Nayara Callista, itu namaku. aku
suka di panggil naya karena itu nama panggilanku, aku duduk di bangku kelas 5 SD. aku memiliki sifat yang keras kepala, bandel, dingin dan pemalu. tetapi di balik sifatku itu aku juga memiliki sifat kemandirian, ya. itu karena aku terbiasa hidup mandiri sejak kecil dan tidak pernah manja. aku juga memiliki sifat sedikit ramah tetapi hanya untuk orang yang ku kenal saja. sebaliknya jika aku tidak mengenalinya aku akan bersikap dingin terhadapnya.Aku tidak bersama Ibu kandungku sejak aku umur 1th, Ayah ku cerai dengan Ibu kandungku setelah Ibu kandungku meninggalkan ku disaat malam hari dimana saat itu saat aku dan ayah ku yang selalu tidur di sampingku tertidur pulas dan ibuku meninggal kan ku dengan memberi surat dan menaruh nya di dadaku. aku tidak tahu alsanya entah kenapa ibuku pergi meninggalkan aku dan ayahku. hari mulai fajar dan matahari tampak muncul dari timur, saat ayah bangun dan tidak sengaja melihat ada surat di dadaku "surat apa itu" gumam ayah lalu ayah membuka surat itu dan membaca nya . selesai membaca surat itu ekspresi ayah agak aneh seperti orang bingung, kecewa dan marah. aku pun penasaran kenapa setelah ayah membaca surat itu ekspresinya berubah seolah olah ingin marah, tapi apa dayaku yang masih kecil yang tidak bisa membaca dan tidak tahu apa masalahnya.
Setelah itu ayah mengemasi semua mainan ku dan pakaianku ke dalam tas dan kardus. lalu ayah ku menggendongku dan membawaku ke terminal, dan kita naik salah satu bus yang ada di terminal itu. saat aku dan ayah naik tiba tiba ada seorang pengamen yang mencubit kakiku. entah itu karena gemes dengan ku akupun tidak tahu, tapi ayah mengabaikan itu dan ayah melanjutkan jalan ke arah kursi-kursi yang ada di dalam bus sambil menggendongku.
Tanpa ku sadari tiba tiba kita sampai di salah atu pedesaan, aku dan ayah pun turun sambil menggendongku dan membawa tas serta kardus ditanganya agak nya seperti orang repot. dan kita masuk gang dan sampai di salah satu rumah yang depanya ada rel kereta api serta kereta nya, ya. memang jaman dulu kata orang-orang di desa yang saya tempati sekarang didepan rumah mereka dibangun jalan kereta atau bisa di sebut rel kereta api. tapi sekarang sejak dikenal nya jaman modern depan rumah mereka di bangun jalan dan menggusur rel kereta itu.aku tidak tahu dan masih bingung rumah siapa ini. lalu disambut lah kakek nenek, serta dua anak laki-laki yang umur nya muda dan remaja dan kakek nenek itu tampak bingung dan terkejut setelah aku dan ayah datang kesini. dan ayah mengatakan padaku "kamu disini ya nak tinggal sama kakek dan nenek, ayah mau cari uang buat jajan dan beli susu kamu" kata ayah sambil mengelus pelan kepalaku.
kakek dan nenek yang masih penasaran ada apa sebenarnya terus bertanya kepada ayah, secara tiba-tiba ayah menyuruh salah satu adik nya laki-laki itu untuk mengajakku bermain. saat aku lihat dari kejauhan ayah seperti menceritakan sesuatu kepada mereka, dan aku juga melihat nenek yang sedang menangis. dan disitu aku cuman berharap supaya aku cepat besar dan bisa mengerti semua apa yang sebenarnya terjadi.
