Share

TANTANGAN KONYOL

Penulis: sugi ria
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-26 20:02:50

“Via, minum dulu.” Vin mengulurkan sekotak jus jeruk dalam kemasan. Lelaki itu juga membaginya pada ayah Via juga Briana.

“Terima kasih, Om bule.” Suara ceria Via kontras dengan suasana ruang tunggu di UGD tempat Agam bekerja. Ibu Via yang jatuh pingsan memaksa Briana dan Vin untuk segera melarikannya ke fasilitas kesehatan terdekat.

Namun permintaan dari Briana, akhirnya rumah sakit Agam jadi tujuan mereka. Dan di sinilah mereka, menunggu Agam dan dokter lainnya yang tengah memeriksa ibu Via.

“Makan rotinya dulu, Via.” Briana menyerahkan sebungkus roti yang juga dibelikan oleh Vin. Gadis kecil itu duduk di antara Vin dan Briana, sementara sang ayah menatap kosong ke arah ruang pemeriksaan.

Vin menoleh ke arah Briana yang telaten membantu Via makan. Senyum pria itu terukir samar. Berniat hanya ingin melihat Briana, tapi takdir yang manis menyapanya. Dia dan gadis ini terjebak dalam satu situasi yang membuat proses pendekatan Vin terasa lebih mudah.

Dari jarak sedekat ini, Vin bis
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • ISTRIKU BUKAN ISTRIKU   TOLONG AKU!

    Vin mengantarkan Briana sampai rumah gadis itu, tak lama dia pun ikut turun sambil menggendong Via yang tidur. Pada akhirnya, Via akan tinggal sementara bersama Briana, selama orang tuanya berada di rumah sakit.“Aku pulang dulu,” pamit Vin. Briana menatap Vin tak rela. Entah kenapa, meski dia tadi sempat kesal pada lelaki bule itu, sekarang rasa itu sudah menguap.“Rumahmu di mana?” Vin mengutak atik ponselnya. Dan sebuah alamat disodorkan Vin ke depan wajah Briana, yang seketika mengerutkan dahi. Satu alamat yang Briana tahu berada di kawasan elit.“Tahu jalan pulang?” “Pakai map,” balas Vin santai. Pria itu cukup senang menangkap binar cemas di wajah Briana. Briana menyerahkan kembali ponsel Vin tapi lelaki itu tak jua menerimanya.“Kasih aku nomor ponsel kamu. Aku gak tahu gimana besok. Tapi aku cuma janji tiga hari sama Enzo waktu mau ke sini. Kalau lebih, dia bisa ngambek. Kecuali aku bawa dia ke sini. Ikut sama aku.” Vin berucap panjang lebar. Entah kenapa, dia tidak ingi

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-27
  • ISTRIKU BUKAN ISTRIKU   WAKTUMU HABIS

    Briana berteriak ketika letusan tembakan terdengar. Jemarinya reflek menekan tombol hijau pada ponselnya. Panggilan suara terhubung. Tanpa menunggu diangkat Briana sudah berteriak minta tolong lebih dulu.Briana asal menekan nomor ponsel, tanpa melihat siapa yang dia hubungi, dia langsung meneriakkan nama Vin tanpa ragu. Entah kenapa dia yakin sekali jika yang dia hubungi adalah Vin. Bisa dibayangkan bagaimana reaksi Vin.Dia panik setengah mati ketika mendengar suara Briana minta tolong. “Bri ..., Briana! Apa yang terjadi?!” Vin berteriak panik. Tak ada jawaban dan panggilan gadis itu terputus.Vin menekan nomor Ian dengan cepat, tidak peduli di Jakarta baru pukul sebelas malam. Toh biasanya jam segitu Ian dan yang lainnya belum tidur. “What’s up, Bro? Gangguin aja.”Suara santai Ian membuat Vin mendengus. “Bodo amat elu lagi ngapain? Briana baru saja teriak minta tolong ke ponsel gue. Periksa cepat!” Ian seketika berubah serius.Dia yang sejatinya memang belum tidur segera meng

