Nanda menggosok dada Andre dengan kepalanya sambil berkata dengan nada manja, “Aku tahu.”“Kamu mau sepuluh miliar untuk apa?”Nanda duduk tegak dan berkata dengan bangga, “Tentu saja untuk investasi.”“Investasi?” Andre sama sekali tidak pernah berpikir kalau perempuan di sampingnya ini memiliki otak bisnis. “Investasi ke siapa?”Nanda tidak ingin Andre bertanya terlalu banyak, jadi dia pun menjawab dengan manja, “Aduh, kamu nggak usah tanya dulu. Biar ada kesan misteriusnya begitu, boleh? Tunggu sudah ada hasil aku baru beritahu kamu, oke?”Hari ini Nanda membuat Andre merasakan sesuatu yang beda dari biasanya. Oleh karena itu, dia langsung setuju, “Begini saja, aku kasih kamu enam miliar dulu. Meskipun sepuluh miliar bukanlah investasi yang besar, tetap saja keuangan perusahaan nggak boleh digunakan dengan sembarangan. Kamu ambil enam miliar dulu, sisanya aku berikan ke kamu lain kali.”Nanda seketika tersenyum lebar ketika mendengar hal itu. Dia pun melingkarkan tangannya di leher
Yolanda mengambil laporan itu dan tertegun begitu melihat kata “positif hamil” tertulis di pojok kanan bawah.“Ternyata benar.” Sorot mata Yolanda tampak seperti kebingungan, dia tiba-tiba merasa semua yang dia lakukan sia-sia.Tanya berkata lagi, “Belakangan aku suruh orang pergi cari informasinya, sepertinya sudah satu bulan lebih.”Yolanda mengedipkan matanya, sangat kentara kalau saat ini dia merasa tidak nyaman, “Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan? Anak itu nggak boleh lahir ke dunia ini. Kalian punya cara apa, nggak?”Nanda tertawa menghina dan menyatakan keraguannya terhadap IQ Yolanda, “Gampang sekali, bukan? Kita ciptakan berbagai macam kecelakan dan buat anak itu mati saja.”Saat ini Yolanda tidak memiliki cara apa pun, otaknya kosong melompong, “Tapi sangat sulit bagi kita untuk dekati Juanita. Di mana pun dia berada, di situ ada Tommy.”Yolanda merasa sakit hati begitu teringat kejadian terakhir kali, ketika dia didorong Tommy di depan pintu rumah keponakannya itu.S
Mendengar penolakan Juanita yang begitu yakin membuat wajah Jerry menggelap. Nanda yang berdiri di samping langsung menimpali, “Ini semua jerih payah Papa, kalian nggak boleh nggak menghargai Papa, ‘kan?”Marlin yang sedari tadi diam juga ikut berbicara, “Cukup, kalian letakkan barangnya di sana saja, sekarang kalian juga sudah melihatku dan sudah boleh pergi.”Jerry menggerakkan bibirnya seakan ingin mengatakan sesuatu. Akan tetapi kening Marlin sudah berkerut dalam dan menghentikan ucapannya yang hendak terlontar keluar.“Ada kalimat yang nggak mau aku ucapkan kedua kalinya. Di sini nggak menyambut kalian, jadi silakan keluar.” Marlin mengusir mereka dengan suara dingin. Mendadak situasi di dalam ruang rawat menjadi sangat tegang.Hingga pada akhirnya Jerry hanya bisa mengatakan satu kalimat yang meminta Marlin banyak istirahat dan jaga kesehatan. Setelah itu dia membawa Nanda pergi dari sana. Setelah kedua orang itu pergi, ruang rawat tersebut berubah menjadi sangat sunyi.Setelah d
