Share

Bab 105

Penulis: Miny Yoo
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-20 14:00:22

"Pak Rafa ada di mana? Jawab aku!" Eva histeris mencari Rafa. Dia berlari ke dalam rumah. Barangkali dia menemukan Rafa terbaring di sana.

"Eva, mau ke mana?" panggil Citra kebingungan dengan reaksi Eva.

"Emangnya Pak Rafa kenapa Tante, Om?" Kausar yang kaget dengan berita kecelakaan Rafa bertanya dengan tenang.

"Hanya kecelakaan ringan. Om cuma mau beritahu Eva. Cuma reaksi Eva kok panik gitu." Bagas pun merasa kaget dengan respon dari Eva. Dia akan maklum jika Eva bertanya tentang kondisi Rafa, tapi berlari dengan terburu-buru mencari Rafa adalah keganjalan yang jarang Eva lakukan. Selama ini, Eva selalu bersikap tenang dan tidak pedulian.

"Dia emang udah uring-uringan di kampus, Om. Ditanya dikit, jawabnya judes. Hari ini, Eva tampak kurang fokus." Kausar pun melaporkan keanehan Eva.

"Sebaiknya kita susulin dia."

Eva membuka pintu kamar Rafa dengan kasar. Sambutan yang ditemui Eva hanyalah kamar yang tertata rapi seperti biasa. Tidak ada jejak Rafa di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bab 106

    "Pa, ngapain duduk di luar? Udaranya dingin." tanya Rafa menemukan Bagas duduk sendirian di teras. Mereka baru saja selesai makan malam bersama."Nungguin mamanya Eva," jawab Bagas sekenanya. Rafa meletakkan sampah di samping rumah dan kembali bergabung di dekat Bagas. "Mau ke mana, Pa? Kirain mau nginap." "Papa sama mama emang mau nginap, tapi nggak di sini.""Trus di mana? Hotel?"Bagas menggeleng. "Di kamar yang dulu Eva tempati.""Tidur di sini aja, Pa. Di sana, anak-anak masih berisik kalau malam-malam. Nanti papa sama mama susah tidur. Lagipula di sini masih ada kamar kosong." Rafa jelas tidak setuju dengan ide mertuanya.Bagas menoleh dan menatap dengan heran. "Loh, Eva belum bilang? Itu keinginan dia. Katanya pengen tidur bareng mama papanya di kamar kos. Pengen nostalgia dempet-dempetan di single bed."Rafa terdiam beberapa saat. Sejak tadi dia berusaha bersikap biasa di hadapan orangtua Eva. Dia masih memendam kekecewaan, tapi rasa hormatnya pada Bagas dan Citra tidak terl

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bab 107

    "Aku pikir kamu benar-benar akan pergi," ucap Rafa memandangi Eva dari balik komputernya. Gadis itu tidak mendengar ucapan Rafa. Sebab, ia lebih sibuk bermain bersama Arumi. Suara tawa Eva dan Arumi saling beradu di telinga Rafa. Suatu momen yang ingin Rafa rasakan selamanya. Jika dia bisa. "Tepuk-tepuk tangan, bersuka-suka. Tangan di kepala, tangan di pinggang ...." Eva bernyanyi sambil memeragakan menggunakan tangan Arumi. Bayi itu sesekali tertawa lepas ketika Eva dengan sengaja menggesekkan hidungnya di pipi Arumi atau menggelitik ringan pinggang Arumi."Aaaaa ..." Arumi menjulurkan tangannya hendak meraih bola plastik yang ada di kolong meja."Mama ambilin ya. Sebentar." Eva meletakkan Arumi di karpet lalu mengambil bola. Tanpa sepengetahuan Eva, Arumi dengan cepat membalik dirinya menjadi tengkurap. Eva tertawa melihatnya."Udah jago ya sekarang," puji Eva menowel ujung hidung Arumi. Sejak Arumi bisa menyebut mama meski terbata-bata, Eva membiasakan diri menyebut dirinya mam