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-28
  • ISTRIKU BUKAN ISTRIKU   DASAR PENGGANGGU

    Helga melompat ke belakang, saat dia membuka pintu, dia disambut Vin yang tengah menunggunya. Duduk di sebuah sofa langsung menghadap pintu. Wajah pria itu dingin, datar tanpa ekspresi. Sungguh tak terbaca.Rasa terkejut Helga semakin menjadi, bercampur ketakutan, teringat Vin yang hampir menembaknya malam itu. Kali ini apa lagi yang akan Vin lakukan. Atau hanya perasaan Helga saja.Vin mungkin saja tengah menunggu orang lain. Helga berusaha menyingkirkan pikiran kepedeannya. Mengingat berkali-kali dia dipatahkan dan dijatuhkan oleh angannya sendiri.Mengambil keputusan yang kedua, Helga berlalu begitu saja melewati Vin. Berusaha acuh, meski Helga sadar kalau Vin adalah tuan rumahnya. “Dari mana saja kau?” Langkah Helga terhenti, bolehkah hatinya bersorak gembira, sebab untuk pertama kalinya Vin terdengar peduli pada Helga, setelah sekian lama mengabaikan kehadirannya.“Biasa bersenang-senang,” balas Helga. Berusaha terlihat tenang, tanpa ingin menunjukkan kalau dia sangat baha

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-29
  • ISTRIKU BUKAN ISTRIKU   ILUSI

    Vin merasa resah, dua pekan berlalu sejak penyerangan pada Briana terjadi. Seminggu sejak Vin mengusir Helga dari rumahnya. Yang sesaat membuat Imelda meradang.Namun apa yang bisa dilakukan Imelda jika Vin sudah bertitah, andai Imelda tidak terima Helga diusir. Wanita itu boleh pergi menyusul Helga. Satu hal yang jelas tak bisa Imelda lakukan. Keluar dari rumah Vin, berarti wanita itu harus siap hidup di jalanan. Imelda yang sudah terlanjur hidup enak dan berkecukupan, tentu tidak mau kembali jadi miskin. Jadi dengan terpaksa dia tinggal di rumah Vin, meski rasanya sepi tanpa sekutu.Semua orang tampak acuh pada Imelda. Sebab sikapnya memang angkuh pada semua orang. Bahkan pada Enzo pun, wanita itu tak terlalu sayang. Padahal Enzo cucu satu-satunya.Beberapa hari berlalu, Ilario selalu kembali ke rumah Vin. Hal itu membuat Vin gerah. Karena itu Vin akhirnya mengusir paksa Ilario dari kediamannya. Awalnya Ilario menolak, tapi ketika Vin mengancam mengebom rumahnya, baru pria itu

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-30
  • ISTRIKU BUKAN ISTRIKU   AMBISI TERSEMBUNYI

    Bola mata Briana melotot melihat siapa yang berada di sampingnya. Tangan lelaki itu melingkari pinggang Briana posesif. Seolah ingin menunjukkan status hubungan mereka pada Dito.Dito sendiri sampai melongo, mendapati seorang lelaki berani menyentuh Briana. Pria bule seperti yang Kartika katakan. Bahkan Kartika sendiri tak percaya melihat penampakan Vin, padahal dia yang koar-koar kalau pacar Briana seorang bule.“Ini beneran orang itu,” batin Kartika dengan mulut terbuka.“Ngapain kamu di sini? Bukannya lagi pulang ke Milan,” bisik Briana di telinga Vin yang sedikit menunduk. Pemandangan itu terlihat manis bagi pengunjung restoran yang lain. “Aku baru datang kemarin tadi. Kebetulan lihat kamu di sini. Aku ada urusan di sebelah.” Vin membalas dengan tatapan tak berpindah dari Dito.Sementara Dito menggeram marah, tangannya terkepal. Melihat bagaimana rupa Vin yang baru saja diberitakan Kartika sebagai pacar Briana.” Sial! Jika begini ceritanya aku kalah telak.” Apa yang bisa D