Juanita terdiam karena tidak menyangka Tommy akan memikirkan ucapan ibunya. Topik yang dihindari oleh mereka justru dibahas kembali. Juanita sempat merasa kecewa, tetapi ternyata Tommy mulai memikirkan resepsi pernikahan mereka.Akan tetapi, kebersamaan dia dan Tommy sudah mendapat penolakan besar. Kemungkinan keluarga Ador tidak akan mengizinkan mereka mengadakan resepsi. Jika mereka memaksakan untuk mengadakan resepsi tanpa mempertimbangkan penolakan keluarga Ador, maka pasti akan mengundang keributan besar.Pemikiran tersebut membuat Juanita merasa khawatir. Kedua alis lelaki itu terangkat. Dia memegang kedua bahu Juanita dan berkata, “Kenapa nggak perlu dipikirkan? Aku tahu, bagi perempuan hal yang paling penting adalah resepsi pernikahan. Aku mau membuat kamu menjadi perempuan paling bahagia di dunia ini.Juanita menatap Tommy dengan lekat. Orang-orang mengatakan bahwa mata setiap orang bisa berbicara. Dan detik ini, Juanita bisa melihat dirinya sendiri di kedua bola mata lelaki i
Yolanda tidak menyangka masalahnya ternyata akan jadi separah ini. Seketika itu pun dia langsung panik dan menggenggam erat Tanya dan berkata, “Tanya, gimana, nih?”“Kalau begini tinggal bayar saja ganti ruginya,” jawab Tanya sambil mengangkat bahunya.Mendengar itu Yolanda langsung mengamuk dan menghempas tangan Tanya, “Kamu ngomongnya enteng banget. Ganti ruginya sampai miliaran. Aku harus cari ke mana? Mana Tommy juga galak banget pula.”“Bukannya itu gampang?” kata Nanda meledek. Dia ini tidak hanya bodoh, tapi ternyata juga bejat.“Memangnya kamu punya solusiapa?” tanya Yolanda sambil menatapnya sinis.“Ya cari Juanita sajalah.”“Benar juga. Ini semua pasti terjadi juga gara-gara dia. Seharusnya aku minta ganti rugi dari dia.”Perasaan Yolanda jauh lebih lega merasa masalah ini sudah mendapatkan titik terang, maka dia pun mengajak Tanya pergi ke lapangan golf untuk bermain.Sementara itu di rumah keluarga Ador ….“Tommy, nanti kan mau mau pergi, coba dilihat dulu barangnya bawaann
“Mama kamu lagi sakit dan dirawat di rumah sakit. Dia minta Tante bawa kamu ke sana.”“Tapi Mama baru tadi pagi berangkat kerja masih baik-baik saja.”“Mama kamu nggak mau kamu khawatir, jadi dia bilang nggak apa-apa. Belakangan ini kerjaannya lagi banyak banget, makanya jadi pingsan dan harus dirawat di rumah sakit.”“Kamu bukan lagi bohongin aku, ‘kan?”“Tante mana mungkin bohongin kamu. Gimana kalau kita langsung ke rumah sakit saja biar kamu bisa lihat sendiri?”Walaupun Jingga orangnya sangat waspada, tetap saja dia sangat mengkhawatirkan ibunya, maka akhirnya dia masuk ke mobil bersama dengan Yolanda dan pergi meninggalkan klub.Malam hari itu, Juanita yang sudah menyelesaikan semua pekerjaannya lebih awal dibanding biasanya memutuskan untuk menjemput Jingga di klub. Seharusnya sekarang masih ada waktu, jadi dia menghubungi sopirnya.“Halo, hari ini kamu nggak usah jemput Jingga, ya. Kebetulan aku lagi sempat, jadi aku saja yang jemput. Oh, oke, makasih.”Sesampainya di klub, saa
“Nggak bawa uangnya masih berani datang? Nantanginkamu?”Jelas-jelas Yolanda sudah memberikan kesempatan bagi Juanita, tapi Juanita malah bertindak sesuka hatinya. Ini jelas menunjukkan bahwa Juanita tidak menganggap serius Yolanda!Salah memang Yolanda tidak dari dulu memberikan pelajaran kepada Juanita, makanya sekarang Juanita jadi meremehkan dirinya.“Maaf, tapi aku benar-benar nggak bisa kasih uangnya sekarang. Lepasin Juan dulu, nanti aku kasih uangnya.”Juanita tidak bisa menyembunyikan amarah yang sudah membakar dirinya meskipun dia sudah berusaha untuk berbicara dengan nada setenang mungkin.“Aku dibikin jadi begini sama Tommy gara-gara kamu. Dasar cewek jal*ng yang bisanya cuma ngomongin orang di belakang!”“Aku nggak ngerti kamu ngomong apa,” sahut Juanita.Melihat situasi yang tampak berbahaya bagi ibunya, Jingga spontan berlari ke arah Juanita untuk melindunginya. Walaupun Jingga masih anak kecil, dia adalah pria sejati yang tidak ingin melihat ibunya menderita. Namun saat
