Ryan sudah lama memahami karakter Meghan yang keras kepala ini. Dia bergeser ke ujung ranjang sedikit agar Meghan lebih mudah mengoleskan obat untuknya. Sesudah mengangkat kain kasa yang diletakkan oleh dokter, Meghan sontak menegang saat melihat luka yang mengerikan itu.Mungkin karena selalu hidup mandiri sejak kecil, Meghan merasa kurang terbiasa saat ada orang yang berkorban untuknya. Ketika orang itu adalah Ryan, dia pun menjadi makin sulit untuk menerimanya.Ryan memang adalah temannya, bahkan mereka adalah sahabat pada beberapa tahun lalu. Namun, ketika perasaan lain mulai tumbuh di hati Ryan, berbagai perubahan yang terjadi terasa menakutkan bagi Meghan.Ryan tidak melihat Meghan yang mengernyit dan tatapannya tampak rumit. Beberapa saat kemudian, Meghan teringat pada sesuatu sehingga bertanya, "Aku dengar dari Alisa, kamu sedang menyiapkan lagu baru?"Jelas, Ryan terkejut dengan pertanyaan Meghan yang mendadak ini. Namun, dia segera mengangguk mengiakan. "Ya, aku masih mengerj
"Kamu, aku ...." Meghan tidak bisa berbicara dengan baik saking terkejutnya. Sementara itu, Danzel yang berekspresi serius sebenarnya sangat menyukai tingkah Meghan yang seperti ini. Meskipun dia merasa kata "menggemaskan" tidak cocok untuk mendeskripsikan istrinya ini, sekarang justru hanya kata ini yang cocok untuknya."Danzel, kamu bahkan belum menanyakan pendapatku! Tanpa persetujuanku, kamu tidak boleh tidur di sini!" teriak Meghan."Istriku, jujur saja, aku tidak bisa memikirkan alasan kamu akan menolakku. Biar bagaimanapun, kita ini suami istri yang sah," sahut Danzel dengan sungguh-sungguh, tetapi nyatanya dia ingin menggoda Meghan.Melihat ini, Meghan pun menggertakkan giginya dan tidak tahu harus berkata apa. Bagaimana kalau memang tidak ada kamar kosong lagi? Apakah dia harus membiarkan Danzel tinggal di jalanan?Bagaimanapun, Danzel datang ke Danau Yutu untuk Meghan. Pria ini bahkan telah menyelamatkannya dari bahaya. Atas dasar perikemanusiaan dan moral, dia tidak seharusn
Sehebat apa pun seorang pria, dia akan tetap merintih kesakitan ketika lukanya sengaja disentuh. Apalagi, Ryan sama sekali tidak menduga Danzel akan berbuat seperti ini. Ryan pun seketika berkeringat dingin.Melihat situasi ini, Meghan yang awalnya ingin beristirahat mengurungkan niatnya. Dia langsung berbalik dan menghampiri Danzel.Ryan membelakangi Meghan dan Danzel, jadi dia tidak bisa melihat ekspresi mereka berdua.Meghan langsung mengulurkan tangan dan mengisyaratkan kepada Danzel untuk menyerahkan botol obat dan kain kasa kepadanya. Sementara itu, Danzel yang tampak tidak bersalah memberikan barang-barang itu kepada Meghan, lalu menepuk-nepuk tangannya. Seketika, Meghan merasa tidak berdaya. Danzel sangat kekanak-kanakan.Setelah mengolesi salep dan membalut luka Ryan dengan kain kasa, Meghan berkata, "Sudah selesai. Cepat pulang dan istirahat, hati-hati dengan lukamu saat tidur."Meghan juga mengkhawatirkan Ryan ketika berpesan tentang hal ini. Bagaimanapun, luka Ryan berada d
Ryan bahkan tidak sadar bagaimana dia dan Danzel mengakhiri pembicaraan mereka. Setelah kembali ke kamar, Ryan membanting pintu. Sekalipun luka di bahunya robek, dia juga sama sekali tidak merasa sakit.Ryan duduk di sofa dan berusaha meredakan amarahnya. Sesudah itu, dia baru perlahan menjadi tenang. Menurut Ryan, kalaupun Danzel dan Meghan masih terikat pernikahan, itu juga karena adanya perjanjian. Jika Danzel dan Meghan saling menyukai, kenapa tidak terjadi apa-apa pada 3 tahun sebelumnya?Ryan merasa lega setelah berpikir demikian. Dia tidak terlalu kesal lagi. Danzel dan Meghan hanya berstatus menikah, tetapi tidak saling mencintai. Hubungan seperti ini tidak akan bertahan lama.Kalau begitu, Ryan tidak boleh menyerah. Dalam urusan percintaan, Ryan tidak akan mengalah dan membiarkan Danzel berhasil mendapatkan Meghan.Di sisi lain, Meghan baru keluar dari kamar mandi sambil menyeka rambutnya. Dia merasa gugup saat melihat Danzel yang duduk di sofa seraya bekerja. Meghan tanpa sad
