kring...kringg ...
Suara jam beker Naya berbunyi dan menunjukkan pukul 05.30.
Naya menggayuh jam beker di meja samping ranjang nya lalu ia melihat nya dan ia mematikan alrm nya dengan Mata yang masih berat untuk bangun.
Lalu Naya bangun dan duduk di tepi ranjang sembari ia menguncir kembali rambut nya.
Ia terbiasa tidur dengan melepas kuncirannya.
Lalu Naya mengambil handuk nya dan berjanjak ke kamar mandi untuk mandi.
10 menit kemudian...
Usai mandi ia pun menaruh buku-buku sesuai jadwal hari ini ke dalam tas nya.
" Kenapa tidak di siap kan dari tadi malam nay " tanya Meriska yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar Naya.
Naya tidak merespon apa pun.
Sengaja Naya tidak merespon karena ia tidak suka ada wanita itu di kamar nya.
Lalu Naya duduk di meja belajar nya dengan menyisir rambut ombak nya itu.
" Tante kepangin ya rambut nya " ucap Meriska sembari memegang dan mengjelai-helai manja rambut ombak nya Naya untuk di kepang.
" Nggak usah! aku bisa sendiri " jawab nya judes.
Meriska langsung melepaskan rambut Naya
Usai Naya merapih kan rambut nya dan seragam nya ternyata ia lupa, ia belum memakai dasi dan topi. karena ini hari senin jadi Naya harus mengikuti upacara bendera.
Meriska yang tidak sengaja melihat sebuah Dasi dan topi di lemari Naya yang terbuka akhir nya Meriska mengambil nya dan memberikan nya kepada Naya.
" Ini dasi sama topi kamu kan nay? " tanya meriska sembari menunjuk kan dasi dan topi nya.
Naya langsung Menyahut dasi dan topi itu tanpa mengucapkan kata sedikit pun
" Nanti kalau udah siap semua nya langsung ke ruang makan ya kita makan sama-sama " ucap Meriska dan beranjak ke ruang makan.
Usai Naya memakai topi dan dasi nya lalu ia pergi ke ruang makan.
" Putri kecil ayah cantik banget sih hari ini " ucap romeo sembari mencubit pipi dan mencium kening putri nya itu.
Naya pun tersenyum manis, lalu duduk di kursi makan.
" Tante buatin kamu susu biar kamu sehat, di habis kan ya sayang " ucap Meriska sembari menaruh segelas susu.
Lalu Naya menenggak susu itu sampai habis.
Setelah itu Naya mendorong kursi nya ke belakang lalu ia berdiri dan bersiap-siap untuk sekolah.
" Loh kok nasi nya nggak dimakan nay, kenapa cuman minum susu? nanti nggak kenyang lo " ujar meriska.
" Udah biasa " jawab nya.
" Oh iya, ini tante bawain bekal special buat kamu. nanti dimakan ya " ucap wanita itu sembari memberikan Naya kotak nasi.
Naya menyahut kotak nasi itu lalu menaruh nya di dalam tas nya.
" Yah...nek... Naya berangkat sekolah dulu ya " Naya berpamitan sama ayah nya dan nenek nya lalu beranjak ke sekolah tanpa berpamitan dengan Meriska bahkan menoleh pun tidak sama sekali.
" Sebenci itu kah Naya dengan ku??? " ucap Meriska dalam hati.
Setelah sampai di sekolah....
Saat Naya mau beranjak ke kelas nya tiba-tiba ada pengumuman dari aula.
Ia pun berhenti melangkah kan kaki nya ia diam lalu mendengarkan pengumuman itu.
" Pengumuman-pengumuman!!! "
" Untuk semua siswa-siswi SD N 1 Pancasila Memberitahu orang tua kalian untuk datang ke sekolah untuk mengadakan rapat!!! "" Besok!!! "" Dan wajib!!! "" Rapat?? semoga aja besok Ayah mau datang ke sekolah " gumam Naya lalu ia melanjut kan perjalanan nya menuju kelas nya.
Setelah sampai di kelas nya...
" Selamat pagi anak-anak " sapa Bu Melda datang.
" Pagi buu " ucap semua murid.