“Kenapa hal sepenting ini nggak kalian bilang dari tadi?” bentak Jacky dengan nada seperti sedang marah.“Maaf, Pak Jacky … aku … aku pikir Pak Tommy juga pasti lagi sibuk, jadi aku nggak mau ganggu.”“Sesibuk apa pun Pak Tommy, kalau sampai terjadi sesuatu sama Bu Juanita, kamu pikir dia bakal tinggal diam saja?”“Anu, jadi … Pak Jacky, sekarang kita harus gimana, dong?”“Sudah, nggak usah panik dulu. Coba kamu ceritain ke aku gimana kondisinya tadi sedetail mungkin.”“Jadi begini, tadi Bu Juanita kelihatannya agak buru-buru pas baru sampai rumah. Ibu sempat nanya Den Jingga sudah pulang atau belum. Pas aku bilang Den Jingga belum pulang, Bu Juanita jadi tambah panik. Habis itu dia dapat telepon yang kayaknya berhubungan sama Den Jingga, dan Bu Juanita langsung pergi.”Kerutan alis Jacky terlihat makin mengencang setelah mendengar cerita dari si pelayan rumah. Berdasarkan ceritanya tadi, Jingga pasti terlibat dengan suatu masalah. Gawat. Kalau sampai terjadi sesuatu pada Juanita atau
Setelah Tommy selesai bicara, Juanita yang merasa bersalah menunduk. Hati Tommy melunak saat melihat sikap Juanita, tetapi Tommy harus menegaskan beberapa hal kepada Juanita. Bagaimanapun, Tommy tidak ingin mengalami hal yang menakutkan seperti ini lagi.Tommy berujar, "Juanita, waktu itu aku benar-benar nggak menyangka kamu berani bersembunyi dariku. Apa kamu tahu aku takut sekali nggak bisa menemukanmu?"Juanita yang merasa bersalah sama sekali tidak berbicara. Tommy tertawa dan melanjutkan ucapannya, "Setelah menemukanmu, aku masih merasa kesal kepadamu karena kamu nggak percaya aku bisa menyelesaikan masalah ini, kamu bahkan berniat meninggalkanku. Jadi, sekalipun aku tahu keberadaanmu, aku juga sengaja nggak mencarimu. Aku mau kamu tahu apa yang kurasakan supaya kelak kamu nggak berani meninggalkanku lagi."Kelak Juanita tidak akan meninggalkan Tommy lagi. Juanita yang merasa sedih memeluk Tommy dengan erat. Dia tahu kali ini dirinya telah membuat Tommy ketakutan. Setelah melihat
Keluarga Saloza masih merasa kesal setelah meninggalkan lokasi pernikahan. Kenapa pernikahannya bisa berakhir seperti ini? Jelas-jelas, semuanya berjalan dengan lancar dan Tanya hampir menjadi menantu Keluarga Ador. Namun, pengantin wanitanya malah menjadi orang lain dalam sekejap.Di luar lokasi pernikahan, ekspresi Tommy tampak lembut. Apalagi, dia sedang menggendong Juanita yang memakai gaun pengantin. Juanita memukul punggung Tommy sembari berkata, "Turunkan aku dulu."Tommy menuruti perkataan Juanita, sepertinya dia khawatir Juanita merasa tidak nyaman karena sedang hamil. Juanita bertanya, "Apa kita akan pergi sekarang? Bagaimana dengan keluargamu dan Keluarga Saloza?" Juanita khawatir masalah ini akan memengaruhi Tommy.Tommy malah mengalihkan topik pembicaraan, "Apa tadi kamu terkejut?"Juanita mengatupkan bibirnya dan tidak menanggapi ucapan Tommy. Sewaktu menyadari keberadaannya, jantung Juanita berdegup kencang. Namun ... kapan Tommy mulai merencanakan semua ini?Tommy melir
