Beranda / Pernikahan / Ibu Mertua Luar Biasa / Ibu Mertua Rasa Ibu Kandung

Share

Ibu Mertua Luar Biasa
Ibu Mertua Luar Biasa
Penulis: Widya Yasmin

Ibu Mertua Rasa Ibu Kandung

Penulis: Widya Yasmin
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-02 12:42:02

"Mas, boleh, gak aku minta tolong?" tanya seorang wanita yang baru dua hari lalu melahirkan putra pertamanya.

"Iya, minta tolong apa?" Suaminya balik bertanya sembari membaringkan tubuhnya.

"Tolong dua hari saja, sebelum berangkat kerja tolong cucikan pakaian dan cuci piring."

Lelaki itu menatap istrinya yang tengah menyusui bayi mungil yang masih berwarna merah.

"Kenapa? Kenapa aku harus mengerjakan semua itu?"

"Ya karena dokter menganjurkan aku untuk beristirahat beberapa hari setelah melahirkan. Aku cuma minta dua hari saja, kok, Mas."

"Tapi aku tak pernah melihat ayahku melakukan hal itu, ibuku mengerjakan semuanya bahkan sehari setelah melahirkan."

Mendengar itu Anisa hanya menitikkan air mata tanpa berani membantah ucapan suaminya.

Keesokan paginya, Rudi telah siap berangkat kerja. Dengan wajah kesal ia menoleh ke arah istrinya yang masih menyusui anaknya dengan mata terpejam.

"Apa hari ini kamu tidak membuatkanku sarapan?" tanyanya dengan wajah masam.

"Tunggu ya, Mas, aku masih menyusui."

"Harusnya kamu bangun dari tadi subuh lalu siapkan sarapan."

"Tapi semalaman aku sama sekali gak tidur, Mas. Bayi yang baru beberapa hari memang menyusunya sering, tiap beberapa menit sekali, lalu aku juga harus sering menganti popoknya."

"Kenapa gak pakai diapers?"

"Dia baru berusia dua hari, masa udah dipakaikan diapers, aku takut kulitnya lecet."

"Halah! Bantah aja!" bentaknya lalu bergegas pergi dengan wajah kesal.

Beberapa waktu kemudian setelah bayinya terlelap, Anisa segera mencuci pakaian secara manual karena ia tidak memiliki mesin cuci. Belum selesai ia mengerjakan pekerjaannya, tiba-tiba bayinya kembali terbangun dan menangis. Gegas ia berjalan meninggalkan cuciannya yang belum selesai lalu menanggalkan pakaiannya yang basah, lalu segera menggantinya.

Anisa segera mengganti popok bayinya lalu kembali menyusuinya.

"Assalamualaikum!" Terdengar seseorang membuka pintu saat Anisa masih fokus memberi ASI.

"Waalaikum salam, masuk, Bu, Nisa di kamar."

Seorang wanita paruh baya datang sembari membawa rantang makanan.

"Nisa, kamu sudah makan, ini ibu bawakan nasi dan sayur sop."

"Terimakasih, Bu, padahal gak usah repot-repot."

"Gak apa-apa, kamu lanjutkan menyusui, ibu ke dapur sebentar ya ngambil piring."

"Gak usah, Bu, biar nanti Nisa aja."

"Gak apa-apa," ujarnya sembari tersenyum lembut.

Anisa melanjutkan menyusui bayinya dengan dada yang berdebar mengingat dapurnya yang pasti masih berantakan ditambah lagi piring dan perabotan masak kotor yang masih menggunung di tempat cucian, apalagi ia juga belum menyelesaikan cucian pakaiannya di kamar mandi. Tiba-tiba dadanya semakin bergemuruh saat mengingat lantai kamar mandi yang pasti licin dengan busa deterjen yang belum sempat ia siram.

"Bagaimana kalau ibu mertuaku ke kamar mandi lalu terpeleset?" pikirnya sembari menepuk jidat.

