Mendengar ucapan Joshua, Stella hanya terdiam untuk sangat lama.Dia menatap Joshua, lalu baru berkata dengan susah payah, "Tuan, saya nggak akan pergi .... Kalau Anda merasa bahwa saya mengganggu, saya akan menunggu di depan pintu .... Kalau ada apa-apa, panggil saja kapan pun itu."Joshua hanya melirik Stella sekilas.Sepasang matanya sangat mendalam dan tidak menunjukkan perasaan apa pun.Stella yang ditatap seperti ini olehnya pun merasa agak gugup. Detak jantungnya juga menjadi makin cepat ....Dia takut pria ini marah dan bersikeras untuk mengusirnya.Namun, sesaat kemudian, pria ini hanya mengalihkan tatapannya, lalu memejamkan matanya, tidak lagi membalas ucapan Stella.Stella pun terkejut.Apakah pria itu sudah menyetujuinya?Dia pun melihat ke Shawn yang berdiri di satu sisi. Melihat Shawn mengangguk padanya, dia baru membuang napas dengan lega....Setelah keluar dari rumah sakit, setibanya di vila Keluarga Ford, Stella mendorong kursi rodanya Joshua dengan giat.Setelah pri
Pertanyaan putranya membuat Stella terkejut.Brian berkata lagi, "Bagaimanapun, paman itu sudah menyelamatkan Nona Stella. Bukankah Nona Stella selalu mengajarkanku untuk berterima kasih? Menurut Brian, paman ini lumayan baik."Mendengar ucapan putranya, hati Stella terasa tegang. Kemudian, dia berkata dengan ambigu, "Nggak tahu, aku belum memikirkannya dengan baik ...."Entah apa yang Brian pikirkan, dia tiba-tiba bertanya, "Apakah paman itu tampan?""Tampan ...."Stella sangat jujur tentang hal ini."Karakternya baik?"Stella tidak mengerti mengapa putranya menanyakan begitu banyak hal. Namun, tatapannya langsung tertuju ke Joshua ....Pria ini sedang mengenakan kemeja putih sederhana.Pada saat ini, meskipun kaki pria ini dipasang gips, sehingga dia harus duduk di kursi roda, posturnya sangat elegan dan berwibawa, sama sekali tidak terlihat menyedihkan.Stella pun terpana untuk sesaat.Sepertinya, tatapannya terlalu jelas.Pria yang awalnya masih berbicara itu tiba-tiba menoleh dan
Stella langsung tercengang mendengar ucapan Jamila.Dia juga melirik sekilas ke arah Joshua."Ada apa, Stella?" tanya Jamila."Nggak apa-apa ..." jawab Stella sambil bergegas menggeleng.Dia tidak berani membantah. Bagaimanapun, dia harus menjaga Joshua. Jika dia tinggal di kamar sebelah, dia akan berada lebih dekat dengan Joshua dan bisa menjaga pria itu dengan lebih baik.Dia hanya merasa bahwa ... tinggal di kamar sebelah sebagai seorang pembantu sepertinya agak tidak sesuai dengan aturan .......Setelah membawa Stella ke kamar sebelah, Jamila hendak keluar dari kamar.Melihat hal ini, Shawn memanggil Stella. Sepertinya dia takut Stella terlalu banyak pikiran karena masalah tadi pagi, jadi dia berkata, "Terima kasih atas kerja kerasmu, Nona Stella. Tuan Joshua terluka, jadi wajar saja kalau dia jadi pemarah ....""Saya mengerti, Tuan Shawn. Saya nggak banyak pikir, kok," kata Stella sambil menggelengkan kepalanya.Shawn pun membuang napas dengan lega.Setelah keluar dari kamarnya S
Seusai berbicara, dia merasakan tatapan Joshua, sehingga dia merasa bersalah.Dengan ekspresi masam, Joshua berkata, "Nggak usah lagi.""Sebenarnya sama saja, kok," kata Stella.Tanpa disadari, dia memperlembut nada bicaranya, seperti saat dia membujuk Brian.Terutama saat dia melihat penampilan pria ini yang mirip dengan putranya, dia seakan-akan tidak menyadari bahwa ada yang salah. "Lakukan saja sesuai ucapanku. Yang patuh, ya ...."Mendengar ucapan Stella, pria ini menatapnya dengan tatapan dingin.Sambil melihat ekspresi wanita ini, dia hanya merasakan keningnya berkedut.'Apakah wanita ini menganggapku sebagai putranya?'Sambil memikirkan hal ini, Joshua mengangkat kepalanya dan menatap wanita ini sambil berkata, "Apakah kamu membodohi putramu seperti ini di rumah?"Stella seketika terdiam.Dia sepertinya sudah membujuk Joshua layaknya putranya sendiri ....Dia merasa canggung, tetapi dia tidak menunjukkannya. Kemudian, dia takut pria ini mengira bahwa dia benar-benar sedang memb
