Tommy tertawa mendengarnya. Sorot matanya dipenuhi kebencian dan kejijikan pada si instruktur.Ketika melihat sorot mata itu, si instruktur yang awalnya merasa tenang tiba-tiba mulai takut. Dia pun berkata, "Ka ... kamu jangan sembarangan. Ka ... kamu nggak akan bisa melawanku!"Entah mengapa, Tommy tidak melontarkan sepatah kata pun, tetapi si instruktur sudah ketakutan. Dia seketika menyadari keanehan ini sehingga merasa sangat malu.'Menyebalkan sekali, bukankah pria ini hanya orang tua murid biasa? Kenapa aku malah takut?' batin si instruktur yang buru-buru memasang ekspresi lain.Hanya saja, meskipun sudah mengingatkan diri sendiri untuk tidak menunjukkan kelemahan di depan Tommy, si instruktur masih saja ketakutan.Di sisi lain, Tommy tersenyum tipis saat melihat si instruktur yang mencoba untuk memberanikan diri. Apakah pria ini mengira dia masih memiliki kesempatan untuk bertobat? Menyedihkan sekali. Sampai sekarang, instruktur ini masih tidak tahu bahwa Tommy bukanlah orang ya
Setelah memberi pelajaran kepada instruktur itu, amarah Tommy akhirnya terlampiaskan. Sesudah mengurus semuanya, dia baru kembali ke hotel.Juanita terbangun dari tidurnya. Terlalu banyak masalah yang terjadi akhir-akhir ini, jadi membuatnya tidak bisa tenang. Dia sampai tidak bisa tidur nyenyak.Begitu bangun, Juanita merasa agak pusing. Dia pun berjalan ke samping untuk menuang air. Sesudah tenggorokannya terasa lebih nyaman, dia mulai mencari Tommy, tetapi tidak bisa menemukannya di dalam kamar.Juanita yang tidak bisa tertidur lagi, tidak tahu harus melakukan apa. Dia hanya duduk di tepi ranjang sambil memandang pemandangan malam kota.Jika itu dulu, Juanita pasti akan menikmati pemandangan indah ini. Bagaimanapun, dia jarang sesantai ini. Namun, dia benar-benar tidak bisa tenang sekarang.Tiba-tiba, pintu kamar dibuka seseorang. Jantung Juanita sontak berdebar-debar karena khawatir ada orang asing yang masuk. Dia sontak menoleh untuk memeriksa. Begitu melihat Tommy, dia pun merasa
Karena Jingga tergabung dalam lingkaran esports, Juanita menjadi sangat memperhatikan berita di aspek ini. Belakangan ini, selain kemenangan tim Jingga yang menjadi topik hangat di internet, akuisisi Team AY yang dilakukan oleh Team JS juga sedang hangat diperbincangkan.Juanita sudah membaca semua komentar netizen. Dia pun menemukan bahwa ada banyak orang yang mulai membocorkan identitas dan keburukan instruktur itu di internet. Banyak yang mencela sikapnya ini."Apa yang kamu lihat? Kenapa mengerutkan dahimu?" tanya Tommy. Begitu masuk, dia sudah melihat Juanita duduk di ranjang sambil menatap layar ponsel. Ekspresinya pun tampak agak murung.Juanita memperlihatkan layar ponselnya kepada Tommy, lalu berkata, "Lihat ini."Setelah meliriknya, Tommy kira-kira mengetahui apa alasannya karena dia juga memperhatikan berita itu belakangan ini. Ternyata, banyak orang tidak menyukai instruktur itu."Kenapa?" tanya Tommy yang merasa instruktur itu memang pantas mendapatkan semua hinaan itu.Ju
Di kediaman, Jordy, Soraya, Ruben, dan lainnya telah menunggu. Mereka jarang sekali bisa makan bersama seperti ini. Tentunya, Yolanda yang sangat dimanjakan oleh Adam juga harus hadir.Semula, beberapa orang itu makan dengan tenang. Namun, tatapan Yolanda terus tertuju pada Adam. Mengapa ayahnya masih belum membahas hal penting itu?Selama ini, Yolanda selalu bersikap sombong karena disokong oleh Adam. Ketika melihat Adam hanya diam, dia pun mulai panik. Dia harus melakukan sesuatu, bagaimana kalau ayahnya ini sudah lupa?Sebenarnya, jika dipikir baik-baik, Adam tidak mungkin melupakan masalah ini. Akan tetapi, dia hanya ingin makan dengan tenang bersama keluarganya untuk sekarang. Jadi, dia mengesampingkan hal-hal tidak menyenangkan itu dulu.Setelah berpikir sesaat, Yolanda yang duduk di meja makan akhirnya berinisiatif untuk berkata, "Ayah, gimana jalan-jalanmu? Kamu senang nggak?"Adam adalah orang yang cerdas, tentu tahu tujuan Yolanda yang tiba-tiba bertanya seperti ini. Dia pun