Kepalanya terasa pusing memikirkan semua itu. Beberapa saat kemudian bayinya telah terlelap, gegas ia menuju dapur untuk melihat apa yang tengah terjadi. Setibanya di dapur, wanita berusia 23 tahun itu langsung terhenyak saat melihat ibu mertuanya tengah mencuci perabotan masak, sementara piring kotor yang tadi berserakan telah tertata rapi di rak piring.

"Astaghfirullah, Bu, kenapa Ibu sampai mencuci piring segala?" Anisa tampak sangat panik dan khawatir ibu mertuanya akan memprotes dirinya karena tidak bisa mengurus rumah.

"Gak apa-apa, kamu santai aja, si Dedek sudah bobo?" Ibu mertuanya tampak santai sembari membasuh perabotan masak yang sebelumnya telah ia sabuni.

"Sudah, Bu, biar Nisa lanjutkan, ya, Bu."

"Gak apa-apa, kamu makan aja yang banyak, takutnya si Dedek nanti keburu bangun. Bayi baru beberapa hari memang sering minta disusui, dalam satu jam kadang sampai 2 atau 3 kali," ujarnya lembut.

"Nisa mau melanjutkan nyuci pakaian dulu, Bu."

"Loh, memangnya Rudi gak mencuci dulu sebelum berangkat kerja?"

Anisa hanya menggeleng, lalu bergegas menuju kamar mandi. Beberapa saat kemudian, ia telah selesai mencuci pakaian, lalu berniat untuk menjemur pakaian.

"Biar ibu saja yang jemur pakaian, kamu segera makan."

"Jangan, Bu, biar Nisa aja."

"Anisa! Nurut saja sama ibu."

"Gak bisa, Bu, Nisa gak mau merepotkan Ibu."

"Oh, jadi rupanya kamu masih menganggap ibu ini orang lain!"

"Justru Nisa menganggap Ibu sebagai ibu kandung Nisa, makanya Nisa gak mau merepotkan Ibu."

"Anisa! Cepetan makan saja! Kamu tak akan memiliki banyak waktu, karena kamu harus terus menerus menyusui bayimu!" ujarnya setengah membentak.

Air mata Anisa langsung bercucuran saat ibu mertuanya itu meninggikan suaranya.

"Maaf, ibu gak bermaksud untuk membuat kamu menangis."

Anisa langsung memeluk ibu mertuanya sembari berderai air mata.

"Anisa teringat almarhum Mama, dulu dia sering menyuruh Nisa makan sampai membentak, karena Nisa terlalu fokus menulis novel sampai lupa makan."

Bu Aminah langsung mengusap air mata menantunya yang terus mengalir.

"Mulai sekarang Nisa harus nurut sama ibu, ya, ayo sekarang Nisa makan dulu, biar ibu yang menjemur pakaian itu."

Bu Aminah melembutkan suaranya sembari mengusap rambut panjang menantunya. Anisa mengangguk, lalu bergegas menuju rantang yang dibawa ibu mertuanya. Sementara Bu Aminah bergegas menjemur pakaian tersebut.

Beberapa saat kemudian setelah semua pakaian selesai dijemur, Bu Aminah bergegas masuk ke rumah, dilihatnya Anisa tengah memakan makanan yang ia bawa dengan lahapnya.

"Pantas saja Mas Rudi sering memuji masakan Ibu, soalnya masakan Ibu enak banget. Aku harus belajar banyak pada Ibu."

"Benarkah? Kalau begitu ibu akan sering-sering membawakan makanan buat kamu."

"Jangan repot-repot, Bu, biar Nisa minta resepnya aja."

"Kamu itu terlalu berlebihan kalau memuji. Masakan kamu juga enak, kok, ibu masih ingat saat kamu mengantar ikan asam pedas. Bapak, Retha dan Risa sampai nambah berkali-kali."

"Masa sih, Bu?"

"Iya, kalau kamu serumah sama ibu, mungkin kamu sudah menjadi saingan ibu, karena selama ini ibulah yang jago memasak kalau di rumah."

