Winda dan Alisa ikut pergi bersama Meghan yang sedang memapah Ryan. Meghan hanya bisa mengernyit dan pergi diam-diam. Untung saja ada para pekerja pembongkaran yang menjadi tameng, jadi mereka memiliki sedikit ruang untuk kabur.Setelah berjalan sekitar beberapa meter, mereka akhirnya hampir tiba di parkiran mobil. Kini, Meghan baru bisa menghela napas lega. Mereka akan aman untuk sementara waktu jika berada di dalam mobil. Namun, begitu jalan beberapa langkah, jantung Meghan berdebar kencang saat melihat ban mobil yang kempis. "Ada apa?" tanya Alisa. Dia sedang berjalan dengan hati-hati sembari menoleh untuk melihat para warga desa. Lantaran tidak menyadari bahwa Meghan tiba-tiba berhenti, dia hampir menabrak punggung Meghan. Dia melihat raut wajah Meghan jauh lebih muram dibandingkan sebelumnya. "Semua ban mobil kita bocor," jawab Meghan.Mendengar ini, Winda dan Alisa sontak terkejut. Sementara itu, Ryan hanya diam dan tidak mengatakan apa-apa."Semua perubahan ini bukan kebetulan
"Halo? Kamu lagi di mana? Apa sinyalmu kurang bagus?" tanya Danzel dengan agak panik karena Meghan tidak meresponsnya. Dia awalnya ingin memberi kejutan kepada Meghan, sekaligus memberi peringatan kepada Ryan. Namun, pada akhirnya malah tidak berhasil."Gimana? Apa uangnya sudah ada?" tanya penduduk desa saat melihat Meghan merenung. Mereka mengira orang di ujung telepon masih berbicara sehingga merasa agak cemas.Begitu mendengar teriakan itu, Danzel yang sedari tadi menunggu respons Meghan pun tahu bahwa sesuatu telah terjadi. Dia berteriak dengan khawatir dan takut, "Meghan!"Meghan menimpali ucapan penduduk desa itu, "Ya, rekan kerjaku bilang sudah membawa sebagian uangnya, tapi tidak bisa menemukan tempat ini. Jadi ...."Para penduduk desa gembira mendengar perkataan Meghan ini. Meskipun hanya sebagian, mereka tetap akan mendapatkan uang. Tanpa berpikir panjang, mereka langsung menyebutkan alamat tempat mereka berada sekarang."Pak Danzel sudah mendengarnya, 'kan? Cepat atur beber
Setelah hampir selesai menangani luka Ryan, Meghan menatap Winda dan Alisa sembari bertanya, "Gimana kondisi kalian? Apa ada yang terluka?"Ketika melihat keduanya menggeleng dengan serempak, Meghan baru menghela napas lega. Sesudah menenangkan diri dengan duduk di kursi, dia hendak membuka pintu mobil untuk turun."Mau ke mana?" tanya Ryan yang langsung meraih tangan Meghan. Bagaimanapun, dia tentu merasa cemas, apalagi dia tidak bisa melakukan apa pun di situasi seperti ini."Masalah para penduduk desa ini harus diselesaikan. Tenang saja, ada banyak orang di luar." Sesudah mengatakan itu, Meghan langsung melepaskan tangan Ryan dan turun dengan gesit."Bu Meghan," sapa pria yang memimpin itu sambil memberi hormat kepada Meghan saat melihatnya.Jujur saja, Meghan menjadi makin mengagumi Danzel sekarang. Selain memahami ucapannya, pria ini juga bertindak dengan sangat gesit. Dia bahkan memiliki banyak bawahan di berbagai tempat."Ya, tenang saja. Aku akan berbicara dengan mereka," ujar
Para penduduk sulit memercayai keputusan Meghan ini. Bagaimanapun, tindakan mereka barusan benar-benar buruk. Setelah saling bertatapan, mereka tidak tahu harus berbuat apa untuk sesaat.Lantaran merasa serbasalah, sikap para penduduk itu pun terlihat agak lucu. Melihat ini, Meghan pun ingin sekali tertawa.Para penduduk ini jelas-jelas adalah orang baik, tetapi Efendy memanfaatkan kelemahan manusia dan membuat masalah berkembang sampai seperti ini.Tepat ketika semua orang sedang kebingungan, tiba-tiba terdengar suara klakson sehingga semuanya menoleh untuk melihat. Meghan tak kuasa tersenyum tipis saat melihat mobil tersebut. Dia bahkan tidak menyadari bahwa dirinya sudah tidak sabar untuk melihat pria di dalam mobil itu.Mobil berhenti di depan Meghan, lalu Danzel dan Remy bergegas turun. Ketika Ryan melihat Danzel, raut wajahnya seketika menjadi masam. Sementara itu, para pengawal serentak memberi hormat saat melihat bos mereka tiba.Para penduduk desa pun takjub saat melihat situa
