“Oke, aku ngerti. Tolong kasih HP-nya ke Jacky.”“Ada apa, Pak Tommy?” tanya Jacky begitu dia menerima ponselnya kembali dari Yosef.Setelah Tommy menyampaikan perintahnya kepada Jacky untuk segera dilakukan, dia berkata, “Aku sebentar lagi balik. Kalau ada apa-apa, langsung hubungi aku. Tolong jagain Juanita.”Seusai mengatakan itu, Tommy menutup teleponnya dan masuk ke dalam pesawat yang akan membawanya pulang.Sementara itu di tempat lain, Yolanda merasa apa yang dia lakukan sudah sangat sempurna, oleh karena itu dia mengundang Tanya dan Nanda ke klub untuk merayakannya.“Tante, memangnya hari ini ada acara apa ngajak kami kemari?” ujar Tanya bertanya.Awalnya Tanya masih punya urusan yang harus dia kerjaan, tapi Yolanda bilang ada hal penting yang ingin dia rayakan bersama. Untungnya akhir-akhir ini Tanya juga hanya sibuk dengan perusahaan yang baru dia dirikan, jadi dia masih punya waktu untuk pergi-pergi. Nanda juga sebenarnya tidak ingin datang, tapi karena kebetulan juga sedang
“Suruh dia masuk,” kata Soraya.Sesuai perkiraan, Soraya melihat Tanya datang dengan raut wajah dipenuhi rasa cemas dan panik.“Tante, gawat!”“Ada apa? Kamu pelan-pelan ngomongnya.”“Tante Yolanda … dia ditangkap polisi.”“Hah? Dia ditangkap polisi? Kok bisa?”“Aku juga kurang tahu pastinya kenapa. Awalnya tadi aku lagi makan bareng sama Tante Yolanda, tapi tiba-tiba polisi datang dan langsung bawa Tante Yolanda pergi tanpa banyak omong.”Tanya tentu saja tidak akan menceritakan apa yang telah Yolanda lakukan kepada Soraya. Pokoknya apa pun yang terjadi, citra dirinya sebagai wanita yang baik dan lemah lembut harus tetap terjaga.“Mana mungkin dia ditangkap polisi tanpa ada sebab yang jelas. Ayo kita ke kantor polisi sekarang juga!” kata Soraya. Saat itu suaminya Soraya, Jordy, sudah bersiap untuk tidur, tapi melihat sang istri masuk lagi ke kamar dengan terburu-buru dan mengganti pakaian, dia pun bertanya. “Malam-malam begini mau ke mana kamu?”“Kamu tidur saja duluan. Yolanda lagi d
Mengetahui Juanita sudah siuman, Yosef pun bergegas datang untuk memeriksa keadaannya. Mau bagaimanapun juga, Juanita adalah istri dari teman baiknya selama bertahun-tahun, jadi sudah sewajarnya dia menjaga Juanita dengan baik.“Gimana perasaan kamu sekarang?” tanya Yosef.Juanita menganggukkan kepalanya sedikit, tapi detak jantungnya masih terasa berdebar agak kencang. Kalau saja waktu itu Jacky tidak datang tepat waktu, mungkin dia sudah …. Sontak sekujur tubuh Juanita langsung gemetar membayangkan apabila hal itu terjadi padanya. Semua reaksi yang ditunjukkan oleh Juanita tentu tak luput dari pengamatan Yosef. Sepertinya … kejadian ini menyisakan trauma yang sangat mendalam padanya.“Bu Juanita, sekarang sudah nggak apa-apa, jangan takut,” ujar Yosef menghibur.“Iya ….”Setelah kondisi psikis Juanita sudah membaik dan mulai stabil, Yosef pun memberikan sebuah pertanyaan padanya, “Bu Juanita, kita masih harus menjalani satu pemeriksaan lagi untuk memastikan kondisinya. Bisa kita jala
Tommy baru saja tiba di bandara dari luar negeri, dan Jacky sudah di sana untuk menjemputnya. Raut wajah Tommy tampak muram, sepertinya suasana hatinya sedang buruk. Namun hal itu wajar saja terjadi, istrinya baru saja mendapat musibah. Siapa pun itu pasti tidak akan merasa senang.“Gimana kondisi Juanita sekarang?” tanya Tommy.“Sudah cukup stabil. Kemarin Yosef baru saja melakukan pemeriksaan, seharusnya nggak ada masalah yang serius.”Salam perjalanan menuju rumah sakit, Jacky menceritakan seluruh kejadian kemarin kepada Tommy, termasuk Yolanda yang sudah dijemput dari kantor polisi oleh keluarganya. Tommy yang mengetahui kabar itu tentu saja jadi makin tidak enak dilihat raut wajahnya. Walaupun dia ingin membuat perhitungan dengan Yolanda sekarang juga, tapi … yang terpenting untuk saat ini adalah memeriksa keadaan Juanita di rumah sakit.Sesampainya Tommy di rumah sakit, Juanita sedang beristirahat ditemani oleh Jingga di sampingnya. Begitu mendengar suara pintu yang terbuka, Jing
