Home / Rumah Tangga / Ibu Susu untuk Madu Suamiku / 70. Urusan Lebih Penting

Share

70. Urusan Lebih Penting

last update Last Updated: 2025-04-07 15:00:00

Kira tersenyum kecil saat melihat Julian berdiri dari sofa dan menghampirinya. Julian memandang ke sekeliling Kira.

“Kamu sendirian?” tanya Julian saat Kira sudah berdiri di hadapannya.

Kira mengangguk. “Iya, sendirian. Kenapa?”

“Aku pikir kamu pulang bareng bos kamu.” Julian tersenyum kecil.

Kira terdiam sejenak, lalu terkekeh dan menggeleng. “Nggak, lah. Dia ada lembur.”

Keduanya berjalan keluar dari lobi dan menuju parkiran. Julian membukakan pintu mobil untuk Kira, lalu ia menutup pintu saat Kira sudah masuk. Dan berjalan memutari bagian depan mobilnya.

“Dengar, ya, aku nggak mau geer, tapi aku penasaran, kamu sengaja datang ke sini untuk jemput aku?” tanya Kira dengan nada bercanda saat Julian sudah melajukan kendaraannya.

“Kamu pikir, aku ke sana untuk menjemput orang lain?” Julian balas bertanya sambil tersenyum kecil.

Meski sudah tahu bahwa Kira sudah menikah dengan Kaisar, tapi entah mengapa Julian pena
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (6)
goodnovel comment avatar
~kho~
cukup untuk... emang enak dicuekin
goodnovel comment avatar
Valenka Lamsiam
dasar jalang tak punya malu. cocok sekali sama si kai yang tak tau diri
goodnovel comment avatar
Etris Tresnawsti
kiraa kayanya lebih baik sama julian deh...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   71. Sikap Impulsif Kai

    Kira baru selesai mandi dan mengeringkan rambutnya dengan handuk saat ia mendengar deru mesin mobil yang berhenti di depan rumah.Dari suara mesinnya yang halus, Kira bisa menebak kalau itu adalah mobil Kai. Namun, kenapa pria itu sudah pulang jam segini? Bukankah tadi Kai bilang akan lembur?Kira mengenyahkan rasa penasarannya. Ia memilih pakaian kasual yang busui friendly dari lemari, setelah makan malam nanti rencananya ia akan pergi menemui Luna.Sesaat setelah Kira mengenakan pakaiannya dan menyisir rambut, ia pun turun ke lantai bawah untuk makan malam.Begitu tiba di anak tangga terbawah, ia melihat Kai sedang berjalan menghampirinya dengan raut muka tak ramah. Tatapan pria itu begitu tajam, menatap Kira tanpa mengalihkan tatapannya ke arah lain sedetik pun.“Mas, kamu sudah pulang?” tanya Kira basa-basi. “Nggak jadi lemburnya, ya?”“Kamu pulang dengan siapa tadi?” tanya Kai tiba-tiba dengan suara dingin, tanpa menghiraukan per

    Last Updated : 2025-04-07
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   72. Temani Aku

    Keesokan paginya, Kira berangkat pagi-pagi sekali. Ia tidak ingin satu mobil dengan Kai setelah pertengkaran mereka tadi malam.Namun, saat Kira tiba di luar rumah, ia terkejut kala mendapati Kai tengah berdiri bersandar pada pintu mobil yang terparkir di halaman. Pria itu sudah rapi dengan setelan kerjanya.“Sudah kuduga, kamu akan berangkat pagi-pagi sekali,” komentar Kai sembari melirik arloji.Kira mendengus dan membuang muka. Ia pikir, Kai masih tidur sebab saat ini belum genap pukul enam. Namun ternyata ia kecele. Pria itu justru sudah siap pergi lebih dulu ketimbang dirinya.Tanpa banyak bicara, Kira berjalan melewati Kai, hendak pergi. Namun, Kai berhasil meraih tangan Kira dan menahannya.“Mau ke mana kamu?” tanya Kai dengan santai, seolah-olah tidak pernah ada yang terjadi di antara mereka malam tadi.Kira menarik tangannya dari genggaman Kai. Ia menatap pria itu dengan datar. “Aku mau pergi ke kantor, sendiri,” jawabny

