BAB TUJUH

Aku berjalan dengan kebingungan, mencoba mencari tempat yang aman untuk bersembunyi. Sesekali aku menoleh ke belakang, memastikan tidak ada yang mengejarku. Namun, aku salah. Lili terus mengikutiku. Aku tahu dia mengira aku Selena Watson, dan sepertinya dia tidak akan menyerah begitu saja. 

“Aku yakin sekali dia Selena. Tidak mungkin aku salah. Wajahnya cantik, dan dia bersama pria kaya raya,” gumam Lili, yang terus mengikutiku dari belakang. 

“Selena! Apa itu kau, Selena Watson?” teriak Lili dengan keras saat aku tiba di taman belakang gedung yang sepi. 

Aku menghentikan langkahku, panik. “Sial, apa yang harus kukatakan padanya?” pikirku. Aku menunduk, berharap dia tidak mengenaliku. Tapi Lili sudah berdiri di depanku, kedua tangannya dilipat di dada, menatapku tajam. 

“Angkat wajahmu, gadis cantik,” katanya dengan nada serius. 

Dengan perlahan, aku mengangkat wajah. Tatapan Lili semakin tajam saat dia mendekat, memperhatikan penampilanku dari ujung kepala hingga kaki. 

“Selena? Kau berbohong padaku dan Sarah? Kami ini sahabatmu selama bertahun-tahun! Apa yang sebenarnya terjadi?” tuntut Lili dengan nada marah. 

“Maaf, Lili. Aku benar-benar tidak bermaksud membohongi kalian. Aku hanya... terpaksa,” kataku pelan, suaraku gemetar. 

“Terpaksa? Terpaksa melakukan apa?” tanya Lili, suaranya semakin tinggi.

“Aku terpaksa menjadi tunangan Cristian. Dia pria kaya raya itu. Cristian membayarku untuk berpura-pura menjadi tunangannya. Aku... menjual kebohongan ini kepada semua orang,” aku menjelaskan, suaraku penuh penyesalan. 

Mata Lili melebar, terkejut. 

“Tolong, Lili, jangan beritahu siapa pun. Aku melakukan ini karena aku butuh uang untuk melunasi hutang. Lagi pula, ini hanya berlangsung selama tujuh bulan. Setelah itu, aku dan Cristian akan berpisah,” jelasku, mencoba meyakinkannya. 

Lili terdiam, lalu mengangkat alis, tampak berpikir. 

“Tolong, Lili. Kumohon,” kataku, memegang kedua tangannya dengan penuh harap. 

“Tapi aku harus bicara dengan Sarah. Dia juga sahabatku,” jawabnya tegas. 

“Aku berjanji akan menemui kalian besok untuk menjelaskan semuanya. Tapi sekarang aku harus pergi. Cristian pasti sedang mencariku,” pintaku dengan wajah memohon.

“Baiklah, aku pegang janjimu,” jawab Lili, melangkah ke samping. Aku segera pergi menemui Cristian. 

Ketika aku tiba di pesta, aku melihat Cristian sedang menelepon seseorang. Aku berjalan cepat melewati kerumunan tamu. 

“Hei,” panggilku sambil memegang lengannya. 

“Dari mana saja kau?” tanya Cristian dengan suara pelan, tapi nadanya penuh kemarahan yang ditahan. 

“Maaf, tadi aku hanya pergi ke toilet,” jawabku pelan, mencoba meredakan kemarahannya. 

“Lain kali jangan lakukan itu lagi. Itu tidak sopan,” ucapnya dengan tegas. 

“Baik, Cristian. Maafkan aku,” aku menunduk, merasa bersalah. 

“Kau membuat kesalahan besar, Selena. Aku akan memberimu hukuman,” ucapnya dingin. 

Aku menatapnya dengan terkejut. “Apa? Hanya karena kesalahan kecil?” protesku. 

“Ikut aku sekarang,” katanya, menarik lenganku ke ruangan belakang. 

Di sana, dia menjelaskan bahwa ayahnya memarahinya karena sikapku yang pergi tanpa pamit. “Kau harus membersihkan kolam ikan di rumah,” katanya dengan nada licik. 

“Apa? Kolam ikan itu sangat besar! Aku bahkan tidak tahu caranya membersihkan kolam!” protesku. 

“Itu urusanmu. Cari tahu sendiri,” katanya dengan senyum sinis.

Aku ingin sekali memukulnya, tapi aku tahu aku tidak punya pilihan. Dia lalu menggandeng tanganku dan membawaku kembali ke pesta. 

Di depan Mark, ayah Cristian, aku meminta maaf. “Ayah, maafkan aku. Tadi aku pergi tanpa pamit karena masalah perut,” kataku dengan suara manis. 

Mark tersenyum puas. “Aku memaafkanmu, Selena. Dan aku sangat senang kau memanggilku ayah. Sebaiknya kalian menikah dalam waktu satu bulan,” katanya tegas. 

Aku terkejut mendengar keputusan itu, tapi aku hanya bisa diam. Cristian juga tampak tidak setuju, tapi dia akhirnya menyetujui keinginan ayahnya. 

“Satu bulan lagi aku akan menikah dengan Cristian? Tuhan, apa yang harus kulakukan?” batinku. Aku hanya bisa tersenyum palsu, berpura-pura bahagia di depan semua orang.