Setelah memastikan bahwa akunnya tidak salah, Gary sangat bersemangat. Dia sudah mengawasi begitu lama, akhirnya dia bisa menemukan peretas itu. Gary tidak berani menunda dan bergegas ke kantor presdir sambil membawa laptopnya. Dalam perjalanan, dia bahkan hampir menabrak beberapa karyawan.Di kantor presdir, Danzel yang sedang memeriksa hasil kinerja di kuartal sebelumnya melihat Remy berjalan masuk dan melapor, "Pak Danzel, Manajer Departemen Teknis menunggu di luar." Sambil bicara, Remy berusaha menahan tawanya.Mendengar Remy menyebut Manajer Departemen Teknis, Danzel langsung antusias. Belakangan ini, Danzel tidak punya urusan lain untuk bertemu dengan Gary. Jadi, kalau Gary datang sekarang, ini pasti berhubungan dengan kabar peretas itu. Danzel memberi perintah, "Suruh Gary masuk."Ketika Remy membuka pintu untuk membiarkan Gary masuk, Danzel baru tahu alasan Remy menahan tawanya. Kala ini, Manajer Departemen Teknis Grup Lewis berkeringat dan memeluk laptopnya dengan erat. Dia te
Meghan memiliki identitas sebagai presdir, dokter, dan musisi. Kini, dia juga seorang hacker. Dibandingkan dengan 3 identitas sebelumnya, identitas Meghan kali ini benar-benar membuat Danzel terkejut. Pasalnya, semua identitas Meghan tidak saling berkaitan dan sekarang bertambah satu lagi."Hacker K ...," gumam Danzel dengan pelan. Setelah menyelidiki di internet, dia menemukan bahwa status K lebih tinggi dari dugaannya. Bisa dikatakan bahwa K adalah hacker yang paling berpengaruh di dunia peretas.Saat ini, perasaan Danzel tidak karuan. Pikirannya penuh dengan berbagai pertanyaan yang membuat dia bingung. Ketiga identitas Meghan yang sebelumnya telah membuat Danzel terkejut, sedangkan identitas kali ini membuatnya merasa kagum.Jika dipikir-pikir, masalah peretasan waktu itu bahkan tidak bisa diatasi oleh Gary. Begitu Meghan yang turun tangan, masalahnya selesai hanya dalam waktu beberapa menit, seolah-olah tidak ada kesulitan sama sekali.Danzel memegang dagunya sambil tersenyum bang
Ryan tiba-tiba melamun. Begitu tersadar, panggilannya telah berakhir. Ryan memijat keningnya yang terasa sakit, lalu menarik kursi yang ada di sampingnya untuk duduk. Dia lupa bahwa dirinya yang mengakhiri panggilan karena tidak tahu harus bicara apa lagi kepada Meghan.Sejak terakhir kali berada di Danau Yutu, Ryan telah menyadari perasaan Danzel terhadap Meghan. Hubungan mereka sama sekali tidak seperti rumor yang beredar, melainkan sangat baik dan harmonis. Lebih tepatnya, mereka terlihat seperti pasangan suami istri yang saling mencintai."Tuan Ryan, apa Tuan nggak enak badan? Apa Tuan mau istirahat dulu hari ini?"Begitu mendengar suara asistennya, Ryan tidak mengernyit lagi. Dia memaksa untuk tersenyum sembari berkata, "Ya. Hari ini cukup sampai di sini saja. Kalian semua pulang dan istirahatlah."Mendengar ini, para pekerja menghela napas lega. Sejak persiapan album baru Ryan dimulai, mereka hampir tidak ada waktu untuk beristirahat. Meskipun khawatir dengan kondisi Ryan, mereka
Bagi Leona, tawaran ini terlalu menggiurkan. Bisa dikatakan bahwa ini adalah impian terbesar dalam hidupnya. Melihat uluran tangan Ryan, Leona pun menggigit bibirnya sembari bertanya sekali lagi untuk memastikan. "Apa kamu serius dengan ucapanmu?""Sebagai jaminannya, bagaimana kalau aku mempertaruhkan reputasiku di dunia hiburan?" timpal Ryan. Setelah mendengar ucapan ini, Leona langsung merasa lega dan berjabat tangan dengan Ryan. Ekspresi Leona tiba-tiba berubah, seolah-olah takut bahwa pria ini akan menyesalinya. Melihat ini, senyuman Ryan makin lebar. Dia melangkah maju dan mempersilakan Leona masuk ke vilanya untuk makan siang."Tuan Ryan, apa kamu sudah punya rencana? Apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan ini?" tanya Leona lagi. Ryan tertawa dalam hatinya saat melihat Leona yang sangat semangat. Dia merasa bahwa Leona sangat lucu. Meski begitu, ekspresi yang terlihat di wajah Ryan hanya senyuman tipis. Dia berkata, "Nona Leona, sebenarnya menurutku kamu bisa langsung
