduk di samping ingin membantu putrinya, tetapi sebagai tokoh utama pesta ini, dia pun ditarik pergi oleh orang lain.Meja yang diatur untuk Danzel adalah tempat orang-orang yang akrab dengan Keluarga Barber dan semuanya adalah senior. Melihat anak muda yang saling merayu, mereka semua juga mengerti dan satu per satu meninggalkan meja itu. Akhirnya, hanya tersisa Danzel dan Avril di meja itu.
Mendengar perkataan itu, Danzel tertawa. Bukan tertawa sinis, tetapi benar-benar tertawa.Bahkan Avril sendiri juga tidak menyangka Danzel akan tersenyum dengan begitu lembut setelah mendengar ucapannya. Dalam sekejap, Avril juga tidak peduli dengan martabatnya lagi dan melihat mata Danzel yang terlihat lebih indah daripada sebelumnya. Dia sendiri juga merasakan pipinya tiba-tiba menjadi panas. Namun, dia tidak tahu ternyata senyuman Danzel itu bukan karena dirinya.Danzel tiba-tiba teringat dengan Meghan dan semua prestasinya. Mengapa dia tidak pernah mendengar gadis yang dikelilingi begitu banyak prestasi itu berbicara seperti ini dengannya?Sejak awal, pikiran Danzel memang tidak fokus di pesta ini. Begitu teringat dengan Meghan, dia lebih tidak memiliki alasan untuk tetap berada di sini lagi. Setelah menyelesaikan setengah cangkir sampanye itu, dia berdiri dan bersiap-siap untuk pergi. Namun, tangan Avril segera menghentikannya."Kak Danzel, kamu mau ke mana?"Perasaan Avril yang t
Setelah tiba di apartemen Leona, Avril langsung berbaring di sofa dan hampir saja menangis."Apa yang terjadi? Siapa yang menyakitimu?""Siapa lagi yang bisa menyakitiku kalau bukan Danzel?"Mendengar nama Danzel, senyuman di wajah Leona menjadi kaku sejenak, lalu ekspresinya kembali seperti semula lagi."Ada apa? Kenapa Danzel bisa menyakitimu?"Mendengar perkataan itu, Avril mengambil selembar tisu dari meja dan menyeka air mata di sudut mata yang hampir mengalir. Kemudian, dia melihat ke arah Leona dan mulai menceritakan segala sesuatu yang terjadi di pesta tadi. Dari nada bicaranya, terdengar sangat jelas dia gagal mendapatkan cintanya Danzel dan perasaannya telah tumbuh menjadi kebencian.Menyadari hal itu, Leona diam-diam tertawa di dalam hatinya, lalu duduk di samping Avril dengan ekspresi tidak puas. "Nona Avril, aku ceritakan sebuah cerita padamu."Avril memandang bingung ke arah Leona dan tidak berbicara sebagai isyarat menyetujuinya.Sementara itu, Leona mulai berbicara tent