"Kamu siapa? Ngapain ada di rumah istri saya?" tanya Richard."Istri? Mantan kali," sanggah Doni.Dia akhirnya tahu, kalau yang datang itu mantan suami Mya. Kini, giliran Doni yang bertanya, "Kamu, ngapain datang ke rumah calon istri saya?""Heh! Calon istri! Mya itu mau rujuk sama gue. Karena nggak akan ada lelaki yang mau menerima anak yang dikandung Mya," ucap Richard dengan pedenya."Aku mau kok. Kenapa kamu bisa sampai berpikir ke sana?" tanya Doni."Karena calon suami Mya terdulu juga begitu," jawab Richard."Aku ini pengecualian. Aku bisa menerima Mya dan juga anak Mya. Aku akan menganggapnya seperti anakku sendiri," tekan Doni."Minggir! Aku mau menemui Mya," tekan Richard.Doni pun membuka pintu apartemen lebih lebar supaya kedua orang itu bisa masuk. Lelaki itu juga mengambilkan Richard dan juga mamanya minuman."Mana Mya? Cepat kamu panggil Dia," titah Richard.Doni menghela nafas kasar. "Mya sedang sakit, dia baru saja beristirahat. Lebih baik, kamu menemuinya saat dia sud
"Mya," panggil lelaki yang sudah Mya hafal suaranya.Wanita hamil itu pun menoleh. Dia melihat, mantan suaminya sudah berada di dalam apartemennya. Padahal, Mya yakin kalau dia sudah menutup pintunya dengan baik setelah kepergian Doni tadi.Ya setelah beristirahat dan meminum obat yang dibelikan oleh Doni, keadaan Mya sudah membaik. Apalagi, ditambah perhatian dari duda tampan, membuat dia lebih cepat sembuh."Bagaimana Kakak bisa masuk? Bukannya pintunya sudah aku tutup tadi?" tanya Mya heran. "Dia datang bersamaku," terlihat Kevin berjalan di belakang Richard.Kevin pun duduk di ruang tamu. Sementara Richard, dia masih setia duduk di kursi rodanya. Mya pun membuatkan mereka teh hangat karena memang cuaca sedang mendung."Silahkan diminum," ucap Mya.Setelah meminum sedikit teh nya, Kevin pun mulai angkat bicara. "Mya, kedatangan kami kemari, karena Richard, ingin kamu tetap memegang perusahaan itu. Selain karena kondisi Richard yang tidak memungkinkan untuk kesana kemari, dia juga
"Mama, katakan! Apa benar, Mama pernah datang ke apartemen Mya?" tanya Kevin.Sejak di perjalanan tadi, dia sudah menduga, kalau mamanya yang menghina Mya."Iya! Kenapa, wanita itu melapor padamu dan menjelek-jelekkan Mama? Supaya kamu benci sama Mama gitu," tuduh Mama Denisa."Astaghfirullah Ma! Kenapa Mama bisa berpikiran seperti itu? Mya tidak pernah berkata apapun tentang Mama apalagi menjelek-jelekkan Mama. Dia hanya melarang Kevin datang ke apartemennya," ucap Kevin sambil mengacak rambutnya."Bagus dong! Biar dia sadar, wanita seperti dia tidak pantas mendapatkan lelaki perjaka dan kaya sepertimu," sahut Mama Denisa dengan sinis.Kevin pun duduk di hadapan sang Mama. Lelaki itu bahkan mencium kedua tangan mamanya. "Ma. kenapa Mama bisa berubah seperti ini? Bukankah sebelumnya Mama mendukung hubungan Kevin dengan Mya? Apa yang sebenarnya terjadi Ma? Apa Mya pernah berbuat salah sama Mama?" tanya Kevin penuh iba.Wanita paruh baya itu pun menghela nafas panjang. Dia menerawang men
"Ehem-ehem," suara deheman Richard membuyarkan perhatian Doni dan Mya."Maaf Bu, mengganggu, saya hanya minta tanda tangan saja," ucap Richard sungkan."Masuk saja, tadi kami sedang baca komen live streaming Mya," terang Doni yang tahu isi hati lelaki di hadapannya ini.Richard pun menjalankan kursi rodanya menuju ke meja Mya. Wanita itu pun memeriksa kembali laporan mantan suaminya sebelum wanita itu menandatanganinya."Mas, coba sini sebentar," panggil Mya pada Doni.Hati Richard seolah tercubit mendengar panggilan mantan istrinya pada Doni. Dulu, Mya hanya memanggilnya kakak. Namun, dia merasa tidak semesra ini."Ada apa?" tanya Doni."Coba kamu lihat!" Mya pun memberikan laporan itu.Mata Doni memicing melihat isi laporan yang dibawa oleh Richard. Lelaki itu pun mendekati Richard, kemudian menaruh laporan itu di hadapannya."Tolong kamu betulin di sini. Harusnya, kalau kita profit banyak, hasilnya tidak segini. Kamu cari, dimana letak salahnya," ucap Doni.Richard pun mengangguk.
