Beranda / CEO / Ibu, CEO Tampan itu Ayahku! / Bab 162 Langsung Dibunuh Saja

Share

Bab 162 Langsung Dibunuh Saja

Penulis: Gardenia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Juanita yang ditahan oleh kedua preman ini tidak bisa memikirkan cara apa pun. Selain kepanikan, dia tidak sempat merasakan apa pun lagi.

Bagaimana sekarang? Waktu itu, Juanita juga pernah mengalami hal yang sama dan diselamatkan oleh Jacky. Namun, Juanita tahu bahwa Jacky tidak mungkin muncul di tempat seperti ini. Adapun Tommy, mereka memang sempat mengobrol di telepon barusan ....

Namun, sepertinya tidak akan ada yang menduga bahwa dirinya akan bertemu bahaya di saat seperti ini. Bahkan, Juanita sendiri tidak menyangka hal seperti ini akan terjadi.

Justru karena tidak memiliki persiapan mental, Juanita menjadi makin kebingungan sekarang. Dia pun mundur selangkah, tetapi kedua preman itu malah mendekat.

"Hehe, masih mau kabur?" ucap salah satu preman sembari menggosok tangannya dengan penantian. Wajahnya dipenuhi senyuman jahat saat menatap Juanita.

Juanita akhirnya tidak bisa menahan ketakutannya lagi. Suaranya mulai bergetar saat berteriak, "Biar kuperingatkan dulu, jangan macam-ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 163 Khawatir sampai Hampir Gila

    Tidak jauh dari sana, terdengar suara sirene polisi. Beberapa mobil yang mendekat itu pun berhenti di depan gang.Begitu melihat mobil polisi, kedua preman itu seketika termangu. Mereka tidak menyangka polisi akan datang kemari. Sebelum sempat bereaksi, para polisi pun sudah turun dari mobil."Jangan bergerak!" teriak polisi sembari mengarahkan pistolnya ke arah kedua preman. Dengan tubuh yang setengah berjongkok, mereka berjalan mendekat.Kedua preman itu segera mengangkat tangan saat melihat pistol ditodongkan ke arah mereka. Setelah itu, mereka berbalik untuk menghadap polisi.Melihat kedua preman itu telah menyerah, polisi berteriak lagi, "Tangan di atas kepala, berjongkok!"Kedua preman itu sudah takut hingga kedua kaki gemetaran. Mereka tentu tidak berani menolak, jadi hanya bisa menuruti dengan patuh.Setelah keduanya meletakkan tangan di atas kepala dan berjongkok, para polisi langsung mengepung.Sementara itu, Jingga yang melihat kedua preman itu tidak berani bergerak lagi seg

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 164 Datang dengan Persiapan

    "Pasien sudah ditangani dengan baik. Untungnya, kebanyakan hanya luka luar. Asalkan beristirahat dan diobati dengan baik, nyawanya tidak akan berada dalam bahaya," jelas dokter sambil melepaskan maskernya.Juanita dan Jingga merasa sangat lega mendengar perkataan dokter ini. "Pasien akan dibawa ke kamar biasa, kalian sudah bisa pergi urus prosedurnya," lanjut dokter itu. Seusai berbicara, dia langsung pergi.Juanita berjongkok untuk merapikan rambut Jingga. Kemudian, dia menginstruksi, "Ingga, kamu pergi ke bangsal dulu. Aku akan menyusul setelah bayar biayanya. Jangan berkeliaran, ya?"Jingga mengangguk dengan patuh dan menimpali, "Ibu tenang saja. Aku nggak akan ke mana-mana."Jingga tahu bahwa ini bukan masalah sepele sehingga tidak akan main-main. Setelah berpesan, Juanita pun bangkit dan berjalan ke arah yang dituju dokter sebelumnya.Setelah membayar sesuai prosedur rumah sakit, Juanita baru pergi ke bangsal Hasan. Begitu dia masuk, Jingga berkata lirih karena khawatir Hasan terb