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-22
  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bab 108

    "Rafa, Eva udah bangun?" tanya mama Eva berdiri di ambang pintu kamar.Pria yang ditanyai hanya melirik sebentar ke tempat tidur lalu menggeleng. Dia sedang telponan dengan seseorang sehingga tidak bisa menjawab. "Tidak masalah. Nanti saya bicara langsung sama kepala produksi." Mama Eva berdecak. "Mama boleh masuk?" tanya Citra berbisik dan melakukan gerakan tangan agar Rafa paham maksudnya."Lebih jelasnya, saya akan periksa di kantor. Tolong kamu kelompokkan. Terima kasih, Han." Rafa menutup panggilan dengan sekretarisnya. "Masuk aja, Ma. Maaf buat Mama nunggu."Citra tersenyum. "Nggak apa-apa, Nak Rafa. Maafin mama juga, ganggu pagi-pagi. Mama cuma mau bangunin Eva." Langkahnya terayun mendekati tempat tidur. Tangan Citra menggantung di atas Eva mendengar ucapan Rafa, "Jangan dibangunin, Ma. Dia kecapean, semalam begadang.""Begadang?" Senyum Citra mengembang. Dia menatap Rafa dan Eva bergantian. Otaknya seketika membayangkan adegan dewasa yang dilakukan anak dan menantunya. "Mam

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-23
  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bab 109

    "Apa yang kamu katakan Eva?!" teriak Citra dari arah pintu.Eva menoleh cepat ke arah pintu. Menyadari telah mengungkap rahasia yang selalu ditutupi membuat dia gugup. Dia sontak berdiri dan berjalan mundur. Citra yang baru mengetahui kenyataan Eva masih berpacaran dengan atlet badminton itu membuat emosinya tidak tertahankan. Napasnya memburu seiring langkah lebarnya seperti mengejar Eva. "Mmm-ma, aku ...." Suara Eva tercekat di kerongkongan. "Eva! Benar yang kamu katakan tadi?!" sergah Citra mencengkeram kuat lengan Eva.Gelengan kepala penuh keraguan dan ringisan yang keluar dari mulut Eva cukup menjelaskan bahwa dia ketakutan akan amarah mamanya. "Bilang sama mama kalau itu nggak benar, Eva!" desak Citra menggoyangkan lengan Eva. Mata berbingkai kemerahan itu melotot tapi terdapat linangan di sekitarnya.Eva bungkam. Dia sadar akan kesalahannya. Sebab itu, tiada perlawanan atau perdebatan untuk membela diri. Sia-sia dia menutupi hubungannya dengan Sofyan selama ini. Bahkan, di

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-24
  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bab 110

    "Eva ... Kamu baik-baik saja?" Rafa melirik dengan ujung matanya ke samping. Di sana ada Eva yang duduk diam sambil memandang ke luar jendela sejak berangkat dari rumah. Rafa tentu khawatir dengan gadis itu. Dia melepas rasa kecewa dan sedihnya sejenak pada gadis itu. Saat ini, dia harus bersikap peduli dan memang Rafa selalu peduli terkait Eva. Rafa merasa kasihan akan kisah keluarga Eva. Eva yang tidak tahu menahu tentu terpukul dengan fakta yang diketahuinya pagi ini. Dia dilanda dilema antara mempertahankan hubungan dengan Sofyan atau menjaga perasaan kakaknya. Akan tetapi, jika Rafa boleh meminta. Dia ingin Eva mengakhiri hubungan dengan Sofyan dan Eva mulai melihatnya sebagai sosok suami. Rafa tidak masalah jika menjadi pelampiasan perasaan Eva. Rafa akan bersedia menjadi tempat Eva melarikan diri. Terkesan menyedihkan memang, tapi Rafa tidak memiliki pilihan lain. Dia tidak ingin memohon cinta Eva, tapi dia sudah terlanjur jatuh dalam pesona Eva. Jatuh cinta bukan ingin Rafa.