    Last Updated : 2025-04-07
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   73. Pergi Ke Pesta

    [Kira, jangan lupa sore ini jam 5 aku jemput.]Kira membaca pesan yang dikirimkan Julian lima menit yang lalu. Ia tersenyum kecil.Pandangan Kira lalu bergeser ke arah kotak berbentuk persegi panjang dan paper bag yang tergeletak di atas kasur. Kotak itu berisi gaun berwarna peach, sementara paper bag berisi high heels. Keduanya pemberian Julian–yang dikirimkan ke kantor dua hari yang lalu.Kira menggigit bibir bawahnya dengan ragu. Apakah ia harus mengenakan pakaian pemberian Julian tersebut atau tidak?Namun jika tidak, Kira tidak punya pilihan gaun lain, selain gaun yang pernah ia gunakan waktu acara makan malam di rumah keluarga Kai tempo hari. Akan tetapi ia tidak mungkin mengenakan pakaian yang sama dua kali ke pesta.Setelah berpikir cukup lama, Kira akhirnya memutuskan untuk menggunakan pakaian pemberian Julian, sebagai bentuk penghargaan darinya.Pukul tiga sore, Kira mulai bersiap-siap mandi, lalu mengenakan gaun berwarna peach tersebut. Kira mematut dirinya di cermin, dan i

    Last Updated : 2025-04-08
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   74. Pendamping

    Pria yang mengenakan tuksedo hitam itu berjalan dengan penuh percaya diri dan berkharisma. Setiap wanita yang melihatnya akan kembali menoleh untuk yang kedua kali dan terpana.Namun, ia tidak sendirian. Ia datang bersama sang kekasih yang menemaninya sore ini.“Honey, aku nggak suka banyak cewek yang tertarik sama kamu,” gerutu Violet yang menggandeng lengan Kai di sampingnya. Namun, bibir merahnya tetap menyunggingkan senyuman dengan manis.“Jangan cemburu,” timpal Kai sambil menatap ke depan lurus-lurus. “Wanita yang memilikiku cuma kamu.”Terang saja ucapan itu membuat mata Violet berbinar-binar. Mereka baru saja memasuki ballroom dan sudah disambut oleh sapaan dari klien yang mengenali Kai. Acara sore itu termasuk acara privat, sehingga mereka bebas dari wartawan. Dan yang datang hanyalah orang-orang penting.Setelah orang yang menyapanya pergi, Kai pun mengedarkan pandangan ke sekeliling ballroom, mencari keberadaan sang pemilik acara.Namun, tatapan Kai justru berakhir pada seo

    Last Updated : 2025-04-08
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   75. Dua Pria

    Kira terhenyak.Ia menghentikan langkahnya, lalu ia mendongakkan wajah. Seorang pria bertubuh jangkung berdiri menjulang di hadapannya, menatap Kira dengan tatapan tajam. Rahang pria itu mengeras.“Akh!” pekik Kira dengan pelan saat Kai tiba-tiba menarik tangannya, lalu membawanya ke tempat yang lebih sepi. “Apa yang kamu lakukan, Mas?!” protesnya sambil berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Kai.Namun cekalan tangan pria itu begitu kuat. Hingga akhirnya, Kai melepaskan tangan Kira dan memenjarakan Kira di dinding.Dengan sekuat tenaga, Kai menaruh satu telapak tangannya di dinding, tepat di samping kepala Kira, membuat Kira sempat tersentak kaget.“Jadi, ini urusan kamu malam ini?” bisik Kai sambil mencapit dagu Kira dengan jemarinya, hingga wajah Kira mendongak. Kai menundukkan wajahnya ke wajah Kira. “Menjadi pendamping laki-laki lain dengan berpenampilan seperti ini?” Kai menatap tajam mata Kira, lalu tatapan tajamnya turun ke lekuk bahu Kira yang terbuka, membuat rahangnya