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-31
  • ISTRIKU BUKAN ISTRIKU   SEBUAH NAMA

    “Jadi kau yakin kalau mereka Dark Demon?” Vin bertanya pada Ian. Hari berikutnya, mereka berkunjung ke rumah Ian, Orion akan menyusul sebentar lagi.Bisa dibayangkan bagaimana ramainya rumah Ian ketika Enzo dan Azlan berkejaran di halaman belakang kediaman Ian yang luas. Dua pria itu duduk di balkon lantai dua yang terbuka mengarah ke bagian belakang rumah.Dari sana Vin dan Ian bisa melihat bahagianya Enzo dan Azlan waktu bermain bersama. Sangat menyenangkan. Vin menarik sudut bibirnya, melihat senyum Enzo yang begitu lepas.“Aku yakin, meski sedikit ragu. Tahu sendiri kalau klan itu sudah lama tak terdengar kabar beritanya. Ada yang bilang mereka sudah habis. Ingat tidak yang aku pernah menembak Jorge hari itu. Aku yakin dia sudah mati.”Vin cukup tahu mengenai kejadian itu. Jorge pemimpin Dark Demon ingin mencelakai Faaz, putra mahkota negara M. Putra Lyn, cinta pertama Ian sebelum bertekuk lutut pada Lyli, maknya singa.“Kalau dia berhasil lolos?” pancing Vin, alis Vin terang

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-01
  • ISTRIKU BUKAN ISTRIKU   SEBELUM AKU MATI!

    Tangan Vin bergetar, menerima hasil pemeriksaan kandungan Emma dari Lyli. Dokter itu menyeret Emma untuk diperiksa kehamilannya, setelah Xuan berucap kalau Emma belum pernah melakukan chek up kandungan.“Usia kehamilan tujuh minggu,” gumam Vin. Bahkan ada foto USG yang menyertai lembar pemeriksaan tersebut. Vin jadi teringat pertama kali dia melihat gambar Enzo untuk pertama kalinya.Vin jelas bukan ayah janin yang dikandung Emma, tapi euforianya sama seperti saat dia tahu Maria hamil Enzo. Bagaimanapun, Emma semalam menegaskan kalau tidak mau menerima Ilario. Walau lelaki itu ayah anaknya.“Dia menyakitiku, dia menembak Maria. Aku benci padanya!” Serangkaian kalimat yang jadi bukti betapa Emma sangat tidak menyukai Ilario. Dalam sekejap Vin menyadari kalau Ilario sudah melecehkan Emma selama lelaki itu menyekap Emma di tempatnya. Rasa benci Vin kini naik berlipat-lipat pada Ilario. Ingin rasanya dia menembak Ilario saat ini juga.“Jadi karena itu Xuan bertahan di sana? Apa tida

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-02
  • ISTRIKU BUKAN ISTRIKU   PENAWARAN BAGUS

    Nafas Briana masih naik turun ketika Vin menghentikan mobilnya di sebuah taman. Wajah gadis itu juga sedikit pucat, ada cairan bening di sudut mata Briana, dia bahkan siap menangis.“Kamu baik-baik saja sekarang.” Vin berucap tenang, sembari menyimpan kembali Revolver-nya ke dalam dash board. Briana mendelik ke arah Vin.Pria itu masih sibuk dengan alat kecil di telinga, ponsel dan layar yang ada di depannya. “Bereskan saja mereka. Atau kirim kembali pada Surya setelah buat mereka babak belur.” Perintah Vin membuat Briana bergidik ngeri. Dia mulai ketakutan dengan sosok Vin yang baru menunjukkan wajah sebenarnya. Seorang mafia yang ternyata bukan isapan jempol semata.Beberapa menit yang lalu, Briana melihat bagaimana Vin dengan lihai mengendalikan mobilnya, sekaligus menembak orang suruhan Surya Atmaja. Tanpa ragu, Vin memperlihatkan semuanya di depan Briana.Dia juga melihat, kepiawaian Vin dalam menggunakan senjata bermoncong dengan semburan timah panah sebagai hasil akhir se