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 165 Pelan Sedikit

    Malam itu juga, Jacky mengetuk pintu kamar hotel untuk melaporkan hasil penyelidikan. Kinerjanya cepat seperti biasa, dia tidak pernah mengecewakan Tommy.Tommy sedang duduk di sofa saat Jacky masuk. Ekspresinya tampak muram, aura yang dipancarkannya tampak dingin, sampai-sampai Jacky tak kuasa bergidik ngeri.Jacky berjalan ke hadapannya, lalu melapor, "Para preman itu belum dihajar, tapi sudah bilang mereka dibayar seseorang."Tommy mengernyit mendengarnya. Dia tidak berbicara, melainkan mengisyaratkan Jacky untuk lanjut menjelaskan. Dia tahu bahwa Jacky sudah menemukan dalangnya. Kalau tidak, pria ini tidak mungkin menemuinya dengan percaya diri.Jacky menatap Tommy dan terdiam sesaat. Kemudian, dia baru meneruskan, "Aku sudah menemukan dalangnya, yaitu instruktur Team AY."Begitu ucapan ini dilontarkan, semua akhirnya menjadi jelas. Tommy tak kuasa tergelak. Karena Jingga mendapatkan peringkat pertama, instruktur Team AY membencinya. Dia pun menyewa preman untuk memotong tangan Jin

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 166 Bertobat di Penjara

    Tommy tertawa mendengarnya. Sorot matanya dipenuhi kebencian dan kejijikan pada si instruktur.Ketika melihat sorot mata itu, si instruktur yang awalnya merasa tenang tiba-tiba mulai takut. Dia pun berkata, "Ka ... kamu jangan sembarangan. Ka ... kamu nggak akan bisa melawanku!"Entah mengapa, Tommy tidak melontarkan sepatah kata pun, tetapi si instruktur sudah ketakutan. Dia seketika menyadari keanehan ini sehingga merasa sangat malu.'Menyebalkan sekali, bukankah pria ini hanya orang tua murid biasa? Kenapa aku malah takut?' batin si instruktur yang buru-buru memasang ekspresi lain.Hanya saja, meskipun sudah mengingatkan diri sendiri untuk tidak menunjukkan kelemahan di depan Tommy, si instruktur masih saja ketakutan.Di sisi lain, Tommy tersenyum tipis saat melihat si instruktur yang mencoba untuk memberanikan diri. Apakah pria ini mengira dia masih memiliki kesempatan untuk bertobat? Menyedihkan sekali. Sampai sekarang, instruktur ini masih tidak tahu bahwa Tommy bukanlah orang ya

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 167 Tidak Bisa Tidur Nyenyak

    Setelah memberi pelajaran kepada instruktur itu, amarah Tommy akhirnya terlampiaskan. Sesudah mengurus semuanya, dia baru kembali ke hotel.Juanita terbangun dari tidurnya. Terlalu banyak masalah yang terjadi akhir-akhir ini, jadi membuatnya tidak bisa tenang. Dia sampai tidak bisa tidur nyenyak.Begitu bangun, Juanita merasa agak pusing. Dia pun berjalan ke samping untuk menuang air. Sesudah tenggorokannya terasa lebih nyaman, dia mulai mencari Tommy, tetapi tidak bisa menemukannya di dalam kamar.Juanita yang tidak bisa tertidur lagi, tidak tahu harus melakukan apa. Dia hanya duduk di tepi ranjang sambil memandang pemandangan malam kota.Jika itu dulu, Juanita pasti akan menikmati pemandangan indah ini. Bagaimanapun, dia jarang sesantai ini. Namun, dia benar-benar tidak bisa tenang sekarang.Tiba-tiba, pintu kamar dibuka seseorang. Jantung Juanita sontak berdebar-debar karena khawatir ada orang asing yang masuk. Dia sontak menoleh untuk memeriksa. Begitu melihat Tommy, dia pun merasa