" Besok kan orang tua kalian di wajib kan datang di sini jadi Bu Melda mau kelas harus kelihatan bersih dan rapih " ujar Bu Melda.
" Hari ini pembelajaran nya di ganti bersih-bersih, jika kelas sudah kelihatan bersih dan rapih kalian boleh pulang " sambung Bu Melda.
" Paham semua??? " ucap Bu Melda lagi.
" Paham buu..." sahut semua murid.
" Oke kalau begitu Bu Melda tinggal dulu " pamit Bu Melda dan pergi meninggal kan kelas.
Lalu murid per murid mengambil peralatan kebersihan terkecuali Soraya dan geng nya.
" Kamu kenapa tidak ikut kerja bakti?? " tanya Naya yang melihat geng nya Soraya sedang menggerombol di pojok kelas.
"Iuhhhh nanti kotor dong tangan kita" jawab Soraya.
" Nah iya, kita tuh nggak pantes bersih-bersih kayak begituan " sahut Mela.
" Emm dengerin, tapi kalau lo sih pantes-pantes aja ya kan hahahaha " sambung Adel dan tertawa keras.
" Ya iya lah, dasar nya aja gembell hahahhahaha " ujar Soraya juga sembari tertawa di atas penderitaan Naya.
" Eh mulut lo di jaga ya!! Jadi orang kerjaannya kok nyinyir mulu sih neng!" sahut Berlin yang tiba-tiba datang dan membela Sahabat nya.
" Nay! lo gimana sih di rendahin kayak gitu kenapa diam aja, bales dong bantah mereka, lo harus berani" tegasan Berlin kepada sahabat nya itu.
" Ciee yang belain kakak nya " ujar mela.
" yahh sama-sama gembel mau gimana lagi " sambung Soraya remeh.
" Hahahahahaha " Soraya dan teman nya tertawa terbahak-bahak.
" Memang pantes ya kalian, sama-sama gembel " ucap Soraya dan meninggal kan Naya dan Berlin.
Berlin menggeram kan tangan nya.
" Gue bener-bener nggak terima di injek-injek sama mereka! " ucap Berlin dan hampir mengejar Soraya tetapi Naya menghalangi Berlin.
" Sudah-sudah ber, lagi pula tidak ku masukin hati kok omongan mereka " ujar Naya.
" Tapi nay..." ucap Berlin.
" Yuk kita lanjut bersih-bersih lagi biar cepet kelar dan cepet pulang " sambung Naya.
Lalu mereka membersih kan kelas nya dengan membagi tugas masing-masing. Naya mengepel, Berlin menyapu, dan sebagian ada yang membersihkan kaca dan menyapu langit-langit kelas.
" Du..du..ru..du..du..du " Soraya menyanyi di sepanjang langkah nya sembari meng injak-injak lantai yang sudah di pel Naya. sehingga lantai itu terlihat kotor lagi dengan bekas sepatu Soraya.
Lalu Naya mengepel lantai itu kembali.
Setelah lantai itu bersih kembali Soraya mulai mengotori lantai itu lagi dengan serpihan-serpihan kertas dan Bu Melda melihat itu.
" Soraya! kenapa kamu tidak ikut teman-teman kamu kerja bakti! dan kenapa kamu malah mengotori lantai-lantai ini! " tanya Bu Melda marah.
Soraya dan teman nya diam ketakutan.
" Ma...maaf bu, ka...kami...ngga...nggak sengaja " jawab nya gugup.
" Dia bo ong bu, dia melakukan seperti ini tidak sekali dua kali tapi berkali-kali tadi saya lihat sendiri dia sengaja menginjak-nginjak lantai yang sudah Naya pel bersih supaya lantai nya kotor lagi dan membuat Naya lelah " Jelasan Berlin yang tiba-tiba datang
" Dia juga tidak mau ikut kerja bakti " sambung Berlin.
Setelah mendengarkan penjelasan Berlin Bu Melda menggeleng-nggelengkan kepala.
'' Sekarang juga kalian ibu hukum!! " Bu Melda menghukum Soraya dan geng nya.
" Dan untuk anak-anak lain nya sekarang boleh pulang " sambung Bu Melda.
Soraya menatap tajam Berlin, Berlin pun membalas tatapan tajam itu dengan mengangkat pojok kanan bibir nya.