Anisa langsung tertawa saat mendengar candaan ibu mertuanya yang membuat hatinya terasa hangat.

"Oh, ya, ibu harus pulang, mau buka warung. Kamu harus banyak makan dan banyak istirahat. Kalau si Dedek lagi tidur, kamu harus ikut tidur juga."

Anisa mengernyitkan dahi saat mendengar ucapan ibu mertuanya.

"Kemarin ada tetangga yang bilang kalau lagi nifas gak boleh tidur siang."

"Mulai sekarang yang harus kamu dengarkan hanya ibu. Kamu pasti kurang tidur karena setiap malam begadang menyusui dan mengganti popok anakmu, makanya kalau ada waktu langsung tidur aja."

"Makasih, Bu." Anisa kembali memeluk erat ibu mertuanya sembari menitikkan air mata.

Bersambung.

Bab terkait

  • Ibu Mertua Luar Biasa   Suami Toxic

    "Loh, kok kamu pulang kesini?" tanya Bu Aminah saat melihat Rudi yang pulang ke rumahnya dengan wajah masam."Memangnya kenapa sih, Bu? Emangnya gak boleh ya kalau aku pulang ke sini, aku kangen sama masakan Ibu.""Tapi istri kamu pasti nungguin kamu pulang, mungkin saja dia sudah bela-belain masak makanan kesukaanmu.""Asal Ibu tau, tadi pagi dia malah menyusui sambil tidur, padahal seharusnya dia membuatkan sarapan untukku.""Sekali-kali kamu dong yang membuatkan sarapan untuknya.""Asal Ibu tau, semalam aku gak bisa tidur gara-gara bayi kami terus menerus menangis. Setiap menit sekali kudengar suara tangisnya.""Oh jadi semalam kamu ikut menemani Anisa bergadang?""Ya enggaklah, Bu, aku langsung keluar dari kamar lalu tidur di kursi."Plaaaaak! Sebuah tamparan mendarat di pipi Rudi. Lelaki berusia 25 tahun itu terkejut dengan apa yang dilakukan ibunya, karena selama ini ibunya begitu lemah lembut dan tak pernah bersikap kasar padanya."Kenapa Ibu menamparku?""Asal kamu tau, semala

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-02
  • Ibu Mertua Luar Biasa   Membungkam Mulut Tetangga

    Malam itu Rudi berniat untuk tidak tidur lebih awal, karena ia ingin melihat serepot apa istrinya dalam mengurus bayinya. Pukul 7 hingga sepuluh malam, bayinya tidur dengan lelapnya. Sementara Anisa langsung mencuci piring lalu menyetrika pakaian suaminya. Setelah semuanya selesai, Anisa langsung bergegas menuju tempat tidur. Hanya beberapa menit saja ia berbaring, tiba-tiba bayinya menangis kejer. Anisa langsung menyusui bayinya yang tampak kelaparan itu. Lumayan lama bayi itu menyusu tapi tak juga ia merasa kenyang, sementara Anisa mulai merasa lelah dan pusing. Beberapa saat kemudian bayi yang berusia beberapa hari itu terlelap, lalu Anisa langsung menghela napas dan mencoba memejamkan mata. Baru beberapa menit saja ia terlelap, tiba-tiba bayinya kembali menangis karena popoknya basah. Anisa dengan sigap mengganti popok, lalu kembali menyusuinya. Setelah bayinya kembali terlelap, Anisa langsung membawa celananya yang basah menuju dapur lalu segera membaringkan tubuhnya. Hanya bebe

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-02
  • Ibu Mertua Luar Biasa   Kepergok