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-03

Bab terbaru

  • ISTRIKU BUKAN ISTRIKU   AKHIR SEKALIGUS PERMULAAN

    “Ibu mengaku salah untuk urusan Helga di masa lalu. Ibu buta, sungguh tidak bisa membedakan baik dan buruk saat itu. Tapi sekarang, Ibu akan menerima semua keputusan Vin termasuk soal pasangan hidup. Ibu akan mendukungnya. Maafkan Ibu, Ibu sungguh ingin memperbaiki kesalahan Ibu. Jadi tolong beri Ibu kesempatan.” Briana menghela nafas, penjelasan dari Imelda cukup dia mengerti. Wanita itu tentu paham konsep tiap manusia pernah melakukan kesalahan. Akan terasa tidak adil jika kesempatan untuk berubah jadi lebih baik tidak diberikan. Briana sendiri memang tak terlalu memikirkan soal Helga, sebab Vin memang tidak pernah memberikan celah sedikit pun untuk Helga masuk dalam hidupnya. Oke, semua masalah sudah clear. Imelda akan membuktikan kalau dia menerima Briana sebagai pilihan Vin serta menantunya. “Kenapa Boy?” Briana bertanya ketika melihat sang putra tengah menatap foto sang mama yang tengah memeluknya, ada Vin juga di sana. Potret keluarga bahagia nan sempurna. Cemburukah Briana?

  • ISTRIKU BUKAN ISTRIKU   DEEP TALK

    “Wait, wait, tunggu. Amore mio ada apa?” Vin mencegat Briana yang melewatinya begitu saja setelah makan malam usai. Lelaki itu menghadang di pintu kamarnya. Sejak pulang tadi wajah Briana sudah menunjukkan ekspresi tidak sedap.Briana tahu, kalau kejengkelannya seharusnya tidak ditujukan untuk sang suami. Hanya saja dia tidak bisa menyembunyikan apa pun dari Vin, hingga ketika dia berhadapan dengan Vin, rasa itu otomatis keluar begitu saja.“Maaf, aku gak marah sama kamu,” ujar Briana terus terang.“Lalu? Coba deh bicara yang benar. Aku gak masalah kamu mau marah atau bagaimana ke aku. Yang aku minta jangan pernah menutupi apa pun dari aku. Aku ingin tahu.” Vin memegang dua bahu Briana, meyakinkan wanita itu.Ohh beginikah rasanya menikah dengan duda yang sudah expert soal pernikahan. Sikap terbuka Vin dan seluruh pengertian lelaki itu membuat Briana meleleh meski sedang marah. Act of service-nya memang lain ya duda yang satu ini.Begitulah Vin, lelaki itu bahkan tak segan mengaj

  • ISTRIKU BUKAN ISTRIKU   PERANGKAP

    “Siapa dia?” bisik Briana bertanya pada sang adik yang memindai penampilan seorang perempuan berambut pirang di hadapannya.“Coba Kakak tebak?” Jeff justru bertanya balik pada Briana. Giliran Briana yang memberikan atensinya pada si wanita. Cantik sih, langsing, dan errr seksi.“Salah satu teman tidurmu?” Briana kembali bertanya dengan raut wajah sedikit jijik pada Jeff. Sang adik langsung merengut mendapati ekspresi wajah Briana seperti itu padanya.“Kan aku sudah bilang mau berhenti dan mau berteman sama sabun saja.” Meringis, Jeff mendapat balasan kontan dari bibirnya yang lemes. Cubitan Briana mendarat di pinggang Jeff.Sementara wanita yang berdiri di depan kakak beradik itu mengepalkan tangan karena geram, merasa diabaikan oleh Jeff dan Briana. “Sialan! Aku dikacangin!” maki sang wanita dalam hati.“Jadi benar dia pacar barumu?” tanya si perempuan.“Emm, gimana ya? Emang kamu pantas jadi pacarku Kak?” Briana mendelik sama dengan si tamu tak diundang. Kak? Jeff memanggil wa