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-26
  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bab 111

    "Pak Rafa yakin bawa saya ke sini?" tanya Eva menegakkan tubuhnya. Wajahnya yang sempat menyembul keluar dari bingkai jendela mobil kembali ditarik. Kemudian dia menatap Rafa tidak percaya dengan mulutnya mengagaRafa mengangguk dengan yakin. "Iya.""Emang muka saya setua itu? Pak Rafa mau nitip saya di sini? Udah capek hadepin saya?  Saya masih punya orangtua, Pak. Daripada dibawa ke sini, mending pulangin saya ke rumah orangtua saya, Pak."Tawa Rafa menyembur keluar. Dia tidak bisa menahannya ketika melihat wajah panik Eva. Entah apa yang dipikirkan gadis itu sampai bisa mengeluarkan kata-kata tidak masuk akal."Kenapa malah ketawa?" gerutu Eva.Rafa memiringkan tubuhnya menghadap Eva. Dia menatap Eva dengan tawa yang ditahan. "Lagian siapa juga yang mau suruh kamu tinggal di sini? Kamu itu istri saya. Masa istri secantik dan semuda ini mau dititip di panti jompo. Nggak cocok dong. Cocoknya tinggal di sini." Rafa menunjuk dadanya. Kemudian dia melanjutkan tawan

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-29
  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bab 112

    "Balik aja yuk, Pak Rafa," cetus Eva mendadak menghentikan langkahnya tepat setelah melewati pintu. Ketika dia merasa telah memasuki dunia yang berbeda. Di depan sana, pria-pria berusia lanjut tengah berkumpul mengelilingi satu meja. Entah apa yang sedang mereka lakukan. Melihat kefokusan mereka dan cara mereka bersorak, seperti hal menyenangkan menjadi tontonan mereka. Dan di sudut ruang lain, para wanita-wanita tengah bercanda sambil merajut. "Pak," rengek Eva. Sorot mata penuh harap kepada Rafa yang menginginkan untuk dibawa jauh dari tempat ini. Rafa menoleh dan berkata, "Ya udah. Aku anterin balik. Ke rumah!" Sengaja menekan kata rumah dengan sudut bibirnya terangkat. Rafa ingin melihat Eva memutuskan akan berakhir di mana.Gelengan kepala Eva membuat alis Rafa terangkat. "Jangan ke rumah! Saya nggak ada tenaga buat ngomong sama mama papa.""Ke kantor?""Jangan juga. Nanti orang-orang pada nanya, aku siapanya pak Rafa. Aku belum siap disebut sebagai i

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-02
  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bab 113

    "Berikan tempat untuk menantuku," titah Ardi yang menyibak kerumunan para lansia."Menantu? Bukankah menantumu sudah meninggal, kawan?" tanya seorang lansia menatap heran pada Eva dan Ardi."Tidak mungkin Dona itu menyukai sesama, bukan?" timpal yang lain.Eva membekap mulutnya mendengar itu. Kalimat itu cukup menohok dan terdengar jahat. Namun, reaksi Ardi justru tertawa. "Ayolah, kawan. Putra putriku normal." Ardi menarik Eva berdiri di sampingnya. Dia merangkul bahu Eva dan berkata dengan bangga, "Dia istri baru Rafa. Pesona keluarga Wijaya memang tiada banding. Ditinggal satu perempuan, datanglah dua perempuan."Eva menoleh kilat menatap papa mertuanya. 'Apa maksudnya? Pak Rafa punya perempuan lain selain aku? Apa-apa ini?' batin Eva seketika merasa cemburu. Paham dengan gestrur Eva, Ardi tersenyum dan berbisik, "Maksud papa itu Kamu dan cucu papa. Tenang aja, keluarga Wijaya isinya orang setia." Dai mengakhiri kalimatnya dengan kedipan mata serta kalim