Pernikahan menjadi kacau sehingga tidak bisa dilanjutkan lagi. Para tamu mulai heboh karena tidak menyangka pernikahan bisa berakhir seperti ini. Kejadian hari ini telah mempermalukan kedua keluarga, jadi pengurus rumah segera bertindak dan menyuruh para pengawal untuk mengantar semua tamu keluar. Dengan demikian, kedua keluarga bisa menyelesaikan masalah hari ini.Akhirnya, hanya tersisa anggota dari kedua keluarga di lokasi pernikahan. Juanita yang tidak tahu harus berbuat apa merasa sangat panik. Hanya saja, Juanita tahu sekarang dia tidak boleh pergi. Dia harus menemani Tommy untuk menghadapi semua permasalahan, apalagi sekarang Tommy berada di sisinya.Keberadaan Tommy sudah cukup memberi Juanita rasa aman. Jadi, Juanita hanya panik sesaat, lalu dia berusaha menenangkan dirinya.Aula yang awalnya dipenuhi orang-orang seketika menjadi sunyi setelah para tamu lainnya pergi. Anggota Keluarga Saloza tidak menyangka Tommy akan bertindak seperti ini dan mempermalukan mereka. Semua anggo
Tommy tersenyum ketika mendengar jawaban Juanita. Tommy tahu Juanita pasti bersedia menikahinya. Tommy dan Juanita telah mengalami banyak rintangan, sekarang akhirnya mereka bisa menikah. Tommy tidak mungkin melepaskan kesempatan yang begitu bagus.Semua tamu merasa sangat senang melihat pasangan mempelai yang berdiri di atas panggung, kecuali Ruben. Dia terus mengamati Juanita dan merasa ada yang tidak beres, terutama saat Juanita bersuara. Ruben pernah bertemu dengan Tanya. Meskipun mereka jarang berhubungan, Ruben bisa mengenali suara Tanya.Tadi, suara wanita itu memang sangat mirip dengan Tanya, tetapi Ruben merasa wanita itu bukan Tanya. Sebenarnya, Ruben ingin mengekspos mereka. Hanya saja, Ruben tidak terlalu yakin sehingga tidak berani bertindak gegabah. Kemudian, pendeta berucap, "Selanjutnya, saatnya sepasang mempelai bertukar cincin."Juanita gemetaran begitu mendengar suara pendeta. Hanya tinggal selangkah lagi, Juanita akan menjadi istri Tommy secara sah dan anaknya bisa
Di dalam aula, Tommy berdiri di depan pendeta sembari menunggu pengantinnya dengan sabar. Di bawah tatapan serius orang-orang, pintu akhirnya dibuka, lalu disusul oleh sosok cantik yang berjalan masuk. Wajah wanita itu ditutup oleh kerudung, jadi mereka tidak bisa melihat parasnya. Sementara itu, gaun yang pas badan membuat si pengantin tampak sangat menawan."Wow, pengantinnya cantik sekali!""Benar, mereka memang serasi!"Para tamu mulai memuji sembari bertepuk tangan. Pada saat yang sama, banyak kelopak bunga yang berjatuhan.Ketika mendengar suara-suara itu, Juanita sungguh terkejut. Dia tidak menduga hasilnya akan menjadi seperti ini.Tangan Juanita terkepal erat. Dia tidak bisa menahan perasaan gugup ini. Sebuah pemikiran yang tidak pernah ada bahkan tiba-tiba muncul dalam benaknya, yaitu melarikan diri dari tempat ini.Orang yang berjalan di samping Juanita merasakan keanehan ini. Dia pun berbisik, "Demi masa depan anakmu, kamu harus terus berjalan."Juanita merasa dirinya sedan
Beberapa saat kemudian, mobil akhirnya tiba di suatu tempat. Juanita pun dibawa turun oleh kedua pengawal itu.Juanita tidak berteriak-teriak lagi sekarang. Dia berusaha untuk tenang meskipun merasa sangat takut. Kini, banyak adegan penculikan dan pemerkosaan yang terlintas di benaknya.Entah sudah berapa kali Juanita hampir mengalami peristiwa seperti itu. Makin dipikirkan, dia merasa makin getir.Namun, yang menyambutnya bukanlah suara galak pria. Juanita seperti dibawa ke suatu tempat, lalu mendengar suara beberapa orang wanita."Bawa dia masuk," perintah seorang wanita dengan tegas. Kemudian, Juanita pun dibawa masuk oleh kedua wanita.Setelah melewati tirai, kedua wanita itu mengulurkan tangan dan membantu Juanita melepaskan baju. Juanita sontak panik. Dia berteriak, "Apa yang kalian lakukan? Aku bisa menuntut kalian kalau macam-macam!"Kedua wanita itu tidak berbicara, melainkan terus membantu Juanita melepaskan pakaiannya. Mana mungkin Juanita membiarkannya begitu saja, dia pun
