Stella langsung tercengang mendengar ucapan Jamila.Dia juga melirik sekilas ke arah Joshua."Ada apa, Stella?" tanya Jamila."Nggak apa-apa ..." jawab Stella sambil bergegas menggeleng.Dia tidak berani membantah. Bagaimanapun, dia harus menjaga Joshua. Jika dia tinggal di kamar sebelah, dia akan berada lebih dekat dengan Joshua dan bisa menjaga pria itu dengan lebih baik.Dia hanya merasa bahwa ... tinggal di kamar sebelah sebagai seorang pembantu sepertinya agak tidak sesuai dengan aturan .......Setelah membawa Stella ke kamar sebelah, Jamila hendak keluar dari kamar.Melihat hal ini, Shawn memanggil Stella. Sepertinya dia takut Stella terlalu banyak pikiran karena masalah tadi pagi, jadi dia berkata, "Terima kasih atas kerja kerasmu, Nona Stella. Tuan Joshua terluka, jadi wajar saja kalau dia jadi pemarah ....""Saya mengerti, Tuan Shawn. Saya nggak banyak pikir, kok," kata Stella sambil menggelengkan kepalanya.Shawn pun membuang napas dengan lega.Setelah keluar dari kamarnya S
Seusai berbicara, dia merasakan tatapan Joshua, sehingga dia merasa bersalah.Dengan ekspresi masam, Joshua berkata, "Nggak usah lagi.""Sebenarnya sama saja, kok," kata Stella.Tanpa disadari, dia memperlembut nada bicaranya, seperti saat dia membujuk Brian.Terutama saat dia melihat penampilan pria ini yang mirip dengan putranya, dia seakan-akan tidak menyadari bahwa ada yang salah. "Lakukan saja sesuai ucapanku. Yang patuh, ya ...."Mendengar ucapan Stella, pria ini menatapnya dengan tatapan dingin.Sambil melihat ekspresi wanita ini, dia hanya merasakan keningnya berkedut.'Apakah wanita ini menganggapku sebagai putranya?'Sambil memikirkan hal ini, Joshua mengangkat kepalanya dan menatap wanita ini sambil berkata, "Apakah kamu membodohi putramu seperti ini di rumah?"Stella seketika terdiam.Dia sepertinya sudah membujuk Joshua layaknya putranya sendiri ....Dia merasa canggung, tetapi dia tidak menunjukkannya. Kemudian, dia takut pria ini mengira bahwa dia benar-benar sedang memb
"Tuan Leo, kami masih belum mengabarkan hal ini pada Tuan Joshua, Anda nggak boleh masuk ...."Terdengar suara seorang pembantu dari luar.Kemudian, terdengar suara seorang pria yang santai. "Nggak usah dikabarkan. Aku berhubungan dekat dengan Joshua. Lakukan saja kesibukanmu, nggak usah pedulikan aku.""Jangan, Tuan Leo, jangan membuat saya serbasalah ...."Sebelum Jamila bisa menyelesaikan ucapannya, Leo Brooks sudah berjalan memasuki ruangan ...."Bagaimana keadaanmu? Dengar-dengar patah tulang dan harus pasang gips, ya? Kenapa kamu bisa jatuh dari tangga ...."Sebelum Leo menyelesaikan ucapannya, dia melihat adegan di dalam kamar, sehingga ucapannya seketika terhenti.Sedangkan Jamila yang berada di belakangnya juga tercengang.Suasananya seketika menjadi canggung.Leo tercengang, lalu dia menarik napas dengan terkejut.Apa yang terjadi ....'Joshua berduaan dengan seorang wanita?! Terlebih lagi ... mereka berada di atas ranjang yang sama?!'Leo benar-benar terkejut.Bukankah Joshu
Sambil memberikan Stella baju gantinya, Annie menyadari bahwa Stella tampak tidak fokus. Dia pun bertanya, "Ada apa? Kenapa kamu nggak fokus?""Nggak, kok ..." jawab Stella."Kamu malah mengelak. Tadi, aku juga mau tanya kenapa wajahmu semerah ini ...."Begitu Annie mengucapkan kata-kata ini, Stella baru menyadari bahwa wajahnya masih terasa panas. Dia pun berkata, "Oh, ya?"Annie menjulingkan matanya. Kemudian, dia seperti teringat akan sesuatu, dia pun berkata, "Oh iya, mana bosmu? Dia baik-baik saja, 'kan? Aku sudah datang ke sini, jadi sebagai sahabatmu, bagaimana kalau aku masuk sebentar? Aku juga mau lihat tampang pria yang disetujui oleh Brian.""Jangan bergurau ...."Stella merasa sangat canggung.Namun, Annie malah tertawa dan berkata, "Bergurau, ya .... Hari ini, kamu benar-benar hanya kerja lembur?""Iya ..." jawab Stella."Serius?""Iya!"Annie menatap sahabatnya lekat-lekat untuk sejenak, lalu berkata dengan kecewa, "Nggak seru."Stella tidak lagi menanggapi ucapannya....