keesokanya ayah pamit untuk balik ke jakarta sembari mengatakan
"naya disini aja ya sama kakek sama nenek, soalnya kalau naya disana nggak ada yang menjaga naya disaat ayah kerja nanti" kata ayah sambil mengelus kedua pundaku."nanti kalau naya udah besar, naya bisa kesana dan kumpul lagi sama ayah" lanjutan ayah dan setelah itu ayah langsung mengulurkan tangannya untuk salaman. dan aku pun langsung meraihnya. sembari mengatakan..."hati-hati ya yah" kata ku dengan nada rendah dan menahan rasa ingin menangis.setelah ayah balik ke jakarta, aku mencoba memulai hidup tanda adanya seorang ayah dan ibu di sini, dan aku cuman tinggal bersama kakek nenek dan om om (adiknya ayah). rasanya hampa dan tidak membuat diriku nyaman karna hidup tanpa kedua orang tua. tapi aku menahan rasa tidak nyaman ku itu dan berusaha untuk nyaman dan terbiasa hidup tanpa adanya mereka disampingku.
saat aku umur 5th aku berani keluar dan bermain, tidak jauh sih cuman samping rumah saja. karena kakek melarangku untuk main jauh-jauh. dan saat aku terbiasa bermain akhirnya aku dapat sahabat, namanya berlin dia sahabatku sejak kecil. berlin anak yang baik dan asik, aku sudah menganggapnya seperti saudara ku sendiri. dia juga cantik dengan rambut sebahu dan selalu memakai gamis karna gamis pakaian favorite nya. dan dia tidak suka rambut panjang, setiap tumbuh melebihi bahu pasti dia potong. ntah risih atau apa alasanya saya tidak tahu.
Flashback on...
sore-sore saat hujan deras, main hujan-hujanan karna aku suka dengan hujan. lalu saat sampai di depan rumah tetangga tiba-tiba ada anak perempuan yang menghampiriku dari arah dalam rumah.
"kamu enak ya bisa dibolehin hujan-hujanan sama ibu kamu" ucap nya setelah sampai di depanku.
"aku disini tinggal sama kakek-nenek ku saja, orang tuaku sedang bekerja di jakarta" jawab ku sedikit judes karena aku tidak mengenalinya.
"oh pantas saja, nama kamu siapa?" ucapnya sembari mengulurkan tanganya untuk mengajak ku kenalan.
"nama ku naya, nama kamu siapa" tanyaku balik sembari meraih tanganya.
"nama aku berlin" jawab nya
"ohh, salam kenal ya berlin" ucap ku dengan penuh senyuman sembari melepaskan tanganya.
"nayaaaa" teriak nenek mencariku
aku pun langsung pulang dan meninggalkan berlin.
"iya nek" jawabku.
"kamu dimana saja, jangan main jauh-jauh nanti kamu tersesat" tegasan nenek
"aku cuman main didepan rumah tetangga saja kok nek" jawabku
"ya sudah kamu buruan masuk, dan mandi, nenek buat kan kamu teh supaya tidak kedinginan" ucap nenek dan aku pun langsung masuk dan mandi.
pagi hari nya aku mendengar suara ketokan pintu dan aku pun membuka nya.
"berlin" ucapku saat membuka pintu dan mengetahui kalau itu berlin.
lalu dia mengajakku bermain di taman anak-anak seperti main ayunan dan lain lain.
setelah itu aku meminta izin nenek supaya nenek membolehkan aku bermain dengan berlin di taman.
"hati-hati ya, cepat pulang dan jangan jauh-jauh kalau main" ucap nenek.
Flashback off...
yah dari hari itu aku terbiasa bermain denganya sampai akhirnya jadi sahabat dan serasa seperti saudara sendiri.
pendaftaran TK pun di buka lalu nenek mendaftarkan ku di TK itu. dasi warna biru, atasan warna putih serta rok warna biru bermotif kotak -kotak dan rambutku yang di kepag dua dan tidak sengaja aku bertemu berlin yang daftar di TK itu juga. aku sedikit iri dengan teman-teman baruku, mereka di antar ibu dan ayah nya masing-masing tapi aku menahan rasa iriku itu lalu menyapa berlin.
"hai berlin, kamu sekolah disini juga?" sapaku kepadanya.
"iya soalnya deket dari rumah aku, nanti kita kalau berangkat sekolah bisa barengan saja" jawab berlin yang tampak bahagia.
aku membalasnya dengan anggukan dan senyuman lalu kita sama-sama mencari tempat duduk.