  • ISTRIKU BUKAN ISTRIKU   DASAR PENGGANGGU

    Vin berusaha menetralkan hatinya, menenangkan degup jantungnya. Kala Imelda melangkah masuk ke ruang kerjanya. Menuruti kata hati. Vin akhirnya meluangkan waktu untuk bicara pada sang ibu. Hari ini setelah dia pulang dari kantor.Meninggalkan Briana dan Enzo di ruang keluarga, bercanda bersama Emma yang kebetulan mampir setelah cek up kandungan seusai melalui perjalanan panjang Jakarta-Milan.Sementara Ilario tengah berkoordinasi dengan Miguel dan Chen di ruang meeting mini di lantai dua. “Jadi apa yang ingin kamu bicarakan dengan Ibu?” Imelda membuka percakapan. Dua hari ini interaksinya dengan Briana cukup baik. Dua orang itu sama-sama menyesuaikan diri satu sama lain. Tak menampik kemungkinan mereka akan hidup berdampingan untuk waktu yang lama, karena itu adaptasi diperlukan.“Ini soal sikap Ibu pada Briana. Apa Ibu sungguh-sungguh dengan semua ini? Maksudku, Ibu berubah. Apa ini hanya pura-pura atau bagaimana?” ujar Vin terus terang.Imelda menatap sang putra, sedikit gusar

  • ISTRIKU BUKAN ISTRIKU   ALEJANDRO MORAIMAS

    “Jadi bisa kita bicara sekarang?” Briana menatap Vin yang mulai memejamkan. Keduanya masih tanpa busana setelah melalui sesi panas perdana mereka di Milan. Di kamar yang seketika membuat Briana serasa dejavu.Dejavu rasa bukan penglihatan. Dia sungguh pernah merasa di sini, di tempat ini. Meski semua perabot dan interior berganti baru. Sampai dengan cat dinding pun Vin memerintahkan untuk dicat ulang.Vibes-nya terasa sekali. Dia dan Vin pernah bercinta di kamar ini sebelumnya. Mungkin benar apa yang Vin katakan, jika dirinya berada di raga Maria selama hampir dua bulan.“Bicara apa?” Netranya terpejam, tapi tangannya merayap ke mana-mana. “Vin,” Briana mencubit dada bidang telanjang sang suami karena tangannya terus saja nakal bergerak ke sana sini. Vin mengaduh lebay, lantas menyudahi aksinya menggoda sang istri. Memeluk posesif pinggang ramping Briana. Membawanya merapat ke tubuhnya.“Jangan nempel-nempel.” Briana menerapkan jaga jarak yang sepertinya tak ada gunanya jika V

  • ISTRIKU BUKAN ISTRIKU   HARI PERTAMA

    Briana menatap rumah dengan tangga marmer putih membentang di hadapannya. Menuntunnya menuju sepasang pintu kembar yang megah, sudah terbuka untuk dirinya. Vin tak membayangkan apapun, tapi dirinya cukup terkejut melihat kehadiran Imelda di depan pintu, menyambut mereka.Satu persatu tangga dinaiki, hingga mereka tiba di gerbang rumah Vin. Dengan seorang wanita menatap hangat pada keduanya. Dalam rentang waktu selama ditinggal Vin dan Enzo, Imelda mulai menyadari akan sikapnya yang keliru selama ini.Hingga ketika waktunya tiba, Imelda bertekad untuk mengubah perilaku. Menjadi ibu dan nenek yang baik untuk anak dan cucunya. “Benvenuto a Milano, genero mio,” ucap Imelda. (Selamat datang di Milan, menantuku.)Vin cukup terkejut mendengar ucapan sang ibu, mengingat di masa lalu, sang ibu begitu memusuhi Maria. “Ini ibuku, Imelda Arturo.” Vin terpaksa mengenalkan Imelda. Toh dia tidak bisa memungkiri kalau Imelda memang wanita yang sudah melahirkannya. Briana menampilkan raut wajah b

