Dua orang pengawal menahan tubuh Juanita ke lantai dan tangan mereka mulai meraba ke arah kerah baju Juanita.“Jangan, kalian semua jauh-jauh dariku!” seru Juanita melawan.“Di ruangan ini cuma adakita saja, jangan harap kamu masih bisa pergi dari sini,” kata salah satu pengawal itu.Seraya berkata, dia mencengkeram kerah baju Juanita dan menariknya dengan kuat. Juanita hanya mendengar suara nyaring bajunya yang dirobek. Juanita memejamkan matanya dan menjerit kencang. Dia tidak berani membayangkan apa yang dia lihat jika membuka matanya.Namun, kedua pengawal ini justru jadi makin terangsang saat mereka mendengar jeritan Juanita. Jarang-jarang mereka bertemu dengan wanita secantik Juanita, tanpa harus keluar biaya sepeser pun pula. Lelaki mana yang bisa menahan diri?Juanita pun berusaha semaksimal mungkin untuk melawan dan meronta, tapi itu tidak ada gunannya. Dia hanyalah seorang wanita yang lemah, mana mungkin bisa menang melawan dua orang pria yang besar dan kuat?Satu orang menah
Sejak saat itu Jingga bersumpah dia akan tumbuh menjadi pria yang kuat agar bisa melindungi ibunya. Kelak dia tidak akan membiarkan ibunya tersakiti lagi.Jacky membawa Juanita berlari ke arah yang sudah sangat dia kenali. Dia mendatangi ruangan praktik dokter dan mengetuk pintunya dengan keras, “Yosef, Yosef, cepat keluar.”Pintu pun terbuka dan Yosef yang baru saja keluar dari dalam terkejut melihat Jacky sedang menggendong seorang wanita yang sudah tak sadarkan diri.“Ini siapa?” tanya Yosef.Jacky tidak punya banyak waktu untuk cerita panjang lebar, dia langsung menyampingkan badannya dan masuk ke dalam menuju sebuah ranjang dan membaringkan tubuh Juanita di sana dengan hati-hati.“Mama,” sahut Jingga sambil berlari mengejar. Kaki Jingga tentu saja jauh lebih pendek dari Jacky, adi dia harus berusaha keras untuk bisa mengejar langkah Jacky. Sesampainya Jingga di kamar perawatan, dia mengabaikan Yosef dan langsung masuk ke dalam. Dia berlari mendekati sang ibu dan menggenggam tangan
“Oke, aku ngerti. Tolong kasih HP-nya ke Jacky.”“Ada apa, Pak Tommy?” tanya Jacky begitu dia menerima ponselnya kembali dari Yosef.Setelah Tommy menyampaikan perintahnya kepada Jacky untuk segera dilakukan, dia berkata, “Aku sebentar lagi balik. Kalau ada apa-apa, langsung hubungi aku. Tolong jagain Juanita.”Seusai mengatakan itu, Tommy menutup teleponnya dan masuk ke dalam pesawat yang akan membawanya pulang.Sementara itu di tempat lain, Yolanda merasa apa yang dia lakukan sudah sangat sempurna, oleh karena itu dia mengundang Tanya dan Nanda ke klub untuk merayakannya.“Tante, memangnya hari ini ada acara apa ngajak kami kemari?” ujar Tanya bertanya.Awalnya Tanya masih punya urusan yang harus dia kerjaan, tapi Yolanda bilang ada hal penting yang ingin dia rayakan bersama. Untungnya akhir-akhir ini Tanya juga hanya sibuk dengan perusahaan yang baru dia dirikan, jadi dia masih punya waktu untuk pergi-pergi. Nanda juga sebenarnya tidak ingin datang, tapi karena kebetulan juga sedang