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 168 Tidak akan Merindukannya

    Karena Jingga tergabung dalam lingkaran esports, Juanita menjadi sangat memperhatikan berita di aspek ini. Belakangan ini, selain kemenangan tim Jingga yang menjadi topik hangat di internet, akuisisi Team AY yang dilakukan oleh Team JS juga sedang hangat diperbincangkan.Juanita sudah membaca semua komentar netizen. Dia pun menemukan bahwa ada banyak orang yang mulai membocorkan identitas dan keburukan instruktur itu di internet. Banyak yang mencela sikapnya ini."Apa yang kamu lihat? Kenapa mengerutkan dahimu?" tanya Tommy. Begitu masuk, dia sudah melihat Juanita duduk di ranjang sambil menatap layar ponsel. Ekspresinya pun tampak agak murung.Juanita memperlihatkan layar ponselnya kepada Tommy, lalu berkata, "Lihat ini."Setelah meliriknya, Tommy kira-kira mengetahui apa alasannya karena dia juga memperhatikan berita itu belakangan ini. Ternyata, banyak orang tidak menyukai instruktur itu."Kenapa?" tanya Tommy yang merasa instruktur itu memang pantas mendapatkan semua hinaan itu.Ju

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 169 Siapa yang Berani Membiarkannya Masuk?

    Di kediaman, Jordy, Soraya, Ruben, dan lainnya telah menunggu. Mereka jarang sekali bisa makan bersama seperti ini. Tentunya, Yolanda yang sangat dimanjakan oleh Adam juga harus hadir.Semula, beberapa orang itu makan dengan tenang. Namun, tatapan Yolanda terus tertuju pada Adam. Mengapa ayahnya masih belum membahas hal penting itu?Selama ini, Yolanda selalu bersikap sombong karena disokong oleh Adam. Ketika melihat Adam hanya diam, dia pun mulai panik. Dia harus melakukan sesuatu, bagaimana kalau ayahnya ini sudah lupa?Sebenarnya, jika dipikir baik-baik, Adam tidak mungkin melupakan masalah ini. Akan tetapi, dia hanya ingin makan dengan tenang bersama keluarganya untuk sekarang. Jadi, dia mengesampingkan hal-hal tidak menyenangkan itu dulu.Setelah berpikir sesaat, Yolanda yang duduk di meja makan akhirnya berinisiatif untuk berkata, "Ayah, gimana jalan-jalanmu? Kamu senang nggak?"Adam adalah orang yang cerdas, tentu tahu tujuan Yolanda yang tiba-tiba bertanya seperti ini. Dia pun

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 170 Acara Pernikahan Tetap Berlanjut

    Ketika melihat Tommy pergi tanpa rasa ragu sedikit pun, Adam merasa harga dirinya terinjak-injak. Dia membentak dengan kesal, "Kurang ajar sekali kamu! Beraninya kamu menentang ucapanku!"Tommy tidak terlihat menyesal ataupun ragu saat dibentak. Dia tetap meninggalkan kediaman dengan tenang."Hentikan dia!" teriak Adam sambil menggebrak meja. Saat ini, dia seperti telah kehilangan kewarasan dan wibawanya.Untungnya, hanya ada anggota keluarganya di sini. Apabila orang luar melihatnya, mereka pasti sangat terkejut.Begitu mendengar perintah Adam, beberapa pelayan kediaman terpaksa mengepung Tommy. Namun, mereka semua sontak mundur ketakutan karena tatapan Tommy.Pada akhirnya, mereka hanya bisa menyaksikan Tommy keluar. Sementara itu, Adam mencengkeram dadanya, merasa dirinya benar-benar murka karena tindakan Tommy.Sebelum pulang, Adam telah mendengar beberapa tindakan Tommy belakangan ini. Namun, dia yakin Tommy bisa berubah setelah mendengar nasihatnya nanti. Tanpa diduga, pria ini m