    Bu Aminah tersenyum saat mendapat notifikasi M.Banking secara bersamaan dari anak sulungnya, Rendi, beserta istrinya, Maura. Selama ini Bu Aminah tak pernah meminta ataupun berharapkan uang dari anak juga menantunya. Tapi anak juga menantunya selalu rutin memberinya uang setiap satu atau tiga bulan sekali, tak hanya mereka, bahkan Rudi pun selalu rutin memberinya uang setiap gajian, meski sering Bu Aminah tolak."Kenapa Ibu senyum-senyum sendiri?" tanya kedua anak gadisnya yang tengah asyik memainkan ponselnya di ruang keluarga, sementara ayah mereka tengah fokus nonton bola."Ibu dapat transferan dari Rendi juga Maura.""Horeee! Boleh dong minta buat beli sepatu baru!" ujar Retha, anak Bu Aminah nomor 3 yang masih kuliah."Aku juga mau sepatu baru." Risa, si bungsu tak mau ketinggalan."Oke, ayo sekarang juga kita beli." Bu Aminah menyahut."Horeeee!" Kedua gadis itu bersorak."Beruntung sekali punya menantu kayak Maura, gak pernah ngerepotin mertua, terus suka ngasih uang juga buat

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-02
  • Ibu Mertua Luar Biasa   Masa Lalu Bu Aminah

    "Bu, sabar ya, Bu, walau bagaimanapun Rudi ini anak kandung kita, jangan menyiksanya, Bu, ayah mohon." Pak Arman memelas."Apa yang sekarang dilakukan Rudi, sama persis seperti yang dilakukan kamu 30 tahun yang lalu!" teriak Bu Aminah sembari menatap suaminya dengan tatapan tajam."Duh, aku lagi." Tubuh Pak Arman langsung lemas saat mendengar ucapan istrinya, ia mulai bersiap untuk mendengarkan istrinya yang akan kembali membuka luka lamanya di masa lalu."Maksud Ibu apa sih? Kok bawa-bawa Ayah segala?""Saat itu anak pertama ibu baru berusia 2 tahun, Riswan namanya, sementara ibu sedang mengandung kakakmu Rendi. Ibu merasakan sulitnya hidup di tengah-tengah mertua dan ipar yang semena-mena, sementara ayahmu malah berselingkuh dengan janda muda. Ibu nyaris setress dan depresi, hingga mengabaikan Riswan.""Lalu, apa yang terjadi pada dia, Bu?" tanya Rudi."Riswan main sendiri keluar rumah, sementara ibu linglung dan nyaris gila, ibu membiarkan Riswan berlari ke jalan hingga akhirnya di

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-02
  • Ibu Mertua Luar Biasa   Miranda Mencoba Mendekati Bu Aminah

    "Ambil balik perhiasan emas itu, saya gak suka," ujar Bu Aminah pada Miranda.Wanita bertubuh jenjang itu mencoba bersabar, padahal tadi pagi ia bela-belain menanyakan alamat rumah Bu Amina pada Rudi karena ia ingin mengambil hatinya dengan memberikan perhiasan emas."Saya ikhlas, kok, Tante, ini untuk pertemanan.""Gak mau saya berteman sama kamu, teman saya udah banyak banget.""Tante sukanya yang model gimana? Nanti saya akan bawakan, atau Tante mau pilih sendiri di toko emasnya?""Ngeyel banget kamu, saya bilang saya gak suka perhiasan emas!" bentak Bu Aminah hingga membuat Miranda terhenyak."Assalamualaikum!" ujar Anisa yang baru saja tiba.Bu Aminah dan Miranda langsung terhenyak saat melihat kedatangannya."Aduh menantu kesayangan ibu datang, sini jagoan nenek, ayo ganteng," ujar Bu Aminah sembari menggendong bayi mungil dari pangkuan Anisa."Miranda, kamu kok ada disini?" tanya Anisa yang tampak kebingungan."Kamu kenal dia? Dia itu maksa ibu buat beli kalung emas itu.""Loh,

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-02
  • Ibu Mertua Luar Biasa   Jerat Miranda