    Last Updated : 2025-04-09
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   76. Amarah

    “Maaf ya, gara-gara aku… kita jadi pulang lebih cepat,” ucap Kira penuh sesal pada Julian.Julian yang tengah menyetir pun menoleh, tersenyum menenangkan. “Nggak apa-apa. Lagian aku juga nggak terlalu betah berlama-lama di acara seperti itu.”Kira tersenyum kecil, lalu menghela napas berat. Perasaannya campur aduk. Di satu sisi ia tidak enak pada Julian, tapi di sisi lain ia lega bisa pulang lebih awal demi menghindari Kai dan Violet, yang mungkin saat ini masih menikmati acara.Suasana di antara mereka terasa hening sesaat. Julian sesekali menoleh ke arah Kira yang menjadi pendiam.Sekarang, Julian bisa mengambil kesimpulan bahwa Kai dan Kira memang pasangan suami istri, tapi tampaknya hubungan mereka tidak baik. Di belakang Kira, Kai memiliki hubungan gelap dengan wanita bernama Violet tadi.‘Kamu juga punya hubungan dengan wanita lain selama ini, lalu kenapa aku tidak boleh?’‘Sudahlah, Mas. Jangan begini. Kita lagi ada di tempat umum, gimana kalau ada yang lihat? Bukannya kamu sen

    Last Updated : 2025-04-09
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   77. Amarah (2)

    Kai menatap Kira yang terjatuh di atas kasur dengan napas yang memburu, penuh emosi. Dadanya naik turun, berusaha menahan amarah yang sudah ada di ambang batas.Tatapan tajamnya menyusuri tubuh Kira yang masih dibalut dress satin berwarna peach, yang menampilkan lekuk tubuh indahnya dan bahunya yang polos.“Kamu pikir, aku tidak marah melihat kamu bersama laki-laki lain, berpakaian seperti itu dan tertawa bebas seolah-olah kamu tidak punya suami?!!” bentak Kai dengan mata yang menyala-nyala seperti bara, suaranya bergema di ruangan, membuat Kira berjengit dan jantungnya berdegup kencang.Kira menatap Kai dengan tatapan terluka. Ia tahu, sebagai seorang wanita yang sudah bersuami memang tidak pantas pergi bersama lelaki lain. Namun, ia tak mengerti kenapa Kai bisa sampai semurka ini? Padahal sejak awal, Kai-lah yang menetapkan jarak di antara mereka.“Lalu kamu pikir, aku nggak marah melihat kamu dan Violet berhubungan selama ini?!” tukas Kira dengan tajam sambil mundur, menghindari Ka

    Last Updated : 2025-04-09
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   78. Terbayang-Bayang

    Kai merebahkan tubuhnya di samping Kira setelah mendapat pelepasannya. Napas Kai masih terdengar memburu.Seketika itu juga Kira berbalik, membelakangi Kai. Hatinya kembali terasa hancur untuk ke sekian kali.Kira tidak bisa menghentikan air matanya. Ia terisak pelan sambil mencengkram bantal dengan erat hingga tangannya bergetar.Kai yang mendengar isakan Kira, seketika tertegun. Hatinya dirundung perasaan bersalah, tapi di sisi lain ada perasaan puas yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.Kai bangkit, menarik selimut untuk menyelimuti tubuh polos mereka berdua. Dari belakang, tanpa dapat dicegah, Kai mengulurkan tangan memeluk Kira.Kira yang sudah merasa lelah tidak memberontak sedikit pun. Ia terlalu lelah, baik jiwa maupun raganya. Ia hanya diam, berusaha memejamkan mata dan menghentikan isak tangisnya.“Maaf,” bisik Kai dengan tenggorokan tercekat. Kai sendiri bingung kenapa ia mudah sekali mengucapkan satu kata itu. “Maafkan aku.”Kira tidak memberi tanggapan apapun, entahlah,