Itu waktu aku kecil ya... yang masih polos-polos nya yang tidak tau apa-apa bahkan masalah orang tua aja aku tidak paham.Tapi di usia ku yang sekarang aku bisa mengerti, ya. aku mengerti semenjak nenek keceplosan.Flashback on...Siang-siang hari saat aku main di depan rumah tiba-tiba alea datang, siapa alea? alea adalah salah satu sepupuku yang rumah nya tidak jauh dari rumah nenek umur nya lebih muda dari saya. ia membawa mainan barbie di tangan nya dan tak sengaja mainan nya itu jatuh. lalu aku mengambilnya sembari mengatakan ..."Wahh bagus banget mainan ini" ucapku setalah mengambil barbie itu dari tanah."Ini punyakuuuu" ucap alea sembari merebut mainan barb
Hari senin, menunjuk kan pukul 06.45 nenek naya membangunkan naya yang masih tertidur lelap. tidak seperti biasa nya, biasanya naya bangun dengan sendiri nya tanpa harus di bangun kan nenek nya."Bangun nay udah pagi, nanti kamu terlambat ke sekolah" ucap nenek sembari menggoyangkan bahu naya pelan-pelan."hoaammm, iya nek sekarang jam berapa?" naya terbangun dan duduk dengan mata yang masih berat untuk bangun."Sekarang jam 06.45, kamu tumben bangun kesiangan, biasanya kan selalu bangun pagi" kata nenek."Apa! jam 06.45, yahh kesiangan dong pasti terlambat sekolah" ucap naya sembari menguncir rambut nya yang tadi nya acak-acakan."udah-udah, sekarang naya buruan mandi gih, nenek siapkan bekal untu
"Eh kalo ngomong di jaga dong, mentang-mentang lo anak miliarder terus lo seenak nya aja maki-maki orang" bantah berlin tidak terima ketika sahabat nya di maki-maki soraya dan geng nya." Nggak usah sok jadi pahlawan lo, lo sama dia sebelas dua belas, sama-sama cupu " ujar soraya.Berlin yang tidak terima, hampir saja menampar pipi Soraya tetapi terhalang karena naya menahan tangan berlin yang hampir menampar soraya." Udah ber, nggak usah kita ladeni mereka. biar kan saja " ucap naya yang tidak mau memperpanjang masalah." Tapi nay, mereka bener-bener keterlaluan " ujar berlin yang masih tidak terima." Bilang aja takut lo sama kita " sambung soraya dan bel masuk kelas pun berbunyi.Bu melda pun masuk kembali di kelas itu, dan anak-anak bergegas duduk di bangku nya masing-masing.Saat Bu melda melihat di bawah bangku naya ada nasi yang berantakan Bu melda pun ma
Sore hari nya kedatangan wanita, kata Nenek wanita itu ibu kandung Naya, Naya senang dan kegirangan saat ia bisa bertemu Ibu kandung nya." Dia siapa nek? " tanya Naya." Dia Ibu kandung kamu, nama nya Rere, waktu kamu kecil kamu biasa manggil dia mama Rere " jawab nenek.Saat wanita itu turun dari mobil nya, Naya langsung lari menghampiri wanita itu dan memeluk erat wanita itu dan wanita itu membalas pelukan dari anak nya sembari meneteskan air mata nya." Ngapain dia kesini!! " sahut Ayah Naya yang tiba-tiba datang dari dalam rumah.Ayah Naya tidak terima jika wanita itu datang dan bertemu Naya, ia bilang hati nya masih sakit, sekaligus ia menjaga perasaan calon istri nya." Mungkin dia kangen sama anak nya, jadi tidak ada salah nya kan kalau dia kesini dan bertemu dengan anak nya "ujar Nenek dengan nada suara yang rendah." Tapi bu, hati aku masih sakit