Mendengar Tommy bertanya seperti itu kepada dirinya, Juanita tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menunduk dan terdiam.Melihat sikap Juanita, Tommy yang merasa tidak berdaya menggeleng. Dia tidak tahu harus berkata apa kepada Juanita. Apa dia harus menyalahkan Juanita karena tidak memercayainya?Namun ... Tommy tahu sebenarnya Juanita merasa tidak aman. Jadi, wajar saja kalau Juanita memiliki pemikiran seperti ini. Ternyata, Tommy yang tidak bisa membuat Juanita merasa tenang sepenuhnya.Tiba-tiba, Tommy memanggil dengan lembut, "Juan."Juanita langsung menatap Tommy dan menyahut, "Um?""Kamu harus mencoba untuk lebih percaya padaku," ucap Tommy sembari mengusap kepala Juanita. Suaranya sangat lembut.Juanita tertegun sejenak, lalu hatinya luluh. Tommy sudah berkata seperti ini, jadi untuk apa Juanita merasa khawatir lagi?"Um," sahut Juanita. Kali ini, dia mengangguk dengan yakin. Matanya berbinar-binar.Tiba-tiba, Jingga yang berdiri di samping mengedipkan matanya, lalu memandang Tomm
Tommy tertawa sinis dan berkomentar, "Memangnya kamu pantas menjadi senior?"Yolanda naik pitam setelah mendengar ucapan Tommy. Raut wajahnya berubah drastis. Dia bertanya, "Apa ... apa maksudmu?"Tommy menjelaskan, "Sebagai senior, kamu malah mencelakai seorang wanita lemah dan anak-anak. Bahkan, istriku hampir keguguran. Apa kamu pantas menjadi senior?"Perkataan Tommy menarik perhatian Jordy dan Soraya. Mereka memandang Tommy, lalu Jordy bertanya sembari mengernyit, "Keguguran? Tommy, apa yang terjadi?"Tommy melirik Yolanda dengan dingin. Dia melihat dengan jelas Yolanda tampak ketakutan.Tommy menuturkan, "Coba kalian tanya dia apa yang dia lakukan semalam. Dia menculik anak Juanita dan menyuruh orang untuk menodai Juanita. Sekarang Juanita mengandung anakku dan usia kandungannya sudah 1 bulan. Juanita hampir keguguran karena disiksa olehnya."Soraya terkesiap. Walaupun dia tidak terlalu menyukai Juanita, dia tetap saja tidak bisa menerima perbuatan Yolanda. Lagi pula, sekarang Ju
Kenyataan membuktikan bahwa Tommy memang orang yang pendendam. Tommy mulai membalas perbuatan Yolanda. Hari ini, Yolanda jalan-jalan ke mal. Baju yang dibelinya minggu lalu sudah dipakai dan dia mengincar beberapa baju model baru."Aku mau semua baju ini," ucap Yolanda. Dia meletakkan 2 potong baju di atas meja kasir dan berujar, "Catat dulu tagihannya."Saat Yolanda berniat untuk istirahat di samping, staf toko memanggil Yolanda, "Nona Yolanda, tunggu sebentar."Yolanda yang agak kesal berbalik dan bertanya, "Ada apa?"Staf toko tahu sifat Yolanda, tetapi dia memberanikan diri untuk menjawab, "Nona Yolanda, kami nggak bisa mencatat tagihan lagi."Yolanda menghampiri meja kasir dan berseru, "Apa?"Staf toko mengulangi ucapannya lagi.Yolanda yang marah memelototi staf itu sembari membentak, "Apa kamu nggak kenal aku? Aku sering belanja di toko kalian, apa kamu nggak tahu? Kalian nggak mau aku datang ke toko ini, ya?"Staf toko agak ketakutan saat berbicara, "Nona Yolanda, bukan kami ya
Juanita teringat saat dia mengandung Jingga dulu, dia sangat kesusahan dan tidak ada seorang pun yang bisa diandalkannya. Namun, sekarang Tommy sangat protektif kepada Juanita. Setiap tindakan Tommy membuat Juanita tersentuh. Rasanya sungguh bahagia disayangi oleh seseorang.Sekarang, Tommy sudah membuat rencana. Juanita sedang hamil, jadi situasinya pun berbeda. Tommy ingin segera mengadakan resepsi pernikahan, keesokan harinya Tommy langsung menyuruh bawahannya untuk mempersiapkan urusan pernikahan. Tommy ingin mengadakan pernikahan yang paling mewah di dunia untuk Juanita.Entah bagaimana caranya orang tua Tommy mengetahui hal ini. Soraya langsung mendatangi rumah Tommy setelah mendengar kabar ini."Ma, kenapa kamu tiba-tiba datang?" tanya Tommy. Dia agak terkejut melihat kedatangan Soraya.Soraya memandang Tommy dengan sinis seraya bertanya balik, "Kenapa? Kamu nggak menyambut kedatanganku?"Tommy melanjutkan pekerjaannya sembari menjawab, "Mana mungkin aku nggak menyambutmu?" Dia