“Suruh dia masuk,” kata Soraya.Sesuai perkiraan, Soraya melihat Tanya datang dengan raut wajah dipenuhi rasa cemas dan panik.“Tante, gawat!”“Ada apa? Kamu pelan-pelan ngomongnya.”“Tante Yolanda … dia ditangkap polisi.”“Hah? Dia ditangkap polisi? Kok bisa?”“Aku juga kurang tahu pastinya kenapa. Awalnya tadi aku lagi makan bareng sama Tante Yolanda, tapi tiba-tiba polisi datang dan langsung bawa Tante Yolanda pergi tanpa banyak omong.”Tanya tentu saja tidak akan menceritakan apa yang telah Yolanda lakukan kepada Soraya. Pokoknya apa pun yang terjadi, citra dirinya sebagai wanita yang baik dan lemah lembut harus tetap terjaga.“Mana mungkin dia ditangkap polisi tanpa ada sebab yang jelas. Ayo kita ke kantor polisi sekarang juga!” kata Soraya. Saat itu suaminya Soraya, Jordy, sudah bersiap untuk tidur, tapi melihat sang istri masuk lagi ke kamar dengan terburu-buru dan mengganti pakaian, dia pun bertanya. “Malam-malam begini mau ke mana kamu?”“Kamu tidur saja duluan. Yolanda lagi d
Mengetahui Juanita sudah siuman, Yosef pun bergegas datang untuk memeriksa keadaannya. Mau bagaimanapun juga, Juanita adalah istri dari teman baiknya selama bertahun-tahun, jadi sudah sewajarnya dia menjaga Juanita dengan baik.“Gimana perasaan kamu sekarang?” tanya Yosef.Juanita menganggukkan kepalanya sedikit, tapi detak jantungnya masih terasa berdebar agak kencang. Kalau saja waktu itu Jacky tidak datang tepat waktu, mungkin dia sudah …. Sontak sekujur tubuh Juanita langsung gemetar membayangkan apabila hal itu terjadi padanya. Semua reaksi yang ditunjukkan oleh Juanita tentu tak luput dari pengamatan Yosef. Sepertinya … kejadian ini menyisakan trauma yang sangat mendalam padanya.“Bu Juanita, sekarang sudah nggak apa-apa, jangan takut,” ujar Yosef menghibur.“Iya ….”Setelah kondisi psikis Juanita sudah membaik dan mulai stabil, Yosef pun memberikan sebuah pertanyaan padanya, “Bu Juanita, kita masih harus menjalani satu pemeriksaan lagi untuk memastikan kondisinya. Bisa kita jala
Tommy baru saja tiba di bandara dari luar negeri, dan Jacky sudah di sana untuk menjemputnya. Raut wajah Tommy tampak muram, sepertinya suasana hatinya sedang buruk. Namun hal itu wajar saja terjadi, istrinya baru saja mendapat musibah. Siapa pun itu pasti tidak akan merasa senang.“Gimana kondisi Juanita sekarang?” tanya Tommy.“Sudah cukup stabil. Kemarin Yosef baru saja melakukan pemeriksaan, seharusnya nggak ada masalah yang serius.”Salam perjalanan menuju rumah sakit, Jacky menceritakan seluruh kejadian kemarin kepada Tommy, termasuk Yolanda yang sudah dijemput dari kantor polisi oleh keluarganya. Tommy yang mengetahui kabar itu tentu saja jadi makin tidak enak dilihat raut wajahnya. Walaupun dia ingin membuat perhitungan dengan Yolanda sekarang juga, tapi … yang terpenting untuk saat ini adalah memeriksa keadaan Juanita di rumah sakit.Sesampainya Tommy di rumah sakit, Juanita sedang beristirahat ditemani oleh Jingga di sampingnya. Begitu mendengar suara pintu yang terbuka, Jing
Mendengar Tommy bertanya seperti itu kepada dirinya, Juanita tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menunduk dan terdiam.Melihat sikap Juanita, Tommy yang merasa tidak berdaya menggeleng. Dia tidak tahu harus berkata apa kepada Juanita. Apa dia harus menyalahkan Juanita karena tidak memercayainya?Namun ... Tommy tahu sebenarnya Juanita merasa tidak aman. Jadi, wajar saja kalau Juanita memiliki pemikiran seperti ini. Ternyata, Tommy yang tidak bisa membuat Juanita merasa tenang sepenuhnya.Tiba-tiba, Tommy memanggil dengan lembut, "Juan."Juanita langsung menatap Tommy dan menyahut, "Um?""Kamu harus mencoba untuk lebih percaya padaku," ucap Tommy sembari mengusap kepala Juanita. Suaranya sangat lembut.Juanita tertegun sejenak, lalu hatinya luluh. Tommy sudah berkata seperti ini, jadi untuk apa Juanita merasa khawatir lagi?"Um," sahut Juanita. Kali ini, dia mengangguk dengan yakin. Matanya berbinar-binar.Tiba-tiba, Jingga yang berdiri di samping mengedipkan matanya, lalu memandang Tomm