kring...kringg ...Suara jam beker Naya berbunyi dan menunjukkan pukul 05.30.Naya menggayuh jam beker di meja samping ranjang nya lalu ia melihat nya dan ia mematikan alrm nya dengan Mata yang masih berat untuk bangun.Lalu Naya bangun dan duduk di tepi ranjang sembari ia menguncir kembali rambut nya.Ia terbiasa tidur dengan melepas kuncirannya.Lalu Naya mengambil handuk nya dan berjanjak ke kamar mandi untuk mandi.10 menit kemudian...Usai mandi ia pun menaruh buku-buku sesuai jadwal hari ini ke dalam tas nya." Kenapa tidak di siap kan dari tadi malam nay " tanya Meriska yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar Naya.Naya tidak merespon apa pun.Sengaja Naya tidak merespon karena ia tidak suka ada wanita itu di kamar nya.Lalu Naya duduk di meja belajar nya dengan menyisir rambut om
Setelah sampai di rumah..." Naya pulang yah " ucap Naya sembari mencium kening Ayah nya yang membaca koran di teras." Princez nya ayah udah pulang " jawab Romeo meletakkan koran nya itu di meja samping nya, dan membawa putri nya di pangkuan nya sembari ia membelai manja pipi Naya." Ehemm... '' ucap Naya mengangguk dan tersenyum manis" Tadi gimana sekolah nya? ada yang jailin kamu nggak, kalau ada bilang aja sama Ayah biar Ayah marahin " tanya Romeo masih menghelai wajah putri nya." hihihi... " Naya tertawa kecil sembari menutup bibir nya dengan kedua telapak tangan nya." Nggak ada kok yah, kalau ada pasti Naya udah bilang sama pahlawan Naya " kata Naya lagi." Emang siapa pahlawan kamu " tanya Romeo yang masih ingin bercanda dengan putri nya." Ayah " jawab nya tertawa kecil." Ayah janji ayah akan jadi pahla
"Em... Naya tidak jajan di sekolah yah" Jawab nya." Apa jangan-jangan..." Gumam Ayah nya." Meriska ayo ikut aku! " pinta Romeo sembari menarik tangan Meriska.Mereka semua semakin menjauh dari pandangan Naya, perbincangan mereka pun tidak terdengar di telinga Naya." Kamu kan yang ngasih racun dimakanan Naya " tanya Romeo dan melepaskan tangannya wanita itu." Demi allah aku nggak ngasih racun di makanan Naya mas " jawab Meriska." Jelas-jelas Naya kejang-kejang setelah makan masakan kamu " kata Romeo marah." Aku berani sumpah, bukan aku yang ngasih racun di makanan itu " jelasan wanita itu sembari menatap Romeo dengan raut wajah yang sangat-sangat tegang.Naya melihat mereka dari jarak jauh, Naya tahu jika Ayah nya dan Meriska sedang berantem. Tapi aneh nya Naya malah kelihatan bahagia dengan mengangkat ujung kanan bibir nya saat melih
Setalah sampai di rumah..." Berapa ongkos nya pak? " Tanya Romeo usai turun dari Taxi." 30 ribu saja pak " jawab supir dan Romeo memberikan uang 30 ribu untuk nya.Nek Ipah nenek nya Naya keluar saat mendengar suara sebuah mobil berhenti di depan rumah nya, ia sangat girang sekali saat cucu nya dan anak nya serta calon mantunya turun dari Taxi itu." Naya kamu sudah pulang nak, tadi kata Dokter sakit apa? " sambut nek ipah dan langsung memeluk cucu nya." Naya keracunan makanan bu, semua ini ulah nya Meriska " sahut Romeo." Apa? tidak mungkin rom, Meriska itu wanita baik-baik " ucap nek ipah tidak percaya." Jelas-jelas naya sakit setelah makan masakan Meriska bu " ucap Romeo." Apa yang di bilang ibumu benar, Bapak mengenal Meriska dan keluarga nya udah lama uhuk uhuk " sahut kakek Naya, tiba-tiba datang dari kamar nya, ia ber