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-04

Bab terbaru

  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bab 126

    Rafa memasuki rumah dengan tergesa-gesa. Dia mengedarkan pandangan ke sekeliling dan hanya menemukan Bu Siti dan Arumi yang bermain di ruang tengah. "Pak Ra—" Kalimat Bu Siti menggantung begitu saja karena Rafa segera berlalu menuju ruangan lain seperti mencari sesuatu.Setelah memasuki tiap kamar dalam rumah, Rafa memasuki area dapur lalu berjalan ke halaman belakang. Nihil.Tidak ada jejak Eva di rumah ini. Rafa mendekati Bu Siti. Tatapannya tampak tidak fokus. Bahkan keberadaan Arumi di sana, seperti buram di mata Rafa."Eva nggak balik ke rumah, Bu?" tanya Rafa.Bu Siti mengernyit heran. "Bukannya Neng Eva ke rumah sakit ya. Tadi dia bilang mau jengukin Pak Ardi. Memangnya Pak Rafa nggak ketemu? Atau Pak Rafa bukan di rumah sakit tapi di kantor ya, makanya nggak ketemu?" "Saya di rumah sakit tadi, Bu. Cuma Eva ... pergi." Rafa bingung menjelaskan situasi saat ini. Rafa hanya mendengar kabar bahwa Eva marah. Penjelasan lebih lanjut terkait kron

  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bab 125

    "Bu Siti, Arumi rewel nggak seharian ini?"'Tadi sempat rewel nyariin Neng Eva sama Pak Rafa. Tapi sekarang udah aman, Neng. Bibi masih bisa tangani. Sekarang, adek lagi seru-serunya main. Tuh, Neng.'Senyuman Eva merekah ketika layar ponsel menampilkan Arumi yang sedang berusaha memasang donat susunnya. Eva selalu merasa bangga tiap kali melihat tumbuh kembang Arumi. Mungkin itulah yang dirasakan oleh semua ibu di dunia ini. Sekecil apapun pencapaian si anak, tentu terasa hebat di mata seorang ibu.'Mau bicara, Neng?' tanya Bu Siti ketika melihat Eva hanya diam memandangi Arumi.Eva menggeleng dan berkata, "Nggak usah, Bu. Nanti dia nangis kalau liat aku tapi nggak gendong."Bu Siti terkekeh mendengar keluhan Eva. Kebebasan Eva terenggut ketika keberadaannya tertangkap oleh Arumi. Bayi itu sangat manja kepada Eva. Bahkan, Eva harus melarikan diri secara diam-diam jika ingin ke kampus. "Bu, nanti aku agak telat ya pulangnya. Nggak apa-apa 'kan?" Eva merasa t

  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bab 124

    "Kami baik-baik aja kok, Pa." Eva melirik layar ponselnya yang menampilkan wajah Bagas. Panggilan telepon itu sudah berlangsung beberapa menit lalu dan Bagas bisa menangkap raut masygul di wajah putrinya. Akan tetapi, jawaban Eva yang berulang menekankan bahwa dia baik-baik saja membuat Bagas mengangguk. "Rafa belum pulang kerja?" tanya Bagas. "Bukan belum pulang, memang dia nggak mau pulang." Eva menjawab dengan jengkel. Mendengar nama Rafa disebut papanya kian membangkitkan kekesalan Eva pada suaminya. "Kalian bertengkar?" Itu bukan suara Bagas, melainkan suara mama Eva. Layar ponsel Eva kini dipenuhi oleh wajah mamanya. Desahan Eva lolos begitu saja. Dia menutup laptopnya yang sempat menganggur karena panggilan video dari orangtuanya. Seharusnya Eva melakukan itu sejak tadi. Toh, tugasnya tidak kunjung selesai sebab pikirannya tidak bisa fokus. Eva menyambar ponsel dan merebahkan tub