    "Bu Aminah, lihat Ibu dan istri saya gak?" tanya Agus pagi itu."Loh, Ibu dan istrimu masih belum juga ketemu?" tanya Bu Aminah."Iya, Bu, dari kemarin sore masih juga belum ketemu, padahal saya udah mencari kemana-mana."Setelah itu Agus kembali melaporkan pada RT RW setempat, kemarin laporannya tidak langsung ditanggapi karena mereka menghilang baru beberapa jam. Setelah itu Pak RT dan Pak RW langsung mengerahkan para warga untuk membantu mencari keberadaan Bu Lisna juga menantu perempuannya. Setelah lama mencari hingga sore hari, Bu Lisna dan menantunya itu masih juga belum ditemukan. Bahkan warga sekitar tak menyadari saat mereka pergi."Semua pakaian istri saya hilang, sementara di kamar Ibu saya berantakan, tempat perhiasannya hilang, lalu celengannya pecah," ujar Agus.Dari penuturan lelaki berusia 30 tahun itu Pak RT dan para warga menyimpulkan bahwa Netti kabur, tapi sebelumnya ia menghilangkan Bu Lisna terlebih dahulu.Tiba-tiba seorang lelaki berlari terbirit-birit dengan

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-21
  • Ibu Mertua Luar Biasa   Ikatan Batin Yang Kuat

    Miranda menyuguhkan secangkir kopi susu untuk Rudi, sementara Rudi terus menatap ke arah bagian tubuhnya yang menonjol."Aku itu sebenarnya nyesel, loh, nikah sama Ferdi," ucap Miranda sembari menyandarkan kepala di bahu Rudi."Ke..kenapa nyesel? Dia udah mapan, loh, hidup kamu sekarang sudah enak.""Dia terlalu sibuk dengan pekerjaannya sampai-sampai aku sering merasa kesepian.""Andai saja dulu kamu menikah sama aku, ya. Aku gak mungkin membiarkan istri secantik kamu merasa kesepian. Tiap malam pasti aku dekap hangat.""Iya, Rud, aku nyesel, padahal kamu sama Mas Ferdi masih gantengan kamu, terus kamu juga perhatian, pengertian, dan romantis."Naluri kelelakian Rudi semakin meronta-ronta saat Miranda terus memuji sembari mengelus-elus wajahnya. Wajah Rudi semakin menegang saat Miranda mendekatkan dadanya, keduanya saling bertatapan, lalu Rudi langsung memiringkan wajahnya.Namun, tiba-tiba aksi mereka terhenti saat ponsel Rudi berdering, betapa terkejutnya ia saat melihat satu pangg

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-21
  • Ibu Mertua Luar Biasa   Nasihat Faridz

    "Jadi apa yang mau lo ceritain?" tanya Faridz."Akhir-akhir ini istri gue terlihat gak menarik. Dia jarang dandan dan selalu dasteran. Tiap ketemu pasti dia beraroma minyak telon.""Sebenarnya ada banyak alasan mengapa istri lo seperti itu.""Maksud lo?""Dia kan baru aja ngelahirin, dia pasti sibuk ngurus bayinya. Ngomong-ngomong lo punya pembantu atau lo suka bantuin kerjaan istri lo gak?""Gue gak punya pembantu, bantuin istri kadang-kadang kalau lagi mood," jawab Rudi."Gue waktu istri gue baru melahirkan belum mampu membayar pembantu, jadi gue dan nyokap gue yang ngurus dia. Selama dua minggu dia benar-benar gak boleh mengerjakan apapun kecuali mengurus bayinya.""Wah, yang bener?""Iya, udah dibantu aja istri gue masih suka nangis, katanya dia kesulitan menyusui, terus kesulitan ngurus bayi kami, malah dia juga sempet demam karena tiap malam begadang, padahal gue dan nyokap sering gantian ngurus bayi kami."Rudi terhenyak mendengar penuturan Faridz, karena ia membiarkan istrinya