7 menit kemudian......"Cepetaaan woiiii lamaaa amaaaat" teriak Alea dari luar kamar mandi."Sabaaaar napaaa sihhhh" sahut Naya sembari menggosok gigi nya dengan sikat gigi."Nanti telat gobloook" ucap Alea"Gapapa kalau yang telat lo asal jangan gue" ucap Naya."Reseeee""Bodoo amaaat""Nayaa ayo dong gantian sama Alea, nanti dia telat loh. Sekolah nya juga lumayan jauh kan" ujar nek Ipah sembari menggoreng ikan."Dengeriiiin nohhh, tau nih nek memang dia itu egois" sahut Naya."Ngomong apa sih lo gue gak dengerrr""Tuli looo????""Hust Alea nggak boleh gitu, ucapan adalah doa" tegur nek Ipah yang masih menggoreng ikan."Nananananananaaaaa" Naya menyanyi dan menari usai keluar dari kamar mandi dengan handuk yang terlilit di badannya."Apa sih gajelass
Malam hari nya, karena kamar yang ada di rumah nek Ipah cuman ada tiga kamar dan itu sudah di huni semua, dua kamar di tempati nek Ipah serta Romeo dan istrinya sedangkan satu kamar lagi di tempati Naya. "Alea tidur dimana nek?" tanya Alea yang tengah menonton televisi bersama nek Ipah, Naya dan Meriska."Kamu tidur sama kak Naya saja, dikamarnya" jawab nek Ipah."Sempitt neeeek" sahut Naya.Memang mereka tidak pernah akur jika di satukan. Mereka selalu bertengkar tapi tidak terus menerus, kadang-kadang akur tapi cuman beberapa menit saja. Setelah itu berantem lagi. Itu memang sudah kebiasaan mereka sejak kecil."Husttt, Naya tidak boleh serakah gitu dong" ujar Meriska."Aku juga nggak mau tidur seranjang sama kak Naya, kak Naya kalau tidur nggak bisa diem, kepala yang semula sejejer dengan kepalaku sampai-sampai pindah posisi jadi di bawah kaki aku. Habis itu kaki nya nggak bisa diem lagi sampai-sa
Proses pemakaman pun selesai, kakek yang sudah ada di dalam tanah dan kini keluarganya hanya bisa berpasrah.Semua orang telah bubar dan pulang masing-masing terkecuali keluarga nya.Nek Ipah yang masih memeluk batu nisan dan terus mengalirkan air matanya, sedangkan Romeo dan adiknya yang masih menaburi bunga-bunga itu. Hingga makam Kakek kini penuh dengan bunga bunga mekar dan wangi.Ranty yang tidak sengaja melihat ada wanita berjalan ke arah nya dengan jubah putih dan kerudung putih juga.Ranty seperti mengenali wanita itu."Kak, itu mbak Rere bukan?" bisik Ranty tepat di telinga Romeo.Wanita itu semakin dekat dan wajah nya pun mulai tampak jelas."Kenapa dia ada disinii?" tanya Romeo da
"Permintaan apa pak?" tanya Romeo.Kakek mengangkat punggung tangan Romeo dan Meriska, dan kakek menepukkan telapak tangan Romeo di atas punggung tangan Meriska. "Bapak ingin kamu menikahi Meriska sekarang juga di depan bapak" pinta pria tua itu. Naya melongo saat mengetahui permintaan terakhir kakek nya, Romeo menatap mata Anak nya dengan sorot mata sebuah kode pertanyaan. Apakah Naya setuju dengan permintaan kakek nya atau malah menolak?.Naya mengangguk dengan arti bahwa dirinya setuju dengan permintaan terakhir kakek nya. Naya tidak mau jika kakek nya nanti pergi dengan hati kecewa, maka dari itu Naya lebih baik mengalah dan membuat hati kakek nya bahagia.Romeo kembali menatap Ayah nya setelah
Nek Ipah membawa botol berisi bubuk itu ke luar dari kamar Naya. "Brakkk" nek Ipah tidak sengaja menabrak Naya karena gugup dan akhir nya botol berisi bubuk itu jatuh."Kam...kamu kok ce...cepet pulang nya" ucap nek Ipah gugup."Iya kan aku sudah bilang cuman sebentar" jawab Naya.Naya melihat ada botol berwarna putih di bawah nya lalu ia mengambil botol itu."Hah! ini kan bubuk racun yang aku sembunyikan di kamar" ucap nya dalam hati."Nenek dapet botol ini dari mana nek?" tanya Naya dan menunjukkan botol itu di hadapannya."Dari...dari..mmm tadi kan Nenek habis merapikan kamar kamu, terus Nenek tidak sengaja melihat botol itu di bawah bantal kamu" jawab nek Ipah.