  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bab 123

    "Emangnya Pak Rafa nggak ada niatan balik dulu ke rumah? Kok tiap hari nyuruh orang mulu buat ambilin baju gantinya." Pandangan Eva tidak lepas dari asisten Rafa yang lagi-lagi datang hanya untuk meminta pakaian ganti untuk Rafa. Selama empat hari berturut-turut, asisten itu rutin mengunjungi rumah dengan tujuan yang sama. "Eh, si Eneng!" seru Bu Siti kaget saat tersadar dengan kemunculan Eva di belakangnya. Dia mengelus dada lalu menutup pintu. "Maaf ya, Bu," ucap Eva menunjukkan cengiran. Cukup merasa bersalah telah mengejutkan Bu Siti. Dia melangkah lebih dulu."Pak Rafa bukannya nggak mau balik. Kan Neng Eva udah dikabarin juga sama Pak Rafa. Mertua Neng Eva masih perlu dirawat, jadi Pak Rafa nggak tega ninggalin." Bu Siti menjawab sambil menyusul Eva menuju dapur."Tapi kan, masa iya nggak ada kesempatan pulang sebentar. Emang dia nggak rindu Arumi?" Eva meraih gelas dan melangkah ke depan lemari es."Kalau itu, saya nggak tau juga Neng. Tanya Pak Rafa langsung aja." Bu Siti t

  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bab 122

    "Wiiihhh ada ibu kos main ke sini," sambut Ajeng melihat kedatangan Eva bersama Arumi dalam gendongannya."Liat Eva gendong anak. Berasa liat ibu-ibu beneran," timpal Rida bercanda."Bangke kalian berdua. Gue masih muda ya. Paling muda di antara kalian. Mana ada muka ibu-ibu?" Eva melepas sendalnya dan bergabung duduk lesehan sambil mengomel. Bibirnya sudah maju beberap senti akibat disebut mirip ibu-ibu. Ajeng dan Rida cekikikan menanggapi Eva. "Iya-iya si paling muda." Rida tidak tega melihat bibir manyun Eva.Ajeng menyodorkan sepiring rujak mangga ke hadapan Eva. "Nih makan, gue udah potongin. Anak Lo kesiniin. Mumpung bapaknya nggak ada, gue mau unyel-unyel."Eva memeluk Arumi. "Jangan dong! Bapaknya marah ntar kalau anaknya diapa-apain.""Makanya Lo diam. Jangan laporin ke bapak kos." Ajeng menyelipkan tangannya di bawah ketiak Arumi, bersiap menariknya."Mending nggak usah. Lecet dikit, bapaknya bisa ngamuk." "Ya elah, mau dipangku doang, Va. Nggak gue banting." "Gue nggak y

  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bab 121

    "Makasih udah anterin," ucap Eva sekenanya lalu melepas seat belt. Dia masih kesal dengan pria disampingnya. Sampai saat ini, dia masih penasaran pada percakapan antara Bu Siti dan Rafa.Kalimat 'Nanti saya sediakan. Pak Rafa pasti suka' terus terbayang-bayang di kepalanya. Sejujurnya, dia takut kalau-kalau Rafa meminta seorang perempuan untuk melampiaskan hasratnya. Bu Siti pernah memperingati Eva tentang kebutuhan seorang laki-laki pada perempuan, tapi Eva sungguh belum siap melayani suaminya. Jangankan melayani, Eva saja masih meragukan perasaannya pada Rafa. Satu hal yang pasti, Eva tidak ingin Rafa melakukan hal itu dengan perempuan lain. Entah mengapa, hatinya tidak rela."Tunggu," ucap Rafa mencegah Eva yang hendak keluar dari mobil. Eva menutup pintu mobil. Dia menunggu Rafa berbicara lagi. "Sepertinya malam ini saya akan nggak bakal pulang ke rumah. Arumi bisa saya titip di kamu?" Eva menoleh dengan cepat. Jantungnya berdegup kencang. Perasaan khawatir dan takut menyelinap