Bab terbaru

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 279 Tidak akan Meninggalkanmu Lagi

    Setelah Tommy selesai bicara, Juanita yang merasa bersalah menunduk. Hati Tommy melunak saat melihat sikap Juanita, tetapi Tommy harus menegaskan beberapa hal kepada Juanita. Bagaimanapun, Tommy tidak ingin mengalami hal yang menakutkan seperti ini lagi.Tommy berujar, "Juanita, waktu itu aku benar-benar nggak menyangka kamu berani bersembunyi dariku. Apa kamu tahu aku takut sekali nggak bisa menemukanmu?"Juanita yang merasa bersalah sama sekali tidak berbicara. Tommy tertawa dan melanjutkan ucapannya, "Setelah menemukanmu, aku masih merasa kesal kepadamu karena kamu nggak percaya aku bisa menyelesaikan masalah ini, kamu bahkan berniat meninggalkanku. Jadi, sekalipun aku tahu keberadaanmu, aku juga sengaja nggak mencarimu. Aku mau kamu tahu apa yang kurasakan supaya kelak kamu nggak berani meninggalkanku lagi."Kelak Juanita tidak akan meninggalkan Tommy lagi. Juanita yang merasa sedih memeluk Tommy dengan erat. Dia tahu kali ini dirinya telah membuat Tommy ketakutan. Setelah melihat

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 278 Terjebak

    Keluarga Saloza masih merasa kesal setelah meninggalkan lokasi pernikahan. Kenapa pernikahannya bisa berakhir seperti ini? Jelas-jelas, semuanya berjalan dengan lancar dan Tanya hampir menjadi menantu Keluarga Ador. Namun, pengantin wanitanya malah menjadi orang lain dalam sekejap.Di luar lokasi pernikahan, ekspresi Tommy tampak lembut. Apalagi, dia sedang menggendong Juanita yang memakai gaun pengantin. Juanita memukul punggung Tommy sembari berkata, "Turunkan aku dulu."Tommy menuruti perkataan Juanita, sepertinya dia khawatir Juanita merasa tidak nyaman karena sedang hamil. Juanita bertanya, "Apa kita akan pergi sekarang? Bagaimana dengan keluargamu dan Keluarga Saloza?" Juanita khawatir masalah ini akan memengaruhi Tommy.Tommy malah mengalihkan topik pembicaraan, "Apa tadi kamu terkejut?"Juanita mengatupkan bibirnya dan tidak menanggapi ucapan Tommy. Sewaktu menyadari keberadaannya, jantung Juanita berdegup kencang. Namun ... kapan Tommy mulai merencanakan semua ini?Tommy melir

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 277 Mau Menikahi Siapa?

    Pernikahan menjadi kacau sehingga tidak bisa dilanjutkan lagi. Para tamu mulai heboh karena tidak menyangka pernikahan bisa berakhir seperti ini. Kejadian hari ini telah mempermalukan kedua keluarga, jadi pengurus rumah segera bertindak dan menyuruh para pengawal untuk mengantar semua tamu keluar. Dengan demikian, kedua keluarga bisa menyelesaikan masalah hari ini.Akhirnya, hanya tersisa anggota dari kedua keluarga di lokasi pernikahan. Juanita yang tidak tahu harus berbuat apa merasa sangat panik. Hanya saja, Juanita tahu sekarang dia tidak boleh pergi. Dia harus menemani Tommy untuk menghadapi semua permasalahan, apalagi sekarang Tommy berada di sisinya.Keberadaan Tommy sudah cukup memberi Juanita rasa aman. Jadi, Juanita hanya panik sesaat, lalu dia berusaha menenangkan dirinya.Aula yang awalnya dipenuhi orang-orang seketika menjadi sunyi setelah para tamu lainnya pergi. Anggota Keluarga Saloza tidak menyangka Tommy akan bertindak seperti ini dan mempermalukan mereka. Semua anggo