Leo benar-benar agak terkejut. Bagaimanapun, selama beberapa tahun ini, wanita yang berada di sekitar Joshua hanya Rena, nona muda dari Keluarga Marwin.Namun, bahkan Leo yang sering berada di luar negeri pun tahu bahwa Joshua tidak tertarik pada Rena.Joshua ikut memandang ke luar jendela dan melihat Stella.Dia menatap Leo sejenak dengan tatapan gelap, lalu berkata, "Jangan asal bicara."Leo berkata, "Asal bicara? Ck ... dengar-dengar, baru-baru ini, entah siapa membuat keributan besar di pusat perbelanjaan di pusat kota. Kamu lupa, ya, kalau kakakku mengelola tempat itu? Kejadian itu membuat manajer kami ketakutan. Kakakku bahkan sengaja mencariku untuk menanyakan padaku apa yang terjadi. Bagaimanapun, Tuan Joshua nggak pernah marah besar karena siapa pun, apalagi karena seorang wanita ...."Joshua memicingkan matanya dan berkata, "Kamu cerewet sekali, ya?""Lumayan, deh ..." jawab Leo.Leo seketika terdiam, lalu dia berdeham dengan pelan dan tidak lagi mengucapkan apa pun.Sedangka
Dia masuk dengan membawa barang-barangnya. Begitu dia membuka pintu, dia melihat Joshua yang sudah mandi dan berganti pakaian ke pakaian rumah. Rambut pria itu masih agak basah.Cahaya lampu dari kepala ranjang menyinari wajah pria itu, menonjolkan ketampanannya.Dia sedang menunduk dan meninjau dokumen, dengan Shawn menjaga di sampingnya."Bos, ini dokumen untuk proyek di zona pengembangan itu, harus diselesaikan secepatnya ..." kata Shawn.Namun, pria itu tidak menghiraukan ucapan Shawn.Dia hanya menatap Stella untuk sejenak.Stella jelas-jelas baru mandi, kelembapan di tubuhnya samar-samar memperjelas bentuk tubuhnya yang bagus.Tatapan Joshua pun menggelap.Joshua berpikir, 'Sebelum keluar, dia nggak bisa lap badannya dengan baik, ya?'Kemudian, tatapan Joshua yang dingin beralih ke Shawn.Shawn terus menundukkan kepalanya, sudut matanya berdenyut dengan kuat.Dia sama sekali tidak berani melihat ke arah Stella!Sebenarnya, dia juga tidak tertarik, tetapi bosnya sangat picik! Oleh
Suara pria ini sangat rendah dan terdengar sangat berat."Saya ... saya hanya datang untuk memeriksa kondisi Tuan ..." jawab Stella.Stella merasa agak canggung. Dia hendak bangkit dan duduk, tetapi usahanya sia-sia.Wajahnya seketika memerah. Dia pun berkata, "Emm ... Tuan ... bisakah saya bangkit dulu?""Oh ya? Kukira ada pencuri," kata Joshua.Suara Joshua terdengar tenang, tetapi agak sinis.Stella benar-benar malu.Joshua tidak menyusahkan dirinya dan langsung melepaskannya.Stella pun sontak bangkit dan turun dari ranjang. Dia berdiri di samping ranjang, jantungnya berdetak sangat cepat ....Joshua menyalakan lampu kamar, sehingga kamar ini tiba-tiba menjadi terang benderang.Pria itu bersandar di kepala ranjang sambil menatap Stella dengan tatapan mendalam tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Stella tidak berani menatap mata pria itu. Dalam hatinya, dia memarahi dirinya sendiri karena dia terlalu kikuk. Dia datang dengan niat baik, tetapi dia malah membangunkan Joshua."Maaf, Tua
Kemudian, Stella menatap Joshua dengan mata terbelalak.Pria itu masih bersandar di kepala ranjang, di bawah lampu kuning yang hangat. Namun, sekarang, pria ini sama sekali tidak lembut. Sebaliknya, dia memancarkan aura yang tajam dan sangat asing.Stella menundukkan kepalanya sambil berpikir sejenak, lalu berkata, "Kalau perlu, saya juga bisa membantu Tuan menjelaskan hal ini."Seusai berbicara, Stella tidak mendapatkan balasan apa pun dari Joshua. Karena dia terus menunduk, dia juga tidak bisa melihat ekspresi pria itu.Stella tidak tahu apa yang sedang dipikirkan pria itu. Dia merasa agak ragu. Dia juga tidak tahu apakah pria itu marah karena ucapannya ....Joshua menatap Stella untuk sangat lama, lalu mengambil dokumen di sampingnya dan melanjutkan membaca."Pergi istirahat saja," kata Joshua dengan cuek.Stella tercengang di tempat. Dia ingin mengucapkan sesuatu, tetapi dia merasakan kecuekan yang pria itu pancarkan dengan sangat jelas.Setelah ragu-ragu sejenak, Stella menelan ke