"Lihat itu si Mya! Janda kegatelan yang mencoba menggaet duda kaya karena tak berhasil memilikimu," cibir Mama Denisa.Wanita paruh baya itu kesal setengah mati setelah kemarin berdebat dengan Siska musuh bebuyutannya. Wanita itu selalu menyombongkan putranya yang kaya itu. Padahal, hampir semua ibu-ibu yang ada di sana, putra dan putrinya sukses semua, tak terkecuali Mama Denisa."Punya menantu seperti Mya saja bangga," gerutunya dalam hati.Sementara Kevin, lelaki itu hanya bisa menahan amarahnya. Tidak mungkin kan, dia memarahi sang mama karena menghina wanita yang masih menempati tahta tertinggi di hatinya.Sementara itu, Lisa, gadis yang akan dijodohkan dengan Kevin hanya bisa terdiam. Dia sedikit minder dengan calom mertuanya. Mya yang artis terkenal saja dihinanya, lalu, apa kabar dirinya yang hanya seorang dosen biasa.Lisa memang anak seorang pengusaha kaya, tapi itu dulu, sebelum sang Papa meninggal karena kecelakaan. Perusahaan milik sang Papa akhirnya dijual karena tak ada
"Mya, apakah kamu mau menjadi istri Doni?" ulang Mama Siska."Mama yakin? Mama nggak mau punya menantu jan-da? Punya anak lagi?" tanya Mya penuh penekanan."Nggak Mya. Mama nggak malu. Janda atau perawan, bagi Mama tidak masalah. Yang penting, dia adalah wanita yang baik," jawab Mama Siska."Ma, maaf sebelumnya. Apa Mama sudah membicarakan hal ini pada Mas Doni?" tanya Mya."Hehehe, belum sih. Tapi, Mama yakin, Doni pasti setuju," jawab Mama Siska.Mya terdiam. Dia bukan tak ingin berumah tangga lagi. Cuma, dia butuh waktu untuk memutuskan semuanya."Mya pikir-pikir dulu ya Ma. Mya sudah pernah gagal berumah tangga. Dan Mya nggak ingin, apa yang Mya alami, terulang kembali," ucap Mya."Iya, Mama mengerti. Cuma, satu hal yang harus kamu tahu, Doni bukanlah lelaki yang seperti itu. Dia sangat bertanggung jawab dan tidak akan mungkin menyakiti wanita yang dia cintai," timpal Mama Siska.Mya mengangguk. "Iya Ma. Mya mengerti. Mya butuh waktu untuk memikirkan ini semua," ucapnya."Ya sudah
"Om, tolong selidiki wanita ini!" titah Kevin pada lelaki bertubuh gempal itu."Cantik, siapa dia?" tanya lelaki bernama Jack itu.Jack adalah seorang detektif yang biasa Kevin sewa untuk menyelidiki kasus yang sedang dia tangani."Wanita pilihan Mama. Dari awal gue lihat, kok gue agak sanksi. Cuma kan saya nggak bisa bantah Mama. Maka dari itu, sebelum gue nikahin dia. Gue mesti tahu bagaimana kehidupan dia sehari-hari," keluh Kevin."Tenang, Om bakalan bantu. Kasih tahu saja siapa nama lengkapnya," ujar Jack.Kevin pun memberikan data lengkap Lisa pada Jack. "Noh, semua datanya ada di flashdisk itu."Jack pun pamit. Sesampainya di mobil, lelaki itu mengambil laptopnya di jok belakang, kemudian menancapkan flashdisk itu. Dahinya mengerut saat membaca biodata wanita yang akan dia selidiki."Si Bos nggak salah milih wanita model beginian? Masih bagusan si Mya kemana-mana," gumamnya.Lelaki itu pun menuju ke kampus tempat Lisa mengajar. Dia sudah bertanya pada salah satu mahasiswa kalau
"Siska!""Denisa? Kamu, ngapain ada di sini?" tanya Siska dengan ketus.Tak ingin kalah, Denisa pun bertanya dengan nada sinis pada Siska. "Lalu, kamu sendiri, ngapain di sini?" "Loh, memangnya, kamu tidak tahu kalau Mya ini akan menjadi menantuku. Jadi, aku di sini, tentu saja mengunjungi cucu tampanku," jawab Siska tak kalah sinis.Denisa terdiam. Dia memang bersalah, karena sudah menyia-nyiakan Mya saat wanita itu ada di sisinya. Namun, dia tetap saja tak ingin menunjukkan kekalahannya. "Loh, kamu juga tidak tahu ya? Kalau Mya dan Kevin putraku itu bersahabat. Bahkan mereka dulu sering tidur bersama karena kelelahan mengerjakan tugas kuliah," ucap Denisa tak mau kalah."Yaelah, itu kan dulu. Yang penting, sekarang kan, Mya, jadinya sama anak saya. Bukan sama anak Jeng," balas Siska.Mya memutar bola matanya malas. Mama Siska dan juga Mama Denisa pasti tidak akan berhenti."Ma, kita makan yuk," ajak Mya.Kedua wanita itu pun mengikuti Mya ke ruang makan. Di sana pun, ternyata, per