Alisa tentu mengetahui kehebatan Meghan. Namun, perubahan drastis yang terjadi dalam waktu singkat tetap membuat Alisa terkejut. Alisa yang duduk di ranjang juga tidak merasa lega saat memandang wanita yang sedang menangis di depannya. Dia mendengar wanita itu berbicara, lalu melihat Meghan dan memperhatikan ekspresi Edmund ....Alisa mengernyit. Dia sudah mendapatkan permintaan maaf. Sementara itu, dia tidak kekurangan uang untuk membayar biaya pengobatan. Sebenarnya, Alisa hanya menginginkan sebuah penjelasan. Sekarang, masalahnya bisa dianggap selesai."Bawa dia pergi," ucap Alisa dengan suara yang sangat pelan.Edmund yang mendengar ucapan Alisa tidak berkomentar. Masih ada yang ingin dikatakannya, tetapi sekarang bukan saat yang tepat.Setelah Edmund dan mantan kekasihnya pergi, Meghan melihat luka Alisa dan bertanya dengan santai, "Apa kamu menyalahkan Edmund atas masalah ini?"Alisa tertegun sejenak sesudah mendengar pertanyaan Meghan. Kemudian, dia memandang Meghan dan tertawa,
Leona? Danzel agak terkejut saat Alisa tiba-tiba menyebut nama ini. Beberapa tahun yang lalu, Danzel sangat perhatian pada Leona. Pertama, Leona adalah wanita yang sangat pendiam dan penurut, tidak seperti kebanyakan wanita yang berisik. Kedua, alasan yang paling penting adalah Danzel mengira bahwa Leona yang telah menyelamatkannya saat kebakaran dulu. Meskipun belum ada bukti yang kuat, informasi yang telah terungkap bisa menjadi bukti. Danzel masih belum bisa memastikan apakah Meghan yang menyelamatkan dirinya. Namun, bisa dipastikan bahwa orang itu bukan Leona.Lantaran sudah dibohongi, kini Danzel hanya bisa memperlakukan Leona sebagai teman. Bagaimanapun juga, kebersamaan mereka selama bertahun-tahun telah sia-sia. Saat ini, Danzel akan menebusnya sebisa mungkin. Setelah memikirkan hal ini, Danzel akhirnya duduk di kursi yang ada di samping ranjang pasien. Alisnya yang semula berkerut menjadi rileks. "Jadi, kesimpulannya adalah Tuan Muda Danzel hanya memperlakukan Nona Leona
Mungkin karena suara Danzel yang terlalu kecil atau karena ucapan ini terlalu mengejutkan, bantal yang ada di tangan Meghan langsung terjatuh ke lantai. Dia mengedip-ngedipkan matanya karena masih belum paham dengan maksud ucapan Danzel, lalu bertanya, "Apa maksudmu?"Saat ini, Meghan dan Danzel memang tinggal seatap, tetapi Meghan merasa ada yang aneh dengan nada bicara dan ucapan Danzel barusan. Dia merasa agak terkejut.Meghan menatap Danzel, lalu menatap Alisa. Mereka berdua sedang menunggu jawaban darinya. Setelah menggertakkan giginya, dia membungkuk untuk mengambil bantal yang terjatuh di lantai dan menepuknya. Dia berusaha untuk menyembunyikan kegugupannya."Kamu pulang saja duluan. Aku harus menjaga Alisa di sini," jawab Meghan. "Jangan, aku nggak perlu dijaga olehmu. Lagi pula, kamu juga sudah mencarikan perawat untukku. Kamu tenang saja." Ucapan Alisa membuat Meghan ragu, sebenarnya wanita ini berpihak pada dirinya atau Danzel?"Kalau kamu tetap berada di sini, takutnya Ali
Meghan menggerakkan tubuhnya dengan perlahan dan menegakkan punggungnya. Dia menatap Danzel dengan penasaran sembari berkata, "Apa kamu hanya ingin menjelaskan hal ini? Aku sudah mengerti." Meghan memang tidak paham trik apa yang sedang dimainkan oleh pria ini. Namun, harus diakui bahwa dirinya merasa sangat tenang saat mendengar penjelasan Danzel tentang Leona. Melihat Meghan begitu serius, Danzel pun tidak mengernyit lagi. Danzel mengalihkan tatapannya dari wanita ini dan menatap cangkir yang kosong. Beberapa saat kemudian, dia berkata dengan pelan, "Aku juga ingin mengatakan, meskipun kontrak pernikahan kita hampir berakhir, masalah ini tidak boleh berakhir."Ucapan ini tidak sepenuhnya di luar dugaan Meghan. Namun, saat mendengar Danzel berkata seperti ini, Meghan masih terlihat bingung. Jika bukan karena Danzel berbicara dengan serius, Meghan pasti mengira pria ini masih belum bangun dari tidurnya tadi malam."Tuan Danzel, apa kamu sedang bercanda? Kontrak pernikahan kita hanya
