Share

Bab 93

Ibu menatapku penuh tanya ketika aku pulang ke rumah ditemani Pak Randy. Aku segera meraih punggung tangan keriput ibuku dan menciumnya takzim setelah berbalas salam.

“Kenapa ... kenapa bisa ....” Ibu terbata-bata namun tak meneruskan kalimatnya.

“Maaf, Bu. Sherin terpaksa mengubah semua rencana yang telah kita susun dengan sempurna. Sherin terpaksa membawa Pak Randy kemari. Ada yang ingin Sherin sampaikan pada Ibu.” Aku berusaha tersenyum pada ibuku.

“Lebih tepatnya saya, Bu. Ada hal penting yang harus saya bicarakan pada Ibu? Apa Ibu masih mau memperbolehkan saya untuk masuk?” ucap Pak Randy. Ibuku hanya mengangguk lemah sambil melirikku.

Tak ada lagi air mataku yang mengalir saat pak Randy menceritakan semua pada ibu. Aku benar-benar telah menghabiskan semua emosiku tadi di ruangan Mbak Hannan. Maka yang kulakukan sekarang hanyalah mengusap-usap pundak Ibuku yang bergerak naik turun ketika ia meluapkan tangisannya. Berulang kali kudengar Ibu membaca istighfar.

“Jangan menangis, Bu.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Isabella
wkwkwkwk seneng dg ceritanya rayyan dan hannan
goodnovel comment avatar
Taro Darsa
Hahaha,,, pak dokter mau kembar bun
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status