"Oh itu koper lama milikku dan isinya adalah barang barang tak bekas. Aku ingin menyumbang itu ke sebuah yayasan," ucap crhistian dengan tersenyum manis.
"Baiklah, Nanti jika ayah pulang akan ayah bawa koper itu dan langsung ayah serahkan ke yayasan. kau tidak usah repot repot lagi. Lagi pula lebih cepat lebih baik," ucap Mark dengan tegas. "Baik ayah," seru Christian dengan mengangguk angguk. Selena kini berwajah panik sekali. Tapi ia tidak bisa melakukan apa apa. Hatinya sungguh merasa begitu sedih. Kali ini ia benar benar kehilangan kenangan kenangan bersama orang tuanya. Semuanya telah Mark lihat. Ia merasa sudah yakin untuk menikahkan sang anak di rumah yang besar ini. "Baiklah, jadi ayah sudah menyiapkan semuanya. Kau hanya perlu memikirkan tanggal yang tepat di bulan ini. Kapan tanggal pernikahan akan di langsungkan kau harus memikirkan itu baik baik," jelas sang ayah. "Kalau begitu aku segera pergi," ucap ayah dan kini Lucas juga men"Lepaskan Julia. Kau ini wanita yang tidak pantas denganku," ucap Christian dengan kedua tangan melepaskan pelukan Julia. "Christian, kau pasti akan jatuh cinta denganku sampai mabuk. Ingat itu Christian priaku!" ucap Julia dengan tatapan dalam. Kini dirinya segera meninggalkan ruangan christian dengan langkah cepat. Ia berjalan melewati beberapa ruangan kantor dan akhirnya melihat punggung Selena. Segera saja tangannya dengan cepat memegang punggung Selena. "Hei kau!" seru Julia dengan tajam. Selena membalikkan badan sambil melepaskan tangan Julia dari pundaknya. "Kau tidak sopan sekali," Kata selena dengan tatapan tajam. "Oh maaf, aku juga sangat jijik saat menyentuhmu tadi," ucap Julia dengan membersihkan telapak tangannya dengan cara menggosoknya. "Dasar aneh," ucap Selena dengan melirik kesal. "Sebenarnya kau ini siapa? Kenapa kau tiba tiba akan menikah dengan chirstian? Apa pekerjaanmu? Apa kau mempunyai bisnis dengan k
Lucas dengan cepat membuntuti Selena. Karena rasa penasaran yang ada di benak Lucas terus saja menyerang. Lucas berjalan dengan hati hati agar Selena tidak melihatnya. "Selena mengatakan kepadaku jika dia ingin ke toilet. Tapi kenapa dia menuju ke jalan ini?" tanya Lucas dengan heran. Kini ia melihat lagi Selena yang sedang berjalan di jalanan yang mulai sepi. Sampai di sana terlihat Selena sedang bercakap dengan dua orang pelayan penjual ramen. "Hah? Bukankah Selena mengatakan jika dia tidak mengenal pelayan ramen itu? Kenapa selena tiba tiba menemui pelayan itu? " tanya Lucas di dalam hatinya. Kedua mata kecil Lucas menyipit. Pria berkulit hitam dengan bibir kecil yang manis itu kini lebih mendekat ke arah selena agar ia bisa mendengar percakapan Selena. "Kau harus memberikan uang tutup mulut lagi kepada kami berdua selena!" Bentak lili dengan kedua mata tajam. "Apa? Tapi aku sudah memberikan kalian uang tutup mulut sebanyak seratus ribu dollar. Itu uang yang bany
Selena kini terlihat diam. Ia memandang Sarah dan juga lili kedua sahabatnya itu yang telah membuatnya hancur. "Aku bisa menjelaskan ini semua kepadamu Lucas," ucap Selena dengan tegas lalu menelan ludah. Ia takut dengan respon Lucas selanjutnya. "Ya tentu saja kau harus menjelaskan semuanya kepadaku," ucap Lucas dengan tatapan marah. "Hei sebenarnya siapa dirimu?" tanya gadis berambut keriting bernama lili. "Dia Lucas, dia adalah adik dari Christian," ucap Selena. Lili melihat penampilan Lucas dengan rendahan. "Oh baguslah, jika kau sudah tahu kebohongan dari selena. Setelah itu aku akan membongkar kebohongan Selena kepada tuan besar Mark. Itu pasti akan sangat membuat tuan besar Mark marah besar. Bukan begitu Sarah?" lili melirik Sarah sambil melihat kedua tangannya. "Jangan! Aku mohon jangan lakukan itu," ucap Selena dengan mata berkaca kaca. "Selena Selena, kalau kau tidak mau aku dan Sarah membocorkan kebohonganmu. Maka berikan kami berdua uang tutup mu