    Last Updated : 2025-04-10

Latest chapter

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   98. Kamu cantik

    Kira terdiam sejenak. Lantas ditatapnya Kai yang sedang menatap lurus ke arah jalanan. Tatapan Kira kembali pada layar ponsel Kai dalam genggamannya yang masih bergetar. Genggaman tangan Kira pada ponsel itu menguat, sebelum akhirnya ia memasukkan kembali ponsel Kai ke dalam jaket denim suaminya itu, tanpa memberitahu Kai bahwa Violet menelepon. Untuk kali ini saja, Kira ingin egois. Ia tidak mau membiarkan kekasih Kai itu merenggut kebersamaan mereka hari ini. Kabut tipis mulai turun saat Kira dan Kai melangkah pelan menyusuri jalur kayu di tengah rimbunnya pepohonan pinus. Angin berhembus lembut, lampu-lampu kecil di sepanjang jalur mulai menyala. Kira menarik napas dalam-dalam. “Tempat ini tenang sekali,” gumamnya, yang membuat Kai seketika menoleh. “Kamu suka?” tanya Kai. Kira balas menatap Kai, mengangguk. “Suka,” jawabnya, lalu melepaskan tangan dari genggaman Kai dan berjalan lebih dulu di depan pria itu. Raut muka Kira tampak berseri-seri saat kakinya menapaki jembatan

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   97. Tidak Punya Rasa Suka atau Cinta

    “Ini namanya Jalan Braga,” ucap Kai ketika mereka sudah turun dari mobil.Kira menatap sekeliling dengan pandangan takjub. Trotoar khas bergaya kolonial, kafe-kafe kecil berjajar rapi di sepanjang jalan, dan bangunan-bangunan tua yang memiliki nuansa sejarah membuat suasana terasa romantis dan hangat.“Kamu sering datang kesini sebelumnya?” tanya Kira sambil menatap Kai penuh tanya.“Pernah, tapi nggak sering.” Kai mengedikkan bahunya cuek.“Dengan kekasihmu?”Kai berdecak lidah dan seketika menoleh pada Kira dengan alis saling bertaut. Tanpa berkata-kata. Hanya menatap Kira dengan tatapan dalam, yang membuat Kira mengerjapkan matanya berkali-kali.“Kenapa menatapku seperti itu?” sergah Kira sambil membuang pandangan ke arah lain, selain pada Kaisar.“Kira….” Kai menarik wajah Kira agar menatapnya. “Kamu sengaja bertanya seperti itu apa karena cemburu pada Violet?” tanyanya dengan mata disipitkan.“A-apa? Cemburu?!” Seketika itu juga Kira tertawa. Tawa yang terdengar sinis. “Cemburu i

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   96. Haruskah Merebutnya?

    Mata Kira seketika membulat, menatap Kai dengan tajam sambil berkata tanpa suara, “Apa yang kamu lakukan?”Kai hanya menatap Kira, sebelum akhirnya menempelkan ponsel Kira di telinganya. “Ini aku,” katanya pada Julian di seberang sana.“Kai?” Julian terdengar terkekeh kecil. “Sepertinya kamu nggak terima aku mengganggu asisten pribadimu, ya.”“Ya, Kira sedang dalam perjalanan bisnis dan dia harus profesional. Kalau kamu ada sesuatu yang ingin dibicarakan terkait pekerjaan, hubungi saja aku," ujar Kai dengan tatapan datar.Kira menggigit bibir bawahnya sambil mendelik tajam pada Kai, ia kesal karena pria itu selalu berbuat seenak perut.“Ah… ini memang bukan tentang pekerjaan. Tapi aku benar-benar merindukan asisten pribadimu itu. Bagaimana ini? Sudah lama kami nggak bertemu.”Sial!Tangan Kai seketika mengepal hingga ponsel Kira dalam genggamannya ikut bergetar. “Urus saja urusan pribadi kalian di luar jadwal kerja!” Seketika itu juga, Kai mematikan sambungan telepon secara sepihak.K