Kecemburuan Danzel benar-benar membeludak. Dia sendiri bahkan tidak tahu mengapa dirinya mengatakan hal seperti ini. Sementara itu, Meghan menatapnya selama beberapa detik sebelum akhirnya terkekeh-kekeh. Entah dirinya yang gila atau pria ini yang gila. Namun, suasana seperti ini membuat hatinya seketika terasa hangat.Keesokan hari, Meghan tetap diantar oleh Danzel ke perusahaan. Keduanya sudah terbiasa dengan kebiasaan ini."Bu Meghan," sapa semua orang sambil membungkuk setelah melihat Meghan masuk. Meskipun sapaan ini awalnya hanya sekadar formalitas, sekarang mereka sudah menyapa atas kemauan sendiri.Bagaimanapun, mereka telah melihat kemampuan Meghan dari proyek Danau Yutu. Selain itu, mereka juga takjub dengan kinerja Meghan yang begitu gesit.Setelah masuk ke ruang kantor, Meghan membaca laporan hari sebelumnya seperti biasa. Kemudian, dia meletakkan dokumen tersebut dan tampak merenungkan sesuatu."Bu Meghan, ada apa?" tanya Winda yang berdiri di samping dengan penasaran."Ap
"Kamu tahu bahwa Efendy memenangkan proyek Ecogreen pada pelelangan sebelumnya, 'kan?" tanya Meghan.Wesley segera mengangguk. Meskipun tidak hadir di pelelangan, dia tentu memperhatikannya karena Meghan."Efendy bisa membayar harga yang begitu mahal karena mitranya dulu. Aku mau kamu mencari orang ini dan menemuinya," perintah Meghan."Bos ingin merebut proyek ini?" tanya Wesley. Dia sudah menjadi bawahan Meghan selama bertahun-tahun sehingga langsung bisa menebak pemikiran bosnya ini."Ambil uang dan cepat selesaikan tugas ini," pesan Meghan tanpa bertele-tele. Wesley pun mengiakan tanpa bertanya lagi.Keesokan pagi, Wesley sudah menemui mitra kerja sama Efendy. "Pak Sidarth, masalah ini sederhana saja. Semua orang tahu bahwa proyek Ecogreen ini nggak memiliki untung besar, apalagi keuntungan harus dibagi nanti.""Pak Wesley, maksudmu ...." Di dalam kafe, Sidarth merasa sangat gelisah saat duduk di depan Wesley."Aku akan memberimu keuntungan yang pasti, selama kamu menggagalkan proy
Winda menemani Meghan datang ke vila. Dia bisa melihat jelas bahwa Meghan memiliki perasaan yang dalam terhadap vila ini, semacam ikatan kuat yang tidak bisa dilepaskan. Winda awalnya merasa penasaran, tetapi tidak berani bertanya karena melihat situasi saat ini.Setelah Meghan selesai mengelilingi seluruh vila dan hendak pergi, Winda berkata, "Bu Meghan, nggak ada urusan mendesak lagi di perusahaan. Kita nggak perlu kembali secepat ini."Mendengar ini, Meghan berbalik menatap Winda sembari tersenyum dan menyahut, "Tidak masalah. Vila ini sudah menjadi milikku, aku bisa datang kapan saja."Meghan yang terlihat sedih barusan seketika terlihat berbeda. Karisma yang dipancarkannya sungguh tidak bisa diabaikan. Untungnya, Meghan bisa menenangkan dirinya dengan cepat."Kita pergi ke Grup Amore," perintah Meghan. Winda segera memutar arah saat mendengar perintah ini. Kemudian, dia melirik kaca spion tengah sambil bertanya, "Bu, bukankah masih ada rapat di Grup Oswald?""Rapatnya bisa ditunda
Winda yang berdiri di sebelah pun diam-diam tersenyum melihat ini. Pasti seru jika Meghan benar-benar terjun ke industri hiburan.Melihat tidak ada yang membantunya, Meghan langsung menolak, "Maaf sekali, tapi aku tidak tertarik pada industri ini."Ivonny tentu merasa kurang nyaman karena dibuat tidak bisa berkata-kata. Perasaan ini seperti kamu melihat perhiasan bagus, tetapi tidak bisa membelinya dan hanya bisa melihatnya.Akan tetapi, orang yang bisa menjadi manajer Ryan tentu memiliki profesionalisme yang tinggi. Ivonny segera mengalihkan topik pembicaraan, lalu mulai menjelaskan beberapa hal yang harus dihindari saat pertunjukan berlangsung.Setelah selesai, Ryan berniat untuk pergi. Dia sebenarnya sangat sibuk, tetapi tetap meluangkan waktu untuk melihat Meghan sebentar. Ryan bisa saja menyuruh manajer datang sendiri, tetapi dia memilih untuk menemani Ivonny agar bisa bertemu dengan Meghan.Setelah keduanya meninggalkan Grup Amore, Ryan melirik Ivonny yang berdiri di sampingnya s