Bukan hanya para penduduk desa, tetapi sekelompok orang yang berdiri di belakang Meghan juga terkejut mendengar perencanaan ulang ini.Beberapa menit setelah datang ke komite desa, Danzel telah memahami keseluruhan situasinya. Perundingan dengan penduduk paling mudah menimbulkan masalah, tidak terkecuali kasus barusan.Meskipun demikian, Meghan telah mengatasi semuanya dengan baik. Wanita ini bukan hanya berhasil meredakan amarah para penduduk, tetapi juga memikirkan rencana yang saling menguntungkan seperti ini.Saat ini, Danzel hanya berdiri di sekitar pintu dan tidak berniat untuk maju. Meskipun begitu, dia bisa melihat semua ekspresi dan tindakan Meghan dari sini. Danzel tak kuasa menyunggingkan senyuman, lalu tatapannya seketika menjadi lembut.Danzel sudah terlalu lama menemani di sisi Meghan sehingga lupa seberapa hebatnya wanita ini. Kini, dia merasa makin penasaran dengan Meghan. Selain itu, dia juga merasa bangga dan hatinya bahkan dipenuhi kehangatan.Di sisi lain, Ryan meng
Ryan sudah lama memahami karakter Meghan yang keras kepala ini. Dia bergeser ke ujung ranjang sedikit agar Meghan lebih mudah mengoleskan obat untuknya. Sesudah mengangkat kain kasa yang diletakkan oleh dokter, Meghan sontak menegang saat melihat luka yang mengerikan itu.Mungkin karena selalu hidup mandiri sejak kecil, Meghan merasa kurang terbiasa saat ada orang yang berkorban untuknya. Ketika orang itu adalah Ryan, dia pun menjadi makin sulit untuk menerimanya.Ryan memang adalah temannya, bahkan mereka adalah sahabat pada beberapa tahun lalu. Namun, ketika perasaan lain mulai tumbuh di hati Ryan, berbagai perubahan yang terjadi terasa menakutkan bagi Meghan.Ryan tidak melihat Meghan yang mengernyit dan tatapannya tampak rumit. Beberapa saat kemudian, Meghan teringat pada sesuatu sehingga bertanya, "Aku dengar dari Alisa, kamu sedang menyiapkan lagu baru?"Jelas, Ryan terkejut dengan pertanyaan Meghan yang mendadak ini. Namun, dia segera mengangguk mengiakan. "Ya, aku masih mengerj
"Kamu, aku ...." Meghan tidak bisa berbicara dengan baik saking terkejutnya. Sementara itu, Danzel yang berekspresi serius sebenarnya sangat menyukai tingkah Meghan yang seperti ini. Meskipun dia merasa kata "menggemaskan" tidak cocok untuk mendeskripsikan istrinya ini, sekarang justru hanya kata ini yang cocok untuknya."Danzel, kamu bahkan belum menanyakan pendapatku! Tanpa persetujuanku, kamu tidak boleh tidur di sini!" teriak Meghan."Istriku, jujur saja, aku tidak bisa memikirkan alasan kamu akan menolakku. Biar bagaimanapun, kita ini suami istri yang sah," sahut Danzel dengan sungguh-sungguh, tetapi nyatanya dia ingin menggoda Meghan.Melihat ini, Meghan pun menggertakkan giginya dan tidak tahu harus berkata apa. Bagaimana kalau memang tidak ada kamar kosong lagi? Apakah dia harus membiarkan Danzel tinggal di jalanan?Bagaimanapun, Danzel datang ke Danau Yutu untuk Meghan. Pria ini bahkan telah menyelamatkannya dari bahaya. Atas dasar perikemanusiaan dan moral, dia tidak seharusn
Sehebat apa pun seorang pria, dia akan tetap merintih kesakitan ketika lukanya sengaja disentuh. Apalagi, Ryan sama sekali tidak menduga Danzel akan berbuat seperti ini. Ryan pun seketika berkeringat dingin.Melihat situasi ini, Meghan yang awalnya ingin beristirahat mengurungkan niatnya. Dia langsung berbalik dan menghampiri Danzel.Ryan membelakangi Meghan dan Danzel, jadi dia tidak bisa melihat ekspresi mereka berdua.Meghan langsung mengulurkan tangan dan mengisyaratkan kepada Danzel untuk menyerahkan botol obat dan kain kasa kepadanya. Sementara itu, Danzel yang tampak tidak bersalah memberikan barang-barang itu kepada Meghan, lalu menepuk-nepuk tangannya. Seketika, Meghan merasa tidak berdaya. Danzel sangat kekanak-kanakan.Setelah mengolesi salep dan membalut luka Ryan dengan kain kasa, Meghan berkata, "Sudah selesai. Cepat pulang dan istirahat, hati-hati dengan lukamu saat tidur."Meghan juga mengkhawatirkan Ryan ketika berpesan tentang hal ini. Bagaimanapun, luka Ryan berada d