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   95. Tiba-tiba Menginginkannya

    “Kira,” bisik Kai dengan suara beratnya. “Kenapa kamu selalu membuatku kehilangan kendali, hm?”Kira mengepalkan tangannya saat wajah Kai semakin mendekat, hingga Kira bisa merasakan napas hangat pria itu menerpa wajahnya.“Aku sama sekali nggak pernah menggodamu, Mas!” tukas Kira, ia mengerti ke mana arah pembicaraan Kai.Mata Kai menatap bibir Kira yang terlihat seperti tengah memanggil-manggilnya. Ia tahu Kira tidak pernah menggodanya, tapi entah mengapa saat Kira sedang terdiam pun dirinya malah tergoda. Sial.“Kamu nggak perlu menggodaku untuk aku menginginkanmu,” bisik Kai lagi dengan dalam seraya menatap mata dan bibir Kira bergantian.Terang saja ucapan Kai tersebut membuat Kira kebingungan. Sebenarnya apa yang Kai lihat darinya? “Bukankah selama ini kamu membenci aku, Mas?” lirih Kira tiba-tiba tanpa dapat ia cegah. “Lalu kenapa sekarang, kamu memperlakukanku seolah-olah aku ini istri sungguhan buatmu?”Pertanyaan Kira membuat Kai seketika terdiam. Ia ingat bagaimana kejam di

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   94. Kira itu Istriku

    Kira terbangun pagi itu dengan rasa hangat yang menyelimuti tubuhnya. Matanya mengerjap pelan saat cahaya matahari yang menembus tirai tipis kamar itu menerpa wajah. Kira membuka mata. Sejenak ia lupa di mana ia berada. Sampai akhirnya kasur yang kosong di sebelahnya menyadarkan Kira bahwa saat ini ia berada di kamar hotel. ‘Kai? Di mana dia?’ Kira bertanya-tanya dalam hati saat tidak menemukan pria itu di kasur sebelahnya. Lantas, karena teringat dengan kejadian pagi kemarin, Kira seketika menoleh ke belakang dengan perasaan waspada. Akan tetapi di belakangnya pun ia tidak menemukan Kaisar. Kira terdiam sejenak, mungkin pria itu sedang di ruang TV, pikirnya. Kira bangkit dari tidur hingga selimut yang menutupi tubuhnya terjatuh. Di saat itu Kira mendapati dirinya tengah mengenakan pakaian tidur berbahan satin warna navy. Kening Kira berkerut bingung. “Bukannya semalam aku ketiduran di ruang TV, ya?” gumam Kira sambil berusaha mengumpulkan kepingan memori malam tadi. Dan jelas-je

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   93. Memberi Perhatian Lebih

    “Aku mau mandi, kalau kamu mau tetap di sini, aku nggak masalah,” ucap Kai dengan satu sudut bibir terangkat, membuat Kira yang duduk di tepian ranjang seketika berdiri. “Nggak! Aku nunggu di ruang TV aja,” tukas Kira dengan cepat. Kira buru-buru keluar dari kamar saat itu juga, meninggalkan Kai yang tersenyum samar melihat kepergiannya. Kini Kira merebahkan tubuhnya di sofa. Ia merasa lelah hari ini, tapi entah mengapa ada perasaan puas yang menyelimuti hatinya, entah karena apa. Tangan Kira terulur, meraih remote dari meja dan menyalakan televisi. Ia memindah-mindahkan saluran, berharap bisa menemukan tayangan yang menyenangkan untuknya. Namun, saat Kira baru saja menikmati film kartun yang baru ia temukan, bel kamar tiba-tiba berbunyi. Kening Kira berkerut bingung. Siapa yang datang malam-malam begini? Apakah mungkin staf hotel? pikirnya. Dengan malas Kira bangkit dari sofa dan membukakan pintu. “Surprise…!” Begitu pintu terbuka, tiba-tiba saja Kira dikejutkan oleh se