Tommy tertawa sinis dan berkomentar, "Memangnya kamu pantas menjadi senior?"Yolanda naik pitam setelah mendengar ucapan Tommy. Raut wajahnya berubah drastis. Dia bertanya, "Apa ... apa maksudmu?"Tommy menjelaskan, "Sebagai senior, kamu malah mencelakai seorang wanita lemah dan anak-anak. Bahkan, istriku hampir keguguran. Apa kamu pantas menjadi senior?"Perkataan Tommy menarik perhatian Jordy dan Soraya. Mereka memandang Tommy, lalu Jordy bertanya sembari mengernyit, "Keguguran? Tommy, apa yang terjadi?"Tommy melirik Yolanda dengan dingin. Dia melihat dengan jelas Yolanda tampak ketakutan.Tommy menuturkan, "Coba kalian tanya dia apa yang dia lakukan semalam. Dia menculik anak Juanita dan menyuruh orang untuk menodai Juanita. Sekarang Juanita mengandung anakku dan usia kandungannya sudah 1 bulan. Juanita hampir keguguran karena disiksa olehnya."Soraya terkesiap. Walaupun dia tidak terlalu menyukai Juanita, dia tetap saja tidak bisa menerima perbuatan Yolanda. Lagi pula, sekarang Ju
Setelah Tommy selesai bicara, Juanita yang merasa bersalah menunduk. Hati Tommy melunak saat melihat sikap Juanita, tetapi Tommy harus menegaskan beberapa hal kepada Juanita. Bagaimanapun, Tommy tidak ingin mengalami hal yang menakutkan seperti ini lagi.Tommy berujar, "Juanita, waktu itu aku benar-benar nggak menyangka kamu berani bersembunyi dariku. Apa kamu tahu aku takut sekali nggak bisa menemukanmu?"Juanita yang merasa bersalah sama sekali tidak berbicara. Tommy tertawa dan melanjutkan ucapannya, "Setelah menemukanmu, aku masih merasa kesal kepadamu karena kamu nggak percaya aku bisa menyelesaikan masalah ini, kamu bahkan berniat meninggalkanku. Jadi, sekalipun aku tahu keberadaanmu, aku juga sengaja nggak mencarimu. Aku mau kamu tahu apa yang kurasakan supaya kelak kamu nggak berani meninggalkanku lagi."Kelak Juanita tidak akan meninggalkan Tommy lagi. Juanita yang merasa sedih memeluk Tommy dengan erat. Dia tahu kali ini dirinya telah membuat Tommy ketakutan. Setelah melihat
Keluarga Saloza masih merasa kesal setelah meninggalkan lokasi pernikahan. Kenapa pernikahannya bisa berakhir seperti ini? Jelas-jelas, semuanya berjalan dengan lancar dan Tanya hampir menjadi menantu Keluarga Ador. Namun, pengantin wanitanya malah menjadi orang lain dalam sekejap.Di luar lokasi pernikahan, ekspresi Tommy tampak lembut. Apalagi, dia sedang menggendong Juanita yang memakai gaun pengantin. Juanita memukul punggung Tommy sembari berkata, "Turunkan aku dulu."Tommy menuruti perkataan Juanita, sepertinya dia khawatir Juanita merasa tidak nyaman karena sedang hamil. Juanita bertanya, "Apa kita akan pergi sekarang? Bagaimana dengan keluargamu dan Keluarga Saloza?" Juanita khawatir masalah ini akan memengaruhi Tommy.Tommy malah mengalihkan topik pembicaraan, "Apa tadi kamu terkejut?"Juanita mengatupkan bibirnya dan tidak menanggapi ucapan Tommy. Sewaktu menyadari keberadaannya, jantung Juanita berdegup kencang. Namun ... kapan Tommy mulai merencanakan semua ini?Tommy melir