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 276 Pengantin Wanita Paling Cantik

    Tommy tersenyum ketika mendengar jawaban Juanita. Tommy tahu Juanita pasti bersedia menikahinya. Tommy dan Juanita telah mengalami banyak rintangan, sekarang akhirnya mereka bisa menikah. Tommy tidak mungkin melepaskan kesempatan yang begitu bagus.Semua tamu merasa sangat senang melihat pasangan mempelai yang berdiri di atas panggung, kecuali Ruben. Dia terus mengamati Juanita dan merasa ada yang tidak beres, terutama saat Juanita bersuara. Ruben pernah bertemu dengan Tanya. Meskipun mereka jarang berhubungan, Ruben bisa mengenali suara Tanya.Tadi, suara wanita itu memang sangat mirip dengan Tanya, tetapi Ruben merasa wanita itu bukan Tanya. Sebenarnya, Ruben ingin mengekspos mereka. Hanya saja, Ruben tidak terlalu yakin sehingga tidak berani bertindak gegabah. Kemudian, pendeta berucap, "Selanjutnya, saatnya sepasang mempelai bertukar cincin."Juanita gemetaran begitu mendengar suara pendeta. Hanya tinggal selangkah lagi, Juanita akan menjadi istri Tommy secara sah dan anaknya bisa

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 275 Aku Bersedia

    Di dalam aula, Tommy berdiri di depan pendeta sembari menunggu pengantinnya dengan sabar. Di bawah tatapan serius orang-orang, pintu akhirnya dibuka, lalu disusul oleh sosok cantik yang berjalan masuk. Wajah wanita itu ditutup oleh kerudung, jadi mereka tidak bisa melihat parasnya. Sementara itu, gaun yang pas badan membuat si pengantin tampak sangat menawan."Wow, pengantinnya cantik sekali!""Benar, mereka memang serasi!"Para tamu mulai memuji sembari bertepuk tangan. Pada saat yang sama, banyak kelopak bunga yang berjatuhan.Ketika mendengar suara-suara itu, Juanita sungguh terkejut. Dia tidak menduga hasilnya akan menjadi seperti ini.Tangan Juanita terkepal erat. Dia tidak bisa menahan perasaan gugup ini. Sebuah pemikiran yang tidak pernah ada bahkan tiba-tiba muncul dalam benaknya, yaitu melarikan diri dari tempat ini.Orang yang berjalan di samping Juanita merasakan keanehan ini. Dia pun berbisik, "Demi masa depan anakmu, kamu harus terus berjalan."Juanita merasa dirinya sedan

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 274 Menukar Pengantin Wanita

    Beberapa saat kemudian, mobil akhirnya tiba di suatu tempat. Juanita pun dibawa turun oleh kedua pengawal itu.Juanita tidak berteriak-teriak lagi sekarang. Dia berusaha untuk tenang meskipun merasa sangat takut. Kini, banyak adegan penculikan dan pemerkosaan yang terlintas di benaknya.Entah sudah berapa kali Juanita hampir mengalami peristiwa seperti itu. Makin dipikirkan, dia merasa makin getir.Namun, yang menyambutnya bukanlah suara galak pria. Juanita seperti dibawa ke suatu tempat, lalu mendengar suara beberapa orang wanita."Bawa dia masuk," perintah seorang wanita dengan tegas. Kemudian, Juanita pun dibawa masuk oleh kedua wanita.Setelah melewati tirai, kedua wanita itu mengulurkan tangan dan membantu Juanita melepaskan baju. Juanita sontak panik. Dia berteriak, "Apa yang kalian lakukan? Aku bisa menuntut kalian kalau macam-macam!"Kedua wanita itu tidak berbicara, melainkan terus membantu Juanita melepaskan pakaiannya. Mana mungkin Juanita membiarkannya begitu saja, dia pun

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 273 Kenapa Menangkapku?