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   92. Tidak Peduli

    “Honey! Kamu juga di sini?!”Mendengar seruan Violet yang entah dari mana datangnya itu, sontak Kira dan Kai menoleh ke arah sumber suara. Terlihat Violet tengah membawa barang belanjaan di kedua tangannya, bersama Rina yang menggendong Luna.Kai tidak begitu terkejut melihat Violet, karena sebelumnya ia sudah tahu kekasihnya itu sedang ada di mall ini.Sementara itu, Kira mengerutkan kening, heran kenapa bisa mereka bertemu Violet di Bandung? Untuk apa wanita itu datang ke kota ini? Apakah untuk menyusul Kai? Mengingat hal itu, tangan Kira yang terbebas pun mengepal.“Oh? Vi, iya kami juga lagi ada di sini,” jawab Kai dengan ekspresi tenang.“Sedang apa?” Violet menatap satu tangan Kai yang dipenuhi barang belanjaan, sedangkan satu tangan yang lain menggenggam tangan Kira, lantas pandangan Violet tertuju pada outlet underwear yang baru saja mereka masuki. Melihat semua pemandangan itu membuat raut muka Violet berubah muram. “Kira… kamu?”

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   91. Izinkan Aku Menjadi Suami

    Kai mengembuskan napas panjang. Belum sempat ia membalas pesannya, wanita itu tiba-tiba menelepon. Kai sempat melirik Kira yang masih memilih-milih sepatu, sebelum akhirnya ia keluar dari toko untuk mengangkat panggilan tersebut.“Honey,” rengek Violet di seberang sana. “Bisa ‘kan transfer sekarang? Aku mau belanja keperluanku sama Luna di PVJ, tolong–”“Berapa yang kamu perlukan?” sela Kai dengan cepat.“Seratus juta boleh?”Kai sempat melirik Kira di dalam, dan entah mengapa ia tidak mau membuat Kira menunggu, maka dari itu ia berkata pada Violet supaya semuanya kelar cepat. “Oke. Aku transfer sekarang.”“Yeay!” Violet berseru riang. “Terima kasih, Honey, kamu memang–”“Aku tutup teleponnya, ya. Lagi ada urusan penting,” sela Kai lagi, membuat seruan Violet seketika terhenti.Tanpa menunggu persetujuan Violet, Kai langsung memutus sambungan telepon dan mentransfer sejumlah uang yang wanita itu minta. Setelah itu Kai kembali ke dalam outlet, menghampiri Kira.Saat itu Kira tengah men

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   90. Jalan-jalan

    Hari ini terasa begitu panjang dan melelahkan bagi Kira. Sejak pagi ia menemani Kai yang bertemu dengan beberapa kliennya dan datang ke salah satu anak usaha Milard Corp yang ada di Bandung.Hari sudah sore saat mereka keluar dari sebuah gedung. Kaki Kira menjerit ingin dilepaskan segera dari heels yang memeluknya sejak pagi. Selain itu, Kira juga merasakan ASI-nya nyaris merembes keluar karena siang tadi ia tidak sempat memompa ASI.“Mas, aku mau pompa ASI,” ucap Kira saat mereka berjalan menuju parkiran.Kai mengangguk. “Kamu bisa melakukannya di kursi belakang.” Lalu ia membukakan pintu belakang untuk Kira. Sementara Kai sendiri duduk di kursi kemudi karena hari ini sengaja ia tidak pergi bersama sopir.Di kursi belakang, Kira memompa ASI-nya. Ia duduk tepat di belakang Kai. Suasana di antara mereka terasa hening, hanya terdengar deru mesin mobil yang halus dan suara alat pompa ASI yang berdenyut pelan, mengisi keheningan di dalam mobil yang mulai terasa sejuk karena pendingin udar

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status