Lucas berdiri tegap di balkon apartemennya yang luas, mata coklatnya terpaku pada pemandangan malam Kota New York yang megah. Cahaya gemerlap dari gedung-gedung tinggi menciptakan panorama yang begitu indah. Wajahnya, yang mirip dengan Jaden Smith, dipenuhi oleh ekspresi kekaguman dan cinta pada malam yang indah ini. Dalam hatinya, Lucas merenung tentang Selena, gadis yang telah mencuri hatinya. Selena, dengan wajah imutnya, telah menjadi pusat perhatiannya. Ia mengingat saat mereka bersama, ketika Selena mencoba memakan kaviar untuk pertama kalinya. Senyum manis Selena yang memancar begitu cerah di tengah keramaian Kota New York menjadi kenangan yang tak terlupakan baginya.Lucas sangat terpukau oleh kepribadian kuat Selena. Sebagai yatim piatu, Selena adalah contoh nyata perempuan pekerja keras yang telah mengatasi berbagai rintangan dalam hidupnya. Melihatnya berjuang dalam kesendirian membuatnya semakin jatuh cinta pada Selena. "Apakah aku jatuh cinta dengan Selena?" tanya
Kitty menengok diikuti dengan rambut indah berwarna pirang yang bergelombang. "Oh Christian," seru Kitty dengan melangkah diiringi suara sepatu hak yang tinggi. Kini ia lebih dekat dengan pujaan hatinya. "christian, aku tahu ini mungkin tidak pantas, tapi aku sangat merindukanmu. Aku ingin melihatmu lagi," ucap Kitty dengan nada yang begitu manja. "Apa yang kau harapkan, Kitty? Aku sibuk dengan dekorasi pernikahanku dan Selena. Kau tahu, hidupku telah berubah sekarang," ucap Christian tersenyum sinis. "Aku tahu, Christian, tapi aku merindukan saat-saat di kantor ketika kau memuji dan membelaiku, Kau selalu begitu perhatian. Aku juga ingin mengulang saat indah di hotel bersamamu Christian," Kitty mengelus lengan Christian dengan lembut. Mendengar itu Christian begitu muak. Ia mendengus kesal. "Kitty, itu dulu. Sekarang, aku sudah berkomitmen dengan Selena. Kamu hanya sekretaris, bukan lebih dari itu," ucap Christian dengan tegas. Mendengar ucapan itu, Kitty
"Halo sayang? Kau menelponku? Ya Tuhan aku sangat senang sekali akhirnya kau menelponku. Bagaimana sayang? Apa kau baik baik saja? Kebakaran itu sangat mengerikan sekali," ucap Kitty dengan nada prihatin. "Dasar licik! Mengakulah kitty bahwa kau yang membuat kehancuran pesta pernikahan aku ini!" "Apa kau bilang? Aku? Kau menuduh aku? Ya Tuhan, Christian aku tidak jahat seperti yang kau tuduhkan. Aku bahkan sangat menyayangimu Christian. Bagaimana mungkin aku membuatmu celaka," "Jangan mengelak Kitty! Semuanya ada di cctv . Aku sudah melihatnya. Hanya kau yang aku curigai," ucap Christian dengan yakin. "Kau mencurigai aku atas dasar apa? Perlihatkan kepadaku jika memang aku adalah orang yang mengacaukan acara pernikahanmu," seru Kitty dengan kemarahan. "Hei! Aku memang tidak mempunyai bukti bahwa kau adalah pelakunya. Tapi hanya kau yang berpenampilan berbeda. Kau terlihat mencolok dengan penampilanmu itu . Beberapa orang juga melihatmu dengan tatapan tajam. Kau juga t
Aku melangkah mundur dengan pelan. Hatiku rasanya remuk. Suara dengan nada tinggi itu sangat membuat aku kaget sekali. Kini aku hanya bisa menatap Lucas yang berada di kursi roda. Akhirnya tanganku menutup pintu berwarna putih itu dengan pelan. Mataku melihat dengan tatapan kosong. Entah kenapa hati ini rasanya lemas sekali. Padahal aku ke rumah sakit ini berniat baik. Aku peduli dengan Lucas. Tapi kenapa dia malah membentakku seperti itu? Aku menghela nafas dengan berat saat sampai di gerbang rumah sakit. Aku masih ingat betul dengan kondisi Lucas yang begitu menyedihkan. Aku berharap aku bisa mengunjungi Lucas lagi dan aku juga berharap dia bisa menerima aku sebagai orang yang menyemangati dirinya. Ketika aku akan berjalan keluar tiba tiba saja mobil hitam mengagetkanku. Pintu mobil itu tepat di depanku yang sedang berdiri. Aku mengerutkan dahi. Karena aku tidak tahu siapa yang mengendarai mobil itu. "Masuklah nyonya Selena," ucap seorang laki laki dengan setelan jas.