" Berani-berani nya ya lo ngadu yang nggak-nggak ke Bu Melda " Soraya berbisik di kuping Berlin saat Berlin mau beranjak pulang.
" Bodo amat, emang itu fakta nya " jawab Berlin membisik di kuping Soraya.
" Urusan kita belum selesai, awas lo! " ancaman Soraya dan masih membisik di kuping Berlin
'' Gue nggak takut!! " jawab Berlin dan ia pun pulang.
Setelah sampai di rumah..." Naya pulang yah " ucap Naya sembari mencium kening Ayah nya yang membaca koran di teras." Princez nya ayah udah pulang " jawab Romeo meletakkan koran nya itu di meja samping nya, dan membawa putri nya di pangkuan nya sembari ia membelai manja pipi Naya." Ehemm... '' ucap Naya mengangguk dan tersenyum manis" Tadi gimana sekolah nya? ada yang jailin kamu nggak, kalau ada bilang aja sama Ayah biar Ayah marahin " tanya Romeo masih menghelai wajah putri nya." hihihi... " Naya tertawa kecil sembari menutup bibir nya dengan kedua telapak tangan nya." Nggak ada kok yah, kalau ada pasti Naya udah bilang sama pahlawan Naya " kata Naya lagi." Emang siapa pahlawan kamu " tanya Romeo yang masih ingin bercanda dengan putri nya." Ayah " jawab nya tertawa kecil." Ayah janji ayah akan jadi pahla
"Em... Naya tidak jajan di sekolah yah" Jawab nya." Apa jangan-jangan..." Gumam Ayah nya." Meriska ayo ikut aku! " pinta Romeo sembari menarik tangan Meriska.Mereka semua semakin menjauh dari pandangan Naya, perbincangan mereka pun tidak terdengar di telinga Naya." Kamu kan yang ngasih racun dimakanan Naya " tanya Romeo dan melepaskan tangannya wanita itu." Demi allah aku nggak ngasih racun di makanan Naya mas " jawab Meriska." Jelas-jelas Naya kejang-kejang setelah makan masakan kamu " kata Romeo marah." Aku berani sumpah, bukan aku yang ngasih racun di makanan itu " jelasan wanita itu sembari menatap Romeo dengan raut wajah yang sangat-sangat tegang.Naya melihat mereka dari jarak jauh, Naya tahu jika Ayah nya dan Meriska sedang berantem. Tapi aneh nya Naya malah kelihatan bahagia dengan mengangkat ujung kanan bibir nya saat melih
Setalah sampai di rumah..." Berapa ongkos nya pak? " Tanya Romeo usai turun dari Taxi." 30 ribu saja pak " jawab supir dan Romeo memberikan uang 30 ribu untuk nya.Nek Ipah nenek nya Naya keluar saat mendengar suara sebuah mobil berhenti di depan rumah nya, ia sangat girang sekali saat cucu nya dan anak nya serta calon mantunya turun dari Taxi itu." Naya kamu sudah pulang nak, tadi kata Dokter sakit apa? " sambut nek ipah dan langsung memeluk cucu nya." Naya keracunan makanan bu, semua ini ulah nya Meriska " sahut Romeo." Apa? tidak mungkin rom, Meriska itu wanita baik-baik " ucap nek ipah tidak percaya." Jelas-jelas naya sakit setelah makan masakan Meriska bu " ucap Romeo." Apa yang di bilang ibumu benar, Bapak mengenal Meriska dan keluarga nya udah lama uhuk uhuk " sahut kakek Naya, tiba-tiba datang dari kamar nya, ia ber
Setelah sampai di depan kelas...Pintu kelas belum dibuka, semua murid serta orang tua nya menunggu di depan kelas sampai muncul pengumuman masuk kelas.Selamat datang di SDN 1 Pacasila silahkan masuk ke kelas putra putri anda masing-masing sesuai kelas nya masing-masing Pengumuman telah muncul." Selamat pagi semua nya " sapa Bu Melda untuk tamu-tamunya serta murid-murid nya, sembari membuka kunci pintu kelas." Silahkan masuk pak buk, murid-murid ku sekalian " pinta Bu Melda usai membuka lebar pintu kelas.Mereka disambut ramah oleh Bu Melda, semua orang tua murid tersenyum menandakan dirinya suka perlakuan Bu Melda kepada mereka semua.Begitu juga Bu Melda takjub dengan semua murid nya yang berseraga