  • ISTRIKU BUKAN ISTRIKU   CASA CELESTE

    “Hai, Vi. Namamu Via kan?” Via mengerutkan dahi ketika melihat seorang anak lelaki berjalan mendekatinya. Mereka ada di taman belakang sekolah Via. Via sendiri tengah bermain di sana sembari menunggu sang ayah menjemput. “Kakak yang hari itu ada di pernikahan Miss Ana kan?” Via menjawab sambil memicingkan mata. Si anak lelaki mengangguk, mengulurkan tangan lalu menyebutkan namanya, “Maher.”“Kak Maher ngapain di sini? Gak sekolah?” Via memicing melihat pakaian rapi Maher.“Aku ambil libur. Mau anter Enzo ke bandara.” Gerakan Via seketika berhenti. Bandara? Enzo pulang hari ini? Gadis kecil itu seketika menunduk, matanya berkaca-kaca.“Mau ikut? Nanti aku bisa bilang pada Kakek Martin untuk bawa kamu. Kita masih nungguin Kak Jeff yang lagi bujukin Kak Ai,” ajak Maher. Entah kenapa dia begitu lancang mengatakan hal itu.Enzo sudah mewanti-wanti Maher untuk tidak bicara pada Via soal kepulangannya. Namun Maher berpikir kalau ini sangat tidak adil untuk Via. Apa salahnya cuma mengat

  • ISTRIKU BUKAN ISTRIKU   MELUPAKANMU

    Briana terbangun dengan tubuh sakit. Rasanya pegal di semua bagian. “Astaga, duda gila,” gumam Briana. Dia meringis ketika mengubah posisi tidurnya. Pokoknya dia mau tidur seharian ini, bodo amat sama urusan lain.“Sudah bangun?” Vin bertanya dari arah pintu. Baru masuk sambil membawa nampan berisi makanan. Beuhh, aura duda baru buka puasa memang lain. Vin tampak segar dengan wajah glowing, secerah mentari pagi.Briana menaikkan selimutnya, sadar kalau dia belum berpakaian. “Sakit tidak?” Vin bertanya, sambil duduk di samping Briana.“Menurutmu?” Briana balik tanya. Senyum Vin melebar. “Sorry, agak lepas kendali,” cengir Vin tanpa dosa. Ha? Agak dia bilang. Kalau yang semalam Vin mengatakan agak lepas kendali, lalu yang betulan lepas kendali seperti apa.“Kalau semalam mode setengah lalu yang model full seperti apa?” ledek Briana.“Ya, bisa saja satu jam nonstop bisa lebih.” What? Briana melotot mendengar jawaban Vin. Semalam saja dia perlu rehat, mengambil jeda setidaknya seti

  • ISTRIKU BUKAN ISTRIKU   MALAM PEMBUKAAN

    Briana baru keluar dari kamar Enzo memeriksa sang putra yang ia khawatirkan akan tidur sekasur dengan Via. Briana menghela nafasnya lega, luar biasa. Enzo tidur di sofa dengan Via tidur di kasur.“Good night, Boy.” Briana mencium kening Enzo setelah mengambil selimut tambahan, memakaikannya di tubuh sang putra. Sama dengan Via, dia juga mengucapkan selamat malam, sembari mencium pipi anak asuhnya. Cukup sedih karena dalam beberapa hari dia akan meninggalkan negeri ini. Mengikuti langkah Vin yang sudah resmi jadi suaminya.“He, masih bertengkar saja.” Briana memergoki Ilario dan Emma yang masih berdebat. Padahal hari sudah malam. Ilario dan yang lain baru saja pulang dari misi. “Dia minta ayam geprek, di mana mau cari,” keluh Ilario.“Tidak mau nyari ya sudah. Masih ada Xuan ....”“Xuan terluka jangan diganggu dulu.” Emma menoleh, ini berita baru untuknya sebab dia baru saja bangun, gegara obat bius sialan yang sang suami berikan.“Geprekkan saja ayam goreng yang tadi. Kasih sam

DMCA.com Protection Status