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-21

Bab terbaru

  • Ibu Mertua Luar Biasa   Ending

    Sri mengetuk pintu kamar Ferdi setelah yakin semua orang telah meluncur jauh meninggalkan rumah itu."Iya, Sri, ada apa?" tanya Ferdi sembari membuka pintu kamarnya.Tiba-tiba Ferdi terbelalak saat melihat Sri yang hanya mengenakan lingerie, bahkan ia juga membawa flogger dan borgol milik Ferdi yang dulu ia gunakan untuk menyiksa Miranda."Kenapa semua barang itu ada padamu? Bukankah dulu aku telah menyuruhmu untuk membuangnya?""Den Ferdi pasti sudah lama tidak main game, aku mau kok memenuhi fantasi Den Ferdi," ujarnya sembari membusungkan dada dan berpose menantang.Seketika Ferdi langsung meremas kepalanya sendiri yang tiba-tiba terasa sakit, bayangan saat dirinya mencari kepuasan terhadap Miranda dengan cara menyiksanya kembali muncul."Sri! Sebenarnya apa yang kamu lakukan," ucapnya dengan gigi yang menggemeretak, sementara api emosi membuncah dalam dada."Aku tahu kok, Den Ferdi gak berani melampiaskan fantasi liar Den Ferdi sama Non Anisa, karena Den Ferdi gak bisa melihat ora

  • Ibu Mertua Luar Biasa   Sri Ulat Bulu

    Bab 39"Buka pintunya, Nett!" Rudi menggedor pintu rumah kontrakannya, sementara Netti langsung tidur dan tak memperdulikan teriakan suaminya."Netttti!" Rudi terus berteriak hingga tenggorokannya sakit."Nettti! Aku mau ke toilet, aduh gak kuat!" Rudi terus menggedor pintu sembari berteriak memanggil nama Netti, tapi istrinya itu sudah merasa muak untuk melihat wajah suaminya. Seandainya ia masih memiliki orangtua, ia pasti sudah kabur ke rumah orangtuanya."Gak dibukain pintu, ya, Mas?" tanya ibu-ibu yang tak sengaja lewat."Iya, Bu, istri saya baperan.""Istrinya yang baperan atau Mas Rudinya yang jelalatan?"Mendengar itu wajah Rudi seketika memerah karena malu, gegas ia menuju motornya lalu tancap gas menuju rumah orangtuanya."Ngapain kamu kesini?" tanya Bu Aminah saat melihat kedatangan putranya yang tampak lesu."Netti gak bukain aku pintu, Bu.""Loh, kenapa? Pasti kamu bikin ulah lagi?""Sebenarnya aku ketahuan selingkuh.""Astaghfirullah, Rud, kamu kok gak ada kapoknya." Bu

  • Ibu Mertua Luar Biasa   Netti Menendang Kaki Rudi

    #38"Ngapain sih, Sri? Akhir-akhir ini kamu kok kayak cacing kepanasan gitu!" bentak Ferdi dengan wajah masam."Saya sudah menganggap Den Ferdi seperti saudara saya sendiri, apalagi kedua orangtua Den Ferdi sangat baik sama saya.""Ya sudah kalau gitu, tapi jujur saja saya gak nyaman saat kamu memegang-megang pundak saya.""Saya minta maaf, Den, kalau gitu silahkan diminum kopinya."Ferdi langsung meraih secangkir kopi yang Sri buat, lalu menyeruputnya. "Ngapain kamu masih berdiri disana! Cepetan masuk!" bentaknya dengan wajah masam.Namun, tiba-tiba Ferdi menguap dan merasa sangat mengantuk, hingga tiba-tiba ia terkulai lemas di sofa. Senyum Sri langsung mengembang, lalu ia langsung mendekati Ferdi."Bangun, Den," bisiknya sembari menggoyangkan pinggang Ferdi.Namun, Ferdi tak juga bangun. Lalu Sri menaruh sebelah tangan Ferdi di lehernya dan berniat untuk memapahnya."Ngapain kamu?" tanya Anisa yang keluar dari kamarnya karena berniat mengambil air."Itu, Non, Den Ferdi tiba-tiba p