Minggu pagi hari sinar matahari sudah menyinari bumi dengan sangat terang, Dan Naya pun belum juga bangun ia masih memejam kan mata nya dan merangkul guling kesayangan nya.Meriska masuk dan membuka jendela kamar Naya, Lalu ia duduk di tepi ranjang Naya sembari ia mengelus kening Naya, Ia tidak tega untuk membangun kan Naya."Kamu kenapa tidak membangun kan Naya?" tanya nek Ipah tiba-tiba masuk ke dalam kamar Naya dengan tujuan untuk membangun kan cucu nya."Jangan bu kasihan dia, dia sepertinya kelelahan" jawab Meriska menatap wajah Naya dengan penuh haru."Tapikan dia harus minum obat?""Belum siang-siang banget kok bu""Ya sudah, kamu sibuk?" tanya nek Ipah."Tidak" jawab Meriska."Kalau gitu kamu mau kan di ajak Romeo ke butik, untuk memilih baju pengantin buat kalian?""Kok mas Romeo tidak
Nek Ipah membawa botol berisi bubuk itu ke luar dari kamar Naya. "Brakkk" nek Ipah tidak sengaja menabrak Naya karena gugup dan akhir nya botol berisi bubuk itu jatuh."Kam...kamu kok ce...cepet pulang nya" ucap nek Ipah gugup."Iya kan aku sudah bilang cuman sebentar" jawab Naya.Naya melihat ada botol berwarna putih di bawah nya lalu ia mengambil botol itu."Hah! ini kan bubuk racun yang aku sembunyikan di kamar" ucap nya dalam hati."Nenek dapet botol ini dari mana nek?" tanya Naya dan menunjukkan botol itu di hadapannya."Dari...dari..mmm tadi kan Nenek habis merapikan kamar kamu, terus Nenek tidak sengaja melihat botol itu di bawah bantal kamu" jawab nek Ipah.
"Permintaan apa pak?" tanya Romeo.Kakek mengangkat punggung tangan Romeo dan Meriska, dan kakek menepukkan telapak tangan Romeo di atas punggung tangan Meriska. "Bapak ingin kamu menikahi Meriska sekarang juga di depan bapak" pinta pria tua itu. Naya melongo saat mengetahui permintaan terakhir kakek nya, Romeo menatap mata Anak nya dengan sorot mata sebuah kode pertanyaan. Apakah Naya setuju dengan permintaan kakek nya atau malah menolak?.Naya mengangguk dengan arti bahwa dirinya setuju dengan permintaan terakhir kakek nya. Naya tidak mau jika kakek nya nanti pergi dengan hati kecewa, maka dari itu Naya lebih baik mengalah dan membuat hati kakek nya bahagia.Romeo kembali menatap Ayah nya setelah
Proses pemakaman pun selesai, kakek yang sudah ada di dalam tanah dan kini keluarganya hanya bisa berpasrah.Semua orang telah bubar dan pulang masing-masing terkecuali keluarga nya.Nek Ipah yang masih memeluk batu nisan dan terus mengalirkan air matanya, sedangkan Romeo dan adiknya yang masih menaburi bunga-bunga itu. Hingga makam Kakek kini penuh dengan bunga bunga mekar dan wangi.Ranty yang tidak sengaja melihat ada wanita berjalan ke arah nya dengan jubah putih dan kerudung putih juga.Ranty seperti mengenali wanita itu."Kak, itu mbak Rere bukan?" bisik Ranty tepat di telinga Romeo.Wanita itu semakin dekat dan wajah nya pun mulai tampak jelas."Kenapa dia ada disinii?" tanya Romeo da