Minggu pagi hari sinar matahari sudah menyinari bumi dengan sangat terang, Dan Naya pun belum juga bangun ia masih memejam kan mata nya dan merangkul guling kesayangan nya.Meriska masuk dan membuka jendela kamar Naya, Lalu ia duduk di tepi ranjang Naya sembari ia mengelus kening Naya, Ia tidak tega untuk membangun kan Naya."Kamu kenapa tidak membangun kan Naya?" tanya nek Ipah tiba-tiba masuk ke dalam kamar Naya dengan tujuan untuk membangun kan cucu nya."Jangan bu kasihan dia, dia sepertinya kelelahan" jawab Meriska menatap wajah Naya dengan penuh haru."Tapikan dia harus minum obat?""Belum siang-siang banget kok bu""Ya sudah, kamu sibuk?" tanya nek Ipah."Tidak" jawab Meriska."Kalau gitu kamu mau kan di ajak Romeo ke butik, untuk memilih baju pengantin buat kalian?""Kok mas Romeo tidak
Setelah sampai di depan kelas...Pintu kelas belum dibuka, semua murid serta orang tua nya menunggu di depan kelas sampai muncul pengumuman masuk kelas.Selamat datang di SDN 1 Pacasila silahkan masuk ke kelas putra putri anda masing-masing sesuai kelas nya masing-masing Pengumuman telah muncul." Selamat pagi semua nya " sapa Bu Melda untuk tamu-tamunya serta murid-murid nya, sembari membuka kunci pintu kelas." Silahkan masuk pak buk, murid-murid ku sekalian " pinta Bu Melda usai membuka lebar pintu kelas.Mereka disambut ramah oleh Bu Melda, semua orang tua murid tersenyum menandakan dirinya suka perlakuan Bu Melda kepada mereka semua.Begitu juga Bu Melda takjub dengan semua murid nya yang berseraga
Setalah sampai di rumah..." Berapa ongkos nya pak? " Tanya Romeo usai turun dari Taxi." 30 ribu saja pak " jawab supir dan Romeo memberikan uang 30 ribu untuk nya.Nek Ipah nenek nya Naya keluar saat mendengar suara sebuah mobil berhenti di depan rumah nya, ia sangat girang sekali saat cucu nya dan anak nya serta calon mantunya turun dari Taxi itu." Naya kamu sudah pulang nak, tadi kata Dokter sakit apa? " sambut nek ipah dan langsung memeluk cucu nya." Naya keracunan makanan bu, semua ini ulah nya Meriska " sahut Romeo." Apa? tidak mungkin rom, Meriska itu wanita baik-baik " ucap nek ipah tidak percaya." Jelas-jelas naya sakit setelah makan masakan Meriska bu " ucap Romeo." Apa yang di bilang ibumu benar, Bapak mengenal Meriska dan keluarga nya udah lama uhuk uhuk " sahut kakek Naya, tiba-tiba datang dari kamar nya, ia ber
"Em... Naya tidak jajan di sekolah yah" Jawab nya." Apa jangan-jangan..." Gumam Ayah nya." Meriska ayo ikut aku! " pinta Romeo sembari menarik tangan Meriska.Mereka semua semakin menjauh dari pandangan Naya, perbincangan mereka pun tidak terdengar di telinga Naya." Kamu kan yang ngasih racun dimakanan Naya " tanya Romeo dan melepaskan tangannya wanita itu." Demi allah aku nggak ngasih racun di makanan Naya mas " jawab Meriska." Jelas-jelas Naya kejang-kejang setelah makan masakan kamu " kata Romeo marah." Aku berani sumpah, bukan aku yang ngasih racun di makanan itu " jelasan wanita itu sembari menatap Romeo dengan raut wajah yang sangat-sangat tegang.Naya melihat mereka dari jarak jauh, Naya tahu jika Ayah nya dan Meriska sedang berantem. Tapi aneh nya Naya malah kelihatan bahagia dengan mengangkat ujung kanan bibir nya saat melih