Pernikahan menjadi kacau sehingga tidak bisa dilanjutkan lagi. Para tamu mulai heboh karena tidak menyangka pernikahan bisa berakhir seperti ini. Kejadian hari ini telah mempermalukan kedua keluarga, jadi pengurus rumah segera bertindak dan menyuruh para pengawal untuk mengantar semua tamu keluar. Dengan demikian, kedua keluarga bisa menyelesaikan masalah hari ini.Akhirnya, hanya tersisa anggota dari kedua keluarga di lokasi pernikahan. Juanita yang tidak tahu harus berbuat apa merasa sangat panik. Hanya saja, Juanita tahu sekarang dia tidak boleh pergi. Dia harus menemani Tommy untuk menghadapi semua permasalahan, apalagi sekarang Tommy berada di sisinya.Keberadaan Tommy sudah cukup memberi Juanita rasa aman. Jadi, Juanita hanya panik sesaat, lalu dia berusaha menenangkan dirinya.Aula yang awalnya dipenuhi orang-orang seketika menjadi sunyi setelah para tamu lainnya pergi. Anggota Keluarga Saloza tidak menyangka Tommy akan bertindak seperti ini dan mempermalukan mereka. Semua anggo
Tommy tersenyum ketika mendengar jawaban Juanita. Tommy tahu Juanita pasti bersedia menikahinya. Tommy dan Juanita telah mengalami banyak rintangan, sekarang akhirnya mereka bisa menikah. Tommy tidak mungkin melepaskan kesempatan yang begitu bagus.Semua tamu merasa sangat senang melihat pasangan mempelai yang berdiri di atas panggung, kecuali Ruben. Dia terus mengamati Juanita dan merasa ada yang tidak beres, terutama saat Juanita bersuara. Ruben pernah bertemu dengan Tanya. Meskipun mereka jarang berhubungan, Ruben bisa mengenali suara Tanya.Tadi, suara wanita itu memang sangat mirip dengan Tanya, tetapi Ruben merasa wanita itu bukan Tanya. Sebenarnya, Ruben ingin mengekspos mereka. Hanya saja, Ruben tidak terlalu yakin sehingga tidak berani bertindak gegabah. Kemudian, pendeta berucap, "Selanjutnya, saatnya sepasang mempelai bertukar cincin."Juanita gemetaran begitu mendengar suara pendeta. Hanya tinggal selangkah lagi, Juanita akan menjadi istri Tommy secara sah dan anaknya bisa
Di dalam aula, Tommy berdiri di depan pendeta sembari menunggu pengantinnya dengan sabar. Di bawah tatapan serius orang-orang, pintu akhirnya dibuka, lalu disusul oleh sosok cantik yang berjalan masuk. Wajah wanita itu ditutup oleh kerudung, jadi mereka tidak bisa melihat parasnya. Sementara itu, gaun yang pas badan membuat si pengantin tampak sangat menawan."Wow, pengantinnya cantik sekali!""Benar, mereka memang serasi!"Para tamu mulai memuji sembari bertepuk tangan. Pada saat yang sama, banyak kelopak bunga yang berjatuhan.Ketika mendengar suara-suara itu, Juanita sungguh terkejut. Dia tidak menduga hasilnya akan menjadi seperti ini.Tangan Juanita terkepal erat. Dia tidak bisa menahan perasaan gugup ini. Sebuah pemikiran yang tidak pernah ada bahkan tiba-tiba muncul dalam benaknya, yaitu melarikan diri dari tempat ini.Orang yang berjalan di samping Juanita merasakan keanehan ini. Dia pun berbisik, "Demi masa depan anakmu, kamu harus terus berjalan."Juanita merasa dirinya sedan
Beberapa saat kemudian, mobil akhirnya tiba di suatu tempat. Juanita pun dibawa turun oleh kedua pengawal itu.Juanita tidak berteriak-teriak lagi sekarang. Dia berusaha untuk tenang meskipun merasa sangat takut. Kini, banyak adegan penculikan dan pemerkosaan yang terlintas di benaknya.Entah sudah berapa kali Juanita hampir mengalami peristiwa seperti itu. Makin dipikirkan, dia merasa makin getir.Namun, yang menyambutnya bukanlah suara galak pria. Juanita seperti dibawa ke suatu tempat, lalu mendengar suara beberapa orang wanita."Bawa dia masuk," perintah seorang wanita dengan tegas. Kemudian, Juanita pun dibawa masuk oleh kedua wanita.Setelah melewati tirai, kedua wanita itu mengulurkan tangan dan membantu Juanita melepaskan baju. Juanita sontak panik. Dia berteriak, "Apa yang kalian lakukan? Aku bisa menuntut kalian kalau macam-macam!"Kedua wanita itu tidak berbicara, melainkan terus membantu Juanita melepaskan pakaiannya. Mana mungkin Juanita membiarkannya begitu saja, dia pun