7 menit kemudian......"Cepetaaan woiiii lamaaa amaaaat" teriak Alea dari luar kamar mandi."Sabaaaar napaaa sihhhh" sahut Naya sembari menggosok gigi nya dengan sikat gigi."Nanti telat gobloook" ucap Alea"Gapapa kalau yang telat lo asal jangan gue" ucap Naya."Reseeee""Bodoo amaaat""Nayaa ayo dong gantian sama Alea, nanti dia telat loh. Sekolah nya juga lumayan jauh kan" ujar nek Ipah sembari menggoreng ikan."Dengeriiiin nohhh, tau nih nek memang dia itu egois" sahut Naya."Ngomong apa sih lo gue gak dengerrr""Tuli looo????""Hust Alea nggak boleh gitu, ucapan adalah doa" tegur nek Ipah yang masih menggoreng ikan."Nananananananaaaaa" Naya menyanyi dan menari usai keluar dari kamar mandi dengan handuk yang terlilit di badannya."Apa sih gajelass
Malam hari nya, karena kamar yang ada di rumah nek Ipah cuman ada tiga kamar dan itu sudah di huni semua, dua kamar di tempati nek Ipah serta Romeo dan istrinya sedangkan satu kamar lagi di tempati Naya. "Alea tidur dimana nek?" tanya Alea yang tengah menonton televisi bersama nek Ipah, Naya dan Meriska."Kamu tidur sama kak Naya saja, dikamarnya" jawab nek Ipah."Sempitt neeeek" sahut Naya.Memang mereka tidak pernah akur jika di satukan. Mereka selalu bertengkar tapi tidak terus menerus, kadang-kadang akur tapi cuman beberapa menit saja. Setelah itu berantem lagi. Itu memang sudah kebiasaan mereka sejak kecil."Husttt, Naya tidak boleh serakah gitu dong" ujar Meriska."Aku juga nggak mau tidur seranjang sama kak Naya, kak Naya kalau tidur nggak bisa diem, kepala yang semula sejejer dengan kepalaku sampai-sampai pindah posisi jadi di bawah kaki aku. Habis itu kaki nya nggak bisa diem lagi sampai-sa
Proses pemakaman pun selesai, kakek yang sudah ada di dalam tanah dan kini keluarganya hanya bisa berpasrah.Semua orang telah bubar dan pulang masing-masing terkecuali keluarga nya.Nek Ipah yang masih memeluk batu nisan dan terus mengalirkan air matanya, sedangkan Romeo dan adiknya yang masih menaburi bunga-bunga itu. Hingga makam Kakek kini penuh dengan bunga bunga mekar dan wangi.Ranty yang tidak sengaja melihat ada wanita berjalan ke arah nya dengan jubah putih dan kerudung putih juga.Ranty seperti mengenali wanita itu."Kak, itu mbak Rere bukan?" bisik Ranty tepat di telinga Romeo.Wanita itu semakin dekat dan wajah nya pun mulai tampak jelas."Kenapa dia ada disinii?" tanya Romeo da
"Permintaan apa pak?" tanya Romeo.Kakek mengangkat punggung tangan Romeo dan Meriska, dan kakek menepukkan telapak tangan Romeo di atas punggung tangan Meriska. "Bapak ingin kamu menikahi Meriska sekarang juga di depan bapak" pinta pria tua itu. Naya melongo saat mengetahui permintaan terakhir kakek nya, Romeo menatap mata Anak nya dengan sorot mata sebuah kode pertanyaan. Apakah Naya setuju dengan permintaan kakek nya atau malah menolak?.Naya mengangguk dengan arti bahwa dirinya setuju dengan permintaan terakhir kakek nya. Naya tidak mau jika kakek nya nanti pergi dengan hati kecewa, maka dari itu Naya lebih baik mengalah dan membuat hati kakek nya bahagia.Romeo kembali menatap Ayah nya setelah
Nek Ipah membawa botol berisi bubuk itu ke luar dari kamar Naya. "Brakkk" nek Ipah tidak sengaja menabrak Naya karena gugup dan akhir nya botol berisi bubuk itu jatuh."Kam...kamu kok ce...cepet pulang nya" ucap nek Ipah gugup."Iya kan aku sudah bilang cuman sebentar" jawab Naya.Naya melihat ada botol berwarna putih di bawah nya lalu ia mengambil botol itu."Hah! ini kan bubuk racun yang aku sembunyikan di kamar" ucap nya dalam hati."Nenek dapet botol ini dari mana nek?" tanya Naya dan menunjukkan botol itu di hadapannya."Dari...dari..mmm tadi kan Nenek habis merapikan kamar kamu, terus Nenek tidak sengaja melihat botol itu di bawah bantal kamu" jawab nek Ipah.