SELENA'S POV Aku membuka mata dengan pelan. Jendela kamarku terbuka lebar. Sial, itu pasti karena Christian. Apa dia masuk ke dalam kamarku? Oh ya, aku lupa menguncinya dengan rapat. Ya tuhan, aku takut sekali pasti dia bersikap nakal ketika aku tidur pulas. Ini tidak bisa di biarkan saja . Aku harus memarahinya. Segera kakiku turun dari ranjang. Aku memakai sandal berbulu tebal. Pakaianku masih memakai baju tidur berbahan satin. Dress tidur ini memang sangat nyaman untuk digunakan saat tidur. "Hah? Kenapa ramai sekali di ruang tengah?" Aku melihat beberapa orang di sana. Semuanya terlihat begitu sibuk. Kulihat Christian juga sedang memakai baju setelan jas berwarna silver. Ia juga sedang di make up oleh seorang wanita. Sebenarnya akan ada acara apa ini? Kenapa ramai sekali. Apa Christian akan menghadiri acara khusus? Lalu dia tidak mengajakku? Ya aku juga belum mandi sekarang. Bahkan aku baru saja bangun. "Nyonya Selena, anda sudah bangun," Aku menengok kaget me
"Sabrina keluar dari apartemen ini sekarang juga!" July perempuan gendut itu menggedor gedor pintu dengan emosi. Anak kecil yang ada di dalam apartemen itu berlari kencang menghampiri sang kakak. "Kakak siapa itu? Aku takut," rengeknya sambil memeluk gadis berusia enam belas tahun. "Kau tetap disini ya. Duduklah," Sabrina memegang pundak adiknya sesaat. Lalu segera pergi menuju ke arah pintu. Tangannya membuka pintu dengan gementar. Ia sungguh takut sekali. "Bisakah kau pelan pelan," ucap Sabrina memohon. "Kau itu telah menunggak sewa apartemen selama tiga bulan! Dasar miskin!" Si gendut itu benar benar marah. "Maafkan aku July. Aku akan melunasinya. Tapi nanti," "Kau itu tidak bisa aku andalkan. Sudahlah pergi sekarang juga! Ayo cepat kemasi barang barangmu!" July menerobos masuk membuat Jason terlihat ketakutan. "Jangan sentuh barang barangku July. Aku pasti kan keluar dari sini!" bentak Sabrina di saat tangan July melempar keluar rak sepatu dan stand han
Lucas dan Kitty merasakan kerasnya kenyataan penjara sejak mereka pertama kali memasuki sel mereka. Kitty, yang terbiasa dengan gaya hidup mewah, mendapati dirinya terjebak dalam keadaan yang sangat berbeda. Di penjara wanita, ia hanya bisa duduk di sudut selnya, meratapi nasibnya yang kini terkungkung oleh jeruji besi.Kitty merasa seolah-olah telah kehilangan segalanya. Kepahitan menguasai hatinya, dan kesedihan menyakiti harga dirinya. Makanan penjara yang disajikan tidak mencerminkan kemewahan yang biasa ia nikmati. Ia menatap hidangan di depannya dengan wajah penuh kekecewaan, merindukan rasa dan kualitas yang sudah lama menjadi bagian dari gaya hidupnya.Sementara Kitty mencoba menahan air matanya menghadapi makanan yang tidak menggugah selera, seorang petugas penjaga dengan tatapan tajam mengamatinya. Suasana dingin di penjara membuatnya merasa terasing dan terjebak. Kitty merasa seolah-olah dunianya runtuh, dan sekarang, ia harus menghadapi akibat dari tindakan buruknya.Malam