Setelah membereskan semuanya, Meghan tidak memedulikan Danzel lagi. Dia berjalan ke depan jendela dan langsung mematikan lampu di meja samping tempat tidur. Setelah itu, Meghan pun naik ke tempat tidur dan memejamkan matanya.Danzel tersenyum sembari melihat Meghan dengan penuh kasih sayang. Tidak ada yang memedulikan perubahan suasana ini atau mungkin mereka hanya merasakannya. Kemudian, Danzel meletakkan alat pengering rambut di meja, lalu masuk ke kamar mandi. Dia belum mandi sesudah sibuk seharian.Begitu pintu kamar mandi ditutup, Meghan yang berbaring di tempat tidur pun membuka matanya. Meskipun sangat kelelahan, Meghan tidak bisa terlelap. Bagaimana mungkin dia bisa tidur sekarang?Dalam pernikahannya dengan Danzel selama bertahun-tahun, Meghan bahkan tidur di kamar tamu saat malam pertama. Sekarang, kenapa mereka berdua tidur di kamar yang sama saat pergi dinas? Apalagi, mereka menginap di hotel.Saat memikirkan hal ini, Meghan diam-diam memaki Danzel. Namun, dia tidak berdaya
Tentu saja, Alisa yang mengutarakan pendapatnya terlebih dahulu untuk hal seperti ini. Dia melompat kegirangan dan mengangkat kedua tangannya dengan ekspresi antusias. Terlihat jelas Alisa tidak terpengaruh oleh masalah kemarin.Alisa berujar, "Meghan, kali ini aku kebetulan bisa melihat pemandangan di sini. Gimana kalau kita jalan-jalan di Danau Yutu?"Meghan tersenyum mendengar ucapan Alisa, dia tentu tidak merasa keberatan. Sebenarnya, Meghan datang ke sini 2 kali untuk urusan pekerjaan. Hari ini, kebetulan ada waktu senggang. Jalan-jalan juga merupakan ide yang cukup bagus.Saat memikirkan hal ini, Meghan memandang Danzel dan Ryan. Mereka berdua juga tidak keberatan. Rombongan mereka berangkat dari hotel ke objek wisata Danau Yutu. Perjalanannya cukup jauh, jadi Meghan pun beristirahat.Perjalanan ini sangat tenang. Sesampainya di Danau Yutu, ponsel Danzel berdering. Masalahnya, panggilan telepon terus masuk setelah Danzel mengakhiri panggilan telepon dan kembali ke sisi Meghan. Da
Danzel bertanya, "Tuan Ryan, apa aku tidak salah dengar? Tadi kamu bilang apa?"Meghan agak pusing setelah ditarik oleh Danzel secara mendadak. Ketika menyadari situasi saat ini, dia makin pusing. Apa yang mereka berdua lakukan?Sebelum Ryan bicara, Danzel merangkul Meghan lebih erat lagi dan berkata dengan tegas, "Meghan itu istriku."Awalnya, gadis yang meminta nomor telepon Ryan merasa sedikit putus asa. Setelah mendengar perkataan Danzel, gadis itu menjadi bersemangat kembali. Seiring berjalannya waktu, gadis itu merasa Ryan sangat familier ketika dilihat dalam jarak dekat. Dia berujar, "Apa kamu ...."Ryan sangat kesal mendengar perkataan Danzel, tetapi tidak bisa berbuat apa-apa. Dia juga mulai waswas mendengar ucapan gadis itu.Danzel memanfaatkan kesempatan ini untuk langsung membawa Meghan pergi dari sini. Kepergian Danzel dan Meghan memberikan ruang bagi orang lain untuk mendekati Ryan. Awalnya, cukup banyak orang yang mengelilingi Ryan. Sekarang, orang yang berkerumun makin
Danzel dan Meghan adalah pebisnis. Jadi, mereka tahu jelas keuntungan dan kerugian dari berbisnis. Apalagi, mereka berdua mengurus perusahaan besar. Namun, Danzel malah menginvestasikan sebagian besar tenaga kerja dan keuangannya ke dalam proyek Danau Yutu tanpa ragu sedikit pun.Sebenarnya, Danzel melakukan ini demi memberikan kemudahan bagi Meghan atau membuat Meghan lebih tenang. Bagaimanapun, banyak orang di Grup Oswald yang ingin menjatuhkan Meghan. Dengan cara ini, Danzel telah membantu Meghan mengurangi masalah di kemudian hari.Meghan yang mengetahui hal ini merasa tersentuh dan sangat berterima kasih kepada Danzel. Akan tetapi, Danzel malah mengatakan bahwa dia takut Meghan salah paham karena dirinya terlalu sibuk. Danzel pikir Meghan akan marah karena Danzel mengabaikannya.Meghan mengatupkan bibirnya. Matanya berkaca-kaca, kemungkinan karena terlalu terharu. Sejak kecil, Meghan tidak pernah merasakan kasih sayang dari orang lain selain ibunya.Selain itu, Meghan tumbuh di ke