Minggu pagi hari sinar matahari sudah menyinari bumi dengan sangat terang, Dan Naya pun belum juga bangun ia masih memejam kan mata nya dan merangkul guling kesayangan nya.Meriska masuk dan membuka jendela kamar Naya, Lalu ia duduk di tepi ranjang Naya sembari ia mengelus kening Naya, Ia tidak tega untuk membangun kan Naya."Kamu kenapa tidak membangun kan Naya?" tanya nek Ipah tiba-tiba masuk ke dalam kamar Naya dengan tujuan untuk membangun kan cucu nya."Jangan bu kasihan dia, dia sepertinya kelelahan" jawab Meriska menatap wajah Naya dengan penuh haru."Tapikan dia harus minum obat?""Belum siang-siang banget kok bu""Ya sudah, kamu sibuk?" tanya nek Ipah."Tidak" jawab Meriska."Kalau gitu kamu mau kan di ajak Romeo ke butik, untuk memilih baju pengantin buat kalian?""Kok mas Romeo tidak
Setelah sampai di depan kelas...Pintu kelas belum dibuka, semua murid serta orang tua nya menunggu di depan kelas sampai muncul pengumuman masuk kelas.Selamat datang di SDN 1 Pacasila silahkan masuk ke kelas putra putri anda masing-masing sesuai kelas nya masing-masing Pengumuman telah muncul." Selamat pagi semua nya " sapa Bu Melda untuk tamu-tamunya serta murid-murid nya, sembari membuka kunci pintu kelas." Silahkan masuk pak buk, murid-murid ku sekalian " pinta Bu Melda usai membuka lebar pintu kelas.Mereka disambut ramah oleh Bu Melda, semua orang tua murid tersenyum menandakan dirinya suka perlakuan Bu Melda kepada mereka semua.Begitu juga Bu Melda takjub dengan semua murid nya yang berseraga
Setalah sampai di rumah..." Berapa ongkos nya pak? " Tanya Romeo usai turun dari Taxi." 30 ribu saja pak " jawab supir dan Romeo memberikan uang 30 ribu untuk nya.Nek Ipah nenek nya Naya keluar saat mendengar suara sebuah mobil berhenti di depan rumah nya, ia sangat girang sekali saat cucu nya dan anak nya serta calon mantunya turun dari Taxi itu." Naya kamu sudah pulang nak, tadi kata Dokter sakit apa? " sambut nek ipah dan langsung memeluk cucu nya." Naya keracunan makanan bu, semua ini ulah nya Meriska " sahut Romeo." Apa? tidak mungkin rom, Meriska itu wanita baik-baik " ucap nek ipah tidak percaya." Jelas-jelas naya sakit setelah makan masakan Meriska bu " ucap Romeo." Apa yang di bilang ibumu benar, Bapak mengenal Meriska dan keluarga nya udah lama uhuk uhuk " sahut kakek Naya, tiba-tiba datang dari kamar nya, ia ber
"Em... Naya tidak jajan di sekolah yah" Jawab nya." Apa jangan-jangan..." Gumam Ayah nya." Meriska ayo ikut aku! " pinta Romeo sembari menarik tangan Meriska.Mereka semua semakin menjauh dari pandangan Naya, perbincangan mereka pun tidak terdengar di telinga Naya." Kamu kan yang ngasih racun dimakanan Naya " tanya Romeo dan melepaskan tangannya wanita itu." Demi allah aku nggak ngasih racun di makanan Naya mas " jawab Meriska." Jelas-jelas Naya kejang-kejang setelah makan masakan kamu " kata Romeo marah." Aku berani sumpah, bukan aku yang ngasih racun di makanan itu " jelasan wanita itu sembari menatap Romeo dengan raut wajah yang sangat-sangat tegang.Naya melihat mereka dari jarak jauh, Naya tahu jika Ayah nya dan Meriska sedang berantem. Tapi aneh nya Naya malah kelihatan bahagia dengan mengangkat ujung kanan bibir nya saat melih