"Tuan Leo, kami masih belum mengabarkan hal ini pada Tuan Joshua, Anda nggak boleh masuk ...."Terdengar suara seorang pembantu dari luar.Kemudian, terdengar suara seorang pria yang santai. "Nggak usah dikabarkan. Aku berhubungan dekat dengan Joshua. Lakukan saja kesibukanmu, nggak usah pedulikan aku.""Jangan, Tuan Leo, jangan membuat saya serbasalah ...."Sebelum Jamila bisa menyelesaikan ucapannya, Leo Brooks sudah berjalan memasuki ruangan ...."Bagaimana keadaanmu? Dengar-dengar patah tulang dan harus pasang gips, ya? Kenapa kamu bisa jatuh dari tangga ...."Sebelum Leo menyelesaikan ucapannya, dia melihat adegan di dalam kamar, sehingga ucapannya seketika terhenti.Sedangkan Jamila yang berada di belakangnya juga tercengang.Suasananya seketika menjadi canggung.Leo tercengang, lalu dia menarik napas dengan terkejut.Apa yang terjadi ....'Joshua berduaan dengan seorang wanita?! Terlebih lagi ... mereka berada di atas ranjang yang sama?!'Leo benar-benar terkejut.Bukankah Joshu
Sambil memberikan Stella baju gantinya, Annie menyadari bahwa Stella tampak tidak fokus. Dia pun bertanya, "Ada apa? Kenapa kamu nggak fokus?""Nggak, kok ..." jawab Stella."Kamu malah mengelak. Tadi, aku juga mau tanya kenapa wajahmu semerah ini ...."Begitu Annie mengucapkan kata-kata ini, Stella baru menyadari bahwa wajahnya masih terasa panas. Dia pun berkata, "Oh, ya?"Annie menjulingkan matanya. Kemudian, dia seperti teringat akan sesuatu, dia pun berkata, "Oh iya, mana bosmu? Dia baik-baik saja, 'kan? Aku sudah datang ke sini, jadi sebagai sahabatmu, bagaimana kalau aku masuk sebentar? Aku juga mau lihat tampang pria yang disetujui oleh Brian.""Jangan bergurau ...."Stella merasa sangat canggung.Namun, Annie malah tertawa dan berkata, "Bergurau, ya .... Hari ini, kamu benar-benar hanya kerja lembur?""Iya ..." jawab Stella."Serius?""Iya!"Annie menatap sahabatnya lekat-lekat untuk sejenak, lalu berkata dengan kecewa, "Nggak seru."Stella tidak lagi menanggapi ucapannya....
Leo benar-benar agak terkejut. Bagaimanapun, selama beberapa tahun ini, wanita yang berada di sekitar Joshua hanya Rena, nona muda dari Keluarga Marwin.Namun, bahkan Leo yang sering berada di luar negeri pun tahu bahwa Joshua tidak tertarik pada Rena.Joshua ikut memandang ke luar jendela dan melihat Stella.Dia menatap Leo sejenak dengan tatapan gelap, lalu berkata, "Jangan asal bicara."Leo berkata, "Asal bicara? Ck ... dengar-dengar, baru-baru ini, entah siapa membuat keributan besar di pusat perbelanjaan di pusat kota. Kamu lupa, ya, kalau kakakku mengelola tempat itu? Kejadian itu membuat manajer kami ketakutan. Kakakku bahkan sengaja mencariku untuk menanyakan padaku apa yang terjadi. Bagaimanapun, Tuan Joshua nggak pernah marah besar karena siapa pun, apalagi karena seorang wanita ...."Joshua memicingkan matanya dan berkata, "Kamu cerewet sekali, ya?""Lumayan, deh ..." jawab Leo.Leo seketika terdiam, lalu dia berdeham dengan pelan dan tidak lagi mengucapkan apa pun.Sedangka
Dia masuk dengan membawa barang-barangnya. Begitu dia membuka pintu, dia melihat Joshua yang sudah mandi dan berganti pakaian ke pakaian rumah. Rambut pria itu masih agak basah.Cahaya lampu dari kepala ranjang menyinari wajah pria itu, menonjolkan ketampanannya.Dia sedang menunduk dan meninjau dokumen, dengan Shawn menjaga di sampingnya."Bos, ini dokumen untuk proyek di zona pengembangan itu, harus diselesaikan secepatnya ..." kata Shawn.Namun, pria itu tidak menghiraukan ucapan Shawn.Dia hanya menatap Stella untuk sejenak.Stella jelas-jelas baru mandi, kelembapan di tubuhnya samar-samar memperjelas bentuk tubuhnya yang bagus.Tatapan Joshua pun menggelap.Joshua berpikir, 'Sebelum keluar, dia nggak bisa lap badannya dengan baik, ya?'Kemudian, tatapan Joshua yang dingin beralih ke Shawn.Shawn terus menundukkan kepalanya, sudut matanya berdenyut dengan kuat.Dia sama sekali tidak berani melihat ke arah Stella!Sebenarnya, dia juga tidak tertarik, tetapi bosnya sangat picik! Oleh