Danzel benar-benar merasa lega setelah perjanjian ini selesai dibahas. Bagaimanapun, dia tentu harus berjuang karena sudah memastikan perasaannya kepada Meghan.Karena keputusan ini, sikap Danzel menjadi sangat baik terhadap Meghan. Terkadang, Meghan benar-benar kehabisan kata-kata dibuatnya.Pagi ini, setelah keduanya selesai makan sarapan, Meghan kembali ke kamarnya untuk mengambil jas dan dokumennya. Ketika turun, sosok Danzel sudah menghilang.Meghan mengira pria ini sudah berangkat ke kantor sehingga tidak peduli. Dia memakai jasnya sambil berjalan ke luar. Begitu membuka pintu, dia malah melihat Danzel sedang berdiri di luar. Dia bertanya, "Apa yang kamu lakukan?""Aku mau mengantarmu ke kantor," jawab Danzel yang perlahan-lahan menengadah dan tersenyum."Me ... mengantarku ke kantor?" Meghan mengulangi kata-kata Danzel, merasa dirinya tidak mengerti maksud pria ini.Kemarin malam, pria ini mengambilkan apel untuknya. Hari ini, pria ini membantunya memotong telur dan mentega. Sek
"Meghan!" Ketika jarak keduanya makin dekat, Efendy tidak bisa menahan diri lagi sehingga sontak berteriak.Saat ini adalah jam kerja, banyak karyawan Grup Oswald yang keluar masuk. Mereka pun menoleh dan mengamati saat mendengar teriakan ini.Meghan mengernyit dan memaksakan senyuman mendengarnya. Kemudian, dia baru bertanya, "Pak Efendy, apa ada masalah?"Danzel yang berdiri tidak jauh dari Meghan pun melipat lengannya di depan dada. Dia tidak berencana untuk maju. Meskipun keduanya tidak pernah membahas tentang masalah Keluarga Oswald, dia tahu bahwa Meghan tidak ingin dirinya ikut campur dalam urusan keluarga ini.Efendy melirik Danzel sekilas. Ketika melihat Danzel hanya diam, dia baru merasa lega dan membentak, "Meghan, kenapa aku nggak bisa masuk ke perusahaan! Pasti kamu yang mengatur semua ini, 'kan!""Kamu tidak perlu teriak-teriak begini. Aku masih muda, pendengaranku masih bagus," balas Meghan dengan ekspresi tidak berdaya.Danzel yang berdiri di belakang pun menunduk semba
Satpam itu tentu mengenal Efendy sehingga dia tidak berani menyeret dengan terlalu kasar. Akan tetapi, Efendy tetap saja gusar dengan tindakan ini. Bagaimanapun, dia adalah mantan presdir Grup Oswald sekaligus pemegang saham sekarang.Bukan hanya dilarang masuk, tetapi juga diseret keluar oleh satpam rendahan seperti ini. Statusnya ini seolah-olah memerosot drastis. Efendy benar-benar naik pitam. Dia menggertakkan giginya sembari mengepalkan tangannya, amarah hampir melahap habis akal sehatnya.Sementara itu, Danzel berdiri tidak jauh dari sana. Efendy tentu takut dengannya karena kalah dari segi kekuasaan ataupun tenaga. Tidak peduli semarah apa pun dirinya, Efendy hanya bisa menahan tanpa berani melontarkan sepatah kata pun.Jika dipikir-pikir, Efendy menjadi penasaran kenapa Danzel tiba-tiba bersikap begitu baik pada Meghan? Pagi-pagi, keduanya sama-sama tiba di perusahaan. Tadi, Danzel bahkan turun tangan untuk membela Meghan. Sekarang, pria ini terus berdiri tegak di depan Meghan
Mendengar suara ini, Meghan pun terkejut sejenak. Ketika hendak merespons, pintu ruang kantor sudah didorong dari luar.Orang yang datang tidak lain adalah Monica. Dia berjalan masuk dengan membawa sebuah dokumen. Sejujurnya, dia merasa cemburu sekaligus kesal.Efendy menderita kerugian besar karena Meghan, sekarang bahkan tidak bisa masuk meskipun status Efendy jelas-jelas adalah direktur perusahaan.Jika masalah seperti ini tersebar, orang-orang pasti akan mentertawakan mereka. Jadi, Monica harus meminta penjelasan dari Meghan sekarang!Siapa sangka, Monica malah melihat Meghan dan Danzel sedang minum teh bersama dengan bahagia.Saat berikutnya, ekspresi Monica menjadi kaku. Kecemburuan dalam hatinya makin berkecamuk, tapi dia segera mengatur ekspresinya kembali. Dia menyunggingkan senyuman lembut dan manis sambil berjalan ke arah meja dan menyapa, "Pagi, Kak Danzel. Aku nggak nyangka kamu ada di sini pagi-pagi begini.""Ya, aku datang untuk mengantar kakakmu," balas Danzel dengan sa