    Meskipun berpikir demikian, para wanita muda itu tidak memiliki latar belakang seperti Tanya. Jadi, mereka tidak bisa menjadi istri dari pria terhebat di Kota Andara. Mereka hanya bisa menjadi saksi dari pernikahan ini. Bagaimanapun, ini sudah merupakan suatu kehormatan bagi mereka.Saat ini, Tanya yang berada di kamar rias menggigit bibirnya karena tidak bisa mengontrol perasaannya. Kalau bukan karena harus menjaga citranya yang lemah lembut, dia pasti sudah melompat dan berlari kegirangan, lalu memberi tahu semua orang di dunia ini bahwa dirinya akan menjadi istri Tommy.Ruben dan Yolanda juga berada di kamar rias. Ketika melihat wajah cantik Tanya, Yolanda pun memuji, "Cantik sekali, kamu sudah pasti pengantin tercantik di dunia ini."Tanya pun menunduk sembari tersenyum manis. Melihat ini, Ruben segera memuji, "Siapa yang tidak jatuh cinta melihat kecantikan Nona Besar Keluarga Saloza?"Tanya menjadi besar kepala karena terus dipuji. Wanita mana yang tidak senang saat dipuji oleh p

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 272 Pernikahan Megah

    Mendengar ini, terlihat keraguan pada ekspresi Harfi. Dia memang mengkhawatirkan Juanita, tetapi pekerjaannya sangat banyak belakangan ini. Memang agak repot baginya kalau harus datang ke rumah sakit setiap hari."Tapi, Kak ...." Harfi menggaruk kepalanya, tidak langsung menyetujui perkataan Juanita.Juanita tentu tahu bahwa Harfi agak sibuk belakangan ini. Itu sebabnya, dia menasihati, "Kamu sangat sibuk akhir-akhir ini. Aku benar-benar nggak enak hati kalau kamu terus datang.""Baiklah, untuk sementara waktu ini, aku nggak akan datang setiap hari. Tapi, kalau ada masalah, kamu harus menghubungiku," ujar Harfi sambil menatap Juanita dengan serius.Harfi khawatir Juanita tidak ingin dirinya cemas sehingga menutupi semuanya darinya. Mendengar ini, Juanita segera mengangguk dan mengiakan....."Telepon saja aku kalau ada masalah. Aku sudah menyewa perawat untukmu. Kamu cukup beristirahat dengan baik. Nah, kubelikan makanan karena takut kamu nggak cocok dengan makanan rumah sakit," ucap Y

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 271 Hanya Ingin Melindunginya

    "Ya, ya, aku bersumpah. Kalau aku memberi tahu Tommy, aku akan menjadi impoten. Sudah puas?" tanya Yosef sembari menatap Juanita.Kalau tidak sedang kesakitan, Juanita pasti akan merasa lucu mendengarnya. Namun, di situasi seperti ini, dia benar-benar tidak bisa tertawa. Juanita hanya menggigit bibirnya sambil berkata dengan serius, "Terima kasih."Yosef merasa agak malu melihat Juanita yang mengucapkan terima kasih dengan begitu tulus. Benar-benar bodoh, Tommy jelas-jelas sudah tahu semuanya. Dia tidak perlu menutupi apa pun dari pria ini.Yosef merasa lega melihat Juanita yang sudah lebih tenang. Namun, begitu teringat pada sumpahnya barusan, dia seketika merasa sangat getir. Entah dosa apa yang telah diperbuatnya sampai terlibat hal seperti ini.Sesudah melakukan pemeriksaan, Yosef pun menghela napas lega. Kondisi Juanita tidak separah yang dibayangkannya. Bagaimanapun, Tommy terdengar sangat panik saat meneleponnya barusan. Juanita baik-baik saja.Juanita yang berbaring di ranjang

DMCA.com Protection Status