Angin malam bertiup lembut di sekitar rumah mewah Christian dan Selena saat mereka kembali dari liburan yang diisi dengan kenangan manis. Cahaya bulan purnama menerangi taman yang indah, memberikan sentuhan magis pada malam yang seharusnya penuh kedamaian.Namun, semuanya berubah begitu mereka pulang dan melihat kepulan asap hitam yang meloncat-loncat di langit-langit. Hati mereka berdetak kencang saat mereka mendekati rumah mewah mereka, dan ketika mereka memasuki halaman, mata mereka langsung terbelalak kaget.Api merah menyala dan membara, melahap setiap sudut rumah mereka yang dulu begitu indah. Percikan api menerpa langit-langit, dan knalpot bergegas dari truk pemadam kebakaran di kejauhan. Christian dan Selena bersandar di mobil mereka, pandangan terpaku pada rumah mereka yang tengah dilalap oleh kobaran api."Apa yang terjadi?" Christian berbisik, suaranya penuh dengan kebingungan dan kesedihan.Selena hanya bisa menangis, hatinya hancur melihat rumah impian mereka menjadi jend
Rumah besar dengan desain yang modern menyambut Selena dengan keanggunan dan kemewahan. Begitu ia melangkah masuk, seorang pelayan dengan pakaian rapi menyambutnya dan mengajaknya menuju ruang tamu yang luas. Selena duduk di sofa yang nyaman, mengamati sekeliling yang dipenuhi dengan karya seni dan furnitur elegan."Rumah ini masih sama saat aku dan Christian berada disini," ucap Selena di dalam hati yang diam diam merindukan saat dulu.Pelayan ramah itu memberitahu Selena bahwa tuan rumah akan segera menyambutnya, dan ia diminta untuk menunggu sebentar. Dalam keheningan yang mewah, Selena merenung, merasakan ketegangan dalam suasana yang seolah-olah terkandung di udara.Tak lama kemudian seorang pria tua yang berwibawa melangkah mendekat ke ruang tamu. Itu adalah Mark, ayah dari Christian. Sorot matanya penuh dengan campuran kebahagiaan dan kesedihan saat melihat Selena. Mark menyambutnya dengan senyuman hangat."Selena, betapa senangnya saya bisa bertemu denganmu lagi setelah begitu
Suasana di restoran di New York begitu hangat dan elegan. Cahaya lampu gemerlap menyelimuti setiap sudut, menciptakan atmosfer yang romantis dan nyaman. Meja yang ditempati oleh Selena dan Cody dihiasi dengan lilin kecil yang memancarkan cahaya lembut.Cody duduk di kursi dengan senyuman tulus di wajahnya, walaupun ia mengalami kebutaan. Asistennya yang setia berada di sebelahnya, membantunya dengan penuh kehati-hatian. Pelayan yang profesional dengan sigap menyusun peralatan makan di depan Cody, memastikan semuanya berada di tempat yang tepat.Selena, dengan senyuman hangat, duduk di seberang Cody. Rambutnya yang tergerai indah dan gaun malamnya memberikan kesan elegan. Mata mereka bertemu, dan dalam keheningan sejenak, terasa keajaiban pertemuan di antara mereka."Selena, aku sangat senang kita bisa bertemu lagi. Maafkan aku atas segala kesalahanku di masa lalu."Selena tersenyum lembut, "Cody, kita semua pernah melakukan kesalahan. Yang penting, kita belajar darinya dan menjadi leb
"Ayah maafkan aku, aku mohon ayah," Christian mendekat kepada sang ayah dan bersujud di kaki sang ayah untuk memohon maaf.Melihat itu Lucas sangat merasa menang. Sementara Selena menatap Lucas."Lucas benar benar jahat sekali. Pasti ini adalah balas dendam Lucas. Karena cintanya di tolak oleh aku," ucap Selena di dalam hatinya dengan amarah."Berdirilah Christian," ucap Mark dengan mengangkat kedua lengan Christian.Sementara di dalam hati Selena sangat takut. Ia takut akan di usir oleh Mark. Karena sudah menjadi istri kontrak Christian. Kebohongannya sudah terungkap. Selena benar benar merasa takut. Ia sudah mengira bahwa sebentar lagi pasti ia akan di usir dari rumah ini.. "Aku ingin kalian tahu bahwa sebenarnya aku sudah mengetahui sejak lama tentang pernikahan kalian menikah kontrak," ucap Mark membuat ketiga orang di depannya itu membelalak."Koper yang ada di kamar crhistian. Itu adalah koper Selena kan? Banyak barang barang Selena di sana. Sejak saat itu saat ayah membuka kop