  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bab 120

    Ucapan Rafa cukup sukses membuat Eva tergemap. Gadis itu tercenung untuk beberapa saat. Dia memikirkan kebenaran ucapan Rafa. Mungkin saja Rafa dalam keadaan tidak sadar saat mengatakannya. Namun, Eva juga mengkhawatirkan kalau Rafa sebenarnya sudah menciumnya tapi berdalih hendak mencuri ciuman Eva. Eva berdeham untuk mengurai rasa gugupnya. "Ngaco banget pagi-pagi," komentar Eva sambil mendorong bahu Rafa agar menjauh. Dia bangun lalu merapikan rambutnya dan menjepit dengan jedai.Rafa terkekeh pelan sebelum berkata, "Saya serius loh, tapi gagal soalnya kamu keburu bangun. Bukankah menyenangkan, kalau pagi-pagi kita membuat menciptakan suasana romantis? Suami istri suka gitu."Mata Eva melotot mendengar itu. Tidak ingin menanggapi Rafa lebih lanjut, Eva mencoba menghindar. "Gimana kondisi Papa Ardi?" tanya Eva bangkit dari kasur.Terdengar helaan napas dari Rafa. Cukup kecewa karena Eva kembali mengalihkan pembicaraan. Padahal Rafa ingin membicarakan hubungan mereka dari hati ke ha

  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bab 119

    "Rabu depan Sofyan bakalan main. Apa gue harus ke sana?" gumam Eva sendiri sambil tengkurap di kasur, memperhatikan jadwal Indonesia Masters. Beberapa saat, dia kembali memikirkan percakapan dengan Kausar tadi siang di kantin. "Apa bener kata Kausar? Perasaan gue udah berpaling ke Rafa? Masa sih?"Permasalahannya yang dihadapinya sekarang menjadikan Eva sebagai sosok yang egois dan kurang ajar. Tepatnya, dia bersikap seperti perempuan yang berselingkuh dan mainin perasaan laki-laki. Dia memiliki Rafa sebagai suaminya dan Sofyan sebagai pacarnya. Dulu, Eva ingin melepaskan Rafa ketika Arumi cukup besar atau memiliki seseorang yang bisa menjaganya. Namun, seiring berjalannya waktu, kebersamaan mereka justru membuat Eva terikat. Eva sulit beranjak dari kehidupannya saat ini. Arumi membuat hari-hari Eva lebih menyenangkan dan menantang. Dan Rafa dengan segala kebaikan dan ketulusannya membuat Eva perlahan membuka cela di hati untuk dimasuki oleh Rafa. 'Lalu bagaimana dengan Sofyan?'Sua

  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bab 118

    "Va, hubungan lo sama Sofyan nggak baik-baik aja 'kan?" celetuk Kausar mengalihkan pandangan dari layar hp ke Eva.Gadis itu tidak menjawab. Kausar yakin Eva mendengarnya. Terlihat jelas gerakan Eva yang hendak mengambil saus sambal seketika terhenti."Eva, woy!" Eva menyambar botol saus dengan cepat. "Sok tau!"Kausar berdecak lalu memperlihatkan room chat antara dirinya dengan Sofyan kepada Eva. "Udah semingguan lebih, dia terus nanyain lu ke gue.""Kangen sama o kali, tapi nggak ada topik makanya nanyain gue," kilah Eva. Bakso di mangkuknya tidak menarik lagi. Kini pikirannya kembali tertuju pada Sofyan. Sejak tahu perkara kecelakaan yang dialami abangnya, Eva memutuskan untuk menjaga jarak dari Sofyan. Bukan karena membenci laki-laki itu, tapi Eva mencoba menemukan jawaban dari keinginannya saat ini. Sekaligus memperjelas perasaan cintanya tertuju pada siapa. Eva berpikir mencoba melepas pikiran dari Sofyan mungkin membuatnya bisa menentukan pilihannya dengan tepat. Sebab, sela

DMCA.com Protection Status