Meskipun berpikir demikian, para wanita muda itu tidak memiliki latar belakang seperti Tanya. Jadi, mereka tidak bisa menjadi istri dari pria terhebat di Kota Andara. Mereka hanya bisa menjadi saksi dari pernikahan ini. Bagaimanapun, ini sudah merupakan suatu kehormatan bagi mereka.Saat ini, Tanya yang berada di kamar rias menggigit bibirnya karena tidak bisa mengontrol perasaannya. Kalau bukan karena harus menjaga citranya yang lemah lembut, dia pasti sudah melompat dan berlari kegirangan, lalu memberi tahu semua orang di dunia ini bahwa dirinya akan menjadi istri Tommy.Ruben dan Yolanda juga berada di kamar rias. Ketika melihat wajah cantik Tanya, Yolanda pun memuji, "Cantik sekali, kamu sudah pasti pengantin tercantik di dunia ini."Tanya pun menunduk sembari tersenyum manis. Melihat ini, Ruben segera memuji, "Siapa yang tidak jatuh cinta melihat kecantikan Nona Besar Keluarga Saloza?"Tanya menjadi besar kepala karena terus dipuji. Wanita mana yang tidak senang saat dipuji oleh p
Mendengar ini, terlihat keraguan pada ekspresi Harfi. Dia memang mengkhawatirkan Juanita, tetapi pekerjaannya sangat banyak belakangan ini. Memang agak repot baginya kalau harus datang ke rumah sakit setiap hari."Tapi, Kak ...." Harfi menggaruk kepalanya, tidak langsung menyetujui perkataan Juanita.Juanita tentu tahu bahwa Harfi agak sibuk belakangan ini. Itu sebabnya, dia menasihati, "Kamu sangat sibuk akhir-akhir ini. Aku benar-benar nggak enak hati kalau kamu terus datang.""Baiklah, untuk sementara waktu ini, aku nggak akan datang setiap hari. Tapi, kalau ada masalah, kamu harus menghubungiku," ujar Harfi sambil menatap Juanita dengan serius.Harfi khawatir Juanita tidak ingin dirinya cemas sehingga menutupi semuanya darinya. Mendengar ini, Juanita segera mengangguk dan mengiakan....."Telepon saja aku kalau ada masalah. Aku sudah menyewa perawat untukmu. Kamu cukup beristirahat dengan baik. Nah, kubelikan makanan karena takut kamu nggak cocok dengan makanan rumah sakit," ucap Y
"Ya, ya, aku bersumpah. Kalau aku memberi tahu Tommy, aku akan menjadi impoten. Sudah puas?" tanya Yosef sembari menatap Juanita.Kalau tidak sedang kesakitan, Juanita pasti akan merasa lucu mendengarnya. Namun, di situasi seperti ini, dia benar-benar tidak bisa tertawa. Juanita hanya menggigit bibirnya sambil berkata dengan serius, "Terima kasih."Yosef merasa agak malu melihat Juanita yang mengucapkan terima kasih dengan begitu tulus. Benar-benar bodoh, Tommy jelas-jelas sudah tahu semuanya. Dia tidak perlu menutupi apa pun dari pria ini.Yosef merasa lega melihat Juanita yang sudah lebih tenang. Namun, begitu teringat pada sumpahnya barusan, dia seketika merasa sangat getir. Entah dosa apa yang telah diperbuatnya sampai terlibat hal seperti ini.Sesudah melakukan pemeriksaan, Yosef pun menghela napas lega. Kondisi Juanita tidak separah yang dibayangkannya. Bagaimanapun, Tommy terdengar sangat panik saat meneleponnya barusan. Juanita baik-baik saja.Juanita yang berbaring di ranjang