Ketika melihat Tommy pergi tanpa rasa ragu sedikit pun, Adam merasa harga dirinya terinjak-injak. Dia membentak dengan kesal, "Kurang ajar sekali kamu! Beraninya kamu menentang ucapanku!"Tommy tidak terlihat menyesal ataupun ragu saat dibentak. Dia tetap meninggalkan kediaman dengan tenang."Hentikan dia!" teriak Adam sambil menggebrak meja. Saat ini, dia seperti telah kehilangan kewarasan dan wibawanya.Untungnya, hanya ada anggota keluarganya di sini. Apabila orang luar melihatnya, mereka pasti sangat terkejut.Begitu mendengar perintah Adam, beberapa pelayan kediaman terpaksa mengepung Tommy. Namun, mereka semua sontak mundur ketakutan karena tatapan Tommy.Pada akhirnya, mereka hanya bisa menyaksikan Tommy keluar. Sementara itu, Adam mencengkeram dadanya, merasa dirinya benar-benar murka karena tindakan Tommy.Sebelum pulang, Adam telah mendengar beberapa tindakan Tommy belakangan ini. Namun, dia yakin Tommy bisa berubah setelah mendengar nasihatnya nanti. Tanpa diduga, pria ini m
Demi bertemu Yolanda, Ruben sengaja mengelilingi mal untuk membeli hadiah. Tak lama kemudian, Ruben membawa banyak kantong belanjaan. Melihat semua barang ini, Ruben yakin Yolanda pasti akan merasa senang. Sesudah itu, Ruben pergi ke rumah Yolanda dengan mengendarai mobilnya.Sejak Adam pulang, kehidupan Yolanda sangat berkecukupan. Biarpun Tommy tidak memberinya uang, Adam sangat royal kepada Yolanda. Hanya saja, Yolanda masih agak kesulitan untuk membayar biaya-biaya tertentu.Mendengar ada orang yang menekan bel, Yolanda memanggil pelayan untuk membuka pintu."Tante," sapa Ruben dengan antusias begitu masuk.Yolanda menyahut singkat dengan ekspresi gembira. Alasan utamanya adalah belakangan ini suasana hatinya sangat bagus. Dia sangat senang saat teringat dengan Tommy yang dimarahi Adam.Namun, yang membuat Yolanda terkejut adalah biasanya dia lebih dekat dengan Keluarga Jordy. Yolanda memang jarang berhubungan dengan Keluarga Julian, tetapi mereka tidak bermusuhan. Jadi, Yolanda ag
Sehebat apa pun Tommy, dia pasti akan mendengar perintah Adam. Untuk masalah pernikahan, asalkan Adam setuju, Tanya pasti akan mendapatkan Tommy. Yolanda merasa ucapan Tanya masuk akal. Bagaimanapun, hubungan Keluarga Saloza dan Ador sangat dekat. Jadi, tidak ada salahnya jika Yolanda membawa Tanya menemui Adam.Yolanda menyahut, "Oke. Kalau begitu, nanti kamu ikut aku pulang saja."Sekarang, Yolanda menganggap Tanya teman baiknya. Tanya bukan hanya mendengar curahan hati Yolanda, tetapi juga memikirkan ide untuk Yolanda. Walaupun Tanya menyukai Tommy, setidaknya Tanya berada di pihak yang sama dengan Yolanda.Tanya terlihat sangat tenang. Padahal, dia sudah diam-diam menyiapkan rencana.Di sisi lain, akhir-akhir ini, Juanita sedang sibuk mengurus peluncuran produk baru perusahaan. Beberapa waktu yang lalu, urusan ini diserahkan kepada asisten karena Juanita sedang beristirahat. Namun, ada beberapa hal yang tidak bisa diselesaikan oleh asistennya sehingga Juanita harus turun tangan. J
Berbeda dengan situasi di perusahaan Juanita yang kacau balau, di sisi lain, Tanya, Yolanda, dan Nanda sedang menongkrong sambil meminum kopi. Suasananya sangat santai. Mereka bertiga memegang ponsel dan membaca komentar yang mencerca Juanita di internet. Ketiga wanita ini tersenyum lebar.Yolanda melihat ponsel seraya berkomentar dengan ekspresi puas, "Wah, kalian sudah lihat belum? Sekarang Juanita dihujat habis-habisan di internet. Hmph, wanita rendahan itu akhirnya mendapatkan balasan yang setimpal."Tanya mengamati sekeliling dengan waswas, dia takut ada mata-mata di sini. Tanya merasa tidak puas dengan sikap Yolanda yang membahas permasalahan ini secara terang-terangan. Kenapa Yolanda bicara begitu keras di tempat umum seperti ini? Apa dia mau menarik perhatian semua orang?Nanda dan Yolanda sama sekali tidak menyadari sikap Tanya yang berwaspada. Bahkan, Nanda tidak meremehkan Yolanda lagi. Dia mendekati Yolanda, lalu menunjukkan ponselnya dan berujar, "Benar, lihat ini. Aku ben