Dengan langkah-langkah yang berat, Lucas membuka pintu kamar hotelnya. Tatapan matanya penuh dengan amarah yang menyala, dan langkah kakinya terdengar menghantam lantai dengan keras. Pintu terbuka dengan kekuatan yang tidak biasa, seakan mencerminkan kekuatan amarah yang terpendam. Wajah Selena terlintas di benaknya saat mengatakan kata maaf dan penolakan cinta. Lucas sangat marah sekali dengan Selena.Kini Kamar hotel yang sebelumnya rapi dan nyaman seketika berubah menjadi medan perang pribadi. Lucas, pria berkulit hitam dengan pesona khasnya, mulai membanting segala sesuatu yang ada di hadapannya. Koper terbang terlempar begitu saja, lampu meja pecah menjadi serpihan kecil, dan tirai jendela terlepas dari tempatnya. Ruangan itu seolah menjadi saksi bisu dari kehancuran yang diakibatkan oleh patah hati."Selena? Kenapa kau melakukan itu kepadaku Selena?" Teriak Lucas dengan kehancuran.Semua kenangan manis dengan Selena seperti hantu yang menghantui Lucas, merayapi setiap sudut piki
Suasana taman kota yang sepi menyambut kehadiran Selena yang tengah terhempas dalam keputusasaan. Air mata mengalir deras dari matanya yang sayu, menciptakan jejak kesedihan di wajahnya yang pucat. Selena merenungi betapa dirinya menjadi sebab terjadinya pertengkaran hebat antara dua pria kakak beradik, Christian dan Lucas. Hatinya hancur karena perasaan bersalah, merasa menjadi pemicu konflik di antara kakak beradik tersebut. Ia menangis bukan hanya karena kehilangan dirinya sebagai objek pertarungan, tetapi juga karena kesedihan melihat kedua pria yang pernah bersahabat, kini terluka dan babak belur.Sambil duduk di bangku taman yang dingin, Selena meratapi nasibnya yang rumit. Meski seharusnya menikah dengan Christian berdasarkan kontrak demi melunasi hutangnya pada pihak peminjam, Selena merasa terjebak dalam keputusan yang sulit. Ia menyadari bahwa cinta sejati tidak bisa dipaksakan, dan terkadang pengorbanan terbesar adalah hati seseorang. Meskipun Christian adalah pilihan yang
Lucas dan Selena menikmati suasana taman kota Paris yang begitu indah saat mereka berdua bersepeda. Angin sepoi-sepoi di Paris membuat perjalanan mereka semakin menyenangkan. Lucas tertawa riang, "Selena, siapa sangka kita bisa bersepeda bersama di Paris?"Selena tersenyum, "Iya, ini sungguh luar biasa. Terima kasih, Lucas, sudah mengajakku kesini."Mereka berdua bersepeda tanpa arah yang pasti, hanya menikmati momen kebersamaan. Sambil menikmati pemandangan indah, Lucas tiba-tiba berkata, "Aku senang bisa bertemu denganmu di sini, Selena. Paris memang kota romantis, dan bagiku, momen ini menjadi lebih istimewa bersamamu."Selena tersenyum simpul, "Aku juga senang bisa bersamamu, Lucas. Kau selalu membuat hari-haraku lebih cerah."Lucas mengangguk, lalu melanjutkan, "Sejujurnya, Selena, aku merasa beruntung bisa dekat denganmu. Kau istimewa bagiku."Selena tersenyum tipis, "Lucas, kau juga istimewa bagiku. Kita memang teman yang baik."Mereka melanjutkan perjalanan dengan tawa dan obr