Meskipun berpikir demikian, para wanita muda itu tidak memiliki latar belakang seperti Tanya. Jadi, mereka tidak bisa menjadi istri dari pria terhebat di Kota Andara. Mereka hanya bisa menjadi saksi dari pernikahan ini. Bagaimanapun, ini sudah merupakan suatu kehormatan bagi mereka.Saat ini, Tanya yang berada di kamar rias menggigit bibirnya karena tidak bisa mengontrol perasaannya. Kalau bukan karena harus menjaga citranya yang lemah lembut, dia pasti sudah melompat dan berlari kegirangan, lalu memberi tahu semua orang di dunia ini bahwa dirinya akan menjadi istri Tommy.Ruben dan Yolanda juga berada di kamar rias. Ketika melihat wajah cantik Tanya, Yolanda pun memuji, "Cantik sekali, kamu sudah pasti pengantin tercantik di dunia ini."Tanya pun menunduk sembari tersenyum manis. Melihat ini, Ruben segera memuji, "Siapa yang tidak jatuh cinta melihat kecantikan Nona Besar Keluarga Saloza?"Tanya menjadi besar kepala karena terus dipuji. Wanita mana yang tidak senang saat dipuji oleh p
Mendengar ini, terlihat keraguan pada ekspresi Harfi. Dia memang mengkhawatirkan Juanita, tetapi pekerjaannya sangat banyak belakangan ini. Memang agak repot baginya kalau harus datang ke rumah sakit setiap hari."Tapi, Kak ...." Harfi menggaruk kepalanya, tidak langsung menyetujui perkataan Juanita.Juanita tentu tahu bahwa Harfi agak sibuk belakangan ini. Itu sebabnya, dia menasihati, "Kamu sangat sibuk akhir-akhir ini. Aku benar-benar nggak enak hati kalau kamu terus datang.""Baiklah, untuk sementara waktu ini, aku nggak akan datang setiap hari. Tapi, kalau ada masalah, kamu harus menghubungiku," ujar Harfi sambil menatap Juanita dengan serius.Harfi khawatir Juanita tidak ingin dirinya cemas sehingga menutupi semuanya darinya. Mendengar ini, Juanita segera mengangguk dan mengiakan....."Telepon saja aku kalau ada masalah. Aku sudah menyewa perawat untukmu. Kamu cukup beristirahat dengan baik. Nah, kubelikan makanan karena takut kamu nggak cocok dengan makanan rumah sakit," ucap Y
"Ya, ya, aku bersumpah. Kalau aku memberi tahu Tommy, aku akan menjadi impoten. Sudah puas?" tanya Yosef sembari menatap Juanita.Kalau tidak sedang kesakitan, Juanita pasti akan merasa lucu mendengarnya. Namun, di situasi seperti ini, dia benar-benar tidak bisa tertawa. Juanita hanya menggigit bibirnya sambil berkata dengan serius, "Terima kasih."Yosef merasa agak malu melihat Juanita yang mengucapkan terima kasih dengan begitu tulus. Benar-benar bodoh, Tommy jelas-jelas sudah tahu semuanya. Dia tidak perlu menutupi apa pun dari pria ini.Yosef merasa lega melihat Juanita yang sudah lebih tenang. Namun, begitu teringat pada sumpahnya barusan, dia seketika merasa sangat getir. Entah dosa apa yang telah diperbuatnya sampai terlibat hal seperti ini.Sesudah melakukan pemeriksaan, Yosef pun menghela napas lega. Kondisi Juanita tidak separah yang dibayangkannya. Bagaimanapun, Tommy terdengar sangat panik saat meneleponnya barusan. Juanita baik-baik saja.Juanita yang berbaring di ranjang