  • Ibu Mertua Luar Biasa   Rudi Tak Juga Jera

    Bab 37"Jenn, apa kamu sudah berkeluarga?" tanya Rudi pada karyawati baru di tempat kerjanya saat mereka tengah makan siang."Jujur saja saya janda, Pak.""Wanita secantik kamu, bagaimana bisa jadi janda?" Rudi mulai mengeluarkan gombalan mautnya."Suami saya itu anak mami, dia gak punya pendirian, dia selalu mendengarkan ucapan ibunya yang toxic, sementara ibunya seolah merasa tersaingi dengan kehadiran saya.""Kamu belum kenal sama ibu saya. Ibu saya itu mertua idaman para menantu, dia itu selalu memperlakukan semua menantunya dengan penuh kasih sayang.""Wah, beruntung banget istri Pak Rudi.""Tapi sebaik-baiknya ibu saya, istri saya malah lebih memilih cowok kaya hingga akhirnya sekarang saya menduda.""Oh, jadi Pak Rudi duda?""Iya, Jenn, makanya saya mau fokus dengan pekerjaan saya. Semoga saja saya terpilih dalam menjadi manager.""Semoga saja Pak Rudi bisa mengalahkan Bu Yuri dan terpilih jadi manager.""Iya, Aamiin."Sejak saat itu Rudi dan Jenny dekat, bahkan Rudi sering men

  • Ibu Mertua Luar Biasa   Rudi Berulah Lagi

    Bab 36"Cepetan ganti pakaian atau saya pecat kamu!" bentak Ferdi."Maaf, Den, tadi saya salah ambil seragam, sepertinya ini seragam waktu saya pertama kali bekerja di rumah ini," ujarnya sembari duduk di samping Ferdi lalu memijat lembut bahunya."Jangan kurang ajar, kamu, mau saya pecat?!""Badan Den Ferdi pasti masih sakit-sakit setelah dicambuk oleh Miranda, mau saya pijitin? Pijatan saya enak, loh.""Hentikan, Sri!" Ferdi mendorong tubuh Sri hingga terjengkang ke lantai."Saya bekerja sama Den Ferdi sudah sangat lama, jadi saya sudah menganggap Den Ferdi seperti saudara sendiri." Ia tertunduk dengan mata berkaca-kaca."Ya sudah kalau begitu maafkan saya, sekarang kamu boleh keluar."Setelah itu Sri bergegas keluar dengan wajah kecewa.Sementara itu Anisa dan Bu Elina telah kembali."Makasih ya, Mih, udah nganter aku ke dokter.""Iya, Sayang, sama-sama."Tiba-tiba Anisa terhenyak saat melihat Sri yang baru keluar dari kamarnya dengan mengenakan pakaian sangat ketat, terlebih Sri l

  • Ibu Mertua Luar Biasa   Kegatalan Sri

    Bab 35"Mas, bangun!" Netti menggoyang-goyangkan tubuh Rudi."I...ya, Nett, ada apa? Mau tambah?" tanya Rudi sembari mengucek kedua matanya."Mas tadi mengigau memanggil-manggil nama Anisa padahal ini malam pertama kita," ujar Netti dengan wajah ditekuk."Tadi aku bermimpi Anisa dan Ferdi dikejar penjahat, aku udah gak cinta lagi sama Anisa, aku cuma khawatir sebatas kakak atau teman, apalagi dia ibu dari anakku.""Oh, gitu, kita berdoa aja semoga Anisa dan keluarganya dilindungi oleh Allah.""Aamiin." Rudi menyahut lalu kembali melingkarkan tangannya di pinggang ramping Netti.Setelah itu Netti kembali membaringkan tubuhnya di samping Rudi.Beberapa jam kemudian, Rudi mengigau dan kembali menyebut nama Anisa."Nisa... Nisa...!" teriaknya sembari tersentak dan membuka mata secara spontan, ia kembali terhenyak karena sejak tadi Netti memperhatikannya."Aku harap kamu bisa melupakan masa lalu kamu!""Maafkan mas ya Nett." Rudi memelas sembari menggenggam jemari Netti."Sudahlah, aku mau

  • Ibu Mertua Luar Biasa   Rencana Miranda Gagal

    Bab 34Berkat bantuan Sri, Jatmiko dan komplotannya juga Miranda menyelinap masuk ke rumah itu dengan mengenakan penutup wajah, karena mereka tahu banyak CCTV disana.Setibanya di sebuah kamar, ia langsung membekap mulut Anisa dan Ferdi dengan obat bius lalu meringkusnya setelah itu membawa keduanya ke ruang tengah."Bangun!" bentak Miranda sembari menyiramkan air ke wajah Ferdi dan Anisa hingga keduanya kembali ke alam sadar.Ferdi langsung terhenyak saat melihat Miranda yang tengah memegangi cambuk bersama Jatmiko juga dua lelaki bertubuh tinggi besar."Apa yang kalian inginkan?" tanya Ferdi dengan wajah geram.Sementara Anisa tampak tercengang saat melihat Sri berada diantara mereka."Ayo kita melakukan permainan yang biasa kita mainkan," ujar Miranda sembari menghantamkan cambuk ke tubuh Ferdi yang telanjang dada."Aaaaaaaargh!" Ferdi mengerang hingga membuat Anisa berteriak histeris."Hentikan Mir!" teriak Anisa."Ini belum sebanding dengan apa yang dia lakukan padaku!" bentak Mi

  • Ibu Mertua Luar Biasa   Siasat Miranda

    Anisa tampak bercucuran air mata, ia sangat kecewa karena ternyata suaminya memiliki kelainan. Ia juga khawatir memiliki nasib seperti Miranda yang menjadi budak nafsu Ferdi. Gegas ia masukan pakaiannya ke dalam koper, ia berniat untuk kabur dari rumah itu."Non Anisa!" Sri mengetuk pintu.Anisa segera membuka pintu kamarnya sembari mengusap air mata."Non mau kemana?""Saya mau pergi dari rumah ini.""Sebenarnya saya takut nanti Den Ferdi akan marah jika Non Anisa pergi, tapi saya juga merasa kasihan kalau wanita sebaik Non Anisa mengalami nasib seperti Non Miranda.""Separah apa penyiksaan yang dilakukan Ferdi pada Miranda?""Tapi Non Anisa janji ya jangan bawa-bawa saya.""Oke, saya janji.""Non Miranda wajah dan badannya sampai dupenuhi lebam, ya namanya juga dicambuk dan disundut rokok, saya sering disuruh mengompres lukanya makanya saya tahu semuanya.""Disundut rokok?" Anisa bergidik ngeri saat membayangkannya."Iya, sebenernya saya benci sama Non Miranda karena sudah merebut M

  • Ibu Mertua Luar Biasa   Salah Paham

    "Sayang, Bintang sudah tidur?" tanya Ferdi saat Anisa menyusui bayinya yang berusia 6 bulan."Belum, sabar, ya." Anisa tersenyum sembari melirik suaminya yang sejak tadi terus meremas jemarinya.Beberapa saat kemudian Bintang berhenti menyusu, tapi matanya tak juga terpejam, ia malah menatap Ferdi lalu sesekali tersenyum."Sini, Bintang Ferdinan, biar papa gendong," ujarnya sembari memangku bayi menggemaskan itu."Main ganti nama sembarangan." Anisa mencebik lalu tertawa."Ganti aja namanya jadi Bintang Ferdinand, gak usah Bintang Prayoga, soalnya sekarang dia anakku," ucap Ferdi sembari menimangnya dengan lembut sehingga Bintang seketika memejamkan matanya."Tidur loh dia, Mas, apa Mas terbiasa menimang bayi? Soalnya dia tampak sangat nyaman berada di pangkuan Mas?" tanya Anisa lirih."Ini yang pertama kalinya." Ferdi menyahut dengan lirih lalu menidurkan Bintang yang telah terlelap ke tempat tidur bayi yang terletak tidak jauh di tempat tidur mereka. Setelah itu keduanya